Ketahanan (Persistensi) Pengobatan Anti-Obesitas Terbaru Dalam Setting Dunia Nyata
Ketahanan (Persistensi) Pengobatan Anti-Obesitas Terbaru Dalam Setting Dunia Nyata
ABSTRAK
Tujuan: Mengevaluasi data riil ketahanan (persistensi) medikasi anti-obesitas (AOM) dan mengeksplorasi
faktor-faktor pasien terkait.
Metode: Data Truven Health MarketScan dianalisis untuk mengevaluasi penggunaan AOM yang telah
disetujui untuk penggunaan jangka panjang antara 4/2015 hingga 3/2016. Analisis kebertahanan Kaplan-
Meier (Kaplan-Meier survival analysis) digunakan untuk mengevaluasi ketahanan (persistensi)
pengobatan. Analisis multivariat dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan antara ketahanan
(persistensi) dan faktor-faktor yang relevan.
Hasil: Secara keseluruhan, sebanyak 26.522 pasien dewasa diidentifikasi sebagai pengonsumsi baru
naltrexone/bupropion (44.0%, rerata usia 47.1, 80.5% perempuan), lorcasein (24.8%, 48.5, 79.3%),
phentermine/topiramate lepas lama (extended release) (15.8%, 46.7, 82.2%) atau liragultide 3.0mg
(15.4%, 46.9, 72.4%). Pada 6 bulan, 41.8% pasien masih tetap mengonsumsi liraglutide 3.0 mg,
dibandingkan dengan 15.9% lorcaserin (p<0.001), 18.1% naltrexone/bupropion (p<0.001), dan 27.3%
phentermine/topiramate (p<0.001). Setelah mengatur faktor-faktor baseline, pasien dengan liraglutide
3.0mg secara signifikan memiliki risiko putus obat lebih rendah dibandingkan dengan pasien yang
mengonsumsi lorcaserin (HR = 0.46, p<0.0001), naltrexone/bupropion (H = 0.48, p<0.0001), dan
phentermine/topiramate (H = 0.64, p<0.0001) selama durasi follow-up (rerata durasi follow up, 342-427
hari). Usia tua, jenis kelamin laki-laki, memiliki hipelipidemia, dan tidak adanya riwayat penggunaan
phentermine sebelumnya dikaitkan dengan tingginya tingkat ketahanan (persistensi). Lebih dari 95%
pasien penelitian memiliki asuransi komersial.
Kesimpulan: Pada setting dunia nyata, pasien yang mengonsumsi liraglutide 3.0 mg memiliki rerata
ketahanan (persistensi) tertinggi di antara empat AOM yang diteliti.