Anda di halaman 1dari 65

INFEKSI MUSKULOSKELETAL

Mohammad Haniif Satrio Legowo


11310229

1
Osteomielitis : infeksi pd tulang & medula
tulang, baik karena infeksi piogenik / non-
piogenik

A. Infeksi Bakteri Piogenik

1. Osteomielitis hematogen akut


2. Osteomielitis akibat fraktur terbuka atau
operasi
3. Osteomielitis hematogen subakut
4. Osteomielitis sklerosing (osteomielitis
Garre)
5. Osteomielitis kronik
6. Artritis supuratif akut 2
B. Infeksi Bakteri Granulomatosa

1. Infeksi tuberkulosa
2. Infeksi spirochaeta
3. Yaws (penyakit patek)
4. Bruselosis
5. Penyakit Caffey
6. Infeksi jamur

3
A. INFEKSI BAKTERI PIOGENIK

1. Osteomielitis Hematogen Akut

“ Infeksi tulang & sumsum tulang akut yg


disebabkan
oleh bakteri piogen dimana mikro-organisma
berasal
dari fokus ditempat lain & beredar mll sirkulasi
darah ” .

 Sering pd anak-anak & sgt jarang pd orang


dewasa.

4
Etiologi

Faktor predisposisi :
• Umur ; tu. bayi & anak-anak
• Jenis kelamin ; laki-laki > wanita
• Trauma ; hematoma ak. trauma pd metafisis
• Lokasi ; sering di metafisis karena daerah aktif
tempat
tjdnya pertumb. tulang
• Nutrisi, lingkungan & imunitas yg buruk serta
adanya
fokus infeksi sebelumnya (abses, tonsilitis).

5
Osteomielitis hematogen akut dpt disebabkan
oleh :

• Stafilokokus aureus hemolitikus (90 %)


Streptokokus hemolitikus jarang
• Hemofilus influenza (5-50 %) pd anak umur < 4
th
• Organisma lain spt B. Colli, B. Aerogenus
kapsulata,
Pneumokokus, Salm. tifosa. Pseudomonas
aerogenus,
Proteus mirabilis, Brucella, & bakteri anaerobik
yaitu
Bakteroides fragilis

6
Patologi dan patogenesis

Penyebaran osteomielitis melalui 2 cara :


1. Penyebaran umum
• sirkulasi darah  bakteremia & septikemia
• embolus infeksi  infeksi multifokal daerah lain

2. Penyebaran lokal
• Subperiosteal abses akt penerobosan abses mll.
periost
• Selulitis akt abses subperiosteal menembus spi dibwh
kulit
• Penyebaran ke dlm sendi shg terjadi artritis septik
• Penyebaran ke medula tulang sekitarnya shg sistem
sirkulasi
dlm tulang terganggu  kematian tulang lokal dgn
terbtknya
tulang mati (sekuestrum) 7
Teori terjadinya infeksi pd metafisis :

• Teori vaskuler (Trueta)


Pembuluh darah pd metafisis berkelok-kelok  sinus shg
aliran darah mjd lambat  memdhkan bakteri berkembang
biak.

• Teori fagositosis (Rang)


Metafisis merup daerah pembentukan SRE. Infeksi ; bakteri di
fagosit oleh sel fagosit matur, ada sel fagosit imatur yg tdk
memfagosit bakteri  brp bakteri tdk difagositer &
berkembang biak.

• Teori trauma
Trauma artifisal dilakukan (binatang percobaan)  hematoma
di lempeng epifisis, Suntik bakteri scr iv  infeksi pd
hematoma.
8
Gambar skematis perjalanan penyakit osteomielitis.
A. Fokus infeksi pd tulang akan berkembang  edema periosteal &
pembengkakan jar. lunak
B. Fokus semakin berkembang membtk jar. eksudat inflamasi  abses
subperiosteal serta selulitis di bwh jar. lunak
C. Terjd elevasi periosteum diats daerah lesi, infeksi menembus periosteum &
terbtk abses pd jar. lunak, abses mengalir keluar melalui sinus pd
permukaan kulit. Nekrosis tulang menyebabkan terbtk sekuestrum &
infeksi berlanjut ke dlm kavum medula.
9
• Infeksi mll aliran darah dr fokus tpt lain pd fase bakteremia
& dpt
tblkan septikemia. Embolus infeksi msk dlm juksta epifisis
metafisis
tlg panjang, kmd hiperemi & edema di metafisis disertai
pbtkan pus.

• Tbtknya pus dlm tulang dmn jar. tulang tdk dpt ekspansi 
tek.
dlm tulang ↑. Peninggian tek pd tlg  tggnya sirkulasi & tbl
tromb.
pd pembuluh darah tulang  nekrosis tulang.

• Pembtkan tulang baru yg ekstensif tjd pd bag. dlm


periosteum
sepanjang diafisis (anak-anak) shg terbtk involucrum dgn jar.
sekuestrum didlmnya (akhir mg ke-2). Jika pus menembus
tulang
tjd aliran pus dari involucrum keluar mll lobang (kloaka) atau
mll
sinus pd jar. lunak & kulit.
10
11
Gambaran klinis

OHA berkembang scr cepat, dpt ditemukan


infeksi bakterial pd kulit & ISPA

Gejala lain : nyeri konstan daerah infeksi, nyeri


tekan & ggn fungsi anggota gerak

Gejala umum akibat bakteremia & septikemia :


panas tinggi, malaise serta nafsu makan ↓.

12
Pada pemeriksaan fisik :

• Nyeri tekan
• Gangguan pergerakan sendi ok
pembengkakan
sendi & ggn ↑ bila spasme lokal. Bisa ok efusi
sendi
/ infeksi sendi (artritis septik).
Dewasa lokalisasi infeksi vert. torakolumbal
akibat
torakosentesis / akibat prosedur urologis & dpt
ditemukan adanya riw. kencing manis,
malnutrisi,
adiksi obat-obatan / pengobatan dgn
imunosupresif.

13
Pemeriksaan laboratorium

• Pemeriksaan darah
 Lekositosis (30.000) disertai LED ↑
 Px titer antibodi anti-stafilokokus
 Px kult darah (bakteri,50% +) & uji
sensitivitas

• Pemeriksaan feses
 Kultur  curiga infeksi bakteri Salmonella

14
• Pemeriksaan biopsi
 Dilakukan pd tempat yang dicurigai

• Pemeriksaan radiologis
 Pemeriksaan ultrasound  ada efusi pd sendi
 Pemeriksaan foto polos
- ditemukan pembengkakan jar. lunak.(< H10)
- gbran destruksi tulang (> H10) rarefaksi tulang
bersifat difus
pd metafisis & pbtkan tlg baru bwh periosteum yg
terangkat.

15
Komplikasi

• Septikemia

• Infeksi yang bersifat metastatik

• Artritis supuratif

• Gangguan pertumbuhan

• Osteomielitis kronis

16
Pengobatan
1. Istirahat & analgesik.
2. Pemberian cairan iv.
3. Istirahat lokal dgn bidai / traksi
4. Pemberian antibiotik sesuai penyebab utama yaitu.
Stafilokokus aures sambil menungg biakan kuman.
slm 3-6 mg dgn melihat KU & LED penderita.
Antibiotik tetap hingga 2 mg setelah LED normal.
5. Drainase bedah. Jika > 24 jam pengobatan lokal
& sistemik antibiotik gagal / perbaikan KU (-).
Drainase bedah pus sub-periosteal dievakuasi utk
mengurangi tek. intra-oseus & di pus sbg bahan utk
biakan kuman. Drainase dilakukan slm beberapa hr
dgn menggunakan cairan NaCl & AB

17
Gambar skematis drainase bedah. Sebuah kateter
dimasukkan kedlm tab. pengisap (suction) yg lbh bsar.
AB dimasukkan melalui kateter & diisap mll suction.
18
• paling sering orang dewasa
• dpt ditemukan kerusakan jar. ; kerusakan pemblh
darah,
Edema, hematoma & hub antr fraktur dgn dunia
luar
• Disebabkan Stafilokokus aureus, B. colli,
Pseudomonas,
• Kdg bakteri anaerobik ; Klostridium, Strepto.
Anaerob,
Bakteroides.

Gambaran klinis
Demam, nyeri, bengkak pd daerah fraktur, sekresi
pus pd luka

Pemeriksaan darah
Leukositosis dan LED ↑
19
Pengobatan

Dilakukan utk pencegahan infeksi melalui


pembersihan & debridemen luka
Luka dibiarkan terbk dan AB masif

20
3. Osteomielitis hematogen sub akut
Disebabkan oleh Stafilokokus aureus & umumnya
berlokasi dibag. distal femur & proks. tibia.

Patologi
Biasanya terdpt kavitas dgn batas tegas pada tulang
kanselosa & mengandung cairan seropurulen.
Kavitas dilingkari jar. granulasi terdiri sel-sel
inflamasi akut &
kronik & terdapat penebalan trabekula

21
OHSa ditemukan pada anak-anak & remaja.

Gambaran klinis
• Atrofi otot, nyeri lokal, sedikit
pembengkakan
dpt pula penderita menjadi pincang.
• rasa nyeri sekitar sendi selama bbrp
mgg/bulan
• Suhu tubuh penderita biasanya normal.

22
Pemeriksaan laboratorium

• AL umumnya normal, LED ↑

Diagnosis
• foto rontgen : kavitas Ø 1-2 cm terutama
daerah
metafisis dari tibia & femur / pada daerah
diafisis
tulang panjang

Pengobatan

• pemberian AB adekuat selama 6 minggu.


bila diagnosis ragu, dilakukan biopsi & kuretase

23
Osteomielitis sklerosing (osteomielitis Garre) :
“ suatu osteomielitis subakut & terdapat
kavitas yg
dikelilingi jar. sklerotik pada daerah metafisis
& diafisis tulang panjang “.
Penderita biasanya remaja & dewasa,
terdapat rasa nyeri & mungkin sedikit
pembengkakan tulang.

Pemeriksaan radiologis
Foto rö : kavitas yang dilingkari oleh jar.
Sklerotik
tidak ditemukan kavitas yg sentral, hy brp
suatu kavitas yg difus.
Pengobatan
• eksisi dan kuretase lesi
24
5. Osteomielitis Kronis

•Umumnya lanjutan dari osteomielitis akut


yang tidak ter-dx atau tidak di-tx dengan
baik.
•Dpt terjadi setlh fraktur terbuka/setlh ops
tulang.
•Bakteri penyebab terutama Stafilokokus
aureus (75 %) atau E. colli, Proteus,
Pseudomonas. Stafilokokus epidermidis
merup. penyebab utama osteomielitis kronik
pd ops ortopedi dgn implan

25
Gambaran Klinis

• sering mengeluhkan adanya cairan yg


keluar
dr luka / sinus setlh ops, bersifat
menahun.
• kadang disertai demam & nyeri lokal yg
hilang
timbul di daerah anggota gerak tertentu.

Px fisik : adanya sinus, fistel / sikatriks


bekas ops dgn nyeri tekan. Mungkin dpt
ditemukan sekuestrum yg menonjol keluar
melalui kulit.
Biasanya ada riw. fraktur terbuka /
osteomielitis.

26
Patologi dan patogenesis
Infeksi tulang  sekuestrum yg menghambat
terjadinya resolusi & penyembuhan spontan pd
tulang. Sekuestrum diselimuti oleh involucrum yg
tdk dpt keluar / dibersihkan dr medula tulang kec.
operasi. Proses selanjutnya terjadi destruksi &
sklerosis tulang (foto rö)
Pemeriksaan laboratorium
• LED ↑, leukositosis serta peningkatan titer
antibodi anti-stafilokokus.
• Pemeriksaan kultur dan uji sensitivitas
diperlukan menentukan organisma penyebab

Pemeriksaan radiologis
• Foto rö adanya tanda porosis & sklerosis tulang,
penebalan periost, elevasi periosteum & mungkin
sekuestrum
27
Pengobatan
Pengobatan osteomielitis kronis :

1. Pemberian AB

Tdk dpt diobati dgn antibiotik semata.


Pemberian antibiotik ditujukan utk :
• Mencegah tjd penyebaran infeksi pd tlg sehat
lainnya
• Mengontrol eksaserbasi akut

28
2. Tindakan operatif

Bila fase eksaserbasi akut tlh reda stlh pemberian


AB yg adekuat.
Operasi dilakukan bertujuan utk :
• Mengeluarkan seluruh jar. nekrotik (jar. lunak,
jar. tulang/sekuestrum spi ke jar. sehat
sekitarnya.
Selanjutnya drainase & dilanjutkan irigasi scr
kontinu
selama beberapa hari.
• Sebagai dekompresi pa tulang & memudahkan
AB
mencapai sasaran & mencegah penyebaran
osteomielitis lbh lanjut.
29
Komplikasi

1. Kontraktur sendi
2. Penyakit amiloid
3. Fraktur patologis
4. Perubahan menjadi ganas pd jar. epidermis
(ca. epidermoid, ulkus Marjolin)
5. Kerusakan epifisis shg tjd ggn
pertumbuhan.

30
6. Artritis Supuratif Akut

Infeksi pada sendi dapat terjadi:


• Scr langsung melalui luka pd sendi baik
ok
luka trauma, injeksi / tindakan artroskopi.
• Penyebaran osteomielitis kronis yg
menembus
masuk ke dalam sendi.
• Metastasis dr tpt lain melalui sirkulasi
darah.

31
Etiologi

• terutama disebabkan oleh Stafilokokus aureus,


pada
bayi oleh Hemofilus influenza.
penyebab lainnya : Streptokokus, E. colli,
Proteus.
• pd orang dws perlu dicurigai ada infeksi
gonokokus.

32
Gambaran Klinis

Gambaran klinis menurut umur penderita :


1. bayi
- septikemia, rewel, menyusui (-) disertai panas tinggi.
2.Px
anak
scr teliti pd sendi tu pd sendi panggul
- adanya
nyeri sendi
kemungkinan
besar (tu panggul),
sumber infeksi
mk disertai
dari tali
panas
pusat.
tinggi,
ger. sendi terbts/sama sekali hilang ok nyeri &
spasme.

3. dewasa
- mengenai lutut. pergelangan tangan &
pergelangan kaki.
- gejala nyeri, pembengkakan serta gejala inflamasi
sendi
yg terkena, gerakan sendi terbatas & nyeri tekan. 33
Pemeriksaan laboratorium

• leukositosis & LED ↑


• px kultur darah mungkin positif.

Pemeriksaan radiologis

• foto rö sendi mungkin ada pembengkakan jar. Lunak


sekitar sendi, pelebaran ruang sendi akibat efusi
sendi
atau tanda-tanda subluksasi.
• tk ljt baru terlihat destruksi tulang & tulang rawan

Diagnosis banding

1.Osteomielitis akut
2.Sinovitis traumatik atau hemartrosis
3.Transient sinovitis
34
Pengobatan

Aspirasi cairan sendi yang dicurigai utk px


pewarnaan
& kultur sel agar pemberian AB sesuai dgn
penyebab

1. Terapi suportif ; analgetik / cairan iv bila


dehidrasi.
2. Pemasangan bidai  istirahatkan sendi. Untuk
cegah dislokasi mungkin perlu dilakukan traksi
dlm
posisi abduksi & fleksi 30°.
3. Pemberian AB sesuai dgn bakteri penyebab
terbanyak
sambil menunggu hasil px bakteriologis.
4. Drainase sendi jika ditemukan efusi sendi tu.
Oleh
cairan seropurulen / purulen. 35
Komplikasi

1. Komplikasi dini :
• Kematian karena septikemia
• Destruksi tulang rawan sendi
• Dislokasi sendi
• Nekrosis epifisis, tu pd sendi panggul

2. Komplikasi lanjut :
• Degenerasi sendi di kemudian hari
• Dislokasi yg menetap
• Ankilosis yg bersifat fibrosa
• Ankilosis karena kerusakan tulang
• Ggn pertumbuhan ok kerusakan lempeng epifisis.

36
B. INFEKSI BAKTERI GRANULOMATOSA

“ infeksi kronik yang terutama disebabkan oleh


mikobakterium tuberkulosa, sifilis, brucella dan
jamur. “
Reaksi peradangan merup. proses peradangan
kronik yg didominasi oleh eksudat.
Karakteristik inflamasi kronik pd infeksi
granulomatosa yaitu ada reaksi sel-sel histiosit
& sel-sel epiteloid pd jar. setpt membentuk lesi
granuler dgn ukran 1-2 mm.
Mikobakterium tuberkulosa  organisma
penyebab terbanyak infeksi granulomatosa.

37
1. Infeksi Tuberkulosa

Tuberkulosis tulang dan sendi

Faktor predisposisi tuberkulosis :


1. Nutrisi & sanitasi jelek
2. Ras ; byk orang Asia, Meksiko, Indian
3. Trauma pd tulang merupakan lokus minoris
4. Umur ; tu > 1 tahun, sering umur 2-10 th.
5. Pykit sblm, morbili & varisela memprovokasi
kuman
6. Masa pubertas & kehamilan dpt mengaktifkan
tb

38
Patologi

1. Primer kompleks
Lesi primer paru-paru, faring / usus melalui sal.
limfe menyebar ke lnn. reg.  primer kompleks.

2. Penyebaran sekunder
KU OS ↓ penyebaran mll sirkulasi darah  tb
milier
& meningitis, dpt tjd stlh bbrp bln / thn & bakteri
di deposit pd jar. ekstra-pulmoner.

3. Lesi tersier
Tulang & sendi merup. tempat lesi tersier, 5 % tb
paru akan menyebar, berakhir sbg tb sendi &
tulang.
39
Predileksi

Tb sendi & tulang tu mengenai daerah tlg


belakang (50-70%) & sisanya sendi-sendi besar
spt panggul, lutut, pergelangan tangan, sendi
bahu & daerah persendian kecil.

40
Osteomielitis Tuberkulosa

• selalu merup. penyebaran sekunder dr


kelainan tb.
di tempat lain, tu dari paru-paru.
• penyebaran infeksi juga tjd scr hematogen
biasanya
mengenai anak-anak.
OHA umumnya daerah metafisis,
osteomielitis tb.
tu. mengenai daerah tulang belakang.

41
Tuberkulosis tulang belakang (spondilitis
tuberkulosa) “ peradangan granulomatosa yg
bersifat kronik
destruktif oleh mikobakterium tuberkulosa ”

• merup. infeksi sekunder dari fokus di tempat


lain
dlm tubuh. Percivall Pott (1793) menyatakan
terdapat
hub. antara pykt ini dgn deformitas tlg blkg yg
terjadi.

Insidens

• 50 % dari seluruh tb tulang & sendi yang


terjadi.
• ditemukan pd umur 2-10 th
42
• wanita = pria
Etiologi

• merup. infeksi sekunder dr tb di tpt lain di


tubuh,
• 90-95 % disebabkan mikobakterium tb tipik
5-10 % oleh mikobakterium tb atipik.
• Lokalisa tu vertebra torakal bawah & lumbal
atas,
shg diduga adanya infeksi sekunder dari
suatu tb
traktus urinarius, yg penyebarannya mll
pleksus
Batson pd vena paravertebralis.

43
44
Gambaran Klinis

• badan lemah lesu, nafsu makan ↓, BB ↓, suhu


subfebril,
serta sakit pada punggung.
• Tb. vertebra servikal dpt ditemukan nyeri di daerah
blk
kepala, gangguan menelan & gangguan pernapasan
akibat adanya abses retrofaring.
• Abses pd daerah paravertebral, abdominal, inguinal,
poplitea / glutea,
• Sinus daerah paravertebral / OS dgn gejala
paraparesis,
paraplegia, keluhan gangguan pergerakan tlg blk
akibat
spasme / gibus.
45
Pemeriksaan laboratorium

1. LED ↑, mungkin leukositosis


2. Uji Mantoux positif.
3. Px biakan kuman mungkin mikobakterium.
4. Biopsi jar. granulasi / kelenjar limfe regional.
5. Px histopatologis dpt ditemukan tuberkel.

46
Pengobatan

• harus segera mungkin utk menghentikan


progresivitas
penyakit serta mencegah paraplegia.

Pengobatan terdiri atas:


Terapi konservatif berupa:
a. Tirah baring
b. Memperbaiki KU penderita
c. Pemasangan brace, baik yg dioperasi / yg tdk
dioperasi
d. Pemberian obat antituberkulosa

47
Obat-obatan yang diberikan terdiri atas :

• INH, oral 5 mg/kg BB/hr, maks. 300 mg. anak 10


mg/kg BB.
• Asam para amino salisilat, oral 8 - 12 mg/kg BB.
• Etambutol, oral 15 - 25 mg/kg BB/hr.
• Rifampisin, oral 10 mg/kg BB (anak), 300 - 400
mg/hr (dws)
• Streptomisin inj

48
Kriteria penghentian pengobatan yaitu apabila:

• Keadaan umum penderita bertambah baik


• LED ↓ dan menetap
• Gejala klinis brp nyeri & spasme ↓
• Gambaran rö adanya union pd vertebra

2. Terapi Operatif
- bila terdapat cold abses (abses dingin), lesi
tuberkulosa, paraplegia & kifosis.

49
Indikasi operasi

a. Bila dgn tx konservatif tdk tejadi perbaikan


paraplegia atau malah semakin berat. Biasanva 3
mg sblm tindakan operasi dilakukan, setiap
spondilitis tuberkulosa diberikan obat
tuberkulostatik.

b. Adanya abses yg besar shg diperlukan drainase


abses
scr terbuka & sekaligus debrideman serta bone
graft.

c. Pada px rö baik dgn foto polos, mielografi / px CT


& MRI
ditemukan adanya penekanan lsg pd medula
spinalis.
50
TUBERKULOSIS SENDI

Merup. manifestasi lokal penyakit tb dari fokus di tpt


lain.
Umumnya monoartikuler (80%) dan poliartikuler
(20%).

Sendi yang terserang : sendi lutut, panggul,


pergelangan kaki & kadang sendi bahu.
Artritis tuberkulosa selalu disertai osteomielitis tb
yang merup. penyebaran dari tuberkulosis pd epifisis.

51
Tuberkulosis Sendi Panggul

Gejala tergantung derajat patologis yang terjadi.


Pd tk awal gejala sangat minimal, mungkin hanya
ditemukan nyeri & pembengkakan sendi panggul
serta penderita sedikit pincang.

Pd tk lanjut pembengkakan & nyeri bertambah berat


& terdpt deformitas sendi. Pada stadium lanjut
pincang kelainan yg sering ditemukan, dapat pula
atrofi otot.

52
Gambaran klinis

sering anak umur 2-5 th & anak remaja.


Gerakan sendi panggul terbatas pd tk lanjut terjadi
ankilosis / deformitas yg menetap pd panggul,
mungkin ditemukan cold abses / fistel di daerah
panggul.

Foto rö rarefaksi & mk penebalan jar. lunak di sekitar


panggul
Tk ljt penyempitan ruang sendi, destruksi kaput
femoris & asetabulum, osteoporosis, osteolitik & mk
dislokasi panggul

53
Diagnosis
Ditegakkan berdasarkan:
1. Px klinik
2. Px laboratorium
3. Px radiologis

Pengobatan
Pengobatan meliputi:
1. Istirahat slm 3 - 6 mgg
2. Pemberian obat tuberkulostatika slm 9-12 bl
3. Traksi kulit
4. Artrodesis panggul apbl ada kerusakan sendi yang
lanjut.

54
Tuberkulosis Sendi Lutut

• Insidens tb sendi lutut urutan kedua stlh tb sendi


panggul.
Pada tk awal efusi cairan/abses dlm sendi, tk lanjut
mungkin
ditemukan fistel pd kulit.

Gejala klinis
• pembengkakan & nyeri sendi lutut, gerakan sendi
terbatas
serta atrofi otot.

Px foto rö tk awal rarefaksi seluruh daerah


persendian &
tk lanjut penyempitan ruang sendi serta gbran
osteolitik
akibat erosi pd tulang sutikondral.
55
Diagnosis
Diagnosis didasarkan pada:
1. Px klinik
2. Px laboratorium
3. Px radiologis
4. Px biopsi

Pengobatan
• Tk awal ; OAT, berupa :
Rifampisin + INH + Etambutol / Pirazinamid, slm 8
mgg
Rifampisin + INH slm 6 - 12 bl
Lutut diistirahatkan dgn menggunakan gips / bidai
• Tk lanjut ; bila penebalan sinovia yg hebat,
dilakukan
sinovektomi serta artrodesis pd lutut
56
2. Penyakit Caffey

“ salah satu jenis periostitis yg mengenai anak


umur 6 bln & penyebabnya blm diketahui dgn
pasti ”.

Gejala klinis
malaise, nyeri disertai pembengkakan tulang
panjang, kadangkala pd mandibula & skapula.
Px foto rö ada pembentukan periosteal brp
tulang baru
Penyakit ini sering disalah-artikan dgn
osteomielitis / penyakit scurvy.

Pengobatan
sembuh secara spontan dlm bbrp bln.
Penisilin 10-14 hr memberikan hasil yg
memuaskan. 57
3. Infeksi Spirochaeta

Sifilis Kongenital
“ infeksi yang disebabkan oleh Treponema pallidum”
yang, dpt memberikan gejala klinis sbg suatu
penyakit
sifilis kongenital.

Gamharan klinis
• pada bayi, kelihatan sakit & sgt rewel ; ditemukan
splenomegali.
Gejala pd tulang : pembengkakan pd tlg panjang
tu pd tibia & sukar digerakkan ok sakit
(pseudoparalisis)

58
• ditemukan px serologis positif baik pd bayi
maupun
pd ibu penderita (Wassermann)

Pemeriksaan radiologis
• Ada 2 kelainan yaitu periostitis (pembentukan
tulang baru pd periost sepanjang diafisis dgn
gbr onion peel)
& pada metafisis brp metafisitis serta erosi
trabekuler
pd daerah juksta epifisial.
sifilis tk lanjut, berupa punched out pd diafisis
dgn
daerah destruksi serta penebalan & sklerosis
dari tulang panjang yg disertai dgn
pembentukan tulang endosteal & periosteal
(sabre tibia).
Pengobatan
Penisilin 10-14 hr memberikan hasil yg 59
4. Bruselosis

“ suatu infeksi sub-akut / kronik granumalomatosa


pd tulang dan sendi ”.

Tiga macam spesies pd manusia : Brucella


melitensis,
Brucella abortus dan Brucella suis.

Sering di Mediteranian / Afrika & India, biasanya


tdpt
pd petani yg sering kontak dgn binatang.
Infeksi melalui susu & produknya / melalui kulit &
permukaan mukosa menyebar melalui pembuluh
limfe
& dialirkan ke dlm darah.
60
Patologi
Fokus infeksi pd korpus vertebra / sinovia sendi
besar. khas adanya granuloma yg disertai dgn
infiltrasi sel bulat & sel raksasa. Mungkin dpt
ditemukan adanya nekrosis & pembentukan
kaseosa spt pada tb. lainnya. Abses dapat
menyebar ke jar. sekitarnya.

Gambaran klinis
• Demam, sakit kepala, badan lemah/lesu, rasa
sakit pd
sendi & tulang blk, pembengkakan serta rasa
nyeri pd
sendi disertai keterbatasan gerak sendi ke sgl
arah.
61
Pemeriksaan radiologis
- Tanda artritis subakut & penyempitan ruang
sendi.
- Tahap lanjut destruksi tulang & osteoporosis
peri
artikular. Tulang blk mungkin ditemukan
kolaps
korpus vert serta penyempitan DIV

Pemeriksaart laboratorium
1. Uji aglutinasi positif diatas 1/80
2. Biopsi & aspirasi sendi utk pemeriksaan
biakan

62
Diagnosis
Dapat ditegakkan berdasarkan :
1. Pemeriksaan klinik
2. Pemeriksaan laboratorium
3. Pemeriksaan radiologis

Diagnosis banding
1. Tuberkulosis
2. Penyakit Reiner

Pengobatan
• Kombinasi tetrasiklin & streptomisin slm 3 - 4 mg.
• Abses dilakukan drainase utk mengeluarkan jar
nekrotik.
63
5. Yaws (Penyakit Patek)

“Penyakit ini disebabkan oleh Treponema


pertenue”.
Gambaran klinis & radiologik yg dpt ditemukan
hampir sama dgn sifilis kongenital pd tulang.

6. Infeksi Jamur

Infeksi granulomatosa oleh jamur kadang


ditemukan pd tulang & sendi. tu disebabkan
oleh jamur jenis maduromikosis &
aktinomikosis

64
TERIMAKASIH

65

Anda mungkin juga menyukai