Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY ”D”


DENGAN TBC PARU DI RUANG BERIA
RUMAH SAKIT IMMANUEL
BANDUNG

Disusun Oleh:
1.Frenty Lasma
2.Indrisari Christin
3.Lusia Pratiwi Sairin
4.Moni Naibaho

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL
BANDUNG
2009
Latihan 2
Ny. D 65 tahun, berat badan 65kg, tinggi 150cm, dirawat diruang beria, saat dikaji
klien mengeluh nyeri dada disertai dengan sesak nafas. Ny. D mengatakan bahwa
berat badannya dalam 1 bulan ini turun dari BB 70kg menjadi 65kg. Klien merasa
cemas akan kondisinya, dari hasil pemeriksaan ditemukan bahwa TD: 120/70
mmHg, RR: 34x/mnt, N: 100x/mnt. Kesadaran compos mentis, ronchi (+/+) di
basal paru, Dispnea. Dx medis: TBC.

1. Bagaimana proses terjadinya masalah (sampai dengan masalah


keperawatan)?

2. Pengkajian apakah yang perlu dilakukan?


A. Identitas
1. Identitas Klien

Nama : Ny. D; Umur : 65 tahun; Agama; Pendidikan; Pekerjaan;


Suku/bangsa; Status marital; Alamat.

2. Identitas Penanggungjawab

Nama, umur, pekerjaan, pendidikan, agama, suku bangsa, hubungan


dengan klien, alamat.
B. Riwayat Kesehatan Klien
1. Keluhan utama
Klien mengeluh nyeri dada disertai sesak nafas.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengeluh nyeri disekitar dada disertai sesak nafas, berat badan
turun sebanyak 5kg dalam jangka waktu 1 bulan.
3. Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya didapati keluhan batuk berdahak terus menerus disertai
sesak nafas. Batuk bertambah bila kedinginan dan kelelahan
sedangkan sesak bertambah jika klien melakukan aktifitas dan
berkurang bila klien beristirahat dalam posisi tidur setengah duduk.
Selain itu ada demam, keringat malam, anorexia, BB turun dan
kelemahan. Biasanya terdapat riwayat merokok dan kontak dengan
penderita TB paru.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya diantara anggota keluarga ada yang mempunyai penyakit
yang sama dengan klien (TB paru) dan terutama yang sering kontak
dengan klien.
5. Genogram
Dibuat 3 generasi.
6. Kebiasaan Sehari-hari
a) Biologis
(1) Pola Makan
Adanya mual dan anorexia menyebabkan gangguan pola
makan dari individu, ditemukan berat badan yang turun.
(2) Pola Minum
Biasanya tidak ditemukan gangguan pada pola minum.
(3) Pola Tidur
Pola tidur klien dengan TB paru akan mengalami gangguan
karena klien sering mengalami batuk pada malam hari
sehingga sering terbangun karena batuknya.
(4) BAB / BAK
Anggota keluarga yang menderita TBC biasanya mengalami
konstipasi, karena klien jarang makan yang diakibatkan
adanya mual dan anoreksia. BAK biasanya dalam batas
normal karena klien tidak kurang dalam intake cairannya.
(5) Aktifitas Sehari-hari
Didapatkan adanya kelemahan fisik dan cepat lelah
(6) Rekreasi
Penderita TB biasanya merasa rendah diri dan enggan untuk
melakukan rekreasi apapun.

b) Psikologis
(1) Keadaan Emosi
Keadaan emosi penderita TB biasanya bervariasi tergantung
koping tiap individunya, ada yang emosinya tampak labil
karena tidak bisa menerima kenyataan yang menimpanya
sehingga cenderung menarik diri dan mengisolasi diri, tapi
ada pula yang memiliki keadaan emosi yang stabil, dimana
ia akan menerima keadaannnya dengan ikhlas.
c) Sosial
(1) Hubungan Antar Keluarga
Hubungan antar keluarga penderita TB paru biasanya
jarang terganggu, karena keluarga sudah memahami betul
kondisi penderita sehingga lebih bisa menerima klien apa
adanya.
(2) Hubungan Dengan Orang Lain
Penderita TB paru biasanya menarik diri dan ada perasaan
terisolasi dari masyarakat jika penyakit sudah diketahui
dengan pasti. Jika penderita tersebut belum mengetahui
penyakitnya, responnya akan biasa saja dan cara hidupnya
pun tidak akan berubah sehingga resiko penularan penyakit
pada orang lain semakin besar.
d) Spiritual / Kultural
(1) Pelaksanaan Ibadah
Dikaji kebiasaan melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan
agama yang dianutnya.
(2) Keyakinan Tentang Kesehatan
Menjelaskan mengenai keyakinan atau kepercayaan
terhadap kesehatan, pandangan hidup tentang keadaan
sehat. Biasanya individu dengan TB paru akan sangat
merasakan bahwa sehat itu sangat berarti.

7. Pemeriksaan Fisik
Dari pemeriksaan fisik pada Tn. D dengan TBC ditemukan data-data
sebagai berikut :
a. Tanda-tanda vital :
Keadaan umum : Lemah, lesu, kurus
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Suhu : Kadang-kadang tinggi terutama pada fase-
fase awal
Nadi : 100x/menit
Pernafasan : Cepat dan tidak teratur, terlihat sesak dan
adanya tarikan dinding dada (34x/menit),
terdengar ronchi
Berat badan : : Menurun (dari 70 kg-65 kg)
Tinggi badan : 150 cm
b. Pemeriksaan head to toe
Kepala : Biasanya ditemukan rambut kusam dan
kotor
Mata : Konjunngtiva cendrung pucat / anemis,
mata cekung
Telinga : Pendengaran baik, cenderung tanpa
keluhan
Hidung : Biasanya terdapat secret, kadang terlihat
sulit bernafas, tersengal-sengal atau
bernafas dengan bantuan mulut, tampak
PCH ( Pernafasan Cuping hidung )
Mulut : Cenderung tak ada gangguan
Leher : Terdapat pembesaran kelenjar getah
bening tapi kadang juga tidak
Dada : Ditemukan data adanya tanda-tanda
penarikan dinding dada saat bernafas,
suara nafas terdengar ronkhi, bentuk
dada biasanya ditemukan normal namun
bentuk ruas tulang belakang tampak
kiposis
Abdomen : Bising usus biasanya meningkat karena
klien sebenarnya lapar tapi mual
sehingga tidak nafsu makan
Ekstermitas : Klien bisa merasakan kelelahan yang
sangat sehingga tampak malas untuk
beraktifitas
Integumen : Turgor kulit jelek, kulit kering bersisik

3. Masalah keperawatan yang mungkin ditemukan ?


No Data Etiologi Masalah
1 DS: Mycobacterium tuberculosa Nyeri.
-Klien mengeluh

dadanya terasa
Masuk melalui udara
nyeri.

DO: Tubuh/paru (alveoli)
-Ekspresi wajah

nampak kesakitan
Proses peradangan (inflamasi)
(meringis).

Merangsang serabut saraf;
bradikinin, histamine, serotonin

Merangsang ujung saraf bebas

Hipotalamus

Cortex cerebri

Nyeri
2 DS: Mycobacterium tuberculosa Tidak efektifnya
-Klien mengeluh bersihan jalan

nyeri dada disertai nafas.
Masuk melalui udara
sesak nafas.

DO: Tubuh/paru (alveoli)
-Pada auskultasi

ronchi (+/+) di
Proses peradangan (inflamasi)
basal paru.
-Dispnea. ↓
Pembentukan tuberkel di jaringan
paru

Merangsang sel epitel untuk
memproduksi mucus

Inhalasi udara kering meningkat
viskositas mucus sehingga terjadi
pengentalan

Tidak efektifnya bersihan jalan
nafas
3 DS: Mycobacterium tuberculosa Intake nutrisi
-Klien mengatakan kurang dari

berat badan kebutuhan.
Masuk melalui udara
menurun dan mual.

DO: Tubuh/paru (alveoli)
-Klien tampak

muntah.
Proses peradangan (inflamasi)
-BB klien menurun
5 kg dalam waktu 1 ↓
bulan (dari 70kg Mempengaruhi rangsang nervus
menjadi 65 kg). vagus
-Porsi makan tidak

habis.
Menyampaikan reflek local ke
nasovagal

Sekresi asam lambung meningkat

Merangsang medulla vomiting
center (pusat mual)

Mual dan muntah

Intake nutrisi kurang dari kebutuhan
4 DS: Mycobacterium tuberculosa Gangguan rasa
-Klien mengatakan aman; cemas.

takut akan
Masuk melalui udara
kondisinya.

DO: Tubuh/paru (alveoli)
-Klien tampak

cemas.
Proses peradangan (inflamasi)
-Klien tampak
bertanya tentang ↓
penyakitnya. Pembentukan tuberkel di jaringan
paru

Merangsang sel epitel untuk
memproduksi mucus

Inhalasi udara kering meningkat
viskositas mucus sehingga terjadi
pengentalan

Tidak efektifnya bersihan jalan
nafas ↓
Kurang pengetahuan

Hospitalisasi

Cemas

Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas :


a. Gangguan rasa nyaman; nyeri berhubungan dengan adanya proses
peradangan (inflamasi).
b. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan
penumpukan sekresi mucus di jalan nafas.
c. Intake nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan adanya
mual dan muntah.
d. Gangguan rasa aman; cemas berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang penyakit TBC.

4. Apa rencana tindakan yang akan dilakukan?

5. Data apakah yang khas ditemukan pada kasus diatas?


a. Sesak nafas (dispnea)
b. Ronchi (+/+) di basal paru
c. Nyeri dada
d. Tidak ada nafsu makan dan berat badan turun
e. Badan terasa lemas

6. Bagaimana kriteria evaluasi dari kasus diatas?


a. Nyeri berkurang sampai hilang.
b. Sesak nafas berkurang.
c. Nutrsi dapat terpenuhi.
d. Klien dan keluarga tidak cemas.
e. Tidak terjadi infeksi sekunder.

Anda mungkin juga menyukai