; Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen dibandingkan
dengan tahun 2012. Pertumbuhan terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi
di Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 10,19 persen dan terendah di Sektor Pertambangan
dan Penggalian sebesar 1,34 persen. Sementara PDB Tanpa Migas tahun 2013 tumbuh 6,25 persen.
; Besaran PDB Indonesia tahun 2013 atas dasar harga berlaku mencapai Rp9.084,0 triliun, sedangkan
atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp2.770,3 triliun.
; Secara triwulanan, PDB Indonesia triwulan IV-2013 dibandingkan dengan triwulan III-2013 (q-to-q)
turun sebesar 1,42 persen, tapi bila dibandingkan dengan triwulan IV-2012 (y-on-y) tumbuh sebesar
5,72 persen.
; Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2013 menurut sisi pengeluaran terjadi pada Komponen
Ekspor Barang dan Jasa sebesar 5,30 persen, diikuti Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah
Tangga 5,28 persen, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah yang tumbuh 4,87 persen, dan
Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 4,71 persen. Sementara, Komponen Impor
sebagai faktor pengurang mengalami pertumbuhan sebesar 1,21 persen.
; Pada tahun 2013, PDB (harga berlaku) digunakan untuk memenuhi Komponen Pengeluaran
Konsumsi Rumah Tangga sebesar 55,82 persen, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 9,12
persen, Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto atau Komponen Investasi Fisik 31,66 persen,
ekspor 23,74 persen, dan Komponen Impor 25,74 persen.
; PDB per kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2013 mencapai Rp36,5 juta meningkat
dibandingkan PDB per kapita pada tahun 2012 yang mencapai Rp33,5 juta.
; 57,78 persen dari PDB triwulan IV-2013 disumbang oleh Pulau Jawa, dengan urutan tiga provinsi
terbesarnya adalah: DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Secara kuantitatif, kegiatan-kegiatan
di sektor sekunder dan tersier masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, sedangkan kegiatan sektor
primernya lebih diperankan oleh luar Jawa.
Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia atas dasar harga konstan 2000 pada tahun
2013 mencapai Rp2.770,3 triliun, naik Rp151,4 triliun dibandingkan tahun 2012 (Rp2.618,9 triliun).
Bila dilihat berdasarkan harga berlaku, PDB tahun 2013 naik sebesar Rp854,6 triliun, yaitu dari
Rp8.229,4 triliun pada tahun 2012 menjadi sebesar Rp9.084,0 triliun pada tahun 2013.
Tabel 1
Nilai PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011−2013,
Laju Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan Tahun 2013
Atas Dasar Atas Dasar Laju Sumber
Harga Berlaku Harga Konstan 2000 Pertumbuhan Pertumbuhan
Lapangan Usaha (triliun Rupiah) (triliun Rupiah) 2013 2013
2011 2012 2013 2011 2012 2013 (persen) (persen)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Pertanian, Peternakan,
1 091,4 1 193,5 1 311,0 315,0 328,3 339,9 3,54 0,45
Kehutanan, dan Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian 877,0 970,8 1 020,8 190,1 193,1 195,7 1,34 0,10
3. Industri Pengolahan 1 806,1 1 972,5 2 152,6 633,8 670,2 707,5 5,56 1,42
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 55,9 62,2 70,1 18,9 20,1 21,2 5,58 0,04
6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 1 023,7 1 148,7 1 301,5 437,5 473,1 501,2 5,93 1,07
7. Pengangkutan dan Komunikasi 491,3 549,1 636,9 241,3 265,4 292,4 10,19 1,03
8. Keuangan, Real Estat, dan Jasa
535,2 598,5 683,0 236,2 253,0 272,1 7,56 0,73
Perusahaan
9. Jasa-jasa 785,0 890,0 1 000,8 232,7 244,8 258,2 5,46 0,51
Produk Domestik Bruto (PDB) 7 419,2 8 229,4 9 084,0 2 464,6 2 618,9 2 770,3 5,78 5,78
PDB Tanpa Migas 6 795,9 7 588,3 8 416,0 2 322,7 2 481,8 2 637,0 6,25 -
Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen dibanding tahun 2012,
dimana semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada
Sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang mencapai 10,19 persen, diikuti oleh Sektor Keuangan,
Real Estat, dan Jasa Perusahaan 7,56 persen, Sektor Konstruksi 6,57 persen, Sektor Perdagangan,
Hotel dan Restoran 5,93 persen, Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih 5,58 persen, Sektor Industri
Pengolahan 5,56 persen, Sektor Jasa-jasa 5,46 persen, Sektor Pertanian 3,54 persen, dan Sektor
Pertambangan dan Penggalian 1,34 persen. Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun 2013
mencapai 6,25 persen yang berarti lebih tinggi dari pertumbuhan PDB.
12,0
10,19
10,0
7,56
8,0
6,57
5,56 5,58 5,93
6,0 5,46
3,54
4,0
1,34
2,0 1,42
1,07 1,03
0,45 0,73
0,43
0,10 0,04
0,0
Pertanian Pertambangan Industri LGA Konstruksi Perdagangan Angkutan Keuangan Jasa-j
Ekonomi Indonesia pada triwulan IV-2013 yang digambarkan oleh PDB atas dasar harga
konstan 2000 turun sebesar 1,42 persen dibanding triwulan sebelumnya (q-to-q). Penurunan
tersebut mengikuti pola triwulanan yaitu mengalami kontraksi pada triwulan IV setelah terjadi
kenaikan pada triwulan III. Kontraksi pada triwulan IV-2013 ini disebabkan Sektor Pertanian
mengalami penurunan cukup signifikan sebesar 22,84 persen karena siklus musiman. Sementara
sektor-sektor lainnya selama triwulan IV-2013 mengalami pertumbuhan positif yaitu: Sektor
Listrik, Gas dan Air Bersih tumbuh 6,10 persen, Sektor Konstruksi tumbuh 4,45 persen, Sektor
Pengangkutan dan Komunikasi tumbuh 2,36 persen, Sektor Industri Pengolahan tumbuh 1,72
persen, Sektor Pertambangan dan Penggalian tumbuh sebesar 1,72 persen, Sektor Jasa-jasa tumbuh
1,62 persen, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran tumbuh 1,44 persen, dan Sektor Keuangan,
Real Estat dan Jasa Perusahaan tumbuh 0,50 persen (Tabel 2).
Ekonomi Indonesia pada triwulan IV-2013 bila dibandingkan dengan triwulan IV-2012
(y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 5,72 persen. Pertumbuhan terjadi pada semua sektor
ekonomi. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi mencapai pertumbuhan tertinggi sebesar 10,32
persen, Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan tumbuh 6,79 persen, Sektor Konstruksi
tumbuh 6,68 persen, Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih tumbuh 6,62 persen, Sektor Industri
Pengolahan tumbuh 5,29 persen, Sektor Jasa-Jasa tumbuh 5,27 persen, Sektor Perdagangan, Hotel
dan Restoran tumbuh 4,78 persen, Sektor Pertambangan dan Penggalian tumbuh 3,91 persen, dan
Sektor Pertanian tumbuh 3,83 persen. Sementara sektor yang memberikan sumber pertumbuhan
(y-on-y) terbesar pada perekonomian Indonesia triwulan IV-2013 adalah Sektor Industri
Pengolahan sebesar 1,39 persen.
Distribusi PDB menurut sektor ekonomi atau lapangan usaha atas dasar harga berlaku
menunjukkan peranan dan perubahan struktur ekonomi dari tahun ke tahun. Tiga sektor utama
yaitu Sektor Industri Pengolahan, Sektor Pertanian, dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
mempunyai peranan sebesar 52,45 persen pada tahun 2013. Sektor Industri Pengolahan
memberikan kontribusi sebesar 23,69 persen, Sektor Pertanian dan Sektor Perdagangan, Hotel, dan
Restoran memberikan kontribusi masing-masing sebesar 14,43 persen dan 14,33 persen.
Dibandingkan dengan tahun 2012, pada tahun 2013 terjadi peningkatan peranan pada
beberapa sektor kecuali: Sektor Pertanian turun dari 14,50 persen menjadi 14,43 persen, Sektor
Pertambangan dan Penggalian turun dari 11,80 persen menjadi 11,24 persen, Sektor Industri
Pengolahan turun dari 23,97 persen menjadi 23,69 persen, dan Sektor Konstruksi turun dari 10,26
persen menjadi 9,99 persen. Sementara itu, peranan Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih naik dari
0,76 persen menjadi 0,77 persen, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran naik dari 13,96 persen
menjadi 14,33 persen, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi naik dari 6,67 persen menjadi 7,01
persen, Sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan naik dari 7,27 persen menjadi 7,52
persen, dan Sektor Jasa-Jasa naik dari 10,81 menjadi 11,02 persen.
PDB atas dasar harga berlaku tahun 2013 sebesar Rp9.084,0 triliun, sebagian besar
digunakan untuk Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar Rp5.071,1 triliun.
Komponen pengeluaran lainnya meliputi Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar
Rp827,2 triliun, Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto atau Komponen Investasi Fisik
sebesar Rp2.876,3 triliun, Komponen Perubahan Inventori sebesar Rp179,8 triliun, transaksi
Ekspor sebesar Rp2.156,8 triliun dan Impor sebesar Rp2.338,1 triliun. Dibandingkan dengan tahun
2012, PDB atas dasar harga berlaku meningkat dari Rp8.229,4 triliun menjadi Rp9.084,0 triliun.
Hal tersebut didukung oleh kenaikan pada seluruh komponen pengeluaran, seperti terlihat pada
tabel berikut:
1. Konsumsi Rumah Tangga 4 053,3 4 496,3 5 071,1 1 369,9 1 442,2 1 518,4 5,28 2,91
2. Konsumsi Pemerintah 669 733,2 827,2 202,8 205,4 215,4 4,87 0,38
3. Pembentukan Modal Tetap Bruto 2 370,3 2 688,9 2 876,3 599,5 657,6 688,6 4,71 1,15
4. a. Perubahan Inventori 70,89 170,3 179,8 9,0 50,4 53,8 6,74 0,10
6. Dikurangi: Impor 1 851,1 2 127,7 2 338,1 942,3 1 005,0 1 017,2 1,21 0,47
Produk Domestik Bruto (PDB) 7 419,1 8 229,4 9 084,0 2 464,6 2 618,9 2 770,3 5,78 5,78
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2013 tercatat sebesar 5,78 persen.
Pertumbuhan ini didukung oleh semua komponen, yaitu Komponen Pengeluaran Konsumsi
Rumah Tangga tumbuh sebesar 5,28 persen, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
sebesar 4,87 persen, Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar 4,71 persen, dan
Komponen Perubahan Inventori sebesar 6,74 persen, sedangkan Komponen Ekspor tumbuh sebesar
5,30 persen dan Komponen Impor tumbuh sebesar 1,21 persen.
Menurut sumber pertumbuhan (y-on-y), pertumbuhan ekonomi tahun 2013 sebesar 5,78
persen sebagian besar bersumber dari Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, yakni
2,91 persen. Kemudian Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto memberikan sumbangan
sebesar 1,15 persen, Komponen Perubahan Inventori sebesar 0,10 persen, dan Komponen Ekspor
sebesar 2,52 persen.
Tabel 5
Laju Pertumbuhan PDB Triwulanan Menurut Pengeluaran
(persen)
Triw IV-2013 Triw IV-2013 Sumber
Lapangan Usaha terhadap terhadap Pertumbuhan (y-on-y)
Triw III-2013 Triw IV-2012 Triwulan IV-2013
(1) (2) (3) (4)
PDB menurut pengeluaran pada triwulan IV-2013 terhadap triwulan IV-2012 (y-on-y) juga
mengalami peningkatan. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Ekspor sebesar 7,40
persen. Peningkatan tersebut selanjutnya diikuti oleh Komponen Konsumsi Pemerintah sebesar
6,45 persen, Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 5,25 persen, dan
Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar 4,37 persen. Sementara itu Komponen Impor
mengalami pertumbuhan minus 0,60 persen. Tingkat pertumbuhan yang terendah terjadi pada
Komponen Perubahan Inventori, yakni minus 8,63 persen.
Dilihat dari pola distribusi PDB pengeluaran (harga berlaku), Komponen Pengeluaran
Konsumsi Rumah Tangga masih merupakan penyumbang terbesar dalam pengeluaran PDB
Indonesia menurut pengeluaran dengan proporsi sebesar 54,64 persen pada tahun 2012 dan 55,82
persen pada tahun 2013. Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah meningkat dari 8,91
persen menjadi 9,12 persen. Sementara, Komponen Ekspor mengalami penurunan dari 24,29
persen menjadi 23,74 persen. Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto menurun dari 32,67
persen menjadi 31,66 persen, Komponen Perubahan Inventori menurun dari 2,07 persen menjadi
1,98 persen, dan Komponen Impor menurun dari 25,86 persen menjadi 25,74 persen.
Tabel 6
Struktur PDB Menurut Pengeluaran Tahun 2011−2013 (persen)
PDB/PNB per kapita merupakan PDB/PNB atas dasar harga berlaku dibagi dengan jumlah
penduduk pertengahan tahun. Pada tahun 2013, nilai PDB per kapita diperkirakan mencapai Rp36,5
juta dengan laju peningkatan sebesar 8,88 persen dibandingkan dengan PDB per kapita tahun 2012
yang sebesar Rp33,5 juta. Sementara itu PNB per kapita juga meningkat dari Rp32,5 juta pada
tahun 2012 menjadi Rp35,4 juta pada tahun 2013 atau terjadi peningkatan sebesar 8,72 persen.
Tabel 7
PDB dan PNB Per Kapita Indonesia Tahun 2011−2013
VI. Profil Spasial Ekonomi Indonesia Menurut Kelompok Provinsi Triwulan IV-2013
Tabel 8
Peranan Wilayah/Pulau dalam Pembentukan PDB Nasional
(persen)
Triwulan IV
Wilayah/Pulau 2011 2012 2013
2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Sumatera 23,56 23,74 23,81 23,89 23,83
Jawa 57,59 57,65 57,99 57,53 57,78
Bali dan Nusa Tenggara 2,56 2,51 2,53 2,54 2,54
Kalimantan 9,55 9,30 8,67 9,03 8,52
Sulawesi 4,61 4,74 4,82 4,87 4,90
Maluku dan Papua 2,13 2,06 2,18 2,14 2,43
Indonesia 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Tabel 9
Peranan Wilayah Menurut Kelompok Sektor Triwulan IV-2013
(persen)
Kelompok Sektor
Wilayah
Primer Sekunder Tersier
(1) (2) (3) (4)