Anda di halaman 1dari 7

Dasar Teori

2.1. Specific Gravity


Specific gravity adalah suatu besaran rasio atau perbandingan antara berat
bahan di udara dengan berat suatu bahan di air pada volume yang sama. Menurut
Wirakartakusumah (1992), faktor-faktor yang mempengaruhi spesific gravity bahan
adalah:

1. Komponen penyusun bahan


Komposisi bahan yang dimaksud adalah kandungan makromolekulnya
seperti karbohidrat, protein, lemak dan kadar airnya.
2. Porositas bahan
Porositas suatu bahan juga dapat mempengaruhi spesifik gravity, semakin
berpori suatu bahan (porositas tinggi) maka spesifik gravity semakin rendah
karena banyak rongga udara pada bahan sehingga menyebabkan berat
jenisnya rendah dan spesifik gravity juga ikut menurun.
3. Persentase kulit pelindung bahan
Persentase kulit juga dapat mempengaruhi besarnya specific gravity dari
suatu bahan pangan, pada umumnya persentase kulit biji lebih tinggi pada
kacang-kacangan dibandingkan pada serealia.

2.2. Sedimentasi
Sedimentasi berkaitan dengan kecepatan terminal yang merupakan jarak
yang ditempuh oleh suatu bahan per satuan waktu jika bahan tersebut
dijatuhkan mengikuti gaya gravitasi ke bawah melalui media tertentu.
Sendimentasi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu jenis bahan,
ukuran bahan, viskositas yang berkaitan dengan gaya gesek, gaya gravitasi,
media yang digunakan berkaitan dengan massa jenis media, berat dan
volume bahan (Winarno, 2002). Kecepatan terminal dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
2𝑚𝑔
𝑉= √
𝜌 𝐴 𝐶𝑑

Dimana m merupakan berat bahan, g merupakan gaya gravitasi, rho


merupakan massa jenis cairang atau media, A merupakan luas yang dimiliki
bahan, dan Cd merupakan koefisien hambatan udara. Koefisien hambatan
udara tiap bahan berbeda-beda tergantung dari bentuk yang dimiliki bahan.

Cara Kerja
Spesifik Gravitasi

Bahan

Penimbangan bahan 50 gr di udara dan di air

Perhitungan nilai SG bahan

Sedimentasi
Bahan

Pengambilan 5 butir bahan

Penjatuhan biji satu per satu dalam


kolom yang diisi air dan minyak

Penghitungan dengan stopwatch


untuk mencapai dasar

Pengitungan rata-rata

Penghitungan kecepatan terminal bahan

Tabel Pengamtan
Spesifik Gravitasi
Bahan Berat bahan di Berat bahan di SG
udara (gr) air (gr)
Jagung 55 20 1,5714
Beras putih 50 25 2,0000
Beras hitam 70 30 1,7500
Kacang merah 75 30 1,6667
Kacang hijau 55 20 1,5714
Kedelai 50 30 2,5000
Contoh perhitungan :
SG air = 1
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑖 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
SG jagung = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑖 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑖 𝑎𝑖𝑟 × 𝑆𝐺 𝑎𝑖𝑟
55
Sg jagung =55−20 × 1 = 1,5714

Kecepatan Terminal
Tinggi kolom = 165 cm
Bahan Sedimentasi m/s Vterminal (m/s) Massa 1 butir
Minyak Air Minyak Air
Kacang kedelai 0,0648 0,1363 0,0853 0,0764 0,1612
Beras putih D= 0,5030 0,0892 0,1000 0,0897 0,0196
J = 0,0238
Kacang hijau 0,0559 0,1460 0,4498 0,4024 0,0626
Jagung 0,0862 0,1514 0,1523 0,1360 0,1725
Beras hitam 0,0190 0,0761 0,0709 0,0635 0,0179
Kacang merah 0,0836 0,1427 0,3807 0,3404 0,4556
Contoh perhitungan =
2𝑚𝑔
V=√𝜌 𝐴 𝐶𝑑

Perhitungan kecepatan terminal kacang hijau dalam minyak :

2 ×0,0626 ×98,2
V =√0,8 ×151,9126 ×0,5 = 0,4498

Perhitungan kecepatan terminal kacang hijau dalam air :

2 ×0,0626 ×98,2
V = √1 ×151,9126 ×0,5 = 0,4024

Pembahasan
Spesifik gravitasi

Specific gravity atau bobot jenis adalah suatu rasio yang menjelaskan perbandingan
massa suatu bahan pada udara dengan massa suatu benda pada air. Jika SG bahan lebih
rendah dibanding dengan air, maka bahan akan mengapung pada air, begitu pula
sebaliknya apabila SG bahan lebih berat maka bahan akan tenggelam dalam air.
Metode pengukuran SG yang digunakan pada percobaan ini adalah dengan
membandingkan berat bahan di udara, dan berat bahan di air. Untuk berat bahan di air,
diukur dengan menggunakan neraca pegas dan pemberat, mengingat bahan untuk
praktikum kali ini berupa kacang-kacangan dan beras sehingga tidak sepenuhnya bisa
tenggelam dan menunjukkan skala yang sesuai.

Dari data SG praktikum kali ini, dapat dilihat bahwa kedelai memiliki nilai spesifik
gravitasi yang paling besar yaitu 2,5000. Hal ini disebabkan kedelai memiliki porositas
yang rendah dibandingkan bahan-bahan yang lain.

Pada pengamatan SG ini, kadar protein, lemak, dan karbohidrat juga berpengaruh.
Akan tetapi, komponen bahan yang paling berpengaruh adalah protein. Hal ini
dikarenakan protein yang terkandung dalam produk serealia memiliki berat molekul
tinggi. Oleh karena itu, kadar protein yang berjumlah besar dalam suatu bahan pangan
dapat menyebabkan nilai specific gravity dari bahan tersebut juga besar. Selain itu
kadar karbohidrat juga berpengaruh karena karbohidrat pada serealia kebanyakan
berupa polisakarida yang memiliki berat molekul yang besar.

Specific gravity dari bahan pangan dan hasil pertanian mempunyai arti yang sangat
penting dalam banyak hal praktis, misalnya untuk penentuan kemurnian biji,
pemisahan, grading dan sebagainya. Pengukuran specific gravity juga dipengaruhi oleh
dimensi bahan. Semakin besar dimensi bahan, maka berat bahan juga semakin besar.
Berat bahan dalam air dipengaruhi oleh gaya ke atas yang berlawanan dengan gaya
berat sehingga berat bahan dalam air lebih ringan dibandingkan berat bahan di udara.
Prinsip specific gravity ini bertujuan untuk mengetahui apakah suatu bahan pangan
mengalami kerusakan atau tidak, serta mengetahui kemurnian suatu bahan pangan.
Misalnya, biji-bijian atau serealia yang mengapung saat direndam dalam air
menandakan adanya bagian bahan yang telah berkurang (porositasnya besar), sehingga
dapat disimpulkan bahwa kualitasnya kurang baik.
Kecepatan terminal

Kecepatan terminal dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu jenis bahan, bentuk
bahan, viskositas yang berkaitan dengan gaya gesek, gaya gravitasi, media yang
digunakan berkaitan dengan massa jenis media, berat, luas permukaan, dan kekasaran
permukaan bahan. Bahan yang berbeda akan memiliki ciri-ciri atau sifat-sifat yang
berbeda pula sehingga kecepatan yang didapat juga akan berbeda. Bentuk bahan dapat
mempengaruhi laju alir karena bentuk yang berbeda memiliki hambatan yang berbeda
pula. Viskositas media atau cairan yang tinggi dapat menyebabkan laju alir bahan
semakin lambat. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi viskositasnya maka semakin
kental cairan tersebut dan semakin besar gaya gesek yang menghambat laju alir bahan.
Gaya gravitasi dapat mempengaruhi sendimentasi bahan karena gaya gravitasi dapat
mempercepat sendimentasi. Semakin tinggi bahan tersebut dijatuhkan, maka
percepatan yang terjadi akibat gaya gravitasi semakin besar. Media yang digunakan
dapat mempengaruhi kecepatan terminal karena media yang berbeda memiliki massa
jenis yang berbeda pula dan gaya keatas yang dimiliki media juga berbeda. Apabila
densitas bahan lebih besar daripada densitas cairan, maka bahan akan bergerak
kebawah tetapi apabila densitas bahan lebih kecil dari densitas cairan, makan bahan
akan terdorong ke atas atau mengapung. Semakin berat bahan tersebut maka kecepatan
terminalnya akan semakin cepat. Luas permukaan bahan dapat mempengaruhi hasil
yang didapat karena luas permukaan yang semakin besar menyebabkan luas
permukaan yang mengenai gaya dorong ke atas semakin besar pula sehingga akan
menjadi lebih lambat. Bahan yang permukaannya kasar akan menjadi lebih lambat
karena gaya gesek yang timbul antara permukaan bahan dengan media besar.

Pada percobaan, media yang digunakan adalah air dan minyak. Air memiliki massa
jenis 1 g/cm3 sedangkan minyak memiliki massa jenis 0,8 g/cm sehingga bahan akan
menjadi lebih lambat pada media minyak. Pada percobaan ada bahan yang saat
dijatuhkan bisa naik lagi. Hal ini disebabkan karena adanya rongga udara dalam bahan
sehingga bahan menjadi ringan dan dapat terdorong oleh gaya keatas dari media. Pada
percobaan, media yang digunakan adalah air dan minyak. Air memiliki massa jenis 1
g/cm3 sedangkan minyak memiliki massa jenis 0,8 g/cm sehingga bahan akan menjadi
lebih lambat pada media minyak. Pada percobaan ada bahan yang saat dijatuhkan bisa
naik lagi. Hal ini disebabkan karena adanya rongga udara dalam bahan sehingga bahan
menjadi ringan dan dapat terdorong oleh gaya keatas dari media.

Daftar pustaka

Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Wirakartakusumah, M.A., K. Abdullah dan A.M. Syarief. 1992. Sifat Fisik Pangan.
Bogor: IPB Press.

Anda mungkin juga menyukai