1. PATOFISIOLOGI
Proliferasi sel epitel disekeliling basil dan membentuk dinding antara basil dan organ
1
Reaksi eksudasi
pemecahan karbohidrat,
protein, dan lemak meningkat
2
Anoreksia merangsang tubuh untuk
Mengeluarkan zat pirogen
Energi berkurang
Kelemahan otot
ADL terganggu
3
2. PENGKAJIAN YANG PERLU DILAKUKAN
1. Pengkajian
a. Wawancara
Pola Nutrisi
Biasanya ada penurunan nafsu makan dan mual muntah
BB : 50 Kg
TB : 155 cm
4
Pola Istirahat Tidur
Biasanya pada pasien TB mengalami gangguan tidur karena sesak nafas,
nyeri dada dan demam.
Pola Aktivitas
Tubuh pasien lemah akibat energi banyak dikeluarkan untuk usaha bernafas.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Biasanya kesadaran compos mentis.
Tanda Vital
Terjadi peningkatan suhu tubuh (demam) pada malam hari, pernapasan sesak,
dan nadi cepat.
Tanda-tanda vital:
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 37,80C
RR : 32 x/menit
Kepala
Tidak ada kelainan
Mata : conjungtiva anemis
Hidung: Ditemukan secret, pernapasan cuping hidung
Mulut : mukosa bibir kering, warna lidah pucat.
Leher
Ada pembesaran KGB
Dada
Pernapasan ronchi, menggunakan otot-otot Bantu pernapasan, saturasi oksigen
menurun
5
Pemeriksaan Fisik Persistem
Sistem Pernapasan
RR meningkat 32 x/menit, napas cepat dan dangkal, retraksi otot pernapasan,
sesak nafas dan batuk-batuk, bunyi napas ronchi.
Sistem Kardiovaskuler
Tachikardi, nadi lemah, tekanan darah menurun, bunyi jantung regular kalau
belum terjadi gangguan jantung.
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Sistem Persarafan
Dikaji tingkat kesadaran klien, dapat terjadi pusing karena suplai oksigen
kurang ke otak (umumnya pada pasien TB tidak ditemukan gangguan saraf).
Sistem Muskuloskeletal
Adanya kelemahan otot karena intek nutrisi yang kurangan dalam waktu yang
lama.
Sistem Pencernaan
Adanya anoreksia, penurunan BB, perasaan mual muntah.
Sistem Integumen
Turgor kulit jelek, kulit kering, berkeringat dingin dimalam hari, adanya
sianosis karena kurangnya oksigen ke jaringan, adanya benjolan atau
pembesaran KGB.
6
3. MASALAH KEPERAWATAN YANG DITEMUKAN
ANALISA DATA
Reaksi eksudasi
7
2. DS : Kerusakan jaringan paru-paru Gangguan
Klien mengeluh sesak pertukaran gas
dan batuk - batuk
DO : Menghambat udara yang masuk
RR 32x/menit
Hb 10mg/dl
Leukosit 15000 mg/dl Difusi gas berkurang
Trombosit 300.000
mg/dl
8
BB menurun
Klien tampak lemah
Adanya mual muntah Erosi pembuluh darah
Anoreksia
Anoreksia
Implus disampaikan ke
9
hypothalamus bagian
thermoregulator melalui ductus
thoracicus
Energi berkurang
Kelemahan otot
ADL terganggu
10
4. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK YANG HARUS DILAKUKAN PADA NY.K
11
Gejala-gejala dari saluran cerna, misalnya diare berulang yang tidak sembuh
dengan pengobatan diare, benjolan (massa) di abdomen dan tanda-tanda
cairan dalam abdomen.
b. Gejala Respiratorik
Batuk-batuk
Sesak nafas
Nyeri dada
c. Gejala Sistemik
Demam
Keringat malam
Anoreksia
Penurunan berat badan
Malaise
12
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional Evaluasi
Keperawatan
1 Bersihan jalan napas Tujuan panjang: 1. Kaji fungsi 1. Penurunan bunyi S :
tidak efektif b.d secret Setelah diberikan pernafasan, nafas dapat - klien mengatakan
pada jalan napas, intervensi contoh : bunyi menunjukan sesak masih ada
ditandai dengan: keperawatan dalam nafas, kecepatan, ateletaksis. Ronchi - klien mengatakan bisa
DS : waktu 2-3 hari irama dan menunjukan mengeluarkan secret
Klien mengeluh diharapkan klien dapat kedalaman dan akumulasi sekret / tanpa bantuan
sesak,batuk-batuk mempertahankan jalan penggunaan otot ketidak mampuan
DO : nafas. aksesori. untuk O:
RR 32x/menit 2. Catat kemampuan membersihkan - klien tampak masih
Menggunakan otot- Tujuan pendek: untuk jalan nafas yang sesak
otot pernapasan Setelah diberikan mengeluarkan menimbulkan - ada batuk
Ada batuk dengan intervensi mukosa / batuk penggunaan otot
sputum kental keperawatan dalam efektif ; catat aksesori A : Masalah teratasi
Bunyi napas ronchi waktu 1-2 jam klien karakter, jumlah pernafasan dan sebagian
Nafas pendek dapat mengeluarkan sputum, adanya peningkatan kerja
secret tanpa bantuan hemoptisis. pernafasan P : lanjutkan intervensi
3. Berikan klien 2. Pengeluaran sangat keperawatan
posisi semi fowler sulit jika sekret
tinggi. Bantu sangat tebal (mis :
pasien untuk efek infeksi).
batuk dan latihan Sputum berdarah
nafas dalam. kental atau
4. Pertahankan berdarah cerah
masukan cairan diakibatkan oleh
sedikitnya 2500 kerusakan paru
ml / hari kecuali atau luka bronchial
kontraindikasi. dan dapat
13
5. Kolaborasi memerlukan
pemberian obat evaluasi.
mukolitik. Contoh 3. Posisi membantu
: Asetilsistein memaksimalkan
ekspansi paru dan
menurunkan upaya
pernafasan.
4. Pemasukan tinggi
cairan membantu
untuk
mengencerkan
sekret,
membuatnya
mudah
dikeluarkan.
5. Agen mukolitik
menurunkan
kekentalan dan
perlengketan
sekret paru untuk
memudahkan
pembersihan.
2 Gangguan pertukaran Tujuan panjang : 1. Kaji dypsnea, 1. TBC Paru S : klien mengatakan
gas b.d kerusakan Setelah dilakukan takipnea, tidak menyebabkan efek sesak dan batuk masih
membran alveolar, intervensi normal / luas pada paru dari ada
ditandai dengan: keperawatan dalam menurunnya bagian kecil
DS : waktu 1-2 hari bunyi nafas, broncopneumonia O : klien tampak batuk
Klien mengeluh sesak diharapkan pertukaran peningkatan sampai implamasi
dan batuk - batuk gas dapat adekuat upaya pernafasan, difusi luai, A : masalah teratasi
14
DO : terbatasnya nekrosis, efusi sebagian
RR 32x/menit Tujuan pendek : ekspansi dinding pleura dan fibrosis
Hb 10mg/dl Setelah dilakukan dada usus. Efek P : lanjutkan intervensi
Leukosit 15000 intervensi 2. Evaluasi pernafasan dari keperawatan
mg/dl keperawatan dalam perubahan pada ringan sampai
Trombosit 300.000 waktu 2-3 jam sesak tingkat kesadaran. berat sampai
mg/dl dapat berkurang Cacat sianosis dan distres pernafasan.
atau perubahan 2. Akumulasi sekret
warna kulit, dapat mengganggu
termasuk oksigenasi organ
membran mukosa vital dan jaringan
dan kuku 3. Membuat tahanan
3. Tunjukan / melawan udara
dorong bernafas luar, untuk
bibir selama mencegah kolaps,
ekshalasi. sehingga
Khususnya membantu
dengan pasien menyebarkan
fibrosis udara melalui paru
4. Tingkatkan tirah 4. Menurunkan
baring / batasi konsumsi oksigen /
aktivitas dan kebutuhan selama
bantu aktivitas priode penurunan
perawatan diri pernafasan dapat
sesuai kebutuhan menurunkan
5. Berikan oksigen beratnya gejala
tambahan yang 5. Alat dalam
sesuai memperbaiki
hipoksemia yang
dapat terjadi
skunder terhadap
15
penurunan
ventilasi /
menurunnya
permukaan
alveolar paru.
16
pembuangan infeksi.
tissue sekali pakai 3. Dapat membantu
dan teknik menurunkan rasa
mencuci tangan terisolasi pasien
yang tepat. dan pembuangan
3. Kaji tindakan stigma sosial
kontrol infeksi sehubungan
sementara contoh dengan penyakit
masker atau menular.
isolasi pernafasan 4. Pengetahuan
4. Indentifikasi tentang faktor ini
faktor resiko membantu pasien
individu terhadap untuk mengubah
pengaktifan pola hidup dan
berulang menghindari
tuberculosis. insiden
5. Tekankan penting eksaserbasi.
tidaknya 5. Periode singkat
menghentikan berakhir 2-3 hari
therapi obat. setelah
6. Kolaborasi kemotherapi awal,
pemberian anti tetapi pada adanya
infeksi sesuai rongga atau
indikasi. Contoh ; penyakit luas
Isoniazid, sedang, resiko
Ethambutol, dll penyebaran infeksi
dapat berlanjut
sampai 3 bulan.
6. Kombinasi agen
anti infeksi
digunakan, contoh
17
2 obat primer atau
1 primer ditambah
1 obat skunder.
INH biasanya obat
pilihan untuk
pasien infeksi dan
resiko terjadinya
TBC
18
karbohidrat. nutrien.
5. Kolaborasi 4. Memaksimalkan
dengan ahli giji masukan nutrisi
untuk pemberian tanpa kelemahan
makanan tinggi yang tidak perlu /
kalori tinggi kebutuhan energi
protein dari makanan
banyak dan
menurunkan iritasi
gaster.
5. Dapat membantu
menurunkan
insiden mual dan
muntah
sehubungan
dengan obat atau
efek pengobatan
pernafasan pada
perut yang penuh.
19