Anda di halaman 1dari 8

BAB 15

KEBIJAKAN DIVIDEN

1.1 Pendahuluan
Kebijakan dividen merupakan keputusan keuangan yang dilakukan oleh
perusahaan setelah perusahaan beroperasi dan memperoleh laba. Kebijakan dividen
menyangkut masalah penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham atau
keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang
saham sebagai dividen atau ditahan guna pembiayaan investasi dimasa yang akan
datang.
Kebijakan dividen berpengaruh terhadap aliran dana, struktur pinansial,
likuiditas perusahaan dan prilaku investor. Dengan demikian kebijakan dividen
merupakan salah satu keputusan penting dalam kaitannya dengan usaha untuk
memaksimumkan nilai perusahaan. Sebagai mana diketahui bahwa nilai perusahaan
dipengaruhi oleh keputusan investasi, keputusan pembiayaan, dan kebijakan dividen
itu sendiri. Ketiga keputusan tersebut saling berinteraksi satu sama lain karena
keputusan investasi dipengaruhi oleh tersedianya dana dan biaya modal. Biaya dan
ketersediaan dana dipengari oleh besar kecilnya laba ditahan.
1.2 Prosedur Pembayaran Dividen
Pada umumnya pembayaran dividen dilakukan secara tunai. Keputusan
pembayaran dividen di Indonesia berbeda dengan pembayaran dividen di Negara
Amerika Serikat yang menyatakan bahwa keputusan pembagian dividen berada
ditangan board of directors. Di Indonesia keputusan pembagian dividen melalui Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) berdasarkan UU No 1 tahun 1995, pasal 62 ayat 1
dan 2. Apabila RUPS telah memutuskan untuk membagikan dividen, maka tanggal
tersebut merupakan declaration date. Pada RUPS juga menyebutkan kepada dividen
akan dibayarkan, dan bagaimana cara pembayaranya. Tanggal pembayarannya itu
disebut paymen date.
Pembayaran dividen dilakukan melalui pemindahan pengalihan hak atau saham
ditutup pada saat pembayaran dividen. Jika pemindahan hak dilakukan sebelum
pembayaran dividen, maka pemegang saham yang baru yang akan menerima
pembayaran dividen. Peraturan yang mempengaruhi kebijakan dividen meliputi
dividen harus dibayarkan dari laba ditahan saat ini atau periode yang lalu. Selain itu
dividen tidak dapat dibayarkan dari modal saham. Pembayaran dividen tidak dapat
dilakukan apabila perusahaan dalam keadaan insolvency.
1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijaan Dividen
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen pada umumnya :
A. Posisi kas atau likuiditas perusahaan mempengaruhi kemampuan
perusahaan untuk membayar dividen. Bagi perusahaan yang memiliki
laba ditahan yang cukup, tetapi manajemen memutuskan untuk
menginvestasikan kedalam aktiva riil maka perusahaan tidak dapat
membayar dividen dalam bentuk kas.
B. Kebutuhan pembayaran kembali utang perusahaan juga berpengaruh
terhadap kemampuan perusahaan untuk membayar deviden. Adanya
batas dalam perjanjian pinjama pada kreditur, seperti pembayaran
dividen hanya dapat dilakukan setelah laba yang tersedia bagi
pemegang saham dikurangi dengan angsuran pinjaman. Disamping itu
persetujuan pemegang saham menuntut hak pembayaran dividen
sebelum pembayaran dividen kepada pemegang sahan biasa.
C. Tingakat ekspansi yang tinggi memerlukan dana yang besar, sehingga
laba yang diperoleh lebih baik ditahan.
D. Akses perusahaan di pasar modal juga berpengaruh terhadap kebijakan
dividen. Aksesibilitas perusahaan dipengaruhi oleh usia dan sekala
perusahaan.
E. Posisi pemegang saham dalam kelompok pajak juga berpengaruh
terhadap kebijakan dividen. Kepemilikan perusahaan oleh investor yang
kecil cenderung untuk memiliki payout yang tinggi. Sedangkan
kepemilikan perusahaan oleh pemegang sahamyang termasuk dalam
kelompok pembayar pajak besarakan lebih menyukai untuk
mempertahankan payout yang rendah.
1.4 Dana yang Bisa Dibagikan Sebagai Dividen
Besarnya dana yang bisa dibagikan sebagai dividen sama dengan laba
setelah pajak. Dana yang diperoleh dari hasil operasi selama satu periode
adalah sebesar laba setelah pajak ditambah dengan penyusustan. Meskipun
demikian, bukan berarti bahwa kita bisa membagikan jumlah ini sebagai
dividen. Karena kalau seluruh dana tersebut dibagikan sebagai dividen, maka
perusahaan tidak akan bisa melalukan penggantian aktiva tetap dimasa yang
akan datang. Berdasarkan teori keuangan, jumlah dana yang bisa dibagikan
sebagai dividen bisa dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:
Dividen = EAT + Penyusutan – Investasi A. T. – Penambahan M. K.
Dimana:

EAT : Laba Setekah Pajak

AT : Aktiva Tetap

MK : Modal Kerja

1.5 Jenis Jenis Pembayaran Dividen

Jenis jenis alternativ pembagian dividen yaitu:

1. Pembayaran dividen yang stabil


Pembayaran deviden yang menganut kebijakan untuk membayarkan
dividen per lembar saham dalam jumlah yang stabil cenderung untuk memiliki
payout ratio yang rendah pada saat profit mengalami penurunan. Alasan untuk
memberikan dividen yang stabil dengan cara membiarkan payout ratio
berfluktuasi adalah agar harga pasar saham lebih tinggi. Hal ini mudaha
dipahami karena:
 Dividen yang berfluktuasi lebih beresiko daripada deviden yang stabil
 Pemegang saham yang mengharapakan pendapatan dari penerimaan
dividen akan lebih suka untuk menerima dividen dalam jumlah stabil
 Persyaratan listing surat berharga mensyaratkan dividen yang stabil
dan tidak terputus
2. Risidual Decision of Deviden
Penentuan besarnya dividen dipengaruhi oleh ada tidaknya kesempatan
nvestasi yang menguntungkan. Sejauh terdapat investasi yang menguntungkan
maka dana yang diperoleh dari operasi perusahaan akan digunakan untuk
investasi tersebut. Suatu perusahaan membagikan dividen sangat banyak
karena tidak ada investasi yang menguntungkan .
3. Payout ratio yang konstan
Beberapa perusahaan memilih untuk mempertahankan presentase payout atas
laba yang konstan. Dengan demikian apabila laba yanga diperoleh
berfluktuasi, maka dividen yanga dibayarkan juga akan berfluktuasi.
Kebijakan ini cenderung tidak akan memaksimumkan nilai saham perusahaan.
4. Penyebaran dividen regular yang rendah disertai penyebaran ekstra
Kebijakan yang terakhir merupakan kebijakan yang moderat merupakan
kompromosi atas dua kebijakan satu dan tiga yang lebih fleksibel.
1.6 teori Kebijakan Dividen
1.6.1 Deviden Tidak Relevan

Teori ini dikemukakkan oleh Miller dan Modigliani (1961) atau disebut dengan
MM, yang berpendapat bahwa kondisi keputusan investasi yang given, pembayaran
dividen tidak berpengaruh terhadap kemakmuran pemegang saham, lebih lanjut MM
berpendapat bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh earning power dari asset
perusahaan. Dengan demikian nilai perusahaan ditentukan dengan nilai investasi. MM
membuktikan pendapatanya dengan asumsi:

 Pasar modal yang sempurna dimana semua investor bersikap rasional.


 Tidak terdapat pajak
 Tidak terdapat biaya emisi saham
 Leverage tidak berpengaruh terhadap biaya modal
 Para investor dan manajer mempunyai informasi yang sama
 Distribusi pendapatan diantara dividen dengan laba ditahan tak berpengaruh
terhadap biaya ekuitas
 Kebijakan capital budgeting terlepas dari kebijakan dividen

Hal penting dari pendapatannya MM adalah bahwa pengaruh pembayaran dividen


terhadap kemakmuran pemegang saham akan diimbangi dengan jumlah yang sama
dengan catatan pembelajaan atau pemenuhan dana yang lain.

1.6.2 Bird-in-the Hand Theory

Teori ini ditemukan oleh Gardon (1962) dan Litner (1956,1953), dimana beliau
berpendapat bahwa biaya ekuitas perusahaan akan mengalami kenaikan disebabkan
oleh penurunan pembayaran deviden, karena investor lebih yakin terhadap penerimaan
dan pembagian dividen dibandingkan kenaikan nilai modal yang dihasilkan laba
tersebut.
1.6.3 Tax Differential Theory

Teori ini dikemukakkan oleh Lizenberger dan Ramaswamy (1979)


mengemukakkan bahwa dalam kaitannya dengan pajak pendapatan perseorangan,
pendapatan yang relevan bagi investor adalah pendapatan setelah pajak, sehingga
keuntungan yang di syaratkan juga setelah pajak. Investor lebih suka menerima capital
gian yang tinggi dibandingkan dengan dividen tinggi. Investor akan meminta tingkat
keuntungan setelah pajak yang lebih tinggi terhadap saham yang memiliki dividend
yeid yang tinggi daripada saham dengan dividend yeid yang rendah. Oleh karena itu
kelempok ini cenderug menyerahkan bahwa perusahaan sebaiknya menentukan
dividend pay out ration yang rendah atau bahkan tidak membagikan deviden.

1.7 Information cintent Hypothesis

Manajer kenyataanya cenderung memiliki informasi yang lebih baik tentang


prospek perusahaan dibandingakandengan investor atau pemegang saham, akibatnya
investor menilai bahwa capital gain lebih beresiko dibandingka dengan dividen dalam
bentuuk kas. Kenyataan tersebut berakibat sering terjadi bahwa pembayaran dividen
selalu diikuti dengan kenaikan harga saham sedangkan penurunan dividen akan diikuti
dengan penurunan harga saham. Hal tersebut menunjukkan investor secara
keseluruhan lebih menyukai pembayaran dividen dibandingkan capital gain.

1.8 Clintile Effect

Kita mengetahu bahwa terdapat banyak kelompok investor dengan berbagai


kepentingan. Dengan adanya kelompok investor yang berbeda, perusahaan dapat
menentukan kebijakan dividen yang oleh manajemen dianggap paling baik. Kemudian
biarkan investor yang tidak menyukai kebijakan dividen perusahaan, menjual saham
mereka dengan kata lain biar melakukan pemindahan investasi dari satu perusahaan ke
perusahaan lain. Tetapi perlu diingat bahwa transaksi itu berlangsung efisien karena
adanya biaya transaksi dan pembayaran sebagai akibat penjualan saham.

1.9 Stock Dividend Dan Stock Split

Kadang kadang perusahaan memutuskan untuk membagikan Stock Dividend


atau pembayaran dividen dalam bentuk saham. Kondisi ini mengakibatkan jumlah
lembar saham akan bertambah sebesar jumlah lembar saham yang dibagikan sebagai
dividen. Stock Dividend tidak mengakibatkan kekayaan pemegang saham meningkat,
karena meningkatnya jumalh lembar saham diimbangi dengan turunnya harga saham
dengan proporsi yang sama. Tetapi jika pemegang saham berpendapat bahwa dana
yang dibagikan dalam bentuk dividen diinvestasikan kembali dan diharapkan
memberikan hasil yang menguntungkan sehingga price earning (PER) perusahaan
meningkat, maka profitabilitas perusahaan akan meningkat.

Tujuan utama perusahaan melakukan stock split adalah untuk meningkatkan


likuiditas dalam perdagangan perusahaan yang artinya saham perusahaan lebih sering
diperdagangkan. Tidak likuidnya saham sering kali disebabkan oleh : (1) harga saham
terlalu mahal dan jumlah saham terlalu sedikit. (2) harga saham terlalu murah sehingga
investor mempersepsikan perusahaan kurang memiliki prospek.

Berikut diuraikan persamaan, perbedaan serta identifikasi karakteristik antara stock


dividen dengan stock split.

Perbedaan antara stock dividen dan stock split:

 Stock dividen adalah hanya merupakan pemindahaan bukuan saja dari rekening laba
yang ditahan ke dalam rekening saham. Stock dividen merupankan pembayaran
dividen menggunakan saham.
 Stock split merupakan pemecahan nilai saham ke dalam nilai nominal yang lebih kecil
sehingga jumlah lembar saham yang beredar meningkat.

Persamaan antara stock dividend an stock split adalah:

 Tidak ada pendistribusian kas dalam kedua bentuk tersebut.


 Keduannya mengakibatkan jumlah lembar saham yang beredar meningkat.
 Total modal sendiri tidak mengalami perubahan, tetapi hanya komposisinya saja.

Identifikasi karakteristik

 Stock split tidak mempengaruhi rekening modal tetapi stock dividen mingkatkan
rekening modal dan mengurangi laba yang ditahan.
 Stock split mungkin akan merubah per value tetapi stock dividen tidak merubah per
value.
 Banyak bukti yang mendukung bahwa stovk spilt dan stock dividen meningkatkan
kemakmuran pemegang saham.
1.10 Repurchase of stock

Perusahaan sering harus melakukan repurchase of stock atau pembelian


kembali sahamnya karena memilki kelebihan kas, dan tidak ada kesempatan yang
menguntungkan. Alasan lain mungkin perusahaan akan melakukan penggabungan
usaha dengan perusahaan lain. Dalam kondisi tidak ada kesempatan investasi yang
menguntungkan, maka pemberian dividen atau pembelian saham-tidak ada pajak dan
biaya transaksi- bagi investor akan sama saja. Dengan pembelian kembali maka jumlah
lembar saham yang beredar akan berkurang dan dividen per lembar saham akan lebih
besar, akhirnya harga pasar saham akan meningkat.

Brigham dan Housten (2002) mengungkapkan keuntungan dan kerugian


repurchase of stock adalah:

Keuntungan repurchase of stock

 Repurchase of stock dipandang sebagai indikasi bahwa saham dinilai terlalu rendah
atau undervalued.
 Pemegang saham memiliki pilihan untuk menjual saham mereka atau tidak.
 Dari pandangan manajemen pembelian kembali saham memberikan berapa
keuntungan bila dibandingkan dengan pembayaran dividen .
 Merupakan satu cara praktis bagi manajemen untuk melakukan restrukturisasi kuangan
perusahaan.

Kerugian Repurchase of Stock

 Perusahaan mungkin membayar terlalu tinggi untuk repurchase of stock perusahaan,


sehingga sangat merugikan pemegang saham yang memilih untuk tidak menjual
sahamnya.
 Tidak semua investor memperoleh manfaat atas repurchase of stock, karena tidak
mengetahui implikasinya saat ini dan prospeksnya dimasa datang.
 Perusahaan bisa dikenakan pinalti apabila apabila alasan repurchase of stock ini
dilakukan untuk menghindari pajak atas dividen.
 Beberapa investor memandang bahwa repurchase of stock dalam jumlah merupakan
indikasi perusahaan tidak memiliki pertumbuhan yang baik.
1.11 Kebijakan Dividen Dalam Praktek

Apabila perusahaan mempertimbangkan akan menginvestasikan keuntungan


yang diperoleh, sementara pemegang saham menghendaki untuk menerima dividen
maka perusahaan harus mengeluarkan saham baru.

Anda mungkin juga menyukai