PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka
permasalahannya adalah “Bagaimana pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada Bayi
Baru Lahir Normal ? “
C. Tujuan
1. Tujuan Umum : Ibu dapat memberikan perawatan bayi baru lahir sesuai
dengan asuhan kebidanan sehingga bayi dapat melewati masa transisinya
dengan baik
2. Tujuan Khusus :
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian secara
lengkap dan akurat pada bayi baru lahir normal
2
b. Mahasiswa mampu menginterpretasi data seseuai dari
data yang telah diperoleh di pengkajian
c. Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa dan masalah
kebidanan sesuai dengan nomenklatur kebidanan
d. Mahasiswa mampu merencanakan asuhan kebidanan
berdasarkan diagnosa dan masalah yang ditegakkan
e. Mahasiwa mampu melaksanakan rencana asuhan
kebinanan BBL normal secara komprehensif
f. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil tindakan sesuai
perubahan perkembangan kondisi klien.
D. Manfaat
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
3. Kulit
Kulitnya keriput dan longgar, dan mungkin mulai tampak kering dan
mengelupas setelah beberapa hari. Tubuh bayi mungkin dilapisi verniks
kaseosa, lapisan putih dan berminyak berfungsi mempermudah gerakan bayi
saat dijalan lahir. Tubuh bayi juga memiliki lanugo, rambut halus dibahu,
punggung, dan pipi. Lanugo akan menghilang dalam beberapa hari.
4. Badan
Perut bayi baru lahir lebar, dengan pinggul kecil dan badan melengkung
kedepan. Puntung tali pusat masih ada yang merupakan potongan tali pusat.
Puntung tali pusat akan mengering dan terlepas sendiri, kebanyakan dalam 10
atau 14 hari.
Payudara dan genetal bayi baru lahir mungkin tampak membengkak baik
bayi laki-laki maupun perempuan. Hal ini disebabkan adanya hormone ibu,
dan BBL mungkin akan mengeluarkan sedikit darah dari vagina. Biasanya
akan menghilang dalam 3 – 5 hari. Urin dan feses pertama biasanya akan
keluar dalam 24 jam pertama.
5. Lengan
Lengan bayi baru lahir dalam posisi fleksi atau menekuk. Tangan
biasanya terasa dingin dan melengkung hingga pergelangan tangan, mungkin
tampak kebiruan karena sistem sirkulasi yang belum sempurna. Pergelangan
tangan tampak gemuk dan berlipat-lipat, sedangkan kuku jari tampak panjang
dan tajam.
6. Kaki
Lutut bayi baru lahir menekuk dan kaki melengkung seperti di tangan,
sistem sirkulasi bayi yang belum sempurna menyebabkan kaki tampak
kebiruan. Kaki pada bayi baru lahir mungkin terdapat bercak-bercak dan
tampak datar karena bantalan lemak di telapak kaki.
5
C. Klasifikasi Neonatus
Bayi baru lahir atau neonatus di bagi dalam beberapa klasifikasi menurut
Marmi (2015) , yaitu :
1. Neonatus menurut masa gestasinya :
a. Kurang bulan (preterm infant) : < 259 hari (37 minggu)
b. Cukup bulan (term infant) : 259-294 hari (37-42 minggu)
c. Lebih bulan (postterm infant) : > 294 hari (42 minggu atau lebih)
2. Neonatus menurut berat badan lahir :
a. Berat lahir rendah : < 2500 gram
b. Berat lahir cukup : 2500-4000 gram
c. Berat lahir lebih : > 4000 gram
3. Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi (masa gestasi dan ukuran
berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilan) :
a. Neonatus cukup/kurang/lebih bulan (NCB/NKB/NLB)
b. Sesuai/kecil/besar untuk masa kehamilan (SMK/KMK/BMK)
D. Perubahan Psiokologi Pada Bayi Baru Lahir
Masa bayi neonatal merupakan masa terjadinya penyesuaian radikal. Ini
adalah suatu peralihan dari lingkungan (kandungan) ke lingkungan luar. Seperti
halnya semua peralihan, hal itu memerlukan penyesuaian. Penyesuaian diri
radikal pada bayi neonatal antara lain :
a. Menyesuaikan terhadap perubahan suhu.
b. Menyesuaikan diri terhadap cara bernapas.
c. Menyesuaikan diri terhadap pola makan.
d. Menyesuaikan diri terhadap sistem ekresi.
7
4. Kebutuhan istirahat Tidur
Dalam 2 minggu pertama bayi sering tidur rata-rata 16 jam sehari.
Pada umumnya bayi mengenal malam setelah 3 bulan, jaga kehangatan bayi
dengan suhu kamar yang hangat dan selimuti bayi.
5. Menjaga kebersihan kulit
Bayi sebaiknya mandi minimal 6 jam setelah kelahirnya, sebelum
mandi sebaiknya periksa suhu tubuh bayi, jika terjadi hipotermi lakukan skin
to skin dan tutupi kepala bayi dengan ibu minimal 1 jam. Sebaiknya bayi
mandi minimal 2 kali sehari, mandikan bayi dengan air hangat dan ditempat
hangat.
F. Keadaan Pada Saat Bayi Baru Lahir
1. Kesadaran dan reaksi terhadap sekeliling, perlu dikurangi rangsang terhadap
reaksi rayuan, rangsang sakit, atau suara keras yang mengejutkan atau suara
mainan
2. Keaktifan
Bayi normal melakukan gerakan- gerakan tangan yang simetris pada
waktu bangun. Adanya tremor pada bibir, kaki dan tangan pada waktu
menangis adalah normal, tetapi bila hal ini terjadi pada waktu tidur,
kemungkinan gejala suatu kelainan yang perlu dilakukan pada pemeriksaan
lebih lanjut.
3. Simetris
Apakah secara keseluruhan badan seimbang, kepala, apakah terlihat
simetris, benjolan seperti tumor yang lunak di belakang atas yang
menyebabkan kepala tampak lebih panjang ini disebabkan akibat proses
kelahiran, benjolan pada kepala tersebut hanya terdapat di sebelah kiri atau
kanan saja, atau di sisi kiri atau kanan tetapi tidak melampaui garis tengah
bujur kepala, pengukuran lingkar kepala dapat ditunda sampai kondisi benjol
8
( Capput sucssedeneum ) di kepala hilang dan jika terjadi moulase, tunggu
hingga kepala bayi kembali pada bentuknya semula.
4. Muka wajah
Bayi tampak ekspresi, mata perhatikan kesimetrisan antara mata kiri
dan kanan, perhatikan adanya tanda – tanda perdarahan berupa bercak merah
yang akan menghilang dalam waktu 6 minggu.
5. Mulut
Penampilannya harus simetris, mulut tidak mencucu seperti mulut
ikan, tidak ada tanda kebiruan pada mulut bayi, saliva tidak terdapat pada bayi
normal, bila terdapat secret yang berlebihan, kemungkinan adanya kelainan
bawaan saluran cerna.
6. Leher dada dan abdomen
Melihat adanya cedera akibat persalinan perhatikan ada tidaknya
kelainan pada pernafasan bayi, karena bayi biasanya ada pernafasan perut.
7. Punggung
Adanya benjolan, tumor atau tulang punggung dengan lekukan yang
kurang sempurna, bahu, tangan, sendi, tungkai, perlu perhatikan bentuk,
gerakannya, fraktur bila ekstermitas lunglai atau kurang gerak, farices.
8. Kulit dan kuku
Dalam keadaan normal kulit berwarna kemerahan, kadang – kadang
didapatkan kulit yang mengelupas ringan, pengelupasan yang berlebihan
harus difikirkan kemungkinan adanya kelainan, waspada timbulnya kulit yang
warnanya tidak rata ( Cutis marmorata ) ini dapat disebabkan karena
temperatur dingin, telapak tangan, telapak kaki atau kuku yang menjadi biru,
kulit menjadi pucat dan kuning, bercak – bercak besar biru yang sering
terdapat di sekitar bokong (Mongolian Spot) akan menghilang pada umur 1 -
5 tahun.
9
9. Kelancaran menghisap dan pencernaan
Harus diperhatikan tinja dan kemih, diharapkan keluar dalam 24 jam
pertama, waspada bila terjadi perut yang tiba – tiba membesar, tanpa adanya
keluarnya tinja, disertai muntah dan mungkin dengan kulit kebiruan, harap
segera konsultasi untuk pemeriksaan lebih lanjut, untuk kemungkinan
Hirschprung/Congenital Megacolon
10. Refleks
Reflex rooting, bayi menoleh kearah benda yang menyentuh pipi,
reflex isap, terjadi apabila terdapat benda yang menyentuh bibir, yang disertai
reflex menelan, reflex moro ialah timbulnya gerakan tangan yang simetris
seperti merangkul apabila kepala tiba – tiba digerakkan, reflex mengeluarka
lidah terjadi apabila diletakkan di dalam mulut, yang sering ditafsirkan bayi
menolak makanan atau minuman.
11. Berat badan
Sebaiknya tiap hari dipantau penurunan berat badan lebih dari 5%
berat badan waktu lahir, menunjukan kekurangan cairan.
G. APGAR Score
APGAR Sroce adalah penilaian sederhana yang dilakukan dokter
untuk memastikan kondisi kesehatan bayi secara menyeluruh setelah lahir.
Penilaian ini membantu dokter atau bidan untuk menentukan apakah bayi
dalam kondisi baik atau justru membutuhkan pertolongan medis. Jika bayi
mendapatkan score rendah setelah dilakukan penilaian artinya bayi
membutuhkan perawatan khusus sedangkan jika baik mendapatkan score
tinggi bayi dalam kondisi baik sehingga tidak memerlukan perawatan medis
tertentu.
Pemeriksaan ini dilakukan secara cepat bayi baru lahir akan
mengevaluasi keadaan fisik dari bayi baru lahir dan sekaligus mengenali
adanya tanda - tanda darurat yang memerlukan dilakukannya tindakan segera
10
terhadap bayi baru lahir. Seorang bayi dengan berbagai tanda bahaya
merupakan masalah yang serius, bayi dapat meninggal bila tidak ditangani
segera. APGAR dipakai untuk menilai kemajuan kondisi. Bayi baru lahir
pada saat 1 menit dan 5 menit setelah kelahiran. Pengukuran menit pertama
digunakan untuk menilai bagaimana ketahanan bayi melewati proses
persalinan. Pengukuran pada menit kelima menggambarkan sebaik apa bayi
dapat bertahan setelah keluar dari rahim ibu. Pada situasi tertentu pengukuran
ke tiga kalinya dan selanjutnya dapat dilakukan pada menit ke 10, 15, dan 20
setelah kelahiran.
Pengkajian ini didasarkan pada lima aspek yang menunjukan kondisi
fisiologis neonatus tersebut, yakni :
1. Denyut jantung, dilakukan dengan auskultasi menggunakan stetoskop
2. Pernafasan, dilakukan bersadarkan pengamatan gerakan dinding dada
3. Tonus otot, dilakukan berdasarkan derajat fleksi dan pergerakan ekstermitas
4. Iritabilitas reflex, dilakukan berdasarkan respons terhadap tepukan halus
pada telapak kaki
5. Warna dideskripsikan sebagai pucat, sianotik, atau merah muda
Setiap hal di atas diberi nilai 0, 1, atau 2. Evaluasi dilakukan pada 1
menit pertama dan menit kelima setelah bayi lahir.
NO TANDA NILAI 0 NILAI 1 NILAI 2
1. Denyut jantung Tidak ada Lambat< 100 >100
2. Pernafasan Tidak ada Lambat Menangis
menangis lemah dengan baik
3. Tonus otot Lemah Ekstermitas Fleksi
sedikit fleksi dengan baik
4. Refleks Tidak ada Menyeringai Menangis
respon (Grimace)
5. Warna Biru, pucat Tubuh merah Merah muda
11
muda,ekstermitas seluruhnya
biru
Keterangan :
Pemberian nilai APGAR baik itu pada APGAR 1 (1 menit pertama), atau
pada APGAR 2 (5 menit kemudian) dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Nilai 0-3 : Mengindikasikan bayi distres berat
Nilai 4-6 : Mengindikasikan kesulitan moderat ( depresi sedang )
Nilai 7-10 : Mengindikasikan bayi kondisi normal atau baik tidak akan
mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan
kehidupan di luar rahim.
H. Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir Normal
Semua bayi diperiksa segera setelah lahir untuk mengetahui apakah
transisi dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterine berjalan dengan lancar
dan tidak ada kelainan. Pemeriksaan medis komprehensif dilakukan dalam 24
jam pertama kehidupan. Pemeriksaan rutin pada bayi baru lahir harus
dilakukan, tujuannya untuk mendeteksi kelainan atau anomali kongenital yang
muncul pada setiap kelahiran dalam 10-20 per 1000 kelahiran, pengelolaan
lebih lanjut dari setiap kelainan yang terdeteksi pada saat antenatal,
mempertimbangkan masalah potensial terkait riwayat kehamilan ibu dan
kelainan yang diturunkan, dan memberikan promosi kesehatan, terutama
pencegahan terhadap sudden infant death syndrome (SIDS) (Lissauer, 2013).
Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir adalah untuk
membersihkan jalan napas, memotong dan merawat tali pusat,
mempertahankan suhu tubuh bayi, identifikasi, dan pencegahan infeksi
(Saifuddin, 2008).
Asuhan bayi baru lahir meliputi :
1. Mengatur dan mempertahankan suhu bayi pada tingkat yang normal
12
Menurut Roberton NRC, 1996 Bayi kehilangan panas melalui 4 cara
yaitu :
a. Konduksi : melalui benda – benda padat yang berkontrak melalui kulit
bayi
b. Konfeksi : suhu udara di kamar bersalin tidak boleh kurang dari 20°C
dan sebaiknya tidak berangin. Tidak boleh ada pintu dan jendela yag
terbuka. Kipas angin dan AC harus cukup jauh dari area resusitasi.
Troli resusitasi harus mempunyai sisi untuk meminimalkan konfeksi
ke udara sekitar bayi.
c. Cara evaporasi : BBL yang dalam keadaan basah kehilangan panas
dengan cepat melalui cara ini. Karena itu, bayi harus dikeringkan
seluruhnya, termasuk kepala dan rambut, sesegera mungkin setelah di
lahirkan. Lebih baik bila menggunakan handuk hangat unntuk
mencegah hilangnya panas secara konduktif.
d. Cara radiasi : bayi harus diselimuti , termaksuk kepalanya idealnya
dengan handuk hangat karena bayi yang mengalami asfiksia tidak
dapat menghasilkan panas untuk dirinya sendiri dan karenanya akan
kehilangan panas lebih cepat. Harus diingat bahwa bayi saat lahir
mempunyai suhu 0,5 – 1 °C lebih tinggi dari suhu ibunya.
2. Penilaian Awal Untuk Memutuskan Resusitasi Pada Bayi
Untuk menilai apakah bayi mengalami asfiksia atau tidak dilakukan
penilaian sepintas setelah seluruh tubuh bayi lahir dengan tiga pertanyaan:
a. Apakah kehamilan cukup bulan ?
b. Apakah bayi menangis atau bernapas/tidak megap-megap ?
c. Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif ?
Jika ada jawaban “tidak” kemungkinan bayi mengalami asfiksia
sehingga harus segera dilakukan resusitasi. Penghisapan lendir pada jalan
13
napas bayi tidak dilakukan secara rutin (Kementerian Kesehatan RI,
2013).
3. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, segera letakkan bayi
tengkurap di dada ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu untuk
melaksanakan proses IMD selama 1 jam. Biarkan bayi mencari,
menemukan puting, dan mulai menyusu. Sebagian besar bayi akan
berhasil melakukan IMD dalam waktu 60-90 menit, menyusu pertama
biasanya berlangsung pada menit ke 45-60 dan berlangsung selama 10-20
menit dan bayi cukup menyusu dari satu payudara (Kementerian
Kesehatan RI,2013).
Jika bayi belum menemukan puting ibu dalam waktu 1 jam, posisikan
bayi lebih dekat dengan puting ibu dan biarkan kontak kulit dengan kulit
selama 30-60 menit berikutnya. Jika bayi masih belum melakukan IMD
dalam waktu 2 jam, lanjutkan asuhan perawatan neonatal esensial lainnya
(menimbang, pemberian vitamin K, salep mata, serta pemberian gelang
pengenal) kemudian dikembalikan lagi kepada ibu untuk belajar menyusu
(Kementerian Kesehatan RI,2013).
Manfaat IMD bagi bayi adalah membantu stabilisasi pernafasan,
mengendalikan suhu tubuh bayi lebih baik dibandingkan dengan
incubator, menjaga kolonisasi kuman yang aman untuk bayi dan
mencegah infeksi nosocomial. Kadar bilirubin bayi juga lebih cepat
normal karena pengeluaran meconium lebih cepat sehingga dapat
menurunkan insiden icterus BBL. Kontak kulit dengan kulit juga
membuat bayi lebih tenang sehingga didapat pola tidur yang lebih baik.
Bagi ibu, IMD dapat mengoptimalkan pengelarkan hormone oksitosin,
prolactin, dan secara psikologis dapat menguatkan ikatan batin antara ibu
dan bayi (WHO 1998).
14
4. Pengikatan,Pemotongan Dan Perawatan Tali Pusat
Setelah penilaian sepintas dan tidak ada tanda asfiksia pada bayi,
dilakukan manajemen bayi baru lahir normal dengan mengeringkan bayi
mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan
tanpa membersihkan verniks, kemudian bayi diletakkan di atas dada atau
perut ibu. Setelah pemberian oksitosin pada ibu, lakukan pemotongan tali
pusat dengan satu tangan melindungi perut bayi. Perawatan tali pusat
adalah dengan tidak membungkus tali pusat atau mengoleskan
cairan/bahan apa pun pada tali pusat (Kementerian Kesehatan RI, 2013).
Perawatan rutin untuk tali pusat adalah selalu cuci tangan sebelum
memegangnya, menjaga tali pusat tetap kering dan terpapar udara,
membersihkan dengan air, menghindari dengan alkohol karena
menghambat pelepasan tali pusat, dan melipat popok di bawah umbilikus
(Lissauer, 2013).
5. Pelabelan
Label nama bayi atau nama ibu harus dilekatkan pada pergelangan
tangan atau kaki sejak di ruangan bersalin. Pemasangan dilakukan dengan
sesuai agar tidak terlalu ketat ataupun longgar sehingga mudah lepas
(Roberton NRC, 1996).
6. Pemberian Salep Mata/Tetes Mata
Pemberian salep atau tetes mata diberikan untuk pencegahan infeksi
mata. Beri bayi salep atau tetes mata antibiotika profilaksis (tetrasiklin
1%, oxytetrasiklin 1% atau antibiotika lain). Pemberian salep atau tetes
mata harus tepat 1 jam setelah kelahiran. Upaya pencegahan infeksi mata
tidak efektif jika diberikan lebih dari 1 jam setelah kelahiran
(Kementerian Kesehatan RI, 2013).
7. Pencegahan Perdarahan Melalui Penyuntikan Vitamin K1 Dosis Tunggal
Di Paha Kiri
15
Semua bayi baru lahir harus diberi penyuntikan vitamin K1
(Phytomenadione) 1 mg intramuskuler di paha kiri, untuk mencegah
perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin yang dapat dialami oleh
sebagian bayi baru lahir (Kementerian Kesehatan RI, 2010).
Pemberian vitamin K sebagai profilaksis melawan hemorragic disease
of the newborn dapat diberikan dalam suntikan yang memberikan
pencegahan lebih terpercaya, atau secara oral yang membutuhkan
beberapa dosis untuk mengat asi absorbsi yang bervariasi dan proteksi
yang kurang pasti pada bayi (Lissauer, 2013). Vitamin K dapat diberikan
dalam waktu 6 jam setelah lahir (Lowry, 2014).
8. Pemberian Imunisasi Hepatitis B (HB 0) Dosis Tunggal Di Paha Kanan
Imunisasi Hepatitis B diberikan 1-2 jam di paha kanan setelah
penyuntikan vitamin K1 yang bertujuan untuk mencegah penularan
Hepatitis B melalui jalur ibu ke bayi yang dapat menimbulkan kerusakan
hati (Kementerian Kesehatan RI, 2010).
9. Pengukuran Berat Dan Panjang Lahir
BBL harus ditimbang berat lahirnya. Dua hal yang selalu ingin
diketahui orang tua tentang bayinya yang baru lahir adalah jenis kelamin
dan beratnya. Pengukuran panjang bayi tidak rutin dilakukan karena tidak
banyak bermakna. Pengukuran dengan menggunakan pita ukur tidak
akurat. Bila diperlukan data mengenai panjang lahir, maka sebaiknya
dilakukan dengan menggunakaan stadiometer bayi dengan menjaga bayi
dalam posisi lurus dan ekstremitas dalam keadaan ekstensi(Roberton
NRC, 1996).
10. Memandikan Bayi
Menurut Roberton NRC, 1996 memandikan bayi segera setelah lahir
dapat mengakibatkan hipotermia. Pada beberapa kondisi seperti bayi
kurang sehat, bayi belum lepas dari tali pusat atau dalam perjalanan, tidak
16
perlu untuk mandi berendam. Bayi cukup diseka dengan sabun dan air
hangat untuk memastikan bayi tetap segar dan bersih. Saat mandi bayi
dalam keadaan telanjang dan basah sehingga mudah kehilangan panas.
Karena itu, harus dilakukan upaya untuk mengurangi terjadinya
kehilangan panas. Suhu ruang saat memandikan bayi harus hangat
(>25°C) dan suhu air yang optimal adalah 40°C untuk bayi kurang dari 2
bulan dan dapat berangsur turun sampai 30°C untuk bayi diatas diatas 2
bulan.
Menurut Roberton NRC, 1996 Urutan memandikan bayi yang benar
dimulai dari membersihkan wajah. Mata dibersihkan dengan kapas yang
telah direndam air matang, lubang hidung dibersihkan perlahan dan tidak
terlalu dalam dengan cotton buds yang dicelupkan kedalam air bersih.
Bagian luar telinga di bersihkan dengan cutton buds yang telah diberikan
baby oil. Kemudian wajah bayi diusap waslap yang telah direndam
dengan air hangat setelah wajah dibersihkan bukalah baju bayi lalu
bersihkan alat kelamin dan bokong bayi dengan kapas basah. Usap
seluruh permukaan dan lipatan tubuh bayi dengan waslap yang direndam
dengan air hangat. Tangan kiri ibu menyanggah kepala dan memegang
erat ketiak bayi sedangkan tangan kanan ibu membersihkan sabun di
tubuh bayi. Untuk membersihkan punggung bayi balikan badan bayi
perlahan dengan tangan kanan ibu sedangkan tangan kiri ibu tetap
menopang badan bayi dan memeganag erat ketiaknya. Pencucian rambut
hanya dilakukan bila rambut keliatan kotor atau ada kerak di kulit
kepalanya dengan mengoleskan beberapa tetes baby oil atau shampoo
bayi di kuliat kepala bayi, lalu disisir dengan dengan sikat rambut halus
untuk memudahkan lepasnya kerak di kulit kepala bayi. Selanjutnya usap
rambut dan kepala bayi dengan waslap yang direndam air hangat sampai
bersih. Segera bungkus bayi dengan handuk kering dan letakan diatas
17
handuk kering. Pemakaian lation setelah mandi tidak umum dibutuhkan
bayi karena justru membuat pori – pori kulit tertutup.
11. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir (BBL)
Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin
kelainan pada bayi. Bayi yang lahir di fasilitas kesehatan dianjurkan tetap
berada di fasilitas tersebut selama 24 jam karena risiko terbesar kematian
BBL terjadi pada 24 jam pertama kehidupan. saat kunjungan tindak lanjut
(KN) yaitu 1 kali pada umur 1-3 hari, 1 kali pada umur 4-7 hari dan 1 kali
pada umur 8-28 hari (Kementerian Kesehatan RI, 2010).
12. Pemberian ASI Eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman
tambahan lain pada bayi berusia 0-6 bulan dan jika memungkinkan
dilanjutkan dengan pemberian ASI dan makanan pendamping sampai usia
2 tahun. Pemberian ASI ekslusif mempunyai dasar hukum yang diatur
dalam SK Menkes Nomor 450/Menkes/SK/IV/2004 tentang pemberian
ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan. Setiap bayi mempunyai hak untuk
dipenuhi kebutuhan dasarnya seperti Inisiasi Menyusu Dini (IMD), ASI
Ekslusif, dan imunisasi serta pengamanan dan perlindungan bayi baru
lahir dari upaya penculikan dan perdagangan bayi.
I. Proses Manjemen Menurut Helen Varney (1997)
Varney (1997) menjelaskan bahwa proses manajemen merupakan
proses pemecahan masalah yang ditemukan oleh perawat-bidan pada awal
1970-an. Proses ini memperkenalkan sebuah metode pengorganisasian
pemikiran dan tindakan dengan urutan yang logis dan menguntungkan, baik
bagi klien maupun bagi tenaga kesehatan. Proses ini menguraikan bagaimana
prilaku yang diharapkan dari pemberian asuhan. Proses manajemen bukan
hanya terdiri atas pemikiran dan tindakan, melainkan juga prilaku pada setiap
langkah agar layanan yang komprehensif dan aman dapat tercapai. Dengan
18
demikian, proses manajemen harus mengikuti urutan yang logis dan memberi
pengertian yang menyatukan pengetahuan, hasil temuan, dan penilaian yang
terpisah-pisah menjadi satu kesatuan yang berfokus pada manajemen klien.
Proses manajemen terdiri atas tujuh langkah yang berurutan, dan
setiap langkah disempurnakan secara berkala. Proses dimulai dengan
pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah
tersebut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan dalam
situasi apapun. Akan tetapi, setiap langkah dapat diuraikan lagi menjadi
langkah-langkah yang lebih detail dan ini bisa berubah sesuai dengan
kebutahan klien.
1. Riwayat kesehatan
2. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannnya
3. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya
4. Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil
studi
Langkah ini sangat penting dalam memberikan asuhan yang aman bagi
klien. Mari kita lihat contoh kasus bayi baru lahir normal dari NY.A, bidan
harus membuat dan melakukan perencanaan asuhan yang tepat tehadap bayi
baru lahir normal tersebut.
20
Pada tahap ini, bidan mengidentifikasi perlu/tidaknya tindakan segera
oleh bidan maupun oleh dokter, dan/atau kondisi yang perlu dikonsultasikan
atau ditangani bersama anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi
klien. Langkah keempat mencerminkan kesinambungan proses manejemen
kebidanan. Dengan kata lain, manajemen bukan hanya dilakukan selama
pemberian asuhan primer berkala atau kunjungan prenatal saja,tetapi juga
selama wanita tersebut bersama bidan,misalnya pada waktu persalinan.
21
dengan kondisi social-ekonomi, budaya, atau psikologis. Setiap rencana
asuhan harus sudah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu bidan dan klie
n, agar dapat dilaksankan dengan efektif karena klien merupakan bagian dari
pelaksanaan perencanaan tersebut. Oleh sebab itu, tugas bidan dalam tahap ini
adalah meremuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana
bersama klien, kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum
melaksanakannya.
22
Langkah VII : Evaluasi
23
BAB III
TINJAUAN KASUS
24
Umur : 35 tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Banjardadap,Banguntapan, Potorono, Bantul
3) Data Kesehatan
a) Riwayat Kehamilan
P2 A0 Ah2
Riwayat ANC : Teratur, 12 kali, di RSDMDN
oleh dokter spOG
Imunisasi TT : 3 kali, TT 1 tanggal 10 juli
2018 TT 2 11 agustus 2018 TT3
tanggal februari 2019
Kenaikan BB : 12 kg
Keluhan saat hamil : Anemia
Penyakit selama hamil : tidak ada
Kebiasaan : Tidak merokok dan tidak
minum jamu
Komplikasi pada kehamilan : Tidak ada komplikasi
Komplikasi Janin : Tidak ada
b) Riwayat Persalinan Sekarang
Tanggal/Jam persalinan : 20 Mei 2019 / 02.00 WIB.
Jenis persalinan : Pervaginam, spontan.
Lama persalinan : 7 jam 20 menit.
Kala I : 5 jam 10 menit
Kala II : 5 menit
Kala III : 5 menit
25
Kala IV : 2 jam
Warna air ketuban : Jernih
Trauma persalinan : Tidak ada
Kondisi saat lahir :Menangis kuat, tubuh
kemerahan,
gerakan : aktif
Penolong persalinan : Dokter
Penyulit dalam persalinan : Tidak ada
Inisiasi Menyusu Dini : Dilakukan selama 1 jam dan
berhasil (Bayi dapat menyusu
pada menit ke-30)
Bonding attachment : Dilakukan
4) Keadaan bayi baru lahir
Nilai APGAR : 1 menit/ 5 menit/ 10 menit : 9/10/10
No Kriteria 1 Menit 5 Menit 10 Menit
1. Denyut Jantung 2 2 2
2. Usaha Nafas 2 2 2
3 Tonus Otot 1 2 2
4. Reflek 2 2 2
5. Warna Kulit 2 2 2
TOTAL 9 10 10
2. INTERPRETASI DATA
Tanggal 20 Mei 2019 jam 02.20 WIB
a. Diagnosa kebidanan
Bayi baru lahir Ny. RH umur 0 jam
b. Data Dasar
Data Subyektif
1) Riwayat Persalinan Sekarang
26
Tanggal/Jam persalinan : 19 Mei 2019 / 19.00 WIB.
Jenis persalinan : Pervaginam, spontan.
Lama persalinan : 7 jam 20 menit.
Kala I : 5 jam 10 menit
Kala II : 5 menit
Kala III : 5 menit
Kala IV : 2 jam
Warna air ketuban : Jernih
Trauma persalinan : Tidak ada
Kondisi saat lahir : Menangis kuat, tubuh kemerahan.
Penolong persalinan : Bidan.
Penyulit dalam persalinan : Tidak ada
Inisiasi Menyusu Dini : Dilakukan selama 1 jam dan berhasil
2) Keadaan bayi baru lahir
Nilai APGAR : 1 menit/ 5 menit/ 10 menit : 8/9/9
Kebutuhan : Perawatan bayi setelah lahir, Menjaga
kehangatan bayi
Data Objektif
Jenis kelamin : Laki – Laki
c. Masalah
Tidak ada
d. Kebutuhan
Perawatan bayi setelah lahir, Menjaga kehangatan bayi
3. IDENTIFIKASI DIAGNOSA
Tanggal 20 Mei 2019 jam 02.25 WIB
Tidak ada diagnosa terhadap bayi Ny. RH
4. IDENTIFIKASI PENANGANAN SEGERA
Tanggal 20 Mei 2019 jam 02.30 WIB
27
Tidak ada tanda- tanda untuk melakukan penanganan segera
5. RENCANA ASUHAN
Tanggal 20 Mei 2019 jam 03.10 WIB
a. Beri tahu ibu akan dilakukan periksaan lebih lanjut pada bayi nya
b. Lakukan pemeriksaan fisik umum dan fisik khusus, pemeriksaan refleks,
dan pemeriksaan penunjang
c. Perawatan tali pusat pada bayi baru lahir normal 1 jam
d. Berikan identitas bayi berupa gelang di tangan kiri bayi
e. Pertahankan suhu tubuh bayi baru lahir tetap hangat
f. Berikan salep mata atau tetes mata pada bayi
g. Berikan vitamin K pada bayi dengan dosis 1 mg secara intramuscular pada
⅓ paha anterolateral sebelah kiri.
h. Berikan imunisasi Hb-0 secara intramuscular pada ⅓ paha anterolateral
sebelah kiri setelah 1 jam pemberian vitamin K.
i. Perlihatkan bayi pada orang tua atau keluarga
j. Beritahu hasil pemeriksaan bayi pada ibu dan keluarga
6. MELAKSANAKAN PERENCANAAN
Tanggal 20 Mei 2019 jam 03.20 WIB
a. Memberitahukan ibu akan dilakukan periksaan lebih lanjut pada bayi nya
b. Melakukan pemeriksaan fisik umum dan fisik khusus, pemeriksaan
refleks, dan pemeriksaan penunjang
c. Melakukan perawatan dan pencegahan infeksi pada tali pusat dengan cara
membungkus tali pusat dengan kassa steril
d. Memberikan identitas bayi berupa gelang di tangan kiri bayi
e. Mempertahankan suhu tubuh bayi tetap hangat
f. Memberikan salep mata oksitetrasiklin 1 % pada kedua mata bayi.
g. Memberikan vitamin K pada bayi dengan dosis 1 mg secara intramuscular
pada ⅓ pahaanterolateral sebelah kiri
28
h. Memberikan imunisasi Hb-0 dengan dosis 0,5 cc dan jarak pemberian
minimal 1 jam dari pemberian vitamin K secara intramuscular pada paha
anterolateral
sebelah kanan.
i. Memperlihatkan bayi pada orang tua atau keluarga
j. Memberitahu hasil pemeriksaan bayi pada ibu dan keluarga
7. EVALUASI
Tanggal 20 Mei 2019 jam 04.20 WIB
a. Ibu sudah diberitahu akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut pada
bayinya
b. Telah dilakukan pemeriksaan fisik umum dan fisik khusus, pemeriksaan
refleks, dan pemeriksaan penunjang
c. Telah dilakukan perawatan pada tali pusat
d. Bayi telah diberikan identitas berupa gelang di tangan kiri bayi
e. Suhu tubuh bayi sudah dipertahankan dengan kain hangat
f. Mata bayi telah diberikan salep mata antibiotic profilaksis (Oksitetrasiklin
1 %) untuk mencegah infeksi
g. Bayi telah mendapatkan vitamin K 1 mg pada paha kiri
h. Telah diberikan imunisasi Hb-0 0,5 cc pada bayi setelah 1 jam pemberian
vitamin K 1
i. Ibu dan keluarga telah mengetahui kondisi bayinya yang baru lahir dan
senang mendengar keadaan bayinya yang lahir dengan sehat
29
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan kasus di atas pada tahap awal sudah dilakukan pengkajian sesuai
dengan teori varney, dimulai dengan menanyakan data subjektif yaitu identitas,
riwayat kehamilan , dalam riwayat kehamilan Ny RH tidak ada masalah yang serius,
tidak terjadi komplikasi, Ny RH juga tidak mempunyai penyakit turunan dan penyakit
menular seksual , hanya saja Ny RH mengalami keluhan pada saat hamil yaitu
anemia tetapi anemia yang terjadi pada Ny RH bisa diatasi dan tidak terjadi masalah
yang serius. Ny RH melakukan imunisai TT sebanyak 3 kali sudah sesuai dengan
yang dianjurkan oleh dokter. Untuk riwayat persalinan sekarang Ny RH melakukan
persalinannya normal pervagina dengan lama waktu yang normal,selanjutnya
dilakukan pemeriksaan fisik yang termasuk dalam data objektif, Nilai APGAR pada
bayi Ny RH bagus. Hasil keseluruhan dari anamnesa dan pemeriksaan baik dan
normal dan sudah sesuai dengan teori asuhan kebidanan pada neonatus.sehingga tidak
ada tanda-tanda bahaya atau yang harus di khawatirkan oleh dokter.
Selanjutnya untuk tahap kedua yaitu menginterpretasi data dari pengkajian
yang telah dilakukan dengan hasil diagnosa kebidanan yaitu Bayi baru lahir Ny. RH
umur 1 jam yang telah diperoleh dari data subjektif dan objektif yang sudah
dilakukan dilangkah awal yaitu pengkajian . Pada bayi Ny RH tidak mempunyai
masalah yang harus dikhawatirkan. Untuk kebutuhan Bayi baru lahir 1 jam pada bayi
Ny RH diperlukan tindakan Perawatan bayi setelah lahir dan Menjaga kehangatan
bayi.
Untuk langkah yang ketiga menurut teori varney adalah mengidentifikasi
diagnosa, Dalam kasus tersebut di diagnosa bayi dari Ny. RH lahir dengan cukup
bulan dan tidak ada kelainan pada bayi atau tanda-tanda bahaya pada bayi sehingga
tidak ada diagnosa atau masalah potensial yang perlu diwaspadai pada bayi Ny RH
30
Selanjutnya dalam langkah ke empat yaitu mengidentifikasi penanganan
segera, Dalam kasus tersebut bayi tidak mengalami kelainan dan tidak ada tanda-
tanda bahaya pada bayi sehingga dokter tidak perlu memberikan tindakan
penanganan segera pada bayi Ny RH.
Langkah yang kelima adalah Melakukan rencana asuhan pada bayi baru lahir
usia 1 jam, setelah bayi dipotong tali pusat dan dilakukan IMD, kemudian dalam
langkah ini dilakukan rencana lanjutan,dokter harus beritahukan terlebih dahulu
kepada ibu jika akan dilakukan pemeriksaan lanjutan, setelah ibunya menyetujui
dokter merencanakan untuk pemeriksakan fisik, refleks, dan penunjang. rencana ini
sudah sesuai dengan teori asuhan kebidanan pada BBL usia 1 jam. . Kemudian yanng
kedua dilakukan rencana pencegahan infeksi pada tali pusat dengan kassa steril,
dalam rencana tersebut sudah sesuai dengan teori juga setelah melakukan perawatan,
selanjutnya rencana asuhannya pemberian label atau identitas bayi , pemberian salep
mata kepada bayi agar terhindar dari infeksi , pemberian vitamin K agar tidak terjadi
pendarahan pada bayi, dan juga dilakukan rencana pemberian suntik imunisasi pada
bayi kurang lebih setelah 1 jam pemberian vitamin K, dan beritahukan hasil
pemeriksaan kepada ibu. Rencana asuhan pada kasus tersebut sudah sesuai dengan
teori yang ada untuk Asuhan yang diberikan pada Bayi Baru Lahir usia 1 jam.
Langkah ke enam yaitu melaksanakan rencana yang telah dibuat sebelumnya
yang ada di langkah kelima, Dalam pelaksanaan perencanaan yang telah dilakukan
pada kasus tersebut sudah sesuai dengan apa yang sudah direncanakan dalam rencana
asuhan kebidanan pada bayi baru lahir usia 1 jam
Langkah yang terakhir yaitu dilakukannya evaluasi dari yang telah dilakukan
dilangkah sebelumnya, Pelaksanaan evaluasi yang telah terdapat dalam kasus tersebut
sudah sesuai dengan keinginan dan tujuan dari pelaksanaan asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir. Keinginan dan tujuan dari asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
yaitu sudah memberitahukan kepada ibu bahwa akan dilakukan pemeriksaan lanjutan
kemudian bayi Ny. RH sudah dilakukan pemeriksaan fisik dari pengukuran BB dan
31
PB , pemeriksaan reflek dan pemeriksaan penunjang, Bayi juga sudah dilakukan
perwatan tali pusat menggunakan kassa steril dan sudah diberikannya salep mata
pada bayi , bidan juga sudah memberikan vitamin K dan imunisai pada BBL setelah 1
jam pemberian vitamin K.
32
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
33
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, M. 2015. BAYI BARU LAHIR. Diambil pada tanggal 18 Oktober 2019.
Diperoleh pada https://www.academia.edu
Fatiscya,T. 2015. KEBUTUHAN FISIK DAN PSIKOSOSIAL PADA BAYI DAN
ANAK. Diambil pada tanggal 20 April 2019. Diperoleh pada
https://www.academia.edu
Nur,Wafi Muslihatun, Mufdlilah, dan Nanik Setiyawati. 2009. DOKUMENTASI
KEBIDANAN. Yogyakarta : Penerbit Fitramaya
Rahmah,N. 2015. PROSES ADAPTASI PSIKOLOGI BAYI DAN BALITA.
Diambil pada tanggal 20 April 2019. Diperoleh pada
https://www.academia.edu/
34