2185 5999 1 PB PDF
2185 5999 1 PB PDF
Analisis Alur Proses Penerimaan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit “X” Tahun
2015 dengan Pendekatan Lean Hospital
Process Analysis of Inpatient Admission in “X” Hospital 2015 with Lean Hospital Approach
*E-mail: pretty_kd@yahoo.com
ABSTRAK
Lean hospital adalah metode Lean yang digunakan di rumah sakit, merupakan suatu upaya yang dilakukan terus menerus
untuk menghilangkan pemborosan (Waste) dan meningkatkan nilai tambah (Value Added) pada pelayanan pasien di
rumah sakit. Metode ini sangat tepat untuk menganalisis alur proses penerimaan pasien rawat inap di RS “X” dengan
cara membuat Current State Value Stream Map yang didapat dari hasil observasi, wawancara dan telaah dokumen
kemudian melalui penerapan Lean Tools dibuatlah Future State Value Stream Map sebagai ide perbaikan jangka pendek
dan jangka menengah/panjang pada proses tersebut. Hasil penelitian menunjukkan ada 31 total kegiatan dengan waktu
proses yang bersifat Value Added hanya sebanyak 44,9% pada saat ini sedangkan dalam alur proses yang baru atau ideal,
jumlah kegiatan menjadi 25 dengan waktu proses Value Added 92,4% untuk perbaikan jangka pendek. Pada perbaikan
jangka menengah/panjang jumlah kegiatan berkurang menjadi 23 dengan persentase waktu proses Value Added
meningkat menjadi 94,4%. Maka berdasarkan hasil penelitian tersebut, metode sangatlah tepat untuk mengatasi masalah
yang terjadi pada alur proses penerimaan pasien rawat inap Lean di RS “X”.
Kata Kunci: alur proses, lean hospital, penerimaan pasien rawat inap.
ABSTRACT
Lean hospital is lean methods used in hospitals, is a continuous effort made to eliminate waste and increase value added
in patient care in hospitals. This method is very appropriate to analyze the process flow of inpatient admission in "X"
hospital by making Current State Value Stream Map derived from observation, interviews and review of documents. Then
through the application of Lean Tools, Future State Value Stream Map was made as the idea of improvement for short
and medium/long term in the process. The results showed there were 31 total events with value added time process is just
44,9% at this point. Meanwhile in the new or ideal process flow, the amount of activities became 25 with value added
time process 92,4% for short term improvement. The number activities on the medium/long term improvement reduced to
23 with the percentage of value added time process increased to 94,4%. So based on these results, the Lean method is
appropriate to address the problems that occur in the workflow process inpatient admission in "X" hospital.
berlomba-lomba meningkatkan kualitas atau mutu Penerimaan awal pasien di rawat inap RS “X” (pre-
pelayanannya, tentu saja peningkatan mutu pelayanan admission) hanya melalui dua pintu yaitu dari poli rajal
ini harus dijalankan dalam segala aspek di rumah sakit, dan UGD.
hal ini juga diterapkan pada RS “X”.
Salah satu permasalahaan yang mendapatkan keluhan
RS “X” adalah rumah sakit swasta dengan tipe C yang terbanyak sebesar 26 keluhan pasien pada tahun 2014 di
berlokasi di daerah Banten. Pelayanan yang disediakan RS “X” yaitu permasalahan alur proses yang lama pada
oleh RS “X” sangatlah beragam dengan prosedur yang penerimaan pasien ranap dari poli rajal, dimulai ketika
masih terkotak-kotak pada masing-masing unit dokter di poli memutuskan pasien perlu dirawat sampai
sehingga dalam pelaksanaan pelayan banyak menemui pasien berbaring di tempat tidur kamar ranap dan
kendala. Di antara semua unit pelayanan yang ada, unit dilakukan observasi awal pemasang infus oleh perawat.
rawat inap merupakan jantung dari RS karena Alur proses penerimaan pasien ranap harus dilakukan
kesuksesan RS dapat dilihat dari pelayanan di unit rawat dengan cepat karena penundaan akan meningkatkan
inap. Unit ranap merupakan suatu unit yang sangat morbiditas dan mortalitas. Penundaan akan mempengaruhi
komplek dimana terkait dengan banyak unit yang saling kondisi pasien (outcome) selanjutnya.
berkesinambungan seperti unit pendaftaran yang
berhubungan dengan rujukan pasien dari UGD dan Pasien atau keluarganya sering mengeluh terhadap
rawat jalan, farmasi, labolatorium, radiologi, serta kasir pelayanan di unit rawat inap RS. “X” tentang waktu
sehingga terkadang dalam pelaksanan pelayanan di unit tunggu yang lama dalam pengurusan pendaftaran
rawat inap ini terbentur dengan peraturan unit lain dan karena tempat pendaftaran pasien ranap masih jadi satu
menimbulkan suatu permasalahan. dengan rajal sehingga penumpukan antrian sering
terjadi apalagi jika waktunya bersamaan dengan jadwal
Ada beberapa metode yang digunakan untuk praktek dokter poli rajal begitu juga dengan bagian kasir
mengelola rumah sakit salah satunya adalah Lean yaitu dan mereka juga harus bolak balik dari nurse station
metedologi perbaikan yang terus menerus pada semua rajal, pendaftaran, farmasi, kasir, serta menunggu untuk
aspek bisnis. Menurut Graban (2011), Lean dilakukan observasi awal pemasangan infus di kamar
Healthcare/Hospital memberikan kekuatan berupa ranap.
Continous Improvement (perbaikan berkelanjutan)
kepada rumah sakit. Konsep Lean adalah suatu Pada penelitian telah dilakukan oleh National Asociation
pendekatan sistemik dan sistematik untuk ofHealthcareAccessManagement(NAHAM) mendapatkan
mengindentifikasi serta untuk menghilangkan waste waktu tunggu rata-rata untuk penerimaan pasien ranap
(pemborosan) atau aktifitas-aktifitas yang tidak bernilai (inpatient admission) adalah 7,7 menit dan waktu
tambah (Non Value Additing Activities) melalui wawancara rata-rata 10,57 menit jadi jumlah total
peningkatan terus menerus secara radikal (Radical waktunya sekitar 18 menit 4 detik (Mantick, 2014)
Countiniuous Improvement) dengan mengalirkan sementara berdasarkan penelitian yang dilakukan Netty
produk atau jasa untuk mengejar keunggulan dan Suryanti (2002) di RS Pondok Indah didapatkan rata-
kesempurnaan dengan menempatkan segala sesuatu di rata lamanya waktu proses pendaftaran pasien masuk
tempat yang tepat, di waktu yang sesuai agar menjadi ranap sekitar 32 menit 7 detik. Angka ini mungkin
lebih fleksibel dan terbuka untuk perubahan (Gaspersz, bervariasi dari satu institusi ke institusi lain tergantung
2011). pada prosedur, proses dan jumlah data yang
dikumpulkan oleh bagian administrasi, angka-angka ini
Unit rawat inap di RS. “X” memiliki kapasitas 47 dapat berlaku sebagai pembanding karena belum ada
tempat tidur dan jumlah pasien pada unit rawat inap standarisasi waktu proses penerimaan pasien di unit
terlihat fluktuatif dan memperlihatkan peningkatan dari rawat inap yang ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan
tahun 2012 (2190 pasien), tahun 2013 (2896 pasien) Indonesia.
serta tahun 2014 (3602 pasien). Tahap penerimaan
pasien di unit rawap inap dibagi menjadi tahap pra Maka berdasarkan informasi tersebut dapat dilihat
admisi (pre-admission), admisi (electif admission) dan adanya koordinasi yang belum berjalan baik secara
pembayaran (The Health board executive, 2003). efektif dan efesien terhadap unit-unit yang bersangkutan
dalam pelayanan kepada pasein sehingga c. Tahap Pembayaran, baik itu secara langsung
mengakibatkan permasalahan yang bukan hanya maupun dengan jaminan asuransi dll.
merugikan pasien tetapi juga rumah sakit secara
menyeluruh untuk itu diperlukan suatu perbaikan di RS Gasperz, V (2011) mengartikan Lean sebagai suatu
“X” Bintaro untuk meningkatkan kualiatas dan mutu upaya terus menerus untuk menghilangkan pemborosan
pelayanan kepada pasien. Dalam hal ini metode Lean (waste) dan meningkatkan nilai tambah (value added)
Hospital dapat membantu memecahkan permasalahan produk (barang dan/atau jasa) agar memberikan nilai
yang ada melalui tools (alat) yang tepat. kepada pelanggan (Customer value). Prinsip Lean telah
digunakan oleh Henry Ford dan Ford Motor Company
TINJAUAN PUSTAKA sejak awal tahun 1920 dan diadaptasi oleh Ohnno dari
Toyota (Ohno, 2009). Istilah Lean (ramping) tidak
Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 pernah digunakan di Toyota, tetapi istilah ini pertama
tentang Rumah Sakit, yang dimaksudkan dengan kali diperkenalkan oleh Womack, Jones dan Ross
rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang (2005) sebagai cara menggambarkan paradigma baru
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan bidang manufaktur yang dikembangkan oleh Toyota
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat (Toyota Production system) yang mampu melakukan
inap, rawat jalan, dan gawat darurat sementara perbaikan kinerja yang terus menerus untuk mencapai
pelayanan rawat inap merupakan pelayanan terhadap yang terbaik. Di dunia kesehatan Lean di adaptatasi
pasien masuk rumah sakit yang menempati tempat menjadi Lean Hospital dan konsep Lean Hospital ini
tidur perawatan untuk observasi, diagnosa, terapi, pertama kali diterapkan pada tahun 2000 di Virginia
rehabilitasi medik dan atau pelayanan medik lainnya. Mason Medical Center dengan Virginia Mason
Ruang Rawat Inap adalah ruang untuk pasien yang Production System (VSMPS).
memerlukan asuhan dan pelayanan keperawatan dan
pengobatan secara berkesinambungan lebih dari 24 Lima prinsip Lean yang diadaptasikan ke dalam sistem
jam. Menurut Supranto (1997) yang dikutip dari Siregar pelayanan di rumah sakit seperti yang ditulis oleh
(2003), arus pelayanan pasien rawat inap dimulai dari Womack dan Jones (dalam Graban, 2012), ditampilkan
pelayanan pasien masuk di bagian penerimaan pasien, dalam tabel 1.
pelayanan ruang perawatan (pelayanan tenaga medis,
pelayanan tenaga perawat, lingkungan langsung, Tahap Analisis masalah dalam Lean Hospital
penyediaan peralatan medis/ non medis, pelayanan 1.Value ditentukan oleh
makanan/ gizi), dilanjutkan pelayanan administrasi dan a. Konsumen/pelanggan harus bersedia untuk
keuangan, terakhir pelayanan pasien pulang. membayar suatu kegiatan
b. Kegiatan atau aktifitas harus mengubah produk
The Health Board Executive (2003) menyatakan atau jasa dengan cara apapun.
bahwa setiap pasien yang mendapatkan pelayanan c. Kegiatan harus dilakukan dengan benar pada
admisi di rumah sakit, khususnya pasien raeat inap akan saat pertam dilakukan.
menjalani beberapa tahap yaitu: Suatu kegiatan dapat dikatakan value added atau
a. Tahap Pra Admisi (pre admission), pada tahap ini non value added harus dilihat dari berbagai
pasien harus jelas dulu apakah masuk dari unit rawat perspektif yaitu produk, pasien, pegawai atau
jalan atau gawat darurat dan harus berdasarkan pemberi layanan (Graban, 2012).
keputusan dokter. 2. Pemborosan (waste) yang dalam bahasa jepang
b. Tahap Admisi (electif admission) yaitu perencanaan, disebut muda dibagi menjadi
bagian ini bertanggung jawab dalam pendaftaran a. Type one Waste (Muda 1) : aktivitas kerja yang
pra penerimaan pasien, penerimaan pasien dan tidak memberikan nilai tambah dalam suatu
dalam penentuan ruang perawatan. Tata cara proses tetapi tidak bisa dihilangkan karena
penerimaan pasien yang disebut admitting procedure beberapa alasan.
harus wajar sesuai dengan keperluannya (Jhon M. b. Type Two Waste (Muda 2) sering disebut waste
Echols dikutip dari Pahlevi 2009). saja karena merupakan pemborosan dan harus
diidentifikasikan serta dihilangkan dengan wawancara terstruktur melibatkan unit yang terkait di
segera. RS.”X (Kurt Lewin, 1973 disertasi Sulaksana, 2004).
Ada 8 pemborosan yang dikategorikan sebagai Dilakukan pada bulan April-Mei 2015. Instrumen
muda yaitu Overproduction, Delays (waiting time), pengambilan data berupa pedoman wawancara yang
Transportation, Confusion, Over-processing, dibantu dengan alat perekam (recorder) pada saat
Inventory, Motion, Defect (Graban, 2012). wawancara berlangsung, pedoman observasi verupa
3. Value Stream Mapping merupakan teknik Lean panduan pengamatan kegiatan di unit yang teribat
yang digunakan untuk mendokumentasikan, dengan alat bantu stopwatch untuk menghitung waktu
menganalisa dan meningkatkan arus informasi atau dan alat ukur panjang jarak tempuh serta melakukan
bahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu analisis dengan pendektan Lean Hospital
produk atau jasa bagi pelanggan dengan menggunakan perangkat software seperti visio dan
menghilangkan pemborosan (waste) dan VSM smart draw.
memberikan nilai tambah (value added) (Jones D
dan Mitchell A, 2006). Dalam menggunakan VSM Pengelahan dan analisi data dimulai dari pembuatan
membutuhkan pembuatan Current State Map dan cross fungsional flowchart (alur proses) dari unit-unit
Future State Map (Martin, 2014). yang terlibat, observasi waktu dan jarak yang
a. Current State Map dibutuhkan untuk menyelesaikan proses tersebut di
Menggambarkan proses kegiatan pada saat ini masing-masing unit. Mengindentifikasi bottleneck,
dan menunjukkan kondisi rumah sakit yang kemudian analisis Value Stream Map yaitu
sebenarnya, menggambarkan seluruh proses menggolongkan VA, NVA, waste dilanjutkan dengan
dari awal sampai akhir dan setiap orang dalam membuat Current State Value Stream Mapping (peta
rumah sakit dapat melihat. alur proses yang ada saat ini), lalu menganalisis masalah
b. Future State Map digunakan sebagai acuan dengan Cause Effect or Fishbone dan terakhir dibuat
dalam melakukan kegiatan produksi pada usulan perbaikan proses penerimaan pasien ranap
kondisi yang telah diperbaiki. dalam bentuk Future State Map. Perhitungan waktu
4. Cross Functional Flowchart dan jarak dilakukan mulai dokter poli rajal menyatakan
Flowchard adalah representasi bergambar tentang pasien untuk dirawat sampai pasien berbaring diruang
bagaimana suatu proses berlangsung dengan rawat inap dan dilakukan observasi awal dengan
menggunkan simbol. Simbol ini berupa gambar, pemasangan infus oleh perawat.
garis dan kata-kata untuk menggambarkan kegiatan
dan urutan dari suatu proses. Keterkaitan antara Validasi data dilakukan dengan triangulasi sumber yaitu
beberapa unit dalam sutau proses ini digambarkan membandingkan jawaban yang diperoleh antar
dalam Cross functional flowchart. informan dan triangulasi metode pengumpulan data
5. Ishikawa ( Fishbone diagram / Cause-and-effect yang bertujuan untuk menguji kualitas data (Sugiyono,
Diagram) 2013 dan Wibowo, 2013).
Adalah suatu alat yang dikembangkan oleh Koru
Ishikawa (1943) yang merupakan skema yang HASIL DAN PEMBAHASAN
berkaitan dengan penyebab variasi pada efeknya
dari suatu proses dengan menganalisis 6 hal yang Komponen yang terlibat dalam proses penerimaan
terkait yaitu man, money, material, machine, pasien ranap dari rajal adalah SDM yaitu dokter poli
methode, dan mother earth rajal, perawat rajal, perawat ranap, asisten perawat
(environment)(Ishikawa, 1987 dalam Sollecito WA ranap, petugas pendaftaran, petugas farmasi, petugas
dan Johnson JK, 2013 ), ditampilkan dalam tabel 2. kasir dan SOP yang sudah ada tetapi belum dibuat
secara terperinci tahap-tahapnya serta SIRS yang belum
METODOLOGI PENELITIAN terintegrasi secara online dengan semua unit di RS “X”.
penerimaan pasien ranap dari poli rajal, permasalahan (perawat dan asisten perawat ranap), depo obat
tersebut berada di: ranap, kamar ranap dengan memperhitungkan
a. Pendaftaran pasien rajal dan ranap masih digabung waktu dan jarak (ditampilkan dalam gambar 2).
sehingga terjadi penumpukan antrian dan mobilitas
petugas pendaftaran yang harus mengambil sendiri 2. Analisa akar masalah dengan diagram
form status ranap ke RM. Cause & Effect / Fishbone
b. Penundaan pengecekan dokumen medis, obat dan Penggolongan waste yang didapatkan kemudian
alkes di nurse station rajal karena jumlah perawat dianalisa untuk mengidentifikasi akar penyebab
rajal yang belum seimbang dengan jumlah doter masalah berdasarkan Man, Methode, Machine,
praktek pada saat itu. Material dan Environment (ditampilkan dalam
c. Bagian farmasi masih digabung untuk pasien rajal gambar 3).
dan ranap dengan petugas yang terbatas sehingga
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk 3. Ide Perbaikan
mempersiapkan obat/alkes. a. Jangka Pendek (1-3 bulan)
d. Persiapan kamar ranap yang lama karena jumlah Usulan perbaikan jangka pendek
asisten perawat yang mengerjakannya masih diharapkan menjadi suatu solusi pemecahan
kurang hanya ada 1 petugas dalam 1 shif dan masalah yang dapat diterapkan dengan
persediaan linen yang kurang. segera tanpa membutuhkan sumber daya
e. Penundaan assessment awl pasien di kamar ranap manusia, tanpa mengubah bentuk bangunan
jika pasien masuk pada saat bersamaan pada jam dan tetap menggunakan aplikasi SIRS yang
pergantian shif karena ada kebijakan bahwa 30 sudah ada.
menit sebelum dan sesudah pergantian shif unit Visual management dengan membuat
ranap tidak menerima pasien terlebih dahulu. barner alur prose pelayanan, menambah
petunjuk arah lokasi, memberi brosur
1. Value Assessment pada masing-masing bagian. harga kamar kepada pasien yang
mendaftar untuk ranap.
Catatan: Evaluasi, perbaikan dan sosialisasi SOP
(ditampilkan dalam tabel 3). minimal setiap 6 bulan sekali.
Memisahkan bagian pendaftaran untuk
Waktu
pasien ranap dan rajal dengan
VA = 72/160,3 x 100% = 44,9%
NVA (Waste 1) = 33,1/160,3 x 100% = 20,7%
memaksimalkan fungsi petugas dan
NVA (Waste 2) = 55,2/160,3 x 100% = 34,4% tanpa menambahkan bangunan baru
Total NVA = 20,7% + 34,4% = 55,1% tetapi cukup meletakkan meja dan kursi
untuk pendaftaran ranap di sisi ruang
Jarak yang dekat dengan pendaftaran utama
VA = 144,1/196,5 x 100% = 73,3% sehingga petugas dapat dengan mudah
NVA (Waste 1)= 52,4/196,5 x100% = 26,7% berpindah jika ada pasien ranap yang
Jumlah Kegiatan = 31 perlu dilayani.
Kegiatan Efektif = 2121/31x 100% = 67,7% Form status ranap diletakkan di poli rajal
Kegiatan Non Efektif = 1010/31 x 100 = 32,3% sehingga dokter bisa langsung
mengisinya jika ada pasien yang harus
2. Value Assessment Fisik dan Fasilitas dirawat inap.
(ditampilkan dalam tabel 4). Menyediakan infus beserta alat
perlengkapannya di lemari kamar ranap
1. Current State Value Stream Map sehingga perawat dapat langsung
melakukan pemasangan infus tanpa
Pada penelitian ini CS VSM terdiri atas 8 harus menunggu dari farmasi sementara
tahapan proses yang dimulai dari dokter poli pemberian obat dapat menyusul sesaat
rajal, pendaftaran, kasir, nurse station rajal kemudian menunggu dari farmasi.
(perawat rajal), farmasi, nurse station ranap
Persentase VA Time = 73/79 x100% = 92,4% rajal karena sudah ada penambahan petugas
Persentase NVA Time = 6/79 x100%=7,6 % sehingga mengurangi waktu dan jarak dalam alur
proses.
Value Assessment pada alur proses tabel 5, 6 dan
tabel 7 terdiri dari 25 kegiatan dengan 19 kegiatan Setelah membuat Value Assessment pada proses
efektif (value added) dan 6 kegiatan yang non efektif gambar 5 selanjutnya peneliti membuat Future
(non value added). Jumlah total waktu yang State Value Stream Mapping (FS VSM) yang akan
diperlukan dalam proses tersebut adalah 79 menit menggambarkan alur proses penerimaan pasien
dengan jarak tempuh 122 meter. Kegiatan NVA ranap dari poli rajal yang ideal di RS “X” Bintaro
disini adalah kegiatan non avoidable (waste tipe 1 berdasarkan ide perbaikan menjadi lebih jelas, yang
atau muda tipe 1) yaitu kegiatan yang tidak pada CS VSM proses terbagi menjadi 8 bagian
mempunyai nilai tambah tetapi tidak bisa setelah dilakukan perbaikan menjadi hanya 6 bagian
dihilangkan seperti perawat mengantarkan pasien pada FS VSM.
ke pendaftaran dengan menyerahkan dokumen
medis ke petugas pendaftaran agar dokumen tidak 5. Perbandingan antara Current State VSM dan
tercecer dan petugas pendaftaran harus bolak balik Future State VSM
dari pendaftarn rajal dan ranap jika ada pasien.
Konfirmasi melalui telepon tidak dapat dihilangkan Peneliti membuat ide perbaikan dengan value
karena antisipasi jika ada gangguan dari SIRS. asssement dibagi menjadi 2 jenis yaitu ide perbaikan
Perawat menyerahkan resep ke depo obat tidak jangka pendek dan ide perbaikan jangka menengah
dapat dihilangkan karena SIRS belum terkoneksi yang digabungkan dengan jangka panjang. Pada
dengan poli rajal untuk penulisan resep secara online tabel terlihat perbedaan yang signifikan antara alur
oleh dokter (ditampilkan dalam gambar 4). proses penerimaan pasien ranap dari poli rajal yang
ada saat ini dengan yang ideal yang dibuat
b. FS VSM Alur Proses Ideal Berdasarkan Ide berdasarkan metode Lean Hospital. Hal tersebut
Perbaikan Jangka Menengah/Panjang dilakukan agar dapat memberikan masukan ke
manajemen RS “X” dalam beberapa pilihan
Catatan: dengan mempertimbangkan berbagai kondisi dari
(ditampilkan dalam tabel 8, 9 dan tabel 10). manajemen rumah sakit (ditampilkan dalam tabel
11).
Jumlah kegiatan total = 23
KESIMPULAN DAN SARAN
Kegiatan Efektif =19 19/23 x 100%= 82,6 %
Kegiatan Non Efektif = 44/23x100%= 17,4%
Persentase VA Time = 67/71x100 = 94,4%
Kesimpulan
Persentase NVA Time = 4/71 x 100% = 5,6 %
1. Cross Functional Flowchart mengindentifikasikan
Value Assesment pada alur proses penerimaan adanya 5 bottleneck pada proses penerimaan pasien
pasien ranap dari poli rajal yang ideal terdiri atas 23 ranap dari poli rajal di RS “X”
kegiatan dengan 19 kegiatan yang efektif (value 2. Value Assessment dibuat berdasarkan perhitungan
added) dan 4 kegiatan yang non efektif (non value waktu dan jarak setiap bagian (dokter poli rajal,
added). Jumlah total yang waktu yang diperlukan pasien, pendaftaran, kasir, nurse station rajal,
71 menit dengan jarak tempuh 119 meter. Kegiatan farmasi, nurse station ranap, depo obat ranap, kamar
NVA disini adalah kegiatan non avoidable (waste ranap) yang terlibat dari 10 pasien yang diobservasi
tipe 1 atau muda tipe 1) yaitu kegiatan yang tidak dengan pembayaran pribadi.
mempunyai nilai tambah tapi tidak bisa dihilangkan 3. Current State VSM didapatkan hasil persentase
seperti konfirmasi pemesanan kamar, obat karena waktu untuk VA sebesar 44,9%, NVA (waste 1)
antisipasi jika ada gangguan dari SIRS. Perbedaannya sebesar 20,7% dan NVA (waste 2) sebesar 34,4%
dengan perbaikan jangka pendek hanya ada 1 sedangkan untuk jarak didapat VA sebesar 73,3%
kegiatan yaitu petugas pendaftaran tidak perlu dan NVA (waste 1) sebesar 26,7%.
berjalan bolak balik antara pendaftaran ranap dan
4. Kegiatan NVA tersebut sesuai dengan indentifikasi perubahan yang dilakuka tidak langsung tetapi
waste yang dilakukan yaitu overproduction, perlahan-lahan dan bertahap.
overtransportation, delay or waiting, confussion,
motion, dan inventory. DAFTAR PUSTAKA
5. Desain Future State Value Stream Map (FS VSM)
dibuat menjadi 2 yaitu perbaikan jangka pendek (1 Graban M. (2012). Lean Hospitals: Improving Quality, Patient Safety, and Employee
Satisfaction.Taylor&FrancisGroup,NewYork.
sampai 3bulan) tanpa penambahan SDM dan
bangunan RS serta menggunakan SIRS yang sudah Graban M. (2014). Using Kaizen toward a Culture of ContinuousImprovement Humanizes
the Healthcare Workforce for Better Outcomes, Good Change, Industrial
ada, perbaikan jangka menengah (3-6bulan) dan Engineer, p 30 – 35, www.iienet2.org/.../IIE/.../IEFeb14Graban.pdf,
panjang (>1tahun) dengan penambahan SDM serta diunduh22Februari2014.
semua unit serta menambah modul. Gaspersz V. (2013). All-in-one Integrated Total Quality Talent Management. Baranangsiang
6. Hasil yang didapat dari Future State jangka pendek Bogor,Tri-Al-BrosPublishing,Januari2013.
yaitu jumlah kegiatan menjadi 25 macam dengan Indonesia. Departemen Kesehatan. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1204 /
total waktu proses 79 menit, jarak tempuh 122 meter Menkes / SK / X / 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
RumahSakit.
dan VA time 92,4% serta NVA time 7,6%
sementara untuk hasil Future State jangka Indonesia. Departemen Kesehatan. (2009). Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009
TentangRumahSakit.
menengah/panjang didapat 23 kegiatan dengan total
waktu 71 menit, jarak tempuh 119 meter dan VA Indonesia. Departemen Kesehatan. (2009). Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009
TentangKesehatan.
time 94,4% serta NVA time 5,6%.
JonesDdanMitchellA. (2006).Lean ThinkingforTheNHS,TheNHSConfederation,2006,
http://www.nhsconfed.org/Publications/Documents/Lean%20thinking%2
Saran 0for%20the%20NHS.pdf,diunduh23Febuari2015.
Martin, Karen and Mike Osterling. (2014). Value Stream Mapping : How to Visualize Work
1. Current State Value Stream Map yang telah dibuat and Align Leadership for Organizational Trasformation. United States
dapat disosialisasikan kepada semua unit yang Copyright,USA
terkait sehingga bisa ditinjak-lanjuti dengan Mantick, K. (2014). ‘Unlocking NAHAM’s New Key Performance Indicator’. National
melakukan pertemuan rapat koordinasi membahas AssociationofHealthcareAccessManagementJurnal,Vol.38,No3,pp8-
11, Washington.
masalah yang ada untuk membuat perbaikan dalam
Pretty Kristianti D., Analisis Alur Proses Penerimaan Pasien Rawat Inap diOhno
RumahI et al.Sakit
(2009.) “X” Tahun 2015 dengan Pendekatan Lean Hospital
manajemen rumah sakit maupun terhadap Introducing Kaizen in Africa, Edited by GRIPS Development Forum,
NationalGraduateInstituteforpolicyStudies, Tokyo, Japan, October2009,
pelayanan kepada pasien. http://www.grips.ac.jp/forum/pdf09/Introducing_KAIZEN_in_Africa.pdf,
2. Ide perbaikan yang telah dibuat oleh peneliti, diunduh21Febuari2015
diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi Sugiyono. (2013.) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. CV Alfabeta,
pihak manajemen RS “X” Bintaro dan unit-unit Bandung.
1 Value Nilai secara spesifik harus dilihat dari sudut pandang konsumen akhir (pasien)
2 Value Stream Identifikasi semua tahapan proses yang memberikan nilai tambah pada semua dan lintas departemen
(the value stream) hilangkan tahapan-tahapan yang tidak memberikan nilai
3 Flow Jaga agar proses berjalan lancar dengan menghilangkan faktor-faktor penyebab keterlambatan, misalnya
muncul masalah kualitas layanan atau pengalokasi sumber daya
4 Pull Hindari mendorong suatu pekerjaan berdasarkan ketersediaan sumber daya yang ada, biarkan suatu
proses jasa terjadi karena adanya kebutuhan atau suatu permintaan dari pasien (sehingga efisien dan
sesuai dengan kebutuhan pasien)
5 Perfection Kejar kesempurnaan pelayanan melalui perbaikan berkelanjutan (continous
improvement)
Sumber : Graban M. Lean Hospitals : Improving Quality, Patient Safety, and Employee Satisfaction. New York :
Taylor & Francis Group; 2012
Gambar 1. Cross-Functional Flowchart Penerimaan Pasien Ranap dari Poli Rajal RS “X” Bintaro
ALUR PROSES PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP DARI POLI RAWAT JALAN (PEMBAYARAN PRIBADI)
DEPO FARMASI
RAWAT JALAN PENDAFTARAN PASIEN (Front Office) KASIR UTAMA FARMASI RAWAT INAP
RAWAT INAP
MULAI
Perawat Poli Rawat
Jalan menye rahkan
re se p Perawat ranap me nerima
Pasien meng antarkan surat perminta an ranap ko nfirmasi peme sa nan kama r
Pene tapan keputusa n Rawat ke p endaft aran pasien dari pe tugas pend aftaran melalui
Inap o le h Dokter Poliklinik
telepon
Pem bayaran
1 Petugas penda ftara n deposite pasien 3 Petugas Farmasi
mengindentifika si mem persiapkan
Perawat Pasien mene rima oba t d an alkses 4
ke butuhan pa sie n Asisten pe rawat ranap dibantu
meng antarkan surat perminta an yang d ib utuhka n petugas kebersihan
status dan resep ke anap dari dokter A. Tata tertib Administrasi Tidak pasien sesuai resep mem persiapkan pesana n kamar
nurse statio rajal poliklinik dan Keuangan Pasien mem bawa yang d it erima perawatan
B. Jenis Kamar Perawatan kwitansi pelunasan
Ya
C. Pembayaran (pribadi) pem bayaran depo sit
Perawat mengam bil foa m D. Persetujuan Pasien ke nurse station rajal
status ra nap setelah mend engar Pasien di
Rawat Inap Petugas Farmasi
bel dari pe ndafta ran rujuk Perawat ranap me nerima
RS lain mene rima ko nfirmasi kesiapa n kamar dari
ko nfirmasi dari perawat rajal Perawat rawat
Perawat mengan tarkan resep ke Petugas Penda ftaran nurse stat io n Rajal inap meng ambil
farmasi mem esan kama r ke unit tent ang ke siap an alke s ya ng
Ranap oba t d an alkes dipe rlukan untuk
Se le sai pem asangan infus
pasien melalui
telepon Pasien dianta rka n sam pai ke sepe rti tourniquet,
Pasien mem bawa kwitansi pe mbaya ran ka mar perawatan oleh perawa t ka sa, alco hol
deposito dari kasir utam a diperlihatkan poli rawat jalan swa b,dll
ke nurse station rajal
Petugas Penda ftaran me nyera hkan Su rat
persetujuan pasien ran ap kepada pasien Perawat Poli Rawat
Perawat me njelaskan ke pada pa sien / untuk memba yar deposit ke kasir Jalan meng ambil Perawat Poli Rawat Jalan izin
ke lu arga pa sien te ntang informed oba t dan alkes yang mening galkan pa sie n d an
consent untuk ditandat angain pasien/ telah dipe sa n sesua i menu ju nurse sta tio n rawat
ke lu arga pa sien Pet ugas Penda ftaran me ngamb il foam stat us re se p untuk
ran ap dari RM dan me mbunyikan bel se bagai inap untuk m elakukan serah
dilaku kan terim a dokum en medik d an
pem berita huan ke nurse station rajal untuk pen gece kan
Perawat melakukan kon firmasikan me la lui diambil oleh perawa t berkas pasien lainnya den gan
ke mbali di nurse perawat di rawa t ina p
telepon dari unit farma si tentang kesiapa n
station ra wat jalan
oba t d an alkes pasien
5
Perawat Rajal meng ambil obat dan alkes ke
unit farm asi Perawat ranap me nuju d epo
untuk mengam bil alkes
Perawat melakukan pengecekan obat dan
2 alke s ya ng diambil d ari farma si sesuai
den gan resep dokte r di nurse station (TT)
sert a sert a pengceka n d okume n m edis Perawat penang gungjawab
ka mar melakuka n ase ssme n
awal kepe rawatan pasien
sepe rti pemakain inf us da n
Perawat poli rawa t jalan pem akain ge lan g ke pasien
mengkonf irmasi kemba li ke siapan
ka mar ke pada rawa t inap
Pasien
Menungg u
3. Nurse station perawat rajal, ruang Tidak mendukung Karena ruangan tidak memungkinkan untuk dipasang papan
pendaftaran, terlalu sempit informasi / banner disediakan brosur informasi untuk pasien
4. Ruang tunggu pasien Tidak mendukung Ruang tunggu poli rajal tergabung dengan ruang tunggu
pendaftaran, kasir, farmasi(apotik),
operasi, kebidanan
5 Letak Nurse station Ranap Tidak mendukung Posisinya tidak stategis ditengah-tengah area rawat inap dan
depannya tertutup sehingga pasien banyak yang tidak tahu
Gambar 2. Current State Value Stream Map Proses Penerimaan Pasien Ranap dari Poli Rajal RS”X”
TOTAL WAKTU = 158,7'
VA = 44,9 %
NVA (WASTE 1) = 20,7 %
NVA (WASTE 2) = 34,4 %
A. Status
B. Obat A. Status
C. Alkes B. Obat
Dokumen Foam C. Alkes
Medis A. Obat A. Obat
status Resep
B. Alkes B. Alkes
Ranap
Poli Rajal Pendaftaran Kasir Nurse Farmasi Nurse Depo Obat Kamar
(FO) Utama Station Station Ranap Ranap
Dokter Rajal Ranap
Spesialis Surat
Surat A. Kwitansi Perawat Rajal Perawat Ranap
Permintan Persetujuan
pembayaran
Ranap Pasien
deposit
Ranap
B. Informend
consent
WAKTU
VA = 9,1 M VA = 3,1 M
NVA = 10,3 M
Gambar 3. Diagram Cause & Effect / Fishbone Alur Proses Penerimaan Pasien Ranap dari
Poli Rajal RS “X”
Tabel 5. Alur Proses Ideal Berdasarkan Ide Perbaikan Jangka Pendek Untuk
Penerimaan Pasien Ranap dari Poli Rajal di RS “X”
No Urutan Kegiatan Aliran Informasi Waktu Jarak Tempuh Jenis Kegiatan Pelaksana
Efektif (Meter)
(Menit)
I. Poli Rawat Jalan
1 Penetapan keputusan Ranap oleh Surat Permintaan 1’ 0 VA Dokter
dokter di Poli Rajal Ranap
Tabel 6. Alur Proses Ideal Berdasarkan Ide Perbaikan Jangka Pendek Untuk Penerimaan Pasien
Ranap dari Poli Rajal di RS “X” (sambungan)
No Urutan Kegiatan Aliran Informasi Waktu Jarak Tempuh Jenis Kegiatan Pelaksana
Efektif (Meter)
(Menit)
2 Dokter mengisi form status ranap Form Status 3’ 0 VA Dokter
Ranap
3 Dokter menulis resep Resep 2’ 0 VA Dokter
4 Perawat Rajal mengantarkan pasien Dokumen Medis 1’ 5 NVA Perawat Rajal
ke pendaftaran ranap
I. Pasien
1 Pasien menerima RPR dan menuju Surat Permintaan 1’ 5 VA Pasien
pendaftaran ranap Ranap
2 Pasien menuju kasir untuk melakukan Surat Persetujuan 1’ 9 VA Pasien
pembayaran deposit Pasien Ranap
3 Pasien kembali ke pendaftaran ranap Kwitansi 1’ 9 VA Pasien
untuk menyerahkan kwitansi Pembayara,
pembayaran deposit dari kasir dan Deposit
mengisi informend consent Informed consent
II. Pendaftaran Ranap
1 Petugas yang ada di pendaftaran rajal 1’ 3 NVA Petugas
berjalan ke pendaftaran ranap PendaftaranPasi
en
2 Petugas pendaftaran menerima surat Surat Permintaan 1’ 0 VA Petugas
permintaan ranap dari pasien Ranap, Dokumen PendaftaranPasi
Medis en
3 Petugas pendaftaran Surat Persetujuan 10’ 0 VA Petugas
mengindentifikasi dan menjelaskan Pasien Ranap PendaftaranPasi
kebutuhan pasien untuk ranap en
a. Tata Tertib administrasi Surat Pernyataan
b. Jenis Kamar Perawatan. Pembayaran
c. Cara Pembayaran Pribadi
d. Persetujuan Pasien Ranap
4 Petugas pendaftaran memesan kamar Telepon 1’ 0 NVA Petugas
ke unit ranap PendaftaranPera
wat Ranap
5 Petugas menyerahkan SPPR kepada Surat Persetujuan 1’ 0 VA Petugas
pasien untuk pembayaran deposit ke Pasien Ranap PendaftaranPasi
kasir en
6 Petugas pendaftaran menerima Kwitansi 1’ 0 VA Petugas
kwitansi pembayaran dari pasien dan Pembayaran PendaftaranPasi
menjelaskan informed consent Deposit, en
Informed Consent
7 Petugas pendaftaran Telepon 1’ 0 NVA Petugas
mengkonfirmasikan ulang kesiapan PendaftaranPera
kamar perawatan ke unit ranap wat ranap
8 Petugas pendaftaran mengantarkan Dokumen Medis 5’ 43 VA Petugas
pasien ke kamar ranap PendaftaranPasi
en
Tabel 7. Alur Proses Ideal Berdasarkan Ide Perbaikan Jangka Pendek Untuk Penerimaan Pasien
Ranap dari Poli Rajal di RS “X” (sambungan)
Waktu
Jarak Tempuh
No Urutan Kegiatan Aliran Informasi Efektif Jenis Kegiatan Pelaksana
(Meter)
(Menit)
9 Petugas pendaftaran menuju nurse Dokumen Medis 2’ 16 VA Petugas
station ranap untuk melakukan serah Pendaftaran
dokumen medis ke perawat ranap
I. Kasir
1 Petugas kasir menerima SPPR dari Surat Persetujuan 5’ 0 VA Petugas Kasir,
pasien untuk pembayaran deposit dan Pasien Ranap, Pasien
melakukan proses pembayaran deposit Kwitansi
serta memberikan kwitansi pelunasan. Pembayaran
Deposit
II. Nurse Station Ranap
1 Asisten perawat menuju kamar Linen 2’ 16 VA Asisten Perawat
perawatan untuk mempersiapkan ranap
kamar perawatan tersebut
Gambar 4. Future State Value Strem Map Proses Penerimaan Pasien Ranap dari Poli Rawat Jalan di
RS “X” Berdasarkan Ide Perbaikan Jangka Pendek
Pasien
Dokumen
Visual managemen medis
Dokumen (Barner alur proses ranap)
medis Resep
Dokumen
medis
JARAK
66M
WAKTU
TOTAL WAKTU=
VA=6' VA=20'' VA=5' VA = 6' VA= -' VA=33' 79 MENIT
VA = 92.4%
NVA= NVA = NVA = NVA= NVA= NVA NVA = 7,6%
1' 3' -' 1' 1- =- TOTAL JARAK =
122 METER
Tabel 8. Alur Proses Ideal Berdasarkan Ide Perbaikan Jangka Panjang/Menegah Untuk
Penerimaan Pasien Ranap dari Poli Rajal di RS “X”
Tabel 9. Alur Proses Ideal Berdasarkan Ide Perbaikan Jangka Panjang/Menengah Untuk Penerimaan
Pasien Ranap dari Poli Rajal di RS “X” (sambungan)
Tabel 10. Alur Proses Ideal Berdasarkan Ide Perbaikan Jangka Panjang/Menengah Untuk
Penerimaan Pasien Ranap dari Poli Rajal di RS “X” (sambungan)
Gambar 5. Future State Value Strem Map Proses Penerimaan Pasien Ranap dari Poli Rawat Jalan di
RS “X” Bintaro Berdasarkam Ide Perbaikan Jangka Menengah/Panjang
Pasien
JARAK
66M
WAKTU
TOTAL WAKTU=
VA=2' VA=20'' VA=5' VA = 7' VA= 10' VA=20' 71MENIT
VA = 94,6%
NVA=1 NVA = NVA = NVA= NVA NVA = 5,4%
NVA=-
' 2' -' 1' =- TOTAL JARAK =
119 METER
Tabel 11. Perbandingan antara Current State VSM dan Future State VSM
1 Jumlah Kegiatan 31 25 23
2 Total waktu proses 160,3’ 79’ 71
3 Persentase Kegiatan Efektif 67,7% 76% 82,6%
4 Persentase Kegiatan Non 32,3% 24% 17,4%
Efektif
5 Persentase VA Time 44,9 % 92,4% 94,4%
6 Persentase NVA Time 55,1% 7,6% 5,6%
7 Total jarak tempuh 196,5 122 119
8 Unit yang bertanggungjawab Poli Rajal (poli, nurse Poli rajal, Poli rajal,Pendaftaran ranap,
station), Pendaftaran ranap, Kasir, Unit ranap (nurse
Pendaftaran, Farmasi, Kasir, Unit ranap station, depo obat, kamar
Kasir, Unit Ranap (nurse (nurse station, kamar perawatan)
station, depo obat, kamar perawatan)
perawatan)
9 Kelengkapan SPO Tidak ada Ada Ada
10 Sistem Informasi Rumah Sakit Belum semua unit Terintegrasi hanya Semua unit terintegrasi
terintegrasi pada unit-unit yang
terkait
11 SDM Tanpa penambahan Penambahan perawat, asisten
SDM yang sudah ada perawat, petugas
pendaftaran, security
12 Fasilitas Kurang Sesuai kebutuhan Penambahan