KEBIJAKAN DIVIDEN
1.1 Pendahuluan
Kebijakan dividen merupakan keputusan keuangan yang dilakukan oleh
perusahaan setelah perusahaan beroperasi dan memperoleh laba. Kebijakan dividen
menyangkut masalah penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham atau
keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang
saham sebagai dividen atau ditahan guna pembiayaan investasi dimasa yang akan
datang.
Kebijakan dividen berpengaruh terhadap aliran dana, struktur pinansial,
likuiditas perusahaan dan prilaku investor. Dengan demikian kebijakan dividen
merupakan salah satu keputusan penting dalam kaitannya dengan usaha untuk
memaksimumkan nilai perusahaan. Sebagai mana diketahui bahwa nilai perusahaan
dipengaruhi oleh keputusan investasi, keputusan pembiayaan, dan kebijakan dividen
itu sendiri. Ketiga keputusan tersebut saling berinteraksi satu sama lain karena
keputusan investasi dipengaruhi oleh tersedianya dana dan biaya modal. Biaya dan
ketersediaan dana dipengari oleh besar kecilnya laba ditahan.
1.2 Prosedur Pembayaran Dividen
Pada umumnya pembayaran dividen dilakukan secara tunai. Keputusan
pembayaran dividen di Indonesia berbeda dengan pembayaran dividen di Negara
Amerika Serikat yang menyatakan bahwa keputusan pembagian dividen berada
ditangan board of directors. Di Indonesia keputusan pembagian dividen melalui Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) berdasarkan UU No 1 tahun 1995, pasal 62 ayat 1
dan 2. Apabila RUPS telah memutuskan untuk membagikan dividen, maka tanggal
tersebut merupakan declaration date. Pada RUPS juga menyebutkan kepada dividen
akan dibayarkan, dan bagaimana cara pembayaranya. Tanggal pembayarannya itu
disebut paymen date.
Pembayaran dividen dilakukan melalui pemindahan pengalihan hak atau saham
ditutup pada saat pembayaran dividen. Jika pemindahan hak dilakukan sebelum
pembayaran dividen, maka pemegang saham yang baru yang akan menerima
pembayaran dividen. Peraturan yang mempengaruhi kebijakan dividen meliputi
dividen harus dibayarkan dari laba ditahan saat ini atau periode yang lalu. Selain itu
dividen tidak dapat dibayarkan dari modal saham. Pembayaran dividen tidak dapat
dilakukan apabila perusahaan dalam keadaan insolvency.
1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijaan Dividen
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen pada umumnya :
A. Posisi kas atau likuiditas perusahaan mempengaruhi kemampuan
perusahaan untuk membayar dividen. Bagi perusahaan yang memiliki
laba ditahan yang cukup, tetapi manajemen memutuskan untuk
menginvestasikan kedalam aktiva riil maka perusahaan tidak dapat
membayar dividen dalam bentuk kas.
B. Kebutuhan pembayaran kembali utang perusahaan juga berpengaruh
terhadap kemampuan perusahaan untuk membayar deviden. Adanya
batas dalam perjanjian pinjama pada kreditur, seperti pembayaran
dividen hanya dapat dilakukan setelah laba yang tersedia bagi
pemegang saham dikurangi dengan angsuran pinjaman. Disamping itu
persetujuan pemegang saham menuntut hak pembayaran dividen
sebelum pembayaran dividen kepada pemegang sahan biasa.
C. Tingakat ekspansi yang tinggi memerlukan dana yang besar, sehingga
laba yang diperoleh lebih baik ditahan.
D. Akses perusahaan di pasar modal juga berpengaruh terhadap kebijakan
dividen. Aksesibilitas perusahaan dipengaruhi oleh usia dan sekala
perusahaan.
E. Posisi pemegang saham dalam kelompok pajak juga berpengaruh
terhadap kebijakan dividen. Kepemilikan perusahaan oleh investor yang
kecil cenderung untuk memiliki payout yang tinggi. Sedangkan
kepemilikan perusahaan oleh pemegang sahamyang termasuk dalam
kelompok pembayar pajak besarakan lebih menyukai untuk
mempertahankan payout yang rendah.
1.4 Dana yang Bisa Dibagikan Sebagai Dividen
Besarnya dana yang bisa dibagikan sebagai dividen sama dengan laba
setelah pajak. Dana yang diperoleh dari hasil operasi selama satu periode
adalah sebesar laba setelah pajak ditambah dengan penyusustan. Meskipun
demikian, bukan berarti bahwa kita bisa membagikan jumlah ini sebagai
dividen. Karena kalau seluruh dana tersebut dibagikan sebagai dividen, maka
perusahaan tidak akan bisa melalukan penggantian aktiva tetap dimasa yang
akan datang. Berdasarkan teori keuangan, jumlah dana yang bisa dibagikan
sebagai dividen bisa dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:
Dividen = EAT + Penyusutan – Investasi A. T. – Penambahan M. K.
Dimana:
AT : Aktiva Tetap
MK : Modal Kerja
Teori ini dikemukakkan oleh Miller dan Modigliani (1961) atau disebut dengan
MM, yang berpendapat bahwa kondisi keputusan investasi yang given, pembayaran
dividen tidak berpengaruh terhadap kemakmuran pemegang saham, lebih lanjut MM
berpendapat bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh earning power dari asset
perusahaan. Dengan demikian nilai perusahaan ditentukan dengan nilai investasi. MM
membuktikan pendapatanya dengan asumsi:
Teori ini ditemukan oleh Gardon (1962) dan Litner (1956,1953), dimana beliau
berpendapat bahwa biaya ekuitas perusahaan akan mengalami kenaikan disebabkan
oleh penurunan pembayaran deviden, karena investor lebih yakin terhadap penerimaan
dan pembagian dividen dibandingkan kenaikan nilai modal yang dihasilkan laba
tersebut.
1.6.3 Tax Differential Theory
Stock dividen adalah hanya merupakan pemindahaan bukuan saja dari rekening laba
yang ditahan ke dalam rekening saham. Stock dividen merupankan pembayaran
dividen menggunakan saham.
Stock split merupakan pemecahan nilai saham ke dalam nilai nominal yang lebih kecil
sehingga jumlah lembar saham yang beredar meningkat.
Identifikasi karakteristik
Stock split tidak mempengaruhi rekening modal tetapi stock dividen mingkatkan
rekening modal dan mengurangi laba yang ditahan.
Stock split mungkin akan merubah per value tetapi stock dividen tidak merubah per
value.
Banyak bukti yang mendukung bahwa stovk spilt dan stock dividen meningkatkan
kemakmuran pemegang saham.
1.10 Repurchase of stock
Repurchase of stock dipandang sebagai indikasi bahwa saham dinilai terlalu rendah
atau undervalued.
Pemegang saham memiliki pilihan untuk menjual saham mereka atau tidak.
Dari pandangan manajemen pembelian kembali saham memberikan berapa
keuntungan bila dibandingkan dengan pembayaran dividen .
Merupakan satu cara praktis bagi manajemen untuk melakukan restrukturisasi kuangan
perusahaan.