Anda di halaman 1dari 8

Ketahanan (persistensi) pengobatan anti-obesitas terbaru dalam

setting dunia nyata.


Rahul Ganguly, Ye Tian, Sheldon X. Kong, Malene Hersloev, Todd Hobbs, B. Gabriel Smolarz,
Abhilasha Ramasamy, Christiane Lungegaard Haase, Wayne Weng

ABSTRAK

Tujuan: Mengevaluasi data riil ketahanan (persistensi) medikasi anti-obesitas (AOM) dan mengeksplorasi
faktor-faktor pasien terkait.

Metode: Data Truven Health MarketScan dianalisis untuk mengevaluasi penggunaan AOM yang telah
disetujui untuk penggunaan jangka panjang antara 4/2015 hingga 3/2016. Analisis kebertahanan Kaplan-
Meier (Kaplan-Meier survival analysis) digunakan untuk mengevaluasi ketahanan (persistensi)
pengobatan. Analisis multivariat dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan antara ketahanan
(persistensi) dan faktor-faktor yang relevan.

Hasil: Secara keseluruhan, sebanyak 26.522 pasien dewasa diidentifikasi sebagai pengonsumsi baru
naltrexone/bupropion (44.0%, rerata usia 47.1, 80.5% perempuan), lorcasein (24.8%, 48.5, 79.3%),
phentermine/topiramate lepas lama (extended release) (15.8%, 46.7, 82.2%) atau liragultide 3.0mg
(15.4%, 46.9, 72.4%). Pada 6 bulan, 41.8% pasien masih tetap mengonsumsi liraglutide 3.0 mg,
dibandingkan dengan 15.9% lorcaserin (p<0.001), 18.1% naltrexone/bupropion (p<0.001), dan 27.3%
phentermine/topiramate (p<0.001). Setelah mengatur faktor-faktor baseline, pasien dengan liraglutide
3.0mg secara signifikan memiliki risiko putus obat lebih rendah dibandingkan dengan pasien yang
mengonsumsi lorcaserin (HR = 0.46, p<0.0001), naltrexone/bupropion (H = 0.48, p<0.0001), dan
phentermine/topiramate (H = 0.64, p<0.0001) selama durasi follow-up (rerata durasi follow up, 342-427
hari). Usia tua, jenis kelamin laki-laki, memiliki hipelipidemia, dan tidak adanya riwayat penggunaan
phentermine sebelumnya dikaitkan dengan tingginya tingkat ketahanan (persistensi). Lebih dari 95%
pasien penelitian memiliki asuransi komersial.

Kesimpulan: Pada setting dunia nyata, pasien yang mengonsumsi liraglutide 3.0 mg memiliki rerata
ketahanan (persistensi) tertinggi di antara empat AOM yang diteliti.

1. PENDAHULUAN penyakit jantung ateroskelrotik, stroke, diabetes


tipe 2, hipetensi, dislipidemia, non-alcoholic
Obesitas (BMI ≥ 30 kg/m2) adalah suatu penyakit
fatty liver disease, dan 40% diagnosis kanker.
kronis yang merepresentasikan permasalahan
Kendati ketersediaan pilihan farmakoterapi yang
kesehatan publik yang besar berdasarkan
aman dan efektif untuk memperkuat intervensi
prevalensi, mobiditas terkait, dan beban biaya
gaya hidup yang tediri atas peningkatan nutrisi
terhadap masyarakat. Obesitas yang menjangkiti
dan aktivitas fisik, prevalensi obersitas tetap
lebih dari sepertiga populasi AS, merupakan
berada tinggi di atas goal Healthy People 2020
salah satu penyebab kematian yanag dapat
sebesar 30.5%. Faktanya, jika tren insidensi
dicegah di seluruh dunia, dan telah dikaitkan
terbaru ini berlanjut, maka dipekirakan bahwa
dengan beragam jenis penyakit, termasuk
hampir separuh populasi global akan terjangkit Novo Nordisk, Inc.) pada akhir tahun 2014. Obat-
obesitas pada tahun 2020. obatan terbaru ini tidak memiliki batasan terkait
dengan durasi penggunaan obat karena sifat
Tatalaksana penanganan obesitas secara
obesitas sebagai penyakit kronis mirip dengan
seragam menyasar pada tanggung jawab dokter
hiperlipidemia dan hipertensi yang mana
untuk memabntu pasien dengan penurunan
pengobatannya diteruskan tanpa batas. Sebuah
berat badan melalui pondasi perubahan gaya
review sistematis data uji klinis yang dilaporkan
hidup yang terdiri atas perbaikan diet dan
dari akhir tahun 2013 untuk AOM yang disetujui
peningkatan aktivitas fisik, konseling behavioral,
untuk penggunaan janga panjang pada saat itu
dan dukungan klinis. Namun, intevensi gaya
(orlistt, lorcaserin, dan
hidup sendiri secara umum tidak cukup untuk
phentermine/topiramate) menunjukkan
menghasilkan penurunan berat badan yang
penurunan berat badan lebih banyak dan
bemakna dan persisten pada kebanyakan
peningkatan kemungkinan penurunan berat
pasien. Pendekatan klinis terhadap pengobatan
badan yang secara klinis bermakna setelah
obesitas meniru pengobatan hipertensi, yang
diterapi selama 1 tahun dengan AOM tersebut
berdasarkan pada penambahan farmakoterapi
yang ditambahkan dalam pengukuran gaya
yang sesuai di atas pondasi rekomendasi
hidup dibandingkan dengan plasebo. Manfaat
rencana gaya hidup (seperti makanan rendah
serupa relatif terhadap plasebo ditandai dalam
garam, peningkatan aktivitas fisik).
uji coba terbau dengan laglutide 3.0 mg yang
Farmakoterapi adjunktif (tambahan) dengan
digunakan hingga 3 tahun dan
obat-obatan penurun berat badan dapat
naltrexone/bupropion yang digunakan selama 1
menghasilkan penurunan berat badan lebih
tahun.
besar dan terjaga dibandingkan dengan
modifikasi gaya hidup saja. Data longitudinal terbaru dari database studi
rekam medis elektronik mengkonfirmasi
Seluruh tatalaksana penanganan obesitas major
kecurigaan klinis bahwa weight cycling
merekomendasikan fakrmakoterapi sebagai
merupakan suatu fenomena yang umum pada
tambahan terhadap modifikasi gaya hidup bagi
individu dengan obesitas. Temuan ini
pasien dengan BMI ≥ 30 kg/m2 dan bagi mereka
meyakinkan ulang tantangan signifikan yang
dengan BMI ≥ 27 kg/m2 yang memiliki penyakit
pasien alami dalam menggapai dan
atau faktor risiko terkait obesitas atau ketika
mempertahankan penurunan berat badan. Hal
manfaat potensialnya melebihi risiko. Sebelum
ini diperparah dengan adaptasi metabolik yang
tahun 2012, kebanyakan pilihan farmakoterapi
mengikuti penurunan berat badan yang
penurunan berat badan adalah kanjener
mengarah pada peningkatan berat badan. Sekali
(senyawa serupa) amfetamin dengan label
lagi, serupa dengan pengobatan penyakit kronis
rekomendasi untuk penggunaan jangka pendek,
lainnya, pengobatan dapat menjadi sangat
umumnya diartikan hingga 12 minggu. Dalam
efektif sebagai bagian dari strategi penurunan
beberapa tahun terakhir, FDA telah menyetujui
berat badan yang lebih komprehensif namun
sejumlah obat-obatan anti obesitas (AOM) baru,
jelas bukan suatu obat bagi obesitas. Penurunan
termasuk lorcaserin (Belviq, Eisai Inc.) dan
berat badan umumnya tidak bertahan seketika
phentemine/topiramate lepas lama (Qsymia,
terapi obat-obatan dihentikan, sehingga
Vivus Inc.) pada tahun 2012,
ketaatan dan ketahanan (persistensi) terhadap
naltrexone/bupropion (Contrave Extended
regimen medikasi merupakan determinan
Releasee, Orexigen Therapeutics, Inc.) pada
penting dari manfaat pengobatan riil.
tahun 2014, dan liraglutide 3.0 mg (Saxenda,
Sebagaimana obat-obatan baru ini telah dijual di kehidupan nyata. Tujuan dari studi ini adalah
pasar selama beberapa tahun dan semakin untuk mengevaluasi data riil ketahanan
banyak pasien yang menggunakannya, maka (persistensi) terapi AOM dan untuk
diperlukan penilaian pola utilisasi obat yang mengeksplorasi faktor-faktor pasien yang tekait
merefleksikan penggunaan obat dalam dengan pola ketahanan (persistensi).

2. METODE Riwayat penggunaan orlistat dan phentermine


2.1 Desain studi diperkenankan. Orlistat disetujui untuk
penggunaan jangka panjang namun tidak
Studi ini merupakan analisis retrospektif termasuk sebagai AOM yang diteliti karena
database Truven Health MarketScan utilisasinya yang sangat rendah. Titik potong
(Commercial and Medicare Supplemental) (cut-off) 31 Maret untuk inklusi klaim indeks
dengan akses pada lebih dari 130 juta pasien penting untuk follow up data selama 6 bulan
tidak teridentifikasi. Databse Truven adalah sebelum titik potong pengumpulan data pada
sumber data hak miliki yang umum digunakan di September 2016. Setidaknya 12 bulan sebelum
AS dengan data longitudinal kuat yang dan 6 bulan penerimaan berkala pasca-indeks
dikumpulkan dari beragam sumber (pekerja, dalam plan asuransi kesehatan dengan manfaat
health plans, Medicaid, kurir lainnya) dan farmasi dibutuhkan.
representasi geografis yang luas. Sumber data
multipel memberikan akses untuk menjaga 2.2 Analisa data
pasien meskipun pasien berganti plan
Informasi demogafi pasien meliputi usia, jenis
kesehatan. Data MarketScan seutuhnya sesuai
kelamin, wilayah geografis, dan tipe asuransi.
HIPAA.
Komorbiditas berikut direkam dan digunakan
Periode waktu untuk analisis ini adalah Januasi
untuk menghitung Indeks Komorbiditas Charlson
2014 hingga September 2016, yang merupakan
(CCI) untuk masing-masing pasien: AIDS, tumor
data terbaru yang tersedia dari database Truven
solid metastatik, penyakit liver sedang/parah,
pada saat analisa. Pasien yang memenuhi adalah
limfoma maligna, leukemia, segala tumor solid
dewasa (≥ 18 tahun) yang baru pertama kali
non-metastastik, diabetes dengan kerusakan
memulai pengobatan (klaim indeks; index claim)
organ akhir, penyakit liver ringan, penyakit ulkus,
dengan AOM yang telah disetujui untuk
penyakit jaringan ikat, penyakit paru kronik,
penggunaan jangka panjang (locaserin,
demensia, penyakit kardiovaskular, penyakit
lraglutide 3.0 mg, kombinasi dosis tetap
pembuluh darah tepi, gagal jantung kongestif,
natrexone/bupropion, kombinasi dosis tetap
dan infark miokard. Hipertensi dan
phentermine/topiramate) antara 1 Januari 2015
hiperlipidemia merupakan komorbiditas
dan 31 Maret 2016. Istilah AOM dalam
tambahan yang tidak dimasukkan ke dalam CCI.
penelitian ini mengacu secara spesifik pada
keempat obat-obatan yang telah disetujui untuk Klaim resep divaluasi untuk data isi/isi ulang
penggunaan jangka panjang di atas. Penggunaan (fill/refill) untuk AOM indeks, AOM non-indeks
indeks AOM atau obat-obatan AOM jangka lainnya, sebagaimana segala riwayat (pre-index)
panjang lainnnya yang menjadi fokus penelitian penggunaan obat penurun berat badan
ini tidak diperkenankan dalam periode satu phentermine dan olistat. Untuk AOM indeks,
tahun sebelum klaim indeks dan eksklusi pasien. data berikut dikalkulasi: jumlah klaim fill/refill,
suplai keseluruhan hari, dan follow up (persistensi) dengan variabel berikut: usia; jenis
keseluruhan hari. Ketidakpatuhan didefiniskan kelamin; skor CCI; ada tidaknya T2D, penyakit
dengan adanya celah pengobatan antar-refill kadiovaskular, hipertensi, atau hiperlipedimia;
atau ganti ke pengobatan AOM lainnya selama > riwayat penggunaan olistat dan phentermine.
60 hari. Pergantian AOM diidentifikasi dengan
3. HASIL
adanya klaim AOM selain AOM terindeks pada
3.1 Populasi studi
titik apapun setelah pengisian awal AOM
terindeks. Hari ketahanan (persistensi) AOM
Dalam rentang waktu studi, 44.450 pasien dalam
terindeks dihitung sebagai keseluruhan hari dari
database MarketScan memiliki klaim untuk AOM
tanggal pengisian indeks hingga tanggal sebelum
yang disetujui untuk penggunaan jangka
celah terapi >60 hari atau ganti ke AOM berbeda,
panjang; diantaranya, 26.522 pasien memenuhi
manapun yang tercapai terlebih dahulu.
seluruh kriteria inkulsi dan menjadi populasi
Proporsi Hari Tercakup (Proportions of Days studi akhir. Demografi dan karakteristik klinis
Covered, PDC), suatu pengukuran pemenuhan pasien dicantumkan pada Tabel 1. AOM yang
medikasi yang disahkan oleh The Pharmacy paling sering digunakan diantara klaim indeks
Alliance and US Centers for Medicaid/Medicare, adalah naltrexone + bupropion (44.0%), diikuti
ditentukan bagi tiap pasien untuk AOM dengan lorcaserin (24.8%), phentermine +
terindeks untuk 6 bulan pertama. PDC dihitung topiramate ER (15.8%), dan liaglutide 3.0 mg
sebagai (jumlah hari dalam periode refill (15.4%). Kategori usia paling prevalen pada
“tercakup” oleh medikasi)/(jumlah hari dalam masing-masing kelompok AOM indeks adalah
periode). Nilai PDC ≥0.8 umumnya digunakan 45-64 tahun dan usia rerata/median pada
sebagai acuan untuk ketaatan yang baik. masing-masing kelompok AOM indeks adalah
47-49 thaun. Terdapat beberapa pasien yang
Analisa mengevaluasi data resep fill/refill, hai
berusia diatas 65 tahun (2.1-4.4% tiap
tercakup, dan PDC, selama enam bulan pertama
kelompok). Semua kelompok mayoritas terdiri
setelah klaim AOM indeks. Sebagai tambahan,
atas perempuan (72-82%). Proporsi pasien
penggantian AOM pada pasien yang tidak
terbesar dalam tiap kelompok berasal dari AS
persisten dinilai dari klaim indeks hingga akhir
selatan (49-60)%, menggambarkan distibusi
follow up pasien. Rerata, median, simpangan
geografis pasien umum dari database Truven.
baku dihitung untuk variabel kontinyu, angka
Hampir seluruh pasien dalam tiap kelompok
dan persentasi digunakan untuk
(≥95%) memiliki asuransi komersial. Rerata skor
mendeskripsikan variabel kategorik. Analisa
CCI tiap kelompok berkisar antara 0.56-0.71.
kebertahanan lama-terhadap-diskontinuasi
Hipertensi dan hiperlipidemia umum ditemukan
(time-to-discontinuation) Kaplan Meier
(40-49% pasien di tiap kelompok AOM). Riwayat
digunakna untuk memperkirkan rerata
penggunaan phentermine pada 12 bulan
ketahanan (persistensi) pengobatan dari masing-
sebelumnya rendah (4.4-8.8%) sedangkan
masing AOM. Analisa sensitivitas dilaukan
riwayat penggunaan orlistat sangat rendah
sebagai analisa kebertahanan Kaplan-Meier
(≤0.3% per kelompok).
yang berbeda melibatkan hanya pasien dengan
setidaknya 1 refill (≥ 2 klaim untuk AOM yang
3.2 Data pengisian dan ketahanan (persistensi)
sama). Wald Chi squared test dan Cox
AOM
Proportional Hazard Model dengan perhitungan
kovariat dilakukan untuk mengidentifikasi Titik akhir (endpoints) pengisian obat dan
adanya hubungan antara rerata ketahanan ketaaatan minum obat untuk AOM dalam
rentang 6 bulan pertama dari masing-masing Persistensi turun secara bekmakna pada tiap
klaim indeks tercantum pada Tabel 2. Rerata (SD) kelompok dalam bulan petama setelah klaim
jumlah klaim AOM (fill) dalam rentang waktu ini AOM petama. Untuk semua AOM, kuva
merupakan yang tertinggi bagi liraglutide 3.0 mg ketahanan persistensi mulai melambat dan
(3.3 [1.8]) dan phentermine/topiramate (3.2 hampir plateau di kisaran 9-12 bulan. Setelah
[2.0]); sedangkan lorcaserin dan mengatur baseline factors, didapatkan proporsi
naltrexone/bupropion memiliki rerata (SD) lebih tinggi bermakna dari pasien yang tetap persisten
rendah dan serupa (2.4 [1.6] dan 2.4 [1.7], dengan terapi liraglutide 3.o mg dibandingkan
berturut-turut). Serupa, mean (SD) total dengan masing-masing AOM lainnya (p<.0001)
keseluruhan hari tercakup lebih tinggi pada pada titik waktu yang dievaluasi. Pada 6 bulan,
liraglutide 3.0 mg (102 [51] hari) dan 41.8% pasien tetap pada liraglutide 3.0 mg,
phetermine/topiramate (86 [52] hari) dibandingkan dengan 15.9% pada locaserin,
dibandingkan dengan locaserin (69 [45] hari_ 18.1% pada naltrexone/bupropion, dan 27.3%
dan naltrexone/bupropion (69 [48] hari). pada phentermin/topiramate ER; pada 12 bulan,
28.2% pasien tetap pada liraglitude 3.0 mg,
Rerata PDC selama 6 bulan pertama tertinggi
dibandingkan dengan 7.2% pada lorcaserin, 9.2%
dengan liraglitude 3.0 mg (0.56), diikuti dengan
pada naltrexone/bupropion, dan 10.9% pada
phentermine/topiramate (0.47); lorcaserin dan
phentermine/topiramate ER.
naltrexone/bupropion masing-masing memiliki
PDC 0.38. Demikian pula, kelompok liraglutide Persentase pasien yang mengisi ulang AOM-nya
3.0 mg memiliki persentasi pasien PDC ≥ 0.8 setidaknya sekali di atas klaim indeks (≥ 2 klaim
tertinggi (27.4%). keseluruhan) tertinggi pada liraglutide 3.0 mg
(77%) dan phentermine/topiramate (72%), dan
Persentase tertinggi pasien berganti ke AOM lain
terendah pada naltrexone/bupropion (52%) dan
(pada pasien tidak persisten) diamati pada
lorcaserin (58%). Analisis sensitivitas
kelompok phentermin/topiramate (13.7%) dan
kebertahanan persistensi hanya melibatka
lorcaserin (9.9%), dan terendah pada kelompok
pasien dengan ≥2 klaim untuk AOM yang sama
naltrexone/bupropion (6.9%) dan liralutide 3.0
(setidaknya 1 refill) disajikan dalam Gambar 3.
mg (3.7%). Pasien dengan penggunaan indeks
Dalam analisis ini, rerata persistensi lebih tinggi
phentermine/topiramate yang berganti terapi
pada tiap-tiap kelompok pengobatan melalui
AOM kerap kali berganti ke
durasi total follow up karena pembuangan
naltrexone/bupropion (44.8%). Pasien dengan
pasien yang tidak memiliki refill. Namun, pola
penggunaan indeks lorcaserin yang berganti
umum yang ditunjukkan dari waktu ke waktu
terapi AOM kerap kali berganti ke
hampir identik dengan populasi total.
naltrexone/bupropion (51.6%). Pengguna indeks
naltrexone/bupropion berganti, dalam rangka 3.4 Pengukuran Risiko Diskontinuasi
penurunan prevalensi, ke liraglitude 3.0 mg
Setelah mengatur baseline factors, pasien
(40.7%), lorcaserin (35.1%) atau
dengan liraglutide 3.0 mg memiliki risiko
phentermine/topiramate (24.2%). Pengguna
diskontinyuasi terendah dan risiko ini secara
indeks liraglutide 3.0 mg paling sering berganti
signifikan lebih rendah dibandingkan dengan
ke naltrexone/bupropion (54.6%).
pasien pada lorcaserin (HR = 0.46, p<0.0001),
3.3 Persistensi terhadap durasi total follow up naltrexone/bupropion (HR = 0.48, p<0.0001),
and phentemin/topiramate (HR = 0.64,
Analisis kebertahanan pasien persisten dari
p<0.0001).
waktu ke waktu ditunjukkan dalam Gambar 2.
Faktor pasien yang secara signifikan terkait merupakan non-persisten pada titik waktu
dengan lama-terhadap-diskontinuasi tersebut. Sedikit pasien dalam tiap kelompok
(persistensi pengobatan lebih baik) termasuk pengobatan (<9% dari pasien non-persisten)
usia tua, jenis kelamin laki-lai, adanya berganti ke AOM lainnya.
hiperlipidemia, dan tidak adanya riwayat
Untuk seluruh kelompok AOM, persistensi turun
penggunaan phentermine sebelumnya (semua
paling dramatis pada bulan pertama pasca klaim
p<0.05). Faktor-faktor yang dievaluasi namun
awal. Pola penurunan yang hampir identik pada
tidak signifikan untuk persistensi pengobatan
satu bulan diamati pada data database besar
lebih baik meliputi adanya T2D, penyakit
nasional studi penggunaan AOM dari 2002
kadiovaskular, atay hipertensi, juga skor CCI, dan
hingga 2011 di AS. Pada studi ini, dianatara
riwayat penggunaan orlistat.
subgrp pasien yang merefill obat-obatan indeks
mereka setidaknya sekali, persistensinya lebih
baik, namun terdapat penurunan yang tajam
DISKUSI
pada persentase pasien persisten kira-kira dari
Sebagaimana ketersediaan data riil AOM baru bulan kedua hingga keenam. Rerata PDC dari
lebih banyak, terdapat kesempatan dan masing-masing kelompok AOM di bawah 0.8,
kebutuhan untuk mengevaluasi pola utilisasi yang merupakan patokan umum untuk ketaatan
obat. Studi ini adalah salah satu yang yang baik. Namun, temuan PDC tidak terlalu jauh
mengevaluasi bukti riil untuk persistensi AOM dari rerata persistensi yang dilaporkan untuk
dalam populasi besar AS dan, menurut kami, penyakit kronik lainnya seperti hierlipidemia,
merupakan analisis skala besar pertama yang diabetes, dan hipertensi. Sebagai tambahan,
secara spesifik berfokus pada medikasi yang temuan ini secara umum menguatkan studi
disetujui FDA untuk penggunaan jangka panjang. berdasar klaim (claim based) dan berbasis data
Analisis kuat melibatkan data 26.522 pasien besar sebelumnya tentang pola penggunaan
dengan setidaknya 6 bulan follow-up dan banyak obat penurun berat badan yang dilakukan di AS,
diantaranya yang diikuti hingga lebih dari 1 Kanada, dan Israel; analisa-analisa ini
tahun (18 bulan atau lebih) setelah klaim AOM menunjukkan bahwa penggunaan terapi
yang disetujui FDA untuk penggunaan jangka penurunan berat badan lebih dari 90 hari hanya
panjang pertamanya. Mengingat bahwa obat- dapat diamati pada 10-25% pasien.
obatan ini relatif baru di pasaran dan dua
Meskipun AOM yang dimasukkan dalam studi ini
diantaranya baru disetujui pada akhir 2014, ini
disetujui untuk penggunaan jangka panjang,
adalah studi komparatif follow-up terlama pada
penggunaan terus menerus tidak disarankan jika
saat cut-off dan analisis data.
goal penurunan berat badan tidak tercapai.
Dibandingkan dengan pengguna AOMlainnya, Informasi peresepan resmi untuk keempat AOM
pasien yang menggunakan liraglutide 3.0 mg yang diteliti meliputi rekomendasi (aturan
secara signifikan memiliki risiko diskontinuasi pemberhentian) untuk mengevaluasi penuunan
terapi lebih rendah dan memiliki rerata PDC yang berat badan setelah 12 minggu (lorcaserin,
lebih tinggi. Terkecuali bagi liraglutide 3.0 mg, naltrexone/bupropion, phentermin/topiramate)
dua pertiga hingga tiga perempat dari seluruh atau 16 minggu (liraglutide 3.0 mg) dan
pasien yang memulai terapi dengan AOM penghentian penggunaan jika 5% (lorcaserin,
diklasifikasikan sebagai non-persisten dalam naltrexone/bupopion,
follow up 6 bulan pertama; dengan liraglitude phentermine/topiramate) atau 4% (liraglutide
3.0 mg, sedikit kurang dari separuh pasien 3.0 mg) dari berat badan baseline belum hilang.
Dalam studi ini, rerata durasi persistensi untuk kelompok yang secara substansial memiliki
seluruh AOM berkisar antara 7-8 minggu, rerata persistensi medikasi lebih rendah secara
sehingga patokan ini tidak dapat menjelaskan umum dibandingkan dengan lansia (65 tahun ke
temuan tersebut. Jika “aturan pemberhentian” atas). Perlu dicatat bahwa populasi studi ini
merupakan alasan primer untuk temuan non- secara predominan didominasi oleh pasien
persisten, harusnya tidak ditemukan penurunan perempuan, yang melingkupi 72-82% kelompok
persistensi bermakna yang diamati dalam 4-8 AOM. Fenomena ini konsisten dengan populasi
minggu pertama dan tidak dapat menjelaskan studi AOM real-world skala besar lainnya.
tingginya persentasi pasien yang gagal untuk Faktanya, statistik nasional menjunjukkan rerata
mengisi ulang obat-obatannya meskipun sekali prevalensi obesitas lebih tinggi pada perempuan
melampaui klaim pertama. Terlebih lagi, dibandingkan laki-laki pada populasi umum
persentasi pasien yang mencapai setidaknya 5% (40.4% vs 35.0%) dan, khususnya, obesitas
penunan berat badan dalam uji klinis dengan ekstrem (Kelas 3l BMI ≥ 40 kg/m2) (9.9% vs 5.5%).
AOM ini secara umum di atas persentase pasien Kendati demikian, perbedaan jenis kelamin pada
yang bertahan dengan terapi lebih dari 3 bulan kelompok AOM pada studi ini jauh lebih tinggi,
dalam analisa ini. Satu temuan yang mungkin mengindikasikan bahwa perempuan lebih
mendukun kurangnya efikasi penurunan berat mungkin berobat untuk mengobati obesitasnya
badan sebagai suatu alasan bagi dibandingkan laki-laki. Terkait dengan temuan
ketidakpersistenan dalam studi ini adalah sangat kami bahwa jenis kelamin laki-laki secara
kecilnya persentasi (4-9%) pasien non persisten signifikan terkait dengan persistensi yang lebih
yang memiliki bukti klaim berganti ke AOM yang baik, mungkin saja bahwa subgrup laki-laki yang
berbeda. Beberapa pasien mungkin memiliki berobat adalah mereka yang termotivasi dan
ekspektasi yang tidak realistis tentang manfaat lebih mungkin bertahan dengan terapinya. Studi
medikasi penurun berat badan dan menjadi mengevaluasi persistensi terhadap terapi T2D
patah semangat di awal terapi jika hasilnya tidak juga melaporkan temuan serupa bahwa jenis
cukup cepat atau dramatis. Hal yang mungkin kelamin perempuan dan usia muda merupakan
bisa terjadi mengingat obesitas baru-baru ini faktor risiko untuk ketidakpersistenan. Satu-
diakui sebagai suatu penyakit, apatisme dokter satunya karateristik pasien lainnya yang terkait
yang melekat untuk mnegobati obesitas dapat dengan tingginya persistensi dalam studi ini,
mempengaruhi sikap pasien tentang selain usia tua dan jenis kelamin laki-laki, adalah
kepentingan pengobatan. Data yang dihimpun di adanya hiperlipidemia; komorbiditas spesifik
AS antara 1999 hingga 2010 menunjukkan lainnya yang dievaluasi (T2D, penyakit
bahwa hampir separuh orang dewasa di AS kardiovaskular, hipertensi) dan skor CCi tidak
memenuhi kriteria pengobatan dengan AOM, terkait.
namun hanya 2% yang memenuhi kriteria
Analisis ini sebaiknya diinterpretasikan dengan
tersebut yang ditangani dengan farmakoterapi.
beberapa pertimbangan batasan. Basis data
Banyaknya dan kompleksnya faktor-faktor Truven MaketScan, terlepas dari ukuran dan
mungkin berkontribusi terhadap cakupan umum wilayah geografis yang luas,
ketidakpersistenan. Subjek dalam populasi studi mungkin saja tidak sepenuhnya
ini banyak sekali yang berusia dalam kisaran 18 meepresentasikan populasi umum AS. Secara
hingga < 65 tahun, sebuah kelompok usia yang umum, semua pasien memiliki asuransi medis
secara demografik ditunjukkan pada National dengan keuntungan berobat dan kebanyakan
Health Interview Survey tahun 2013 sebagai memiliki plan komersial, meskipun copay dan
hal-hal lain yang dapat dikurangkan (deductible perilaku minum obat aktual dan pencapaian
specifics) tidak diketahui persistensi pada akhir penurunan berat badan klinis.
pasien-pasien tanpa asuransi atau berasuransi
Sebagai kesimpuan, analisis data klaim ini
tanpa atau dengan copayment tinggi mungkin
mengungkapkan bahwa pasien dengan
berbeda, dikarenakan nuansa terkait biaya
liraglutide 3.0 mg secara signifikan memiliki
dianggap dapat mempengaruhi persistensi.
persistensi yang lebih tinggi dibandingkan AOM
Analisis ini secara selektif hanya melibatkan
jangka panjang lainnya. Terapi farmakologi
pasien dengan data follow-up setidaknya 6 bulan
dapat berperan penting dalam mencapai
pasca klaim AOM indeks, sehingga dapat
penurunan berat badan klinis, namun hanya jika
melewatkan dikontinuasi/penggantian produk
digunakan secara konsisten dan ditaati oleh
oleh pasien dengan data follow up yang lebih
pasien. Dokter perlu menghindari asumsi bahwa
sedikit. Perlu dicatat bahwa dikarenakan studi ini
“obat-obatan yang diresepkan” sama dengan
merupakan studi berbasis data klaim, tidak ada
“obat-obatan yang diminum”. Penelitian lebih
data dalam tingkat BMI, yang berperan sebagai
lanjut diperluakan untuk menginvestigasi alasan-
penanda primer keparahan penyakit dapat
alasan ketidakpersitenan, mengukur persistensi
mempengaruhi rerata ketaatan. Terakhir, data
dengan teapi AOM dalam jangka waktu yang
klaim hanya dapat mendokumentasikan
lebih panjang, dan mengukur secara kuantitatif
pengisian obat-obatan dan bukan utilisasi aktual.
dampak persistensi dalam luaran klinis dan
Dengan demikian, hasil temuan studi ini
ekonomis dalam rangka memaksimalkan
membantu dalam hal mengevaluasi persistensi
manfaat pengobatan.
refill obat, dengan pemahaman bahwa ini
hanyalah langkah pengganti untuk mengukur

Anda mungkin juga menyukai