Anda di halaman 1dari 21

BAB III

METODOLOGI

3.1. Tahap Penyusunan Rencana


Dalam tahapan penyusunan rencana terdiri dari tahap inisiasi dan eksplorasi, tahap
analisis, dan tahap perumusan muatan rencana pengembangan pariwisata.
3.1.1. Tahap Inisiasi dan Eksplorasi
Tahap inisiasi dan eksplorasi merupakan tahap awal dalam penyusunan rencana yang
meliputi tahap persiapan, tahap studi literatur dan tahap pengumpulan data.
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dalam penyusunan rencana ini adalah rangkaian kegiatan sebelum
melakukan pengumpulan data. Tahap persiapan ini meliputi perumusan dan
penyusunan metode pengaumpulan data, metode analisis data dan metode perumusan
rencana pengembangan.
b. Tahap Studi Literatur
Tahap ini meliputi kajian berbagai literatur terkait konsep pengembangan maupun
kebijakan-kebijakaan terkait pengembangan pariwisata di Kabupaten Kutai
Kartanegara yang memberikan tinjauan terhadap upaya penyusunan Rencana
Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara.
c. Tahap Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data merupakan rangkaian kegiatan untuk menghimpun data.
Adapun jenis data yang dikumpulkan adalah berupa data kualitatif dan data kuantitatif.
Data tersebut diperoleh melalui survei primer dan sekunder. Adapun teknik yang
digunakan dalam menghimpun data berupa observasi, kuesioner, wawancara dan studi
dokumen.
3.1.2. Tahap Analisis
Data yang telah dihimpun selanjutnya diolah melalui rangkaian tahap analisis. Dengan
memperhatikan input, proses dan output, tahap analisis ini dilakukan guna memahami kondisi
pariwisata serta mendapatkan rencana pengembangan yang tepat. Secara umum, tahap analisis
ini terdiri atas 2 kegiatan sebagai berikut:
a. Kompilasi dan Tabulasi Data
Data dan informasi yang telah diperoleh dari tahap pengumpulan data selanjutnya
dikompilasi dan ditabulasi agar mempermudah dalam melakukan analisis dan
interpretasi data.
b. Analisis dan Interpretasi Data
Tahap ini dilakukan untuk mengolah data dan informasi yang telah dikompilasi dan
ditabulasi sebelumnya. Tahap analisis dan interpretasi ini dilakukan berdasarkan
sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.
3.1.3. Tahap Perumusan Muatan Rencana
Setelah melalui rangkaian tahap inisiasi dan eksplorasi serta tahap analisis data,
selanjutnya dilakukan tahap perumusan muatan rencana. Muatan rencana ini mengandung
seluruh komponen penyusun Rencana Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata
Kabupaten Kutai Kartanegara, meliputi kebijakan dan strategi perencanaan, rencana struktur
ruang, rencana pola ruang, rencana aktivitas serta arahan pemanfaatan dan pengendalian.
a. Kebijakan dan Strategi Perencanaan
Kebijakan dan strategi perencanaan pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara terdiri
atas:
1. Visi dan misi pengembangan
2. Tujuan dan sasaran pengembangan
3. Kebijakan dan strategi pengembangan
b. Rencana Struktur Ruang
Rencana struktur ruang pengembangan pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara terdiri
atas:
1. Rencana pusat pelayanan
2. Rencana jaringan transportasi
3. Rencana jaringan prasarana
4. Rencana persebaran amenitas pariwisata
c. Rencana Pola Ruang
Rencana pola ruang pengembangan pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara terdiri
atas:
1. Rencana pola ruang zona inti
2. Rencana pola ruang zona penyangga
3. Rencana pola ruang zona pelayanan
d. Rencana Aktivitas
Rencana aktivitas pengembangan pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara terdiri atas:
1. Rencana peningkatan objek dan daya tarik wisata
2. Rencana pemasaran pariwisata
3. Rencana pengembangan kelembagaan pariwisata
e. Arahan Pemanfaatan dan Pengendalian
Arahan pemanfaatan dan pengendalian pengembangan pariwisata Kabupaten Kutai
Kartanegara terdiri atas:
1. Mekanisme perencanaan
2. Instrumen pembiayaan
3. Kelembagaan pelaksana
4. Indikasi program
5. Ketentuan pengendalian

3.2. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data merupakan rangkaian kegiatan menghimpun data yang
terdiri dari jenis data, sumber data dan teknik pengumpulan data. Metode pengumpulan data
dapat dilihat secara lengkap dalam tabel desain survei Rencana Pengembangan Kawasan
Strategis Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara. Adapun metode pengumpulan data yang
digunakan dalam pengusunan laporan ini adalah sebagai berikut:
3.2.1. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan pada penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Strategis Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara adalah data campuran yang terdiri atas data
kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif merupakan data berbentuk angka, sedangkan
data kualitatif berupa keterangan maupun pendapat dari stakeholder.
3.2.2. Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan pada penyusunan Rencana Pengembangan
Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara diperoleh secara primer dan
sekunder. Sumber data primer diperoleh secara langsung melalui tinjauan langsung ke
lapangan, sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari literatur maupun dokumen yang
telah ada sebelumnya.
3.2.3. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penyusunan Rencana
Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara meliputi
observasi, kuesioner dan studi dokumen. Observasi dilakukan dengan melakukan tinjauan
langsung ke lapangan. Kuesioner merupakan perangkat pengimpunan data dan penilaian yang
diberikan kepada pengunjung objek dan daya tarik wisata. Adapun studi dokumen dilakukan
dengan cara mengidentifikasi dokumen-dokumen terkait kepariwisataan Kabupaten Kutai
Kartanegara.
3.3. Metode Analisis Data
Dengan memperhatikan sasaran pengembangan, maka metode analisis yang digunakan
dalam penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten Kutai
Kartanegara adalah sebagai berikut:
3.3.1. Analisis Kebijakan
Analisis kebijakan digunakan untuk menilai kebijakan yang terdapat pada suatu daerah.
Dalam hal ini kebijakan terkait dengan pelaksanaan kegiatan pariwisata di Kabupaten Kutai
Kartanegara yang difokuskan pada identifikasi terkait komponen pariwisata, meliputi
ketentuan mengenai daya tarik wisata, amenitas, aksesibilitas, fasilitas pendukung dan
masyarakat. Adapun tabulasi input, proses dan output analisis ini dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3.X Tahap Analisis Kebijakan
Data yang Digunakan Proses Output
1. UU No 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan
2. RPJPN tahun 2005-2025
3. RPJMN tahun 2015-2019
4. RPJP Provinsi Kalimantan Timur
5. RPJM Provinsi Kalimantan Ketentuan mengenai
Timur
Mengidentifikasi muatan aspek kepariwisataan
6. RPJP Kabupaten Kutai
mengenai kepariwisataan meliputi daya tarik wisata,
Kartanegara
dalam kebijakan nasional, amenitas, aksesibilitas,
7. RPJM Kabupaten Kutai
provinsi maupun kabupaten. fasilitas pendukung dan
Kartanegara
8. RTRW Provinsi Kalimantan masyarakat.

Timur
9. RTRW Kabupaten Kutai
Kartanegara
10. RIPPDA Kabupaten Kutai
Kartanegara
Sumber: Penulis, 2019
3.3.2. Analisis Skalogram
Analisis skalogram digunakan untuk menentukan kemampuan pusat-pusat pelayanan
kawasan dalam melayani masyarakat. Pusat pelayanan yang dimaksud adalah ketersedian
sarana dan prasarana untuk menunjang kehidupan masyarakat. Untuk mengetahui kemampuan
pelayanan kawasan terhadap kegiatan pariwisata melalui analisis skalogram, maka digunakan
ketentuan sebagai berikut.
Tabel 3.X Tahap Analisis Skalogram
Aspek Data yang Digunakan Proses Output
Objek dan daya tarik
wisata sejarah
Objek dan daya tarik
Objek dan Daya Tarik wisata alam
Wisata Objek dan daya tarik
wisata pendidikan
Objek dan daya tarik
wisata buatan
1. Mengidentifikasi aspek-
aspek kepariwisataan di
Akomodasi
Kabupaten Kutai
Biro perjalanan wisata
Kartanegara
Bank dan ATM 2. Melakukan perhitungan
Sarana kesehatan dan pembobotan
Amenitas Pariwisata
Sarana perbelanjaan komponen pariwisata
3. Melakukan tabulasi
Sarana peribadatan Pusat-pusat
aspek pariwisata
Sarana petunjuk dan pelayanan
berdasarkan perhitungan
informasi pariwisata
dan telah dilakukan
Sarana dan prasarana
4. Menghitung
jaringan jalan
keterpusatan sebagai
Sarana dan prasarana
indikator kemampuan
jalur pejalan kaki
Aksesibilitas pelayanan kawasan
Sarana dan prasarana
5. Menentukan orde hirarki
jalur sepeda
pusat pelayanan
Sarana dan prasarana
kawasan
transportasi
Jaringan listrik
Jaringan air bersih

Prasarana dan Utilitas Jaringan drainase


Jaringan air limbah
Jaringan persampahan
Aspek Data yang Digunakan Proses Output
Jalur evakuasi
bencana
Sumber: Penulis, 2019
3.3.2. Analisis Aksesibilitas
Aksesibilitas merupakan salah satu komponen struktur ruang pariwisata. Analisis
aksesiblitas merupakan derajat ketercapaian atau kemudahan seseorang untuk mencapai suatu
lokasi tertentu. Untuk mengetahui kondisi aksesibilitas di suatu lokasi, maka digunakan
perhitungan indeks aksesibilitas dengan ketentuan sebagai berikut.
Tabel 3.X Standar Pelayanan Minimal Indeks Aksesibilitas
Standar Pelayanan Kuantitas
Bidang
Konsumsi/Produksi Kualitas Keterangan
Pelayanan Cakupan
Jaringan Jalan

Kepadatan Penduduk Indeks


(jiwa/km²) Aksesibilitas

Sangat Tinggi > 5000 >5


Panjang
Aspek Seluruh
Tinggi > 1000 > 1,5 jalan/luas
Aksesibilitas Jaringan
Sedang > 500 > 0,5 (km/km²)

Rendah > 100 > 0,15

Sangat Rendah < 100 > 0,05

Sumber : Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2001


Adapun tahap dalam melakukan analisis aksesibilitas untuk menyusun Rencana
Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.X Tahap Analisis Aksesibilitas
Data yang Digunakan Proses Output
Sarana dan prasarana jaringan 1. Mengidentifikasi jumlah
jalan jalan di wilayah Indeks aksesibilitas jalan
perencanaan
Data yang Digunakan Proses Output
2. Melakukan tabulasi
kelengkapan jalan
3. Menghitung indeks
aksesibilitas
Sarana dan prasarana jalur 1. Mengidentifikasi jumlah
pejalan kaki sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana jalur 2. Melakukan tabulasi
Deskripsi pelayanan
sepeda kelengkapan sarana dan
Sarana dan prasarana jaringan prasarana
transportasi 3. Menganalisis pelayanan
Sumber: Penulis, 2019
3.3.3. Analisis Kebutuhan Prasarana
Salah satu aspek untuk menyusun struktur ruang pariwisata adalah prasarana. Prasarana
merupakan keseluruhan utilitas pendukung kegiatan, meliputi jaringan listrik, jaringan air
bersihm jaringan draiinase, jaringan air limbah persampahan dan jalur evakuasi. Keberadaan
prasarana tersebut juga memberikan kenyamanan bagi pengunjung/wisatawan ketika
berwisata. Dalam merencanakan pengembangan pariwisata, dibutuhkan suatu analisis
prasarana dalam rangka mengetahui ketersediaan dan kebutuhan prasarana pendukung
pariwisata di masa mendatang. Berikut adalah tahap melakukan analisis kebutuhan prasarana
pariwisata.
Tabel 3.X Tahap Analisis Kebutuhan Prasarana
Data yang Digunakan Proses Output

Jaringan listrik 1. Mengidentifikasi jumlah


Jaringan air bersih ketersediaan prasarana
yang ada pada masing-
Jaringan drainase Ketersediaan dan
masing daya tarik wisata
kebutuhan prasarana
Jaringan air limbah 2. Mengidentifikasi keleng-
pariwisata
kapan prasarana jaringan
Jaringan persampahan
di masing-masing daya

Jalur evakuasi bencana tarik wisata.

Sumber: Penulis, 2019


3.3.4. Analisis Kebutuhan Amenitas
Selain prasarana, aspek lainnya yang dibutuhkan dalam menyusun struktur ruang
pariwisata adalah amenitas. Amenitas merupakan fasilitas-fasilitas yang mendukung kegiatan
pariwisata. Adapun amenitas pariwisata dalam penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Strategis Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara meliputi akomodasi, biro perjalanan wisata,
bank dan ATM, sarana kesehatan, sarana perbelanjaan, sarana peribadatan serta sarana
petunjuk dan informasi. Berikut adalah tahap analisis kebutuhan amenitas pariwisata.
Tabel 3.X Tahap Analisis Amenitas Pariwisata
Data yang Digunakan Proses Output
Akomodasi (hotel dan
1. Mengidentifikasi jumlah
penginapan)
ketersediaan amenitas
Biro perjalanan wisata
pariwisata yang ada pada
Bank dan ATM masing-masing daya tarik
Ketersediaan dan
wisata
Sarana kesehatan kebutuhan amenitas
2. Mengidentifikasi keleng-
pariwisata
Sarana perbelanjaan kapan amenitas
pariwisata yang ada pada
Sarana peribadatan
masing-masing daya tarik
wisata
Sarana petunjuk dan informasi

Sumber: Penulis, 2019


3.3.5. Analisis Kemampuan Lahan
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi daya dukung lahan yaitu,
parameter SKL Morfologi, SKL Kemudahan Dikerjakan, SKL Kestabilan Lereng, SKL
Kestabilan Pondasi, SKL Ketersediaan Air, SKL Drainase, SKL Erosi, SKL Pembuangan
Limbah, SKL Bencana Alam dan SKL Kemampuan Lahan.
a. SKL Morfologi
Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Morfologi adalah analisis untuk memilah bentuk
bentang alam pada suatu wilayah dan/atau kawasan perencanaan untuk dikembangkan sesuai
dengan fungsinya. Berdasarkan Permen PU No. 20/PRT/M/2007 tentang Modul Terapan
Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam
Penyusunan Rencana Tata Ruang didapatkan bobot/nilai SKL Morfologi yang terdapat pada
tabel berikut.
Tabel 3.X Standar SKL Morfologi
Peta
Peta Morfologi SKL Morfologi Nilai
Kelerengan
Gunung/Pegunungan dan Kemampuan dan Morfologi
> 40% 1
Bukit/Perbukitan Tinggi
Gunung/Pegunungan dan Kemampuan Lahan dan
25-40% 2
Bukit/Perbukitan Morfologi Cukup
Kemampuan Lahan dari
Bukit/Perbukitan 15-25% 3
morfologi sedang
Kemampuan lahan dari
Datar 2-15% 4
morfologi kurang
Kemampuan Lahan dari
Datar 0-2% 5
morfologi rendah
Sumber: Permen PU No. 20/PRT/M/2007 tentang Modul Terapan Pedoman Teknik Analisis
Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata
Ruang
b. SKL Kemudahan Dikerjakan
SKL Kemudahan Dikerjakan adalah metode analisa untuk mengetahui tingkat
kemudahan lahan di suatu wilayah untuk digali/dimatangkan. Berdasarkan Permen PU No.
20/PRT/M/2007 tentang Modul Terapan Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan
Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang didapatkan
bobot/nilai SKL Kemudahan Dikerjakan pada tabel berikut:
Tabel 3.X Standar SKL Kemudahan Dikerjakan
SKL
Jenis
Morfologi Lereng Ketinggian Kemudahan Nilai
Lahan
Dikerjakan
Kemudahan
Gunung/Pegunungan
>40 % > 3000 m Mediteran dikerjakan 1
dan Bukit/Perbukitan
rendah
Kemudahan
Gunung/Pegunungan 25 – 40 2000 – 3000
Laitosol dikerjakan 2
dan Bukit/Perbukitan % m
kurang
SKL
Jenis
Morfologi Lereng Ketinggian Kemudahan Nilai
Lahan
Dikerjakan
Kemudahan
15 – 25 1000 – 2000
Bukit/Perbukitan Andosol dikerjakan 3
% m
sedang
Kemudahan
500 – 1000
Landai 2 – 15 % Regosol dikerjakan 4
m
cukup
Kemudahan
Datar 0–2% 0 – 500 m Alluvial dikerjakan 5
tinggi
Sumber: Permen PU No. 20/PRT/M/2007 tentang Modul Terapan Pedoman Teknik Analisis
Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata
Ruang
c. SKL Kestabilan Lereng
Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Kestabilan Lereng adalah analisis untuk mengetahui
tingkat kemantapan lereng dan kondisi lahan yang berkaitan dengan kestabilan dan kemudahan
pengembangan lahan. Berdasarkan Permen PU No. 20/PRT/M/2007 tentang Modul Terapan
Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam
Penyusunan Rencana Tata Ruang didapatkan bobot/nilai SKL Kestabilan Lereng pada tabel
berikut:
Tabel 3.X Standar SKL Kestabilan Lereng
Peta
Peta Peta SKL Ke-
Peta Peta Pengguna-
Ketinggi- Curah stabilan Nilai
Morfologi Kelerengan an Lahan
an Hujan Lereng
Eksisting
Kestabilan
Semak >3000
Bergunung >40% >3000 m lereng 1
Belukar mm/tahun
rendah
Berbukit, >1500- Kestabilan
2000-
bergelom- 15-40% Hutan 3000 lereng 2
3000m
bang mm/tahun kurang
Peta
Peta Peta SKL Ke-
Peta Peta Pengguna-
Ketinggi- Curah stabilan Nilai
Morfologi Kelerengan an Lahan
an Hujan Lereng
Eksisting
Pertanian,
perkebunan,
1000-2000 1000-1500 Kestabilan
Berombak 8-15% pertaniantan 3
m mm/tahun lereng
ah kering
semusim
500-1000 Per- 1000-1500
Landai 2-8% 4
m mukiman mm/tahun Kestabilan
<1000 lereng
Datar 0-2% 0-500 m 5
mm/tahun tinggi
Sumber: Permen PU No. 20/PRT/M/2007 tentang Modul Terapan Pedoman Teknik Analisis
Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata
Ruang
d. SKL Kestabilan Pondasi
Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Kestabilan Pondasi adalah analisis untuk mengetahui
tingkat kemampuan lahan untuk mendukung bangunan dalam menunjang pemanfaatan lahan.
Berdasarkan Permen PU No. 20/PRT/M/2007 tentang Modul Terapan Pedoman Teknik
Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan
Rencana Tata Ruang didapatkan bobot/nilai SKL Kestabilan Pondasi yang terdapat pada tabel
berikut:
Tabel 3.X Standar SKL Kestabilan Pondasi
SKL Kestabilan
Penggunaan Lahan SKL Kestabilan Pondasi Nilai
Lereng
Kestabilan Lereng Semak, Belukar, Daya Dukung dan Kestabilan
1
Rendah Ladang Pondasi Rendah
Kestabilan Lereng Kebun, Hutan,
2
Kurang Hutan Belukar Daya Dukung dan Kestabilan
Kestabilan Lereng Pondasi Kurang
Semua 3
Sedang
Semua 4
SKL Kestabilan
Penggunaan Lahan SKL Kestabilan Pondasi Nilai
Lereng
Kestabilan Lereng Daya Dukung dan Kestabilan
Semua 5
Tinggi Pondasi Tinggi
Sumber: Permen PU No. 20/PRT/M/2007 tentang Modul Terapan Pedoman Teknik Analisis
Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata
Ruang
e. SKL Ketersediaan Air
Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Ketersediaan Air adalah analisis untuk mengetahui
ketersediaan air dan kemampuan penyediaan air. Berdasarkan Permen PU No. 20/PRT/M/2007
tentang Modul Terapan Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta
Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang didapatkan bobot/nilai SKL
Ketersedian Air yang terdapat pada tabel berikut:
Tabel 3.X Standar SKL Ketersediaan Air
Penggunaan
Morfologi Lereng SKL Drainase Nilai
Lahan
Ketersediaan
Gunug/Pegunungan dan Semak, belukar,
> 40 % air sangat 1
Bukit/Perbukitan lading
rendah
Gunung/Pegunungan Kebun, hutan, Ketersediaan
25 – 40% 2
dan Bukit/Perbukitan hutan belukar air rendah
Ketersediaan
Bukit.Perbukitan 15 – 25 % Semua 3
air sedang
Datar 2 – 15 % Semua Ketersediaan 4
Datar 0–2% Semua air tinggi 5
Sumber: Permen PU No. 20/PRT/M/2007 tentang Modul Terapan Pedoman Teknik Analisis
Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata
Ruang
f. SKL Drainase
Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Drainase adalah analisa untuk mengetahui tingkat
kemampuan lahan dalam mengalirkan air hujan secara alami. Berdasarkan Permen PU No.
20/PRT/M/2007 tentang Modul Terapan Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan
Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang didapatkan
bobot/nilai SKL drainase yang terdapat pada tabel berikut:
Tabel 3.X Standar SKL Drainase
Topografi/ Penggunaan SKL
Morfologi Lereng Nilai
Ketinggian Lahan Drainase
Semak,
Gunug/Pegunungan
> 40 % Tinggi Belukar, 5
dan Bukit/Perbukitan Drainase
Ladang
Tinggi
Gunung/Pegunungan 25 – 40 Cukup Kebun, Hutan,
4
dan Bukit/Perbukitan % Tinggi Hutan Belukar
15 – 25 Drainase
Bukit.Perbukitan Sedang Semua 3
% Cukup
Datar 2- 15% Rendah Semua 2
Drainase
Sangat
Datar 0–2% Semua Kurang 1
Rendah
Sumber: Permen PU No. 20/PRT/M/2007 tentang Modul Terapan Pedoman Teknik Analisis
Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata
Ruang
g. SKL Erosi
Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Terhadap Erosi adalah analisa untuk mengetahui
tingkat keterkikisan tanah, sehingga didapatkan tingkat ketahanan lahan terhadap erosi.
Berdasarkan Permen PU No. 20/PRT/M/2007 tentang Modul Terapan Pedoman Teknik
Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan
Rencana Tata Ruang telah ditentukan bobot/nilai SKL Erosi yang terdapat pada tabel berikut:
Tabel 3.X Standar SKL Erosi
Penggunaan
Morfologi Lereng SKL Erosi Nilai
Lahan
Gunug/Pegunungan Semak, Belukar,
> 40 % Erosi Tinggi 1
dan Bukit/Perbukitan Ladang
Gunung/Pegunungan Kebun, Hutan,
25 – 40 % Erosi Cukup 2
dan Bukit/Perbukitan Hutan Belukar
Bukit.Perbukitan 15 – 25 % Semua Erosi Sedang 3
Datar 2 – 15 % Semua Erosi Sangat Rendah 4
Penggunaan
Morfologi Lereng SKL Erosi Nilai
Lahan
Datar 0–2% Semua Tidak ada Erosi 5
Sumber: Permen PU No. 20/PRT/M/2007 tentang Modul Terapan Pedoman Teknik Analisis
Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata
Ruang
h. SKL Pembuangan Limbah
Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Pembuangan adalah analisa untuk mengetahui
daerah-daerah yang mampu ditempati sebagai lokasi penampungan akhir dan pengolahan
limbah. Berdasarkan Permen PU No. 20/PRT/M/2007 tentang Modul Terapan Pedoman
Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan
Rencana Tata Ruang telah ditentukan bobot/nilai SKL pembuangan limbah yang terdapat pada
tabel berikut:
Tabel 3.X Standar SKL Pembuangan Limbah
SKL
Topografi/ Penggunaan
Morfologi Lereng Pembuangan Nilai
Ketinggian Lahan
Limbah
Semak, Kemampuan
Gunug/Pegunungan
> 40 % Tinggi Belukar, lahan untuk 1
dan Bukit/Perbukitan
Ladang pembuangan
Gunung/Pegunungan 25 – 40 Cukup Kebun, Hutan, limbah kurang
2
dan Bukit/Perbukitan % Tinggi Hutan Belukar
Kemampuan
15 – 25 lahan untuk
Bukit.Perbukitan Sedang Semua 3
% pembuangan
limbah sedang
2 – 15 Kemampuan laan
Datar Rendah Semua 4
% untuk
Sangat pembuangan
Datar 0–2% Semua 5
Rendah limbah cukup
Sumber: Permen PU No. 20/PRT/M/2007 tentang Modul Terapan Pedoman Teknik Analisis
Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata
Ruang
i. SKL Bencana Alam
Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Bencana Alam adalah analisis untuk mengetahui
kemampuan lahan dalam menerima bencana alam khususnya dari sisi geologi. Berdasarkan
Permen PU No. 20/PRT/M/2007 tentang Modul Terapan Pedoman Teknik Analisis Aspek
Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang
telah ditentukan bobot/nilai SKL Bencana Alam yang terdapat pada tabel berikut:
Tabel 3.X Standar SKL Bencana Alam
Topografi/ Penggunaan SKL Bencana
Morfologi Lereng Nilai
Ketinggian Lahan Alam
Gunug/Pegunungan Semak,
dan > 40 % Tinggi Belukar, 5
Bukit/Perbukitan Ladang Potensi
Kebun, Bencana Alam
Gunung/Pegunungan
25 – 40 Hutan, Tinggi
dan Cukup Tinggi 4
% Hutan
Bukit/Perbukitan
Belukar
Potensi
15 – 25
Bukit.Perbukitan Sedang Semua Bencana Alam 3
%
Cukup
2 – 15 Potensi
Datar Rendah Semua 2
% Bencana Alam
Datar 0 – 2 % Sangat Rendah Semua Kurang 1
Sumber: Permen PU No. 20/PRT/M/2007 tentang Modul Terapan Pedoman Teknik Analisis
Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata
Ruang
j. SKL Kemampuan Lahan
Adapun SKL Kemampuan Lahan merupakan penjumlahan seluruh nilai setiap SKL di
atas. Berdasarkan Permen PU No. 20/PRT/M/2007 tentang Modul Terapan Pedoman Teknik
Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan
Rencana Tata Ruang telah ditentukan bobot/nilai akhir SKL Kemampuan Lahan dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 3.X Standar SKL Kemampuan Lahan
SKL SKL SKL SKL SKL SKL SKL SKL Ke-
SKL
Kemudahan Kestabilan Kestabilan Ketersedian Terhadap untuk Pembuangan Bencana mampuan
Morfologi
Dikerjakan Lereng Pondasi Air Erosi Drainase Limbah Alam Lahan
Bobot: 5 Bobot: 1 Bobot: 5 Bobot: 3 Bobot: 5 Bobot: 3 Bobot: 5 Bobot: 0 Bobot: 5 Total Nilai
5 1 5 3 5 3 25 0 25
Bobot x Nilai

10 2 10 6 10 6 20 0 20
15 3 15 9 15 9 15 0 15
20 4 20 12 20 12 10 0 10
25 5 25 15 25 15 5 0 5
Sumber: Permen PU No. 20/PRT/M/2007 tentang Modul Terapan Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial
Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang
Tabel 3.X. Kelas Kemampuan Lahan
Total Nilai Kelas Kemampuan Lahan Klasifikasi Pengembangan
32 – 58 Kelas A Kemampuan Pengembangan Sagat Rendah
59 – 83 Kelas B Kemampuan Pengembangan Rendah
84 – 109 Kelas C Kemampuan Pengembangan Sedang
110 – 134 Kelas D Kemampuan Pengembangan Agak Tinggi
135 - 160 Kelas E Kemampuan Pengembangan Sangat Tinggi
Sumber: Permen PU No. 20/PRT/M/2007 tentang Modul Terapan Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial
Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang
Adapun tahap analisis kemampuan lahan meliputi input, proses dan output dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.X Tahap Analisis Kemampuan Lahan
Data yang Digunakan Proses Output
1. Menentukan SKL
Morfologi
Morfologi, SKL
Kemiringan lereng Kemudahan Dikerjakan,
SKL Kestabilan Lereng,
Topografi
SKL Kestabilan Pondasi,
SKL Ketersediaan Air,
Geologi
SKL Drainase, SKL
SKL Kemampuan Lahan
Penggunaan lahan Erosi, SKL Pembuangan
Limbah, SKL Bencana
Klimatologi Alam
2. Menentukan bobot total
Hidrologi
SKL
3. Menentukan kelas
Bencana alam
kemampuan lahan
Sumber: Penulis, 2019
3.3.6. Analisis Evaluasi Penilaian Objek dan Daya Tarik Pariwisata
Matriks evaluasi penilaian ODTW ini digunakan untuk memberikan penilaian evaluasi
terhadap objek dan daya tarik wisata khususnya wisata di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Indikator yang digunakan sebagai kriteria ODTW meliputi: keunikan, minat wisatawan,
kebutuhan infrastruktur, skala kegiatan, potensi sumber daya yang ada, kendala penyediaan
kegiatan, pertimbangan ekologi, aksesibilitas, kunjungan wisata, serta wisata unggulan. Pada
tahap selanjutnya, masing-masing ODTW diberikan nilai sesuai dengan kriteria evaluasi
penilaian ODTW. Skala yang digunakan untuk memberikan penilaian tersebut adalah:
1. 5 untuk kriteria yang memiliki nilai tinggi
2. 3 untuk kriteria sedang
3. 1 untuk kriteria rendah
Dari hasil matriks ODTW, dapat diidentifikasi prioritas pariwisata yang ada di
Kabupaten Kutai Kartanegara berdasarkan range nilai yang didapatkan berdasarkan rumus
statistik. Berikut adalah tahap melakukan analisis penilaian Objek dan Daya Tarik Wisata.
Tabel 3.X Tahap Analisis Objek dan Daya Tarik Wisata
Data yang Digunakan Proses Output
1. Mengidentifikasi Objek
Objek Daya Tarik Wisata Sejarah dan Daya Tarik Wisata
2. Mentabulasi indikator
penilaian Objek dan
Objek Daya Tarik Wisata Alam Daya Tarik Wisata
3. Melakukan penilaian Prioritas pengembangan
Objek dan Daya Tarik Objek dan Daya Tarik
Wisata Wisata
Objek Daya Tarik Wisata Pendidikan
4. Menentukan banyak
kelas dan interval
5. Menentukan kelas
Objek Daya Tarik Wisata Buatan prioritas Objek dan Daya
Tarik Wisata
Sumber: Penulis, 2019
3.3.7. Analisis IPA (Importance Performance Analysis)
Analisis IPA digunakan untuk mengetahui kinerja Objek dan Daya Tarik Wisata serta
aktivitas yang terjadi di dalamnya.
a. Penentuan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah menggunakan teknik sampling
aksidental yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan surveyor dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok
sebagai sumber data. Sedangkan untuk menentukan jumlah sampel yang representatif,
maka digunakan teknik pengambilan sampel sebagai berikut:
n
n=
1 + (𝑁𝑒 2 )
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e2 = presisi ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 100%
b. Perhitungan Kinerja dan Kepentingan ODTW
1. Menghitungkan rata-rata skor kinerja/performance (X) dan
kepentingan/importance (Y) pada masing-masing indikator berdasarkan bobot
yang telah didapatkan dari kuesioner, melalui persamaan matematis sebagai
berikut:
Skor Pervariabel = Jumlah Pengunjung yang Memilih × Bobot Tingkat
Kinerja/Kepentingan
2. Menghitung rata-rata skor kinerja (X) dan kepentingan (Y) untuk keseluruhan
variabel berdasarkan jumlah variabel melalui persamaan matematis sebagai
berikut.
Skor kinerja/kepentingan
Rata − rata skor =
Jumlah pengunjung ODTW
Tahap melakukan analisis IPA (Importance Performance Analysis) dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 3.X. Tahap Analisis IPA
Data yang Digunakan Proses Output
1. Menentukan sampel
Objek dan Daya Tarik Wisata
2. Melakukan survei

Amenitas dengan metode


kuesioner
Kinerja Objek dan Daya
Prasarana dan Utilitas 3. Menghitung bobot
Tarik Wisata serta
penilaian masing-
aktivitas di dalamnya
Aksesibilitas masing ODTW
4. Menentukan kuadran

Sosial dan Ekonomi pada Perceptual


Mapping
Sumber: Penulis, 2019
3.3.8. Analisis Akar Permasalahan
Analisis akar permasalahan digunakan untuk mengidentifikasi akar permasalahan pada
Objek dan Daya Tarik Wisata dan dapat digunakan dalam perumusan solusi untuk mengatasi
permasalahan yang terjadi. Untuk melakukan analisis ini, input data yang digunakan yakni
hasil dari seluruh analisis yang telah dilakukan sebelumnya. Dari hasil kuadran tersebut
nantinya akan dicari akar permasalahan kuadran-kuadran yang perlu ditingkatkan kinerjanya.
Dari kedua kuadran tersebut terdapat indikator/faktor-faktor yang potensial tetapi masih belum
maksimal kinerjanya sehingga perlu dicari akar permasalahannya dan dirumuskan solusinya.
Berikut adalah tahapan melakukan analisis akar permasalahan.
Tabel 3.X Tahap Analisis Akar Permasalahan
Data yang Digunakan Proses Output
1. Mengidentifikasi per-
Hasil analisis kebijakan
masalahan pada setiap

Hasil analisis skalogram hasil analisis yang


telah dilakukan
Hasil analisis aksesibilitas 2. Mengidentifikasi
penyebab dari per-
Hasil analisis kebutuhan
masalahan yang di- Solusi berupa strategi dan
prasarana
peroleh kebijakan
Hasil analisis kebutuhan amenitas
3. Mengidentifikasi akar
masalah
Hasil analisis penilaian ODTW
4. Mengajukan solusi
Hasil analisis kemampuan lahan dengan memperhati-
kan hasil analisis yang
Hasil analisis IPA
telah diperoleh
Sumber: Penulis, 2019
3.4. Kerangka Analisis Data
Berikut adalah kerangka analisis data dalam penyusunan Rencana Pengembangan
Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara.
INPUT PROSES OUTPUT

Kebijakan Kepariwisataan Analisis Kebijakan Rencana Pengembangan Kawasan


a. Kebijakan pengembangan pari- Strategis Pariwisata Kabupaten
wisata nasional Kutai Kartanegara
b. Kebijakan pengembangan pari-
wisata provinsi
c. Kebijakan pengembangan pari-
wisata daerah kabupaten Analisis Skalogram Kebijakan dan Strategi

Aksesibiltas
Visi dan misi
a. Sarana dan prasarana jalan
b. Sarana dan prasarana jalur pejalan
Analisis Aksesibilitas Tujuan dan sasaran
kaki
c. Sarana dan prasarana jalur sepeda
Kebijakan dan strategi
d. Sarana dan prasarana transportasi

Prasarana
a. Jaringan listrik
b. Jaringan air bersih Rencana Struktur Ruang
c. Jaringan drainase Analisis Kebutuhan Prasarana
d. Jaringan air limbah
e. Jaringan persampahan Rencana pusat pelayanan
f. Jalur evakuasi bencana
Rencana jaringan transportasi
Amenitas
a. Akomodasi Rencana jaringan prasarana
b. Biro perjalanan wisata
Rencana persebaran amenitas
c. Bank dan ATM
Analisis Kebutuhan Amenitas
d. Sarana kesehatan
e. Sarana perbelanjaan
f. Sarana peribadatan
g. Sarana petunjuk dan informasi
Rencana Pola Ruang

Objek dan Daya Tarik Wisata


a. ODTW sejarah Rencana zona inti
b. ODTW alam Analisis Evaluasi Penilaian ODTW
c. ODTW pendidikan Rencana zona penyangga
d. ODTW buatan
Rencana zona pelayanan
Kondisi Fisik Dasar
a. Morfologi
b. Kemiringan lereng Analisis Kemampuan Lahan
c. Topografi
d. Geologi Rencana Aktivitas
e. Penggunaan lahan
f. Klimatologi
g. Hidrologi Analisis IPA Rencana peningkatan ODTW
h. Bencana alam
Rencana pemasaran pariwisata
Kondisi Sosial dan Demografi
a. Kondisi sosial budaya masyarakat Rencana kelembagaan pariwisata
b. Kondisi demografi

Kondisi Perekonomian
a. Kondisi perekonomian daerah Arahan Pemanfaatan dan
Analisis Akar Permasalahan Pengendalian
b. Kondisi PDRB daerah

Gambar 3.X Kerangka Analisis Data


Sumber: Penulis, 2019

Anda mungkin juga menyukai