Anda di halaman 1dari 13

PURA ULUWATU DAN TARI KECAK

A. LOKASI

Pura Luhur Uluwatu berada di Desa Pecatu, salah satu desa di ujung selatan Pulau Bali
yang berada dalam wilayah administrasi Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Di Desa
Pecatu tersebut, Pura Luhur Uluwatu berada di sebelah barat daya. Hal ini berarti tempat religius
yang berada di ujung barat daya Pulau Dewata. Pura ini berada di tebing karang yang menjorok
ke laut yang berada pada ketinggian 97 meter di atas permukaan laut. Itulah sebabnya dari
kawasan Pura Luhur Uluwatu pengunjung dapat menikmati pemandangan indah tebing karang
yang tinggi serta birunya laut di bawahnya yang jernih, hempaasan ombak yang sayup-sayup
terdengar serta indahnya matahari terbenam, serta pengunjung dapat menghabiskan waktu
bersama keluarga atau kerabat untuk memandangi keindahan sunset.

Akses menuju ke Pura Uluwatu Bali ini cukup mudah, karena kondisi jalan yang menuju
ke lokasi tersebut cukup mulus. Jaraknya dari kota Denpasar kurang lebih 30 km dan dari Pantai
Kuta kurang lebih 25 km. Dari Kota Denpasar menuju ke Pura Luhur Uluwatu ini perlu
berkendara ke arah selatan. Rutenya dengan melalui Jalan By Pass Ngurah Rai menuju ke
Garuda Wisnu Kencana Cultural Park. Setelah melewati GWK, teruslah menuju ke arah selatan,
luruslah di perempatan pertama setelah melewati GWK. Setelah melewati perempatan ini, akan
lebih sering ditemukan papan petunjuk jalan menuju Pura Luhur Uluwatu.

B. KEADAAN/SITUASI

Di dalam Pura Uluwatu terdapat beberapa pura pesanakan yang ada kaitan erat dengan
Pura Induk. Diantara pura-pura pesanakan tersebut ada Pura Bajurit, Pura Kulat, Pura Pererepan,
Pura Dalem Pangleburan dan Pura Dalem Selonding. Tiap pura pesanakan ini erat kaitannya
dengan Pura Luhur Uluwatu pada hari-hari piodalannya. Piodalan di Pura Luhur Uluwatu, Pura
Kulat, Pura Parerepan dan Pura Bajurit jatuh pada hari Selasa Kliwon Wuku Medangsia setiap
210 hari. Dewa Rudra merupakan manifestasi Tuhan yang dipuja di Pura Luhur Uluwatu Bali.

Di bagian depan dari Pura Luhur Uluwatu terdapat sebuah hutan kecil sebagai penyangga
kesucian pura yang disebut sebagai alas kekeran. Setelah pengunjung memasuki halaman luar
pura (jabaan pura), akan ada gerbang Candi Bentar yang berbentuk sayap burung melengkung
menyambut para pengunjung untuk memasuki halaman tengah (jabaan tengah). Gerbang Candi
Bentar merupakan salah satu peninggalan arkeologis pada abad ke-XVI. Setelah itu pengunjung
akan melewati Candi Kurung untuk mencapai jeroan pura. Di depan Candi Kurung ini terdapat
dwarapala (patung penjaga candi) yang berbentuk arca Ganesha.
Ruang utama pemujaan di pura Uluwatu ini tidak diperbolehkan masuk kepada para
pengunjung/wisatawan agar dapat menghormati kesucian Pura Uluwatu. Akan tetapi, umat
Hindhu yang akan bersembahyang diperbolehkan untuk memasuki tempat suci tersebut. Dalam
ruang utama Pura Uluwatu terdapat sebuah prasada yang merupakan tempat moksa Dang Hyang
Nirartha.

Saat menyusuri jalan setapak menuju Pura Uluwatu, pengunjung akan berjalan di sisi
tebing yang dibatasi dengan pagar beton, dari tempat ini pengunjung dapat melihat pemandangan
yang sangat indah, mulai dari tebing-tebing yang tinggi serta luasnya lautan di bawahnya serta
juga mendengar suara hempasan ombak pantai di bawahnya.

C. SEJARAH

Sejarah Pura Luhur Uluwatu

Pura Luhur Uluwatu di Bali ini berstatus sebagai Pura Sad Kayangan Jagat, oleh umat
Hindhu dipercaya sebagai penyangga poros mata angin (9 mata angin) di Pulau Dewata. Pura
lainnya di Bali yang memiliki status sama seperti Pura Uluwatu (menurut lontar Kusuma Dewa)
ini adalah Pura Besakih, Pura Goa Lawah, Pura Lempuhyang Luhur, Pura Pusering Jagat dan
Pura Luhur Batukaru.

Pura Luhur Uluwatu banyak diyakini telah dibangun sejak abad-11 oleh Mpu Kuturan,
seorang pendeta suci saat itu, untuk memuja Dewa Rudra untuk memohon keselamatan. Desa
Adat dan segala aturannya merupakan peninggalan dari Mpu Kuturan. Akan tetapi ada sebuah
peninggalan kuno berupa Candi Kori Gelung Agung (kurung) yang menjadi pembatas antara
jeroan pura dan jaba tengah dalam kawasan Pura ini yang membuat ahli sejarah memprediksi
pura ini telah ada sejak abad ke 8, masa sebelum Mpu Kuturan datang ke Bali.

Selain untuk memuja Dewa Rudra dan juga tempat pemujaan oleh pendeta suci Mpu
Kuturan, Pura Uluwatu juga digunakan sebagai tempat pemujaan oleh pendeta suci lainnya, yang
pada akhir tahun 1550-an datang ke Bali yaitu Dang Hyang Nirartha. Pendeta suci ini
mengakhiri perjalanan sucinya (Ngeluhur/Moksha) di tempat tersebut. “Luhur” dalam Pura
Luhur Uluwatu berasal dari Ngeluhur yang dilakukan pendeta suci Dang Hyang Nirartha
tersebut.

Di atas sudah dijelaskan asal kata Luhur dalam Pura Luhur Uluwatu. Untuk Uluwatu,
merupakan bahasa sanskerta yang artinya “Puncak Batu” (ulu = ujung/atas/puncak, dan watu =
batu). Penamaan Uluwatu ini tentu saja sesuai dengan lokasi dari pura ini yang berada di puncak
tebing karang yang sangat tinggi.
Sejarah Kecak Uluwatu

Seiring dengan perkembangan pariwisata Bali pada era tahun 90an, membuat Pura
Uluwatu mulai dilirik oleh beragam kalangan wisatawan yang ingin menikmati liburan mereka di
Bali dan perkembangan arus investasi yang mulai diarahkan ke Bali Selatan khususnya Desa
Pecatu juga mendorong pertumbuhan wisatawan yang semakin meningkat setiap tahunnya.
Apalagi dengan adanya beberapa lokasi dan tanah penduduk mulai dibeli dan dikembangkan
oleh para investor di daerah ini. Mulai dari Pecatu Indah Resort yang mengembangkan kawasan
di sekitar Pantai Dreamland, kemudian mulai bermunculan beberapa hotel berbintang yang mulai
dibangun di daerah sekitar Pura Uluwatu.

Beberapa hotel berbintang yang berada di kawasan ini di antaranya, Bulgari hotels &
Resorts Bali, Allila Villas Uluwatu, Hotel C151, Anantara Hotel, Blue Point By Villas & Spa,
dan masih banyak lagi hotel dan penginapan kecil yang dapat anda temui disekitar kawasan ini.
Selain hotel beberapa tempat wedding yang mulai dikenal di antaranya Tirtha Bali, Tirtha Luhur,
The Istana yang kemudian menjadi tempat wedding favorit pilihan selebritis Indonesia dan
wisatawan mancanegara.

Deretan hotel, restaurant dan wedding venue yang mulai menghiasi wajah Desa Pecatu
membuat desa yang terletak di ujung selatan Pulau Bali ini menjadi sangat mahal bagi para
wisatawan domestik maupun mancanegara. Hal ini tentunya membawa pengaruh yang sangat
luar biasa bagi perkembangan daerah wisata di seputar Pura Uluwatu.

Selain karena memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi bagi perkembangan Agama Hindu
di Bali, Pura Uluwatu juga memiliki keunikan tersendiri karena berada tepat di ujung kaki pulau
bali yang berdiri megah di atas batu karang setinggi kurang lebih 75 meter di atas permukaan
laut, dihiasi oleh alas kekeran yang merupakan hutan lindung disepanjang kawasan ini sekaligus
tempat bagi beberapa kelompok monyet yang sering berkeliaran di areal Pura Uluwatu.

Melihat pertumbuhan kunjungan wisatawan yang mulai meningkat setiap tahunnya,


melalui Pemerintah Desa Pecatu kemudian menyiapkan beragam fasilitas yang ditujukan untuk
memberikan pelayanan kepada para wisatawan yang berkunjung. Sedikit demi sedikit kawasan
Pura Uluwatu mulai ditata dengan seksama, mulai dari pengadaan lahan parkir yang cukup luas
untuk menampung setiap kendaraan wisatawan ataupun masyarakat Bali yang ingin
bersembahyang ke Pura Uluwatu dan kios-kios dagang yang dibangun disekitar parkir
setelahnya.

Oleh masyarakat yang menyewa kios-kios dagang tersebut kemudian mulai membentuk
kelompok pedagang yang bernama Kelompok Dagang Uluwatu yang bertujuan untuk menjadi
wadah organisasi para pedagang setempat. Karena melihat perkembangan kunjungan wisatawan
yang semakin meningkat, oleh pengurus Kelompok Dagang Uluwatu kemudian berfikir untuk
menyediakan sebuah atraksi wisata bagi para wisatawan yang berkunjung. Dengan maksud
bahwa selain dapat mengamati lebih Pura Uluwatu yang memiliki sejarah tinggi, dan menikmati
panorama alam sekitar wisatawan juga akan disuguhi dengan sebuah atraksi budaya yang dapat
menambah serunya liburan mereka di Bali.

Oleh kesepakatan para pedagang, maka dipilihlah tari kecak sebagai atraksi wisata yang
akan disiapkan untuk menghibur para wisatawan yang datang, selain karena memiliki keunikan
yang tersendiri Tari Kecak juga melibatkan banyak orang sehingga akan mampu menampung
seluruh anggota pedagang yang ada. Kemudian berdirilah Sanggar Tari & Tabuh Karang Boma
sebagai penyedia Tari Kecak di Pura Uluwatu atau yang dikenal sebagai Uluwatu Kecak
Dance oleh para wisatawan mancanegara. Seiring dengan perjalanan kemudian banyak anggota
selain dari kelompok dagang yang juga ikut bergabung menjadi penari kecak.

Tari Kecak Uluwatu murni merupakan kelompok masyarakat Desa Pecatu yang memiliki
kemauan dan keinginan untuk menjaga warisan budaya leluhur, dan sampai saat ini Tari Kecak
Uluwatu masih tetap eksis untuk menjaga budaya tersebut dan menjadi tempat wisata favorit
bagi para wisatawan yang datang ke Bali. Selain karena lokasi stage yang sangat strategis
didukung oleh keindahan alam disekitar stage, Tari Kecak Uluwatu juga didukung oleh rute
wisata yang sangat diminati oleh para wisatawan. Untuk mencapai Pura Uluwatu wisatawan
dapat melakukan berbagai kegiatan wisata lain seperti menikmati permainan water sport di
Tanjung Benoa, mengunjungi Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK), menikmati
keindahan Pantai Dreamland atau Pantai Padang-padang dan menikmati makan malam di
Jimbaran Seafood yang dapat dicapai hanya dengan waktu 15 menit setelah menonton Tari
Kecak Uluwatu.

D. HAL YANG DITEMUKAN DI PURA ULUWATU DARI SISI EKONOMI


Daya Tarik Wisata

Selain daya tariknya sebagai objek religi nan suci di Bali serta sebagai tempat wisata
sejarah, lokasi dari Pura Luhur Uluwatu yang berada di Puncak Tebing Karang dengan
ketinggian 97 meter dengan pemandangan tebing, laut serta pantai Pecatu di bawahnya menjadi
daya tarik utama. Pengunjung tidak pernah melewatkan kesempatan menikmati pemandangan
yang indah tersebut saat berkunjung ke tempat wisata ini. Tidak jarang melihat pengunjung yang
mengabadikan foto dirinya dengan latar pemandangan yang luar biasa itu serta suara hantaman
ombak yang sayup terdengar jauh di bawah.

Dekatnya Pura Luhur Uluwatu dengan Pantai Pecatu, salah satu pantai favorit buat
surfing (berselancar), yang juga seringkali diadakan event internasional di situ, membuat Pura
Luhur Uluwatu juga semakin terkenal.

Lokasi dari Pura Luhur Uluwatu yang secara geografis berada di sebelah barat daya
ujung pulau Bali menjadikan Pura Luhur Uluwatu menjadi salah satu spot untuk melihat sunset
terbaik di Bali. Sunset di Pura Luhur Uluwatu merupakan salah satu diantara beberapa spot
sunset populer di Bali, selain di Pantai Kuta dan Tanah Lot.

Adanya Tari Kecak yang selalu ditampilkan oleh kelompok penari yang terdiri dari 50
hingga 100an orang semakin menambah atraksi di objek wisata Pura Luhur Uluwatu ini. Tari
Kecak di Pura Uluwatu biasanya dilakukan mulai dari pukul 6 petang hingga pukul 7 malam.
Cerita yang ditampilkan biasanya adalah kisah Ramayana terutama saat Dewi Shinta diculik oleh
raksasa Rahwana. Penari kecak yang biasanya merupakan lelaki ini biasanya akan duduk
melingkar mengenakan kain sarung putih hitam. Suara cak-cak-cak yang bersahutan dari para
penari menjadi ciri khas dari Tari Kecak ini.

Adanya Tarian Kecak saat petang hingga malam dan sunset yang indah di Pura Luhur
Uluwatu membuat waktu terbaik untuk datang berwisata ke tempat ini adalah mulai dari sore
hari hingga pukul 7 malam. Itulah sebabnya pengunjung selalu memadati kawasan wisata ini
pada saat-saat tersebut.

Hal-Hal yang Perlu diperhatikan

Sebelum memasuki Pura Luhur Uluwatu, pengunjung wajib mengenakan pakaian yang
disediakan khusus oleh pengelola tempat ini. Untuk pengunjung yang mengenakan bawahan
(celana atau rok) di atas lutut, maka harus mengenakan kain sarung. Sedangkan untuk
pengunjung yang mengenakan bawahan di bawah lutut, maka cukup mengenakan selendang.
Warna dari sarung dan selendang ini biasanya berwarna kuning (salempot) yang menjadi simbol
penghormatan kepada kesucian pura dan juga memiliki makna sebagai pengikat niat-niat buruk
dalam jiwa.

Satu hal lagi yang perlu diperhatikan saat berjalan-jalan dalam kawasan Pura Luhur
Uluwatu adalah adanya kera-kera yang banyak berkeliaran di kawasan ini. Kera-kera ini
dipercaya sebagai penjaga kesucian pura, sehingga tidak boleh berbuat yang macam-macam
dengan kera ini. Akan tetapi, kebanyakan dari kera-kera ini cukup jahil dengan seringnya
mengambil barang-barang pengunjung misalnya topi, kacamata, makanan ringan yang sedang
dipegang, ikat rambut, tas bahkan kamera dan sebagainya. Jika ada barang milik pengunjung
yang telah diambil oleh kera disana, cukup dengan memberikan makan kepada kera tersebut agar
barang yang dipegang kera bisa dilepas.

Fasilitas

Saat datang ke Pura Luhur Uluwatu baik itu menggunakan sepeda motor, mobil maupun
bis pariwisata, pengunjung tidak perlu khawatir soal ketersediaan tempat parkir di area Pura
Uluwatu, karena halaman parkir di tempat ini cukup luas. Hotel, penginapan, restoran maupun
warung makan juga banyak ditemukan di dekat area wisata. Sedangkan untuk toilet, juga cukup
banyak berada di dalam kawasan wisata.
Fasilitas lainnya yang tersedia bagi pengunjung tempat wisata Pura Luhur Uluwatu di
Bali ini diantaranya ada tempat penyediaan kain dan sarung yang harus digunakan oleh
pengunjung yang akan masuk ke tempat suci ini. Ada juga jasa pemandu wisata yang bisa
menemani pengunjung selama berada di Pura Uluwatu agar dapat mendengar cerita
selengkapnya mengenai sejarah Pura Uluwatu hingga hal-hal informatif dan menarik lainnya
mengenai pura tersebut.

Tarif/Retribusi

Berikut ini adalah tarif atau retribusi yang berlaku untuk dapat masuk ke objek wisata
religi Pura Luhur Uluwatu Bali :

Parkir Kendaraan

 Bus: Rp. 10.000


 Mobil: Rp. 5000
 Motor: Rp. 2000

Tiket Masuk Pura Luhur Uluwatu

 Dewasa Domestik: Rp. 15.000/orang


 Anak Domestik: Rp. 7500/orang
 Dewasa WNA: Rp. 20.000/orang
 Anak WNA: Rp. 10.000/orang

Pertunjukan Tari Kecak Uluwatu

 Tiket menonton Tari Kecak: Rp. 100.000/orang

Hotel Dekat Pura Luhur Uluwatu

Dekat kawasan wisata Pura Luhur Uluwatu banyak ditemukan hotel, penginapan, vila
dan sebagainya. Berikut ini adalah daftar penginapan, vila atau hotel dekat Pura Luhur Uluwatu
Bali:

 Batu Jaran Hill


 Puri Kelapa Guesthouse
 Ketty Homestay
 Bobby’s Place
 Bhujangga’s Village
 Uluwatu Surf House
 Puri Uluwatu Villas
 Belong Bunter Homestay
 Mamo Hotel Uluwatu
 Three Monkeys Villa

E. LINGKUNGAN

Uluwatu adalah suatu ujung batu karang yang menjorok ke laut dengan ketinggian tebing
kurang lebih 70 meter di atas permukaan air laut. Di atas tonjolan batu karang ini terletak Pura
Luhur Uluwatu. Keunikan yang menonjol adalah berupa bangunan kuno berbentuk gapura
bersayap. Dari corak dan pola hiasannya, gapura ini memiliki persamaan dengan gapura di Pura
Dalem Sakenan. Gapura bersayap yang berbentuk Candi Bentar itu berhiaskan relief dengan
ukiran gambar burung yang indah. Gapura di bagian dalam berbentuk Candi Kurung tanpa daun
pintu. Hiasannya berupa kepala kala dengan berbagai ragamnya. Di atas kepala kala yang besar
dekat puncak gapura kedua terdapat hiasan meyerupai tempat amertha. Di depan gapura pada
bagian kiri dan kanannya terdapat patung berkepala gajah.

Perpaduan keindahan samudera Indonesia yang menghampar luas di bagian barat dan
selatan dengan tonjolan tebing batu karang yang berdiri kokoh menyangga Pura Luhur Uluwatu
memberi daya tarik tersendiri. Daya tarik lain di lokasi wisata ini adalah pertunjukan Tari Kecak
yang diadakan sekitar pukul 18.00 sampai 19.00 WITA. Tarian yang menceritakan tentang
penggalan epik Ramayana, yaitu penculikan Dewi Sinta oleh Rahwana ini makin mempesona
dengan latar belakang matahari terbenam di Samudera Hindia. Di samping itu, wisatawan juga
dapat menyaksikan Pantai Pecatu yang berada di bawah Pura Uluwatu. Pantai Pecatu merupakan
salah satu lokasi terkenal untuk olahraga selancar di Pulau Bali.

Sumber : http://www.nnoart.com/2016/05/pura-luhur-uluwatu-bali-wisata-religi.html
Sumber : http://www.uluwatukecakdance.com/sejarah-kecak-uluwatu/
Sumber : https://mumussblog.wordpress.com/2013/05/08/identifikasi-dan-daya-tarik-di-
lingkungan-pura-uluwatu/
Sumber : https://wisatabali2010.wordpress.com/pura-luhur-uluwatu/
TANJUNG BENOA DAN KRISNA

TANJUNG BENOA

A. LOKASI

Lokasi pantai Tanjung Benoa berada di Bali selatan, berdekatan dengan kawasan wisata
Nusa Dua. Alamatnya adalah Kelurahan Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten
Badung. Tanjung Benoa terletak di sebelah tenggara pulau Bali. Dari Bandara Internasional
Ngurah Rai Bali akan menempuh jarak sekitar 15 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 30
menit.

Pesisir pantai Tanjung Benoa mencakup tujuh lingkungan/banjar, enam di antaranya masuk
wilayah Kelurahan Tanjung Benoa (Banjar Kerta Pascima, Anyar, Tengah, Purwa Santi, Panca
Bhineka, dan Banjar Tengkulung), sedangkan Banjar Terora masuk wilayah Kelurahan Benoa.
Luas keseluruhannya 400,39 hektar, 226,64 hektar di antaranya adalah luar wilayah Banjar
Terora. Dengan demikian luas wilayah Tanjung Benoa hanya 173,75 hektar.

B. KEADAAN/SITUASI

Tanjung Benoa adalah sebuah kelurahan di wilayah Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten
Badung, Bali.Tanjung Benoa merupakan tempat wisata di Bali yang terkenal akan pantainya.
Tanjung Benoa juga merupakan surganya wahana air. Adapun 12 wahana kegiatan air yang
tersedia di pantai Bali ini, diantaranya:
1. Flying Board. Inilah permainan terbaru yang cukup populer di Tanjung Benoa. Kegiatan
terbang di atas papan dengan dorongan air di pantai ini, membuat penasaran banyak
orang. Apalagi televisi swasta nasional sering menayangkan iklan dengan aksi seru
Flying Board ini.
2. Rolling Donut. Rolling Ini salah satu permainan favorit di sini. Penumpang akan duduk
di sebuah pelambung berbentuk kue donut dan ditarik dengan speed boat. Permainan ini
cukup banyak peminatnya dan di hari libur sering terjadi antrian panjang.
3. Flying fish. Flying fish adalah permainan untuk 2 orang dengan menggunakan boat
khusus, lalu ditarik dengan speedboat kecepatan cukup tinggi, boat ditarik itu akan
terbang seperti layang layang. Kebanyakan wisatawan yang datang ke Bali menyukai
permainan baru di Tanjung Benoa ini tetapi hanya untuk melihat dan berfoto. Sedangkan
yang benar-benar mencobanya tidak terlalu banyak.
4. Banana Boat. Permainan ini di Tanjung Benoa Bali merupakan kegiatan olahraga air
paling banyak dicoba wisatawan. Dengan menggunakan perahu karet berbentuk pisang,
ditarik oleh speed boat berkeliling pantai dalam waktu kurang lebih 15 menit. Kapasitas
penumpang boat ini adalah maximal 4 orang plus 1 orang instruktur sebagai pendamping.
Jadi, olahraga ini aman dilakukan karena ada instruktur yang memandu.
5. Snorkeling. Berenang di permukaan laut sekaligus bisa melihat langsung kehidupan
alam bawah seperti ikan dan terumbu karang. Jadi, bagi yang ingin merasakan kehidupan
bawah laut di Bali secara langsung, silahkan coba berwisata dengan snorkeling.
6. Sea Walker. Berbeda dengan snorkeling yang hanya bisa melihat flora dan fauna bawah
laut dengan berenang. Pada olahraga sea walker penikmat bawah laut bisa jalan-jalan di
bawah (dasar) laut Tanjung Benoa dengan menggunakan helm yang kedap air dengan
tujuan melihat secara langsung kehidupan alam bawah seperti ikan dan terumbu karang.
7. Parasailing. Berupa kegiatan dengan menggunakan payung parasut yang ditarik oleh
speed boat mengeliling pantai Tanjung Benoa. Waktu permainan ini satu putaran sekitar
4 menit di udara. Kegiatan ini merupakan salah satu olahraga yang cukup extreem tetapi
fun, yang disukai oleh wisatawan yang berkunjung ke pulau ini.
8. Wakerboarding. Ini merupakan permainan di air yang di tarik dengan speedboad anda
meluncur dengan board. Permainan ini sangat seru dan menantang. Permainan ini
memang mirip dengan ski air tetapi di atas papan yang cukup lebar.
9. Waterski. Adalah olahraga yang hampir seperti main selancar, hanya saja papan ski anda
ditarik oleh speed boat. Yang banyak melakukan kegiatan ini kebanyakan adalah turis
asing yang datang ke pantai tanjung Benoa. Wisatawan domestik di Bali tidak banyak
yang melakukannya kecuali warga setempat.
10. Jetski. Yaitu olahraga seperti mengendari sepeda motor di pantai. Lama waktunya kira-
kira sekitar 20 menit. Jetski di tempat wisata Benoa ini ditemani oleh pemandu. Jadi
wisatawan tidak diperkenankan membawa sendiri.
11. Scuba Diving. Berupa kegiatan menyelam dengan menggunakan perlengkapan selam
yang lengkap, dengan tujuan melihat secara langsung kehidupan alam bawah laut di
Tanjung Benoa, seperti ikan yang berwarna-warni dan terumbu karang yang indah.
12. Glass Bottom Boat & Pulau Penyu. Penumpang akan diajak menaiki perahu yang di
bawahnya ada kaca bening dan terlihat berbagai kehidupan di bawah laut Benoa.
Berjarak kurang lebih 30 menit perjalanan menggunakan perahu/boat terdapat Pulau
Penyu Bali yang merupakan tempat penangkaran berbagai spesies penyu yang hampir
punah. Penangkaran ini sendiri bernama Pudut Sari, di Pulau ini juga terdapat galeri yang
merupakan lokasi belanja favorit yang menjual berbagai macam cinderamata.

Aktifitas wahana air sangat tergantung dari kondisi pasang surut air laut yang dikenal istilah
pasang purnama dan pasang tilem. Jika kena pengaruh bulan mati (tilem), atraksi wisata laut baru
bisa dilangsungkan di atas pukul 11.00 hingga sore. Sebaliknya, kalau terkena pengaruh pasang
purnama (bulan penuh), wisatawan bisa memulai aktivitas wisata tirta sejak pagi hari, sekitar
pukul 09.00 hingga sore hari biasanya sampai jam 4 sore. Bibir pantai Tanjung Benoa memiliki
laut yang aman, nyaman dan indah. Karang lautnya masih lestari, sehingga ombak akan pecah di
luar, sebelum menyentuh bibir pantai. Karena itu, di pantai Tanjung Benoa dikenal istilah ”laut
dangkal” dan ”laut dalam”.

Hampir setiap hari Tanjung Benoa tempat wisata Bali, tidak pernah sepi akan kunjungan
wisatawan, baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Tentunya tidak semua
orang yang datang ke pantai Tanjung Benoa Bali, akan bermain aktvitas Tanjung Benoa
watersport. Beberapa wisatawan ada yang memilih untuk sekedar menonton ataupun jalan-jalan
di pantai Tanjung Benoa.
C. SEJARAH

Kawasan wisata Tanjung Benoa, memiliki letak geografis yang unik. Diapit oleh dua laut
dan kedua sisi dari pantai memiliki pasir putih. Sejarah Tanjung Benoa, sekitar tahun 1546,
pantai Tanjung Benoa adalah sebuah pelabuhan kecil yang di gunakan oleh pedagang dari Cina,
untuk berlabuh dan menjual barang dagangan mereka seperti keramik. Selain menjual, pedagang
Cina juga membeli barang dagangan penduduk asli Bali. Pertukaran barang dagangan di
pelabuhan inilah, yang membuat beberapa dari pedagang Cina menetap di Tanjung Benoa.
Dengan menepatnya penduduk Cina di Tanjung Benoa, membuat sebuah keunikan di tempat
wisata ini, yaitu terdapatnya klenteng atau Vihara yang lumayan besar. Nama vihara yang ada di
Tanjung Benoa adalah Vihara Caow Eng Bio. Selain vihara, anda juga dapat melihat candi
Hindhu seperti Pura Dalem Tengkulung Benoa Tanjung dan Pura Segara.

Sebelum berkembang menjadi tempat pariwisata di Bali, aerah ini adalah kampung
nelayan. Sebagian besar penduduk lokal untuk mencari mata pencaharian dengan menjadi
nelayan. Semenjak tahun 1980, kawasan terdekat dari Tanjung Benoa yaitu Nusa Dua, dibangun
kawasan wisata mewah yang bernama BTDC (Bali Tourism Development Corporation) milik
pemerintah. Di kawasan BTDC Nusa Dua, berdiri hotel-hotel mewah yang hampir sebagian
besar hotel bintang lima. Dengan perkembangan signifikan dari BTDC Nusa Dua, berhimbas
terhadap daerah Tanjung Benoa. Tentunya dengan kelebihan pantai pasir putih, air laut yang
tenang, pohon palem dan kelapa di daerah sekitar pantai. Membuat pantai Tanjung Benoa tidak
ketinggalan dari Nusa Dua dalam perkembangan pariwisata di pulau Bali. Pemerintah daerah
pulau Bali, telah menetapkan kawasan Tanjung Benoa menjadi pusat dari wisata bahari di Bali.
Pemerintah daerah Bali juga membuat tempat penangkaran Penyu hijau, yang termasuk kategori
satwa langka dan dilindungi. Tempat penangkaran ini, lebih dikenal dengan nama pulau Penyu.

Di balik sisi positif perkembangan Tanjung Benoa, ternyata muncul masalah akibat
kurang terkendalinya pembangunan sehingga memunculkan kekumuhan di kawasan ini.
Masyarakat di lingkungan Tanjung Benoa membangun berbagai fasilitas kepariwisataan
sekehendak hati, nyaris sama dengan yang terjadi di Kuta, Candidasa, Lovina, Seminyak dan
Legian. Akibatnya itu tadi, kekumuhan wilayah yang berkembang tanpa terkendali tak bisa
dihindari.

Mereka tidak lagi mengikuti norma-norma aturan seperti yang ditetapkan tetangganya,
kawasan BTDC. Untungnya, para pengusaha yang ada di lingkungan Tanjung Benoa cepat sadar,
kemudian mereka membentuk Komite Tanjung Benoa tahun 1996. Tujuannya, selain untuk
promosi bersama agar Tanjung Benoa Bali sebagai resor wisata makin dikenal, komite juga
mengelola dan menata lingkungan sekitarnya. Masalah sampah dan kebersihan jadi sasaran
utama pihak komite, sehingga mampu mengubah suasana kumuh menjadi Tanjung Benoa yang
bersih dan nyaman. Lalu, dibentuklah pasukan Green Team di masing-masing hotel.

Komite juga mengusulkan kepada pemerintah, agar secepatnya dibuat trotoar di


sepanjang jalan utama Tanjung Benoa. Sekarang di sepanjang Jalan Pratama, selain bersih
karena penanganan Green Team yang profesional, trotoar juga memberikan kenyamanan bagi
pejalan kaki. Meski demikian, kesadaran pengusaha di kawasan ini belum menyatu bulat. Dari
ratusan pengusaha yang ada, hanya 24 perusahaan yang secara sukarela bergabung dalam
Komite Tanjung Benoa.

Empat tahun kemudian, tepatnya tahun 2000, Pemerintah Kabupaten Badung juga
menyusun Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Pesisir Pantai Tanjung Benoa.
RTBL ini selanjutnya dijadikan pedoman di dalam menata pesisir pantai Tanjung Benoa, baik
oleh masyarakat maupun komite.

Pesisir pantai Tanjung Benoa mencakup tujuh lingkungan/banjar, enam di antaranya


masuk wilayah Kelurahan Tanjung Benoa (Banjar Kerta Pascima, Anyar, Tengah, Purwa Santi,
Panca Bhineka, dan Banjar Tengkulung), sedangkan Banjar Terora masuk wilayah Kelurahan
Benoa. Luas keseluruhannya 400,39 hektar, 226,64 hektar di antaranya adalah luar wilayah
Banjar Terora. Dengan demikian luas wilayah Tanjung Benoa hanya 173,75 hektar.

D. HAL YANG DITEMUKAN DI TANJUNG BENOA DARI SISI EKONOMI

Dengan memperhatikan sederetan dari pendekatan teoritis tentang dampak dari kegiatan
pariwisata, khususnya yang didasari atas tinjauan perencanaan dan beberapa disiplin lainnya,
dimana pembahasan dampak yang meliputi dampak fisik, ekonomi dan sosial budaya maka perlu
dilihat implementasi dari teori tersebut di suatu daerah tujuan wisata yang ada di Bali yaitu di
daerah Pantai Tanjung Benoa Bali yang menjadi barometer pariwisata Indonesia tidak pernah
luput dari dinamika sebagai bagian yang harus dihadapi sebagai kenyataan. Munculnya
mekanisme pengendalian perkembangan pariwisata yang lebih rapi dan terencana.

Pantai Tanjung Benoa sebagai salah satu obyek pariwisata di Bali tak luput dari perhatian
banyak pihak terutama yang berniat untuk mengembangkan pariwisata dengan melihat potensi
yang dimiliki Pantai Tanjung Benoa. Dengan adanya pembangunan dengan investasi yang sangat
besar, maka hal ini nampak sangat positif, karena masyarakat setempat menjadi lebih mudah
dalam melakukan kegiatan kepariwisataan atau kegiatan ekonomi.

Di samping dari sisi transportasi, dampak fisik dari pengembangan Pantai Tanjung Benoa
adalah juga memberikan peluang kepada penduduk untuk memperluas prasarana pariwisata,
areal lahan pariwisata pembangunan sarana keagamaan, dan mendukung pelestarian benda cagar
budaya seperti dengan adanya penyu-penyu yang ditangkarkan di Pulau Penyu dekat Pantai
Tanjung Benoa yang digunakan untuk keperluan wisata dan menjaga kelestarian hewan-hewan
yang dilindungi disana.

Dari sisi ekonomi dapat dilihat beberapa contoh positif dari dampak pengembangan
pariwisata di Pantai Tanjung Benoa diantaranya; kehidupan masyarakat setempat menjadi
semakin maju karena kegiatan pariwisata dan akses transportasi semakin modern dan semakin
lancar.
Dengan demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa pariwisata dapat memberikan nilai ekonomi
yang sangat besar kepada masyarakat setempat. Dengan semakin meningkatnya jumlah
kunjungan wisata ke Bali, maka semakin besar pula pendapatan yang diperoleh oleh masyarakat
desa dan pasti semakin besar pula keuntungan ekonomi yang di raih oleh masyarakat desa
tersebut.

Secara negatif, dengan kondisi seperti sekarang maka beberapa dari masyarakat merasa
terangkat secara ekonomi, maka trend kehidupan glamour juga mengikuti. Sebagai contoh,
banyak bisa dilihat anggota masyarakat yang menggunakan aksesoris yang secara sisial budaya
tidak mencerminkan keaslian dari masyarakat setempat.

E. LINGKUNGAN

Sumber: http://wisataindonesia77.blogspot.co.id/2013/12/tanah -lot-bali.html


Sumber: https://www.tanjungbenoa.co.id/sejarah-tanjung-benoa-2/
Sumber: https://www.wisatania.com/11-permainan-water-sport-di-pantai-tanjung-
benoa
Sumber: http://ghose-fahrysmart.blogspot.co.id/2011/03/pendahuluankarya -
tulis.html

PUSAT OLEH-OLEH KRISNA

PUSAT OLEH-OLEH KRISNA

A. LOKASI

B. KEADAAN/SITUASI
C. SEJARAH
D. HAL YANG DITEMUKAN DI KRISNA DARI SISI EKONOMI

Anda mungkin juga menyukai