Anda di halaman 1dari 18

KEPERAWATAN ANAK II

“ASUHAN KEPERAWATAN GLOMERULUSNEFRITIS CRONIC


(GNC)”

DISUSUN OLEH :

Kelompok

Dini Yuliarti 21117040


Eka Kurnia Sari 21117046
Aef Abdul Hidayat 21117003
Andi Apriyanti 21117011
Della Apriyanti 21117032

Dosen Pembimbing :

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKes MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wata’ala atas segala anugerah dan
kenikmatan yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak II dengan membahas tentang Asuhan
Keperawatan Glomerulusnefritis Cronic (GNC). Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas Mata
kuliah Keperawatan Anak II. Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Stikes
Muhammdiyah Palembang.
Kami menyadari bahwa di dalam penyusunan tugas ini, tidak sedikit
hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari pula bahwa kelancaran
dalam penyusunan tugas ini tidak lain berkat rahmat dari Allah Subhanahu
wata’ala. Kemudian bantuan, dorongan dan bimbingan rekan-rekan juga
memudahkan kami sehingga kendala-kendala yang dihadapi dapat teratasi dengan
baik. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan dan semua pihak
yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam
penulisan makalah ini. Selanjutnya, kami merasa dalam penyusunan makalah ini,
masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi yang tersaji
mengingat keterbatasan kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan penyusunan
makalah ini.
Kami berharap semoga Allah Subhanahu wata’ala memberikan imbalan yang
sebesar-besarnya pada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan
dan bimbingan kepada kami. Amiin ya Rabbal ‘alamiin.

Palembang, September 2019


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Glomerulonefritis merupakan penyebab utama terjadinya gagal ginjal
tahap akhir dan tingginya angka morbiditas baik pada anak maupun pada
dewasa (Buku Ajar Nefrologi Anak, edisi 2, hal.323, 2002). Terminologi
glomerulonefritis yang dipakai disini adalah untuk menunjukkan bahwa
kelainan yang pertama dan utama terjadi pada glomerulus, bukan pada struktur
ginjal yang lain. Glomerulonefritis merupakan penyakit peradangan ginjal
bilateral.
Glomerulonefritis merupakan penyakit peradangan ginjal bilateral.
Peradangan dimulai dalam gromleurus dan bermanifestasi sebagai proteinuria
dan atau hematuria. Meskipun lesi utama pada gromelurus, tetapi seluruh
nefron pada akhirnya akan mengalami kerusakan, sehingga terjadi gagal
ginjal. Penyakit yang mula-mula digambarkan oleh Richard Bright pada tahun
1827 sekarang diketahui merupakan kumpulan banyak penyakit dengan
berbagai etiologi, meskipun respon imun agaknya menimbulkan beberapa
bentuk glomerulonefritis.
Gejala glomerulonefritis bisa berlangsung secara mendadak (akut) atau
secara menahun (kronis) seringkali tidak diketahui karena tidak menimbulkan
gejala. Gejalanya dapat berupa mual-mual, kurang darah (anemia), atau
hipertensi. Gejala umum berupa sembab kelopak mata, kencing sedikit, dan
berwarna merah, biasanya disertai hipertensi. Penyakit ini umumnya (sekitar
80%) sembuh spontan, 10% menjadi kronis, dan 10% berakibat fatal.
Indonesia pada tahun 2005, melaporkan adanya 170 pasien yang dirawat di
rumah sakit pendidikan dalam 12 bulan. Pasien terbanyak dirawat di Surabaya
(26,5%), kemudian disusul berturut-turut di Jakarta (24,7%), Bandung
(17,6%), dan Palembang (8,2%). Pasien laki-laki dan perempuan berbanding 2
: 1 dan terbanyak pada anak usia antara 6-8 tahun (40,6%).
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Glomerulusnefritis Cronic (GNC) ?
2. Apa Etiologi Glomerulusnefritis Cronic (GNC) ?
3. Apa saja Klasifikasi Glomerulusnefritis Cronic (GNC) ?
4. Bagaimana Manifestasi Klinis Glomerulusnefritis Cronic (GNC) ?
5. Bagaimana Patofisiologi Glomerulusnefritis Cronic (GNC) ?
6. Apa saja Komplikasi Glomerulusnefritis Cronic (GNC) ?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang Glomerulusnefritis Cronic (GNC) ?
8. Apa saja Penatalaksanaan Glomerulusnefritis Cronic (GNC) ?
9. Bagaimana Asuhan Keperawatan Glomerulusnefritis Cronic (GNC) ?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa Ilmu Keperawatan mengetahui apa itu mulai dari
pengertian Glomerulusnefritis Cronic (GNC) sampai asuhan keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui apa Pengertian Glomerulusnefritis Cronic (GNC) ?
b. Untuk mengetahui apa Etiologi Glomerulusnefritis Cronic (GNC) ?
c. Untuk mengetahui apa saja Klasifikasi Glomerulusnefritis Cronic
(GNC) ?
d. Untuk mengetahui bagaimana Manifestasi Klinis Glomerulusnefritis
Cronic (GNC) ?
e. Untuk mengetahui bagaimana Patofisiologi Glomerulusnefritis Cronic
(GNC) ?
f. Untuk mengetahui apa saja Komplikasi Glomerulusnefritis Cronic
(GNC) ?
g. Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan penunjang Glomerulusnefritis
Cronic (GNC) ?
h. Untuk mengetahui apa saja Penatalaksanaan Glomerulusnefritis Cronic
(GNC) ?
i. Untuk mengetahui bagaimana Asuhan Keperawatan
Glomerulusnefritis Cronic (GNC) ?

D. Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini menggunakan metode deskriktif dimana penulis
mencari refrensi Glomerulusnefritis Cronic (GNC) dari literatur buku dan
internet.

E. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini kelompok mengemukakan latar belakang, rumusan
masalah, tujuan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORI
Bab ini menjelaskan semua tentang landasan teori dan Asuhan
Keperawatan yang berhubungan langsung dengan materi
Glomerulusnefritis Cronic (GNC)
BAB III : PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari tinjauan teori serta saran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Glomerulonefritis ialah reaksi imunologis pada ginjal terhadap bakteri atau
virus tertentu. Terjadi akibat infeksi kuman streptococcus. Sering ditemukan
pada usia 3-7 tahun (pada awal usia sekolah). Lebih sering mengenai anak
laki-laki dari pada wanita dengan perbandingan 2 : 1 (Mansjoer, dkk. 2000 ).
Glomerulonefritis kronik adalah peradangan lama di sel-sel glomerolus.
Kelainan ini dapat terjadi akibat glomerolus akut yang tidak membaik atau
timbul secara spontan (Arif, dkk 2011).
Glomerulusnefritis Cronic (GNC) ditandai oleh kerusakan glomerulus
secara progresif lambat akibat glomerulonefritis yang sudah berlangsung lama.
Penyakit cenderung timbul tanpa diketahui asal usulnya, dan biasanya baru
ditemukan pada stadium yang sudah lanjut, ketika gejala-gejala insufisiensi
ginjal timbul. Pada pengkajian ditemukannya klien yang mengalami
glomerulonefritis kronik bersifat incidental pada saat pemeriksaan dijumpai
hipertensi atau peningkatan kadar BUN dan kreatinin serum (Mutaqqin dan
Sari, 2012).
Glomerulusnefritis Cronic (GNC) adalah suatu kondisi peradangan yang
lama dari sel-sel glomerulus dengan diagnosis klinis berdasarkan
ditemukannya hematuria dan proteinuria yang menetap. Glomerulusnefritis
Cronic (GNC) sering timbul beberapa tahun setelah cedera dan peradangan
glomerulus subklinis yang disertai oleh hematuria (darah dalam urine) dan
proteinuria (protein dalam urine) ringan (Mutaqqin dan Sari, 2012; Mansjoer,
et al., 2000). Jalan penyakit GNC dapat berubah-ubah. Ada pasien yang
mengalami gangguan fungsi minimal dan merasa sehat. Perkembangan
penyakitnya juga perlahan. Walaupun perkembangan penyakit GNC perlahan
atau cepat, keduanya akan berakhir pada penyakit ginjal tahap akhir
(Baradero, 2008).
B. Etiologi
Penyebab dari penyakit glomerulunefritis kronik yaitu (Mutaqqin, dkk 2012) :
a. Lanjutan GNA (Glomerulusnefritis Akut), seringkali tanpa riwayat infeksi
(Streptococcus beta hemoliticus group A)
b. Keracunan (timah hitam, tridion)
c. Penyakit sipilis
d. Diabetes mellitus
e. Trombosis vena renalis
f. Hipertensi kronik
g. Penyakit kolagen
h. Penyebab lain yang tidak diketahui yang ditemui pada stadium lanjut.
Penyakit ini ditemukan pada semua usia, tetapi sering terjadi pada usia
awal sekolah dan jarang pada anak yang lebih muda dari 2 tahun. Lebih
banyak pria daripada . Timbulnya Glomerulusnefritis Cronic (GNC)
didahului oleh akut (infeksi ekstra renal, terutama di traktus respiratorius
atau saluran napas bagian atas dan kulit oleh kuman streptococus beta
hemolitikus gol A). Faktor lain yang dapat menyebabkan adalah faktor
iklim, keadaaan gizi, keadaan umum dan alergi.

C. Klasifikasi
1. Glomerulonefritis Primer
a. Glomerulonefritis membranoproliferasif
Suatu glomerulonefritis kronik yang tidak diketahui etiologinya
dengan gejala yang tidak spesifik, bervariasi dari hematuria
asimtomatik sampai glomerulonefitis progresif. 20-30% pasien
menunjukkan hematuria mikroskopik dan proteinuria, 30 % berikutnya
menunjukkan gejala glomerulonefritis akut dengan hematuria nyata dan
sembab, sedangkan sisanya 40-45% menunjukkan gejala-gejala
sindrom nefrotik. Tidak jarang ditemukan 25-45% mempunyai riwayat
infeksi saluran pernafasan bagian atas, sehingga penyakit tersebut
dikira glomerulonefritis akut pasca streptococcus atau nefropati IgA.
b. Glomerulonefritis membranosa
Glomerulonefritis membranosa sering terjadi pada keadaan tertentu
atau setelah pengobatan dengan obat tertentu. Glomerulopati
membranosa paling sering dijumpai pada hepatitis B dan lupus
eritematosus sistemik. Glomerulopati membranosa jarang dijumpai
pada anak, didapatkan insiden 2-6% pada anak dengan sindrom
nefrotik. Umur rata-rata pasien pada berbagai penelitian berkisar antara
10-12 tahun, meskipun pernah dilaporkan awitan pada anak dengan
umur kurang dari 1 tahun. Tidak ada perbedaan jenis kelamin.
Proteinuria didapatkan pada semua pasien dan sindrom nefrotik
merupakan 80% sampai lebih 95% anak pada saat awitan, sedangkan
hematuria terdapat pada 50-60%, dan hipertensi 30%.
2. Glomerulonefritis sekunder
Golerulonefritis sekunder yang banyak ditemukan dalam klinik yaitu
glomerulonefritis pasca streptococcus, dimana kuman penyebab tersering
adalah streptococcus beta hemolitikus grup A yang nefritogenik terutama
menyerang anak pada masa awal usia sekolah. Glomerulonefritis pasca
streptococcus datang dengan keluhan hematuria nyata, kadang-kadang
disertai sembab mata atau sembab anasarka dan hipertensi.

D. Manifestasi Klinik
Glomerulusnefritis Cronic (GNC) ditandai dengan kerusakan glomerulus
secara progresif lambat akibat glomerulusnefritis yang berlangsung lama.
Gejala utama yang ditemukan adalah (Mutaqqin, dkk 2012) :
a. Kadang-kadang tidak memberikan keluhan sama sekali sampai terjadi
gagal ginjal
b. Hematuria (kencing bercampur darah)
c. Edema pada bagian wajah biasanya sekitar mata (kelopak),
d. Penurunan kadar albumin (hipoalbuminemia)
e. Peningkatan suhu badan
f. Sakit kepala, lemah, gelisah
g. Mual, tidak ada nafsu makan, berat badan menurun
h. Ureum dan kreatinin meningkat
i. Proteinurea
j. Suhu subfebril
k. Kolesterol darah naik
l. Fungsi ginjal menurun
m. Ureum meningkat + kreatinin serum
n. Anemia
o. Selalu merasa haus dan miksi pada malam hari (nokturia)

E. Patofisiologi
Penderita biasanya mengeluh tentang rasa dingin, demam, sakit kepala,
sakit punggung, dan udema (bengkak) pada bagian muka biasanya sekitar
mata (kelopak), mual dan muntah-muntah. Pada keadaan ini proses kerusakan
ginjal terjadi menahun dan selama itu gejalanya tidak tampak. Akan tetapi
pada akhirnya orang-orang tersebut dapat menderita uremia (darah dalam air
seni) dan gagal ginjal. Ginjal merupakan salah satu organ paling vital dimana
fungsi ginjal sebagai tempat membersihkan darah dari berbagai zat hasil
metabolisme tubuh dan berbagai racun yang tidak diperlukan tubuh serta
dikeluarkan sebagai urine dengan jumlah setiap hari berkisar antara 1-2 liter.
Selain fungsi tersebut, ginjal berfungsi antara lain mempertahankan kadar
cairan tubuh dan elektrolit (ionion), mengatur produksi sel-darah merah.
Begitu banyak fungsi ginjal sehingga bila ada kelai kelainan yang
mengganggu ginjal, berbagai penyakit dapat ditimbulkan (Gelly, dkk .2002).
Glomerulonefritis merupakan berbagai kelainan yang menyerang sel-sel
penyerang ginjal (sel glomerulus). Glomerulonefritis menahun adalah
penyakit paling sering menimbulkan gagal ginjal dikemudian hari. Kelainan
ini terjadi akibat gangguan utama pada ginjal (primer) atau sebagai komplikasi
penyakit lain (sekunder), misalnya komplikasi penyakit diabetes mellitus,
keracunan obat, penyakit infeksi dan lain-lain. Pada penyakit ini terjadi
kebocoran protein atau kebocoran eritrosit.
Glomerulonefritis merupakan penyebab utama terjadinya gagal ginjal
tahap akhir dan tingginya angka morbiditas baik pada anak maupun pada
dewasa. Sebagian besar glomerulonefritis bersifat kronik dengan penyebab
yang tidak jelas dan sebagian besar tampak bersifat imunologis.
Glomerulonefritis menunjukkan kelainan yang terjadi pada glomerulus,bukan
pada struktur jaringan ginjal yang lain seperti misalnya tubulus, jaringan
interstitial maupun sistem vaskulernya.

F. Komplikasi
Komplikasi dari Glomerulonefritis adalah (Gelly, dkk .2002) :
a. Oliguri sampai anuria
Oliguri dan anuria yang dapat berlangsung 2-3 hari. Terjadi sebagai
akibat berkurangnya filtrasi glomerulus. Gambaran seperti insufisiensi
ginjal akut dengan uremia, hiperfosfatemia, hyperkalemia dan hidremia.
Walaupun oliguria atau anuria yang lama jarang terdapat pada anak, jika
hal ini terjadi diperlukan peritoneum dialysis (bila perlu).
b. Ensefalopati hipertensi
Merupakan gejala serebrum karena hipertensi. Terdapat gejala berupa
gangguan penglihatan, pusing, muntah dan kejang-kejang. Hal ini
disebabkan karena spasme pembuluh darah lokal dengan anoksia dan
edema otak.
c. Gangguan sirkulasi
Gangguan sirkulasi berupa dyspnea, ortopneu, terdapat ronki basah,
pembesaran jantung dan meningginya tekanan darah yang bukan saja
disebabkan oleh bertambahnya volume plasma. Jantung dapat membesar
dan kelainan di miokardiu. Anemia yang timbul karena adanya
hypervolemia disamping sintesis eritropoietik yang menurun.

G. Pemeriksaan Penunjang
Adapun pemeriksaan penunjang untuk GNC menurut Beta Gelly &
Sowden Linda (2002) adala
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. LED (Laju Endap Darah) meningkat.
b. Kadar Hb menurun sebagai akibat hipervolemia (retensi garam dan air).
c. Pemeriksaan urin menunjukkan jumlah urin menurun, Berat jenis urine
meningkat.
d. Hematuri makroskopis ditemukan pada 50% pasien, ditemukan
:Albumin (+), eritrosit (++), leukosit (+), silinder leukosit, eritrosit, dan
hialin.
e. Albumin serum sedikit menurun, komplemen serum (Globulin beta- IC)
sedikit menurun.
f. Ureum dan kreatinin meningkat.
g. Titer antistreptolisin umumnya meningkat, kecuali kalau infeksi
streptococcus yang mendahului hanya mengenai kulit saja.
h. Uji fungsi ginjal normal pada 50% pasien.
2. Test gangguan kompleks imun
a. LED (Laju Endap Darah) meningkat.
b. Kadar Hb menurun sebagai akibat hipervolemia (retensi garam dan
air).
c. Pemeriksaan urin menunjukkan jumlah urin menurun, Berat jenis urine
meningkat.
d. Hematuri makroskopis ditemukan pada 50% pasien, ditemukan
:Albumin (+), eritrosit (++), leukosit (+), silinder leukosit, eritrosit, dan
hialin.
e. Albumin serum sedikit menurun, komplemen serum (Globulin beta-
IC) sedikit menurun.
f. Ureum dan kreatinin meningkat.
g. Titer antistreptolisin umumnya meningkat, kecuali kalau infeksi
streptococcus yang mendahului hanya mengenai kulit saja.
h. Uji fungsi ginjal normal pada 50% pasien.
3. Test gangguan kompleks imun
4. Biopsi ginjal
H. Penatalaksanaan
Adapun penatalaksanaan dari Glomerulonefritis (Mutaqqin, dkk 2012):
1. Medik
Tidak ada pengobatan yang khusus yang mempengaruhi
penyembuhan kelainan di glomerulus.
a. Istirahat mutlak selama 3-4 minggu dahulu dianjurkan selama 6-8
minggu
b. Pemberian penisilin pada fase akut.
Pemberian antibiotic ini tidak mempengaruhi beratnya
glomerulonefritis, melainkan mengurangi penyebaran infeksi
streptococcus yang mungkin masih ada. Pemberian penisilin
dianjurkan hanya untuk 10 hari. Pemeberian profilaksis yang lama
sesudah nefritisnya sembuh terhadap kuman penyebab tidak
dianjurkan, karena terdapat imunitas yang menetap.
c. Pengaturan dalam pemberian cairan (perlu diperhatikan keseimbangan
cairan dan elektrolit). Pemberian diet rendah protein (1 gr/kg BB/hari)
dan rendah garam (1 gr/hari). Makanan lunak diberikan pada pasien
dengan suhu tinggi dan makanan biasa bila suhu normal kembali. Bila
ada anuria/muntah diberikan harus dibatasi.
d. Pengobatan terhadap hipertensi
e. Bila anuria berlangsung lama (5-7) hari, maka ureum harus
dikeluarkan dari dalam darah. Dapat dengan cara peritoneum dialisis,
hemodialisis, transfuse tukar dan sebagainya.
f. Diuretikum dulu tidak diberikan pada glomerulusnefritis akut, tetapi
akhir-akhir ini pemberian furosemide (lasix) secara intravena (1 mg/kg
BB/kali) dalam 5-10 menit tidak berakibat buruk pada hemodinamika
ginjal dan filtrasi glomerulus.
g. Bila tidak timbul gagal gagal jantung, diberikan digitalis, sedativum
dan oksigen.
2. Keperawatan
a. Istirahat mutlak selama 2 minggu.
b. Pengawasan tanda-tanda vital secara 3x sehari
Jika terdapat gejala dyspnea/ortopnea dan pasien terlihat lemah adala
kemungkinan adanya gejala payah jantung, segera berikan posisi yang
nyaman (semi fowler), berikan O2 dan hubungi dokter
c. Diet protein 1 gr/kg BB/hari dan garam 1 gr/hari (rendah garam).

I. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Diperlukan pengkajian yang cermat dan teliti untuk mengetahui
masalah pasien dengan tepat, sebab pengkajian merupakan awal dari
proses keperawatan. Dan keberhasilan proses keperawatan tergantung dari
pengkajian (Mutaqqin, dkk 2012).
a. Pengkajian Umum
a) Keluhan Utama
Keluhan orang tua atau anak pada waktu ke rumah sakit. Pasien
mengeluh mual, anoreksia, muntah, demam, sakit kepala, sesak.
b) Riwayat Kesehatan
 Riwayat kesehatan sekarang:
Anak tampak edema, muntah, pada saat disentuh teraba hangat,
anak tampak lemah, adanya peningkatan darah.
 Pengkajian Sistem
Pengkajian umum : TTV, BB, TB, lingkar kepala, lingkar dada
(adanya edema).
 Sistem kardiovaskuler : irama dan kualitas nadi, bunyi
jantung, ada tidaknya cyanosis, diaphoresis.
 Sistem pernafasan : kaji pola bernafas, adakah wheezing
atau ronki, retraksi dada, cuping hidung.
 Sistem persarafan : tingkat kesadaran, tingkah laku ( mood,
kemampuan intelektual,proses pikir ), sesuaikah dgn
tumbang? Kaji pula fungsi sensori, fungsi pergerakan dan
fungsi pupil.
 Sistem gastrointestinal : auskultasi bising usus, palpasi
adanya hepatomegaly / splenomegali, adakah mual, muntah.
Kaji kebiasaan buang air besar.
 Sistem perkemihan : kaji frekuensi buang air kecil, warna
dan jumlahnya.
c) Riwayat kehamilan dan persalinan
 Prenatal History
Diperkirakan adanya keabnormalan pada kehamilan ibu (infeksi
virus Streptococus), mungkin ada riwayat pengguanaan alkohol
dan obat-obatan serta penyakit DM pada ibu.
 Intra natal
Riwayat kehamilan biasanya normal dan diinduksi.
 Riwayat Neonatus
kaji riwayat neunatus saat bayi pertamakali lahir apa ada tanda
atau gejala yang mucul dari neunatus. Pada pasien GNC
biasanya tidak ditemukan tanda gejal pada usia nenatus.
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
a) Adanya keluarga apakah itu satu atau dua orang yang
mengalami Gluronefritis Cronic (GNC)
b) Penyakit keturunan atau diwariskan
c) Penyakit congenital atau bawaan
d) Riwayat pertumbuhan dan Perkembangan
Berat badan = umur (tahun) X 2 + 8 Tinggi badan = 2 kali
tinggi badan lahir.
 Perkembangan psikoseksual : anak berada pada fase
oedipal/falik dengan ciri meraba-raba dan merasakan
kenikmatan dari beberapa daerah erogennya, senang bermain
dengan anak berjenis kelamin beda, oedipus kompleks untuk
anak laki-laki lebih dekat dengan ibu, elektra kompleks
untuk anak perempuan lebih dekat dengan ayah.
 Perkembangan psikososial : anak berada pada fase pre
school (inisiative vs rasa bersalah) yaitu memiliki inisiatif
untuk belajar mencari pengalaman baru. Jika usahanya
diomeli atau dicela anak akan merasa bersalah dan menjadi
anak peragu.
 Perkembangan kognitif : masuk tahap pre operasional yaitu
mulai mempresentasekan dunia dengan bahasa, bermain dan
meniru, menggunakan alat-alat sederhana.
 Perkembangan fisik dan mental : melompat, menari,
menggambar orang dengan kepala, lengan dan badan,
segiempat, segitiga, menghitung jari-jarinya, menyebut hari
dalam seminggu, protes bila dilarang, mengenal empat
warna, membedakan besar dan kecil, meniru aktivitas orang
dewasa.

J. Diagnosa Keperawatan

MAK INI CAKNYO DIAGNOSA LAMO MAK PERIKSO LAGI BAE


YEEE DI NANDA SOALNYO AKU KATEK NANDA, NAH ONTOK
PATHWAY AKU TAK TAUUUUU :D
a. Gangguan perfusi jaringan b/d retensi air dan hypernatremia
b. Resiko kelebihan volume cairan b/d penurunan volume urine, retensi
cairan dan natrium
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d anorexia
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan fatigue.
e. Resiko gangguan integritas kulit factor resiko gangguan turgor kulit
(edema)

K. Intervensi Keperawatan
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran dan Rekomendasi


Makalah ini semoga berguna bagi pembaca,khususnya mahasiswa. Ada
pun saran yang kami lakukan :
1. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan pihak akademik memberkan bimbingan kepada mahasiswa
terutama dalam teori dan praktik keperawatan tentang penyakit
Gluronefritis Cronic (GNC) dan Asuhan Keperawatan karena penyakit ini
sudah meluas di seluruh dunia.
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang teori dan Asuhan
Keperawata Gluronefritis Cronic (GNC) secara menyeluruh sehingga
kedepanya dapat memahami materi tersebut secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA

Galley, dkk .2002. Buku Keperawatan Pediatri, Edisi 3, Jakarta, EGC.


Mansjoer, dkk .2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 3 Edisi 2, Jakarta, EGC.
Muttaqin, dkk. 2012. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta
: Salemba Medika.
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. 2006. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jilid : 1. Edisi : IV. Jakarta : Pusat Penerbitan
Dapartemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI

Anda mungkin juga menyukai