PENDAHULUAN
Indonesia menjadi salah satu Negara tropis dengan wilayah hutan terbesar ketiga di
dunia setelah Zaire dan Bzaril, yang dimana ini menjadi suatu kebangaan bagi kita rakyat
Indonesia dilihat dari manfaatnya hutan dikenal sebgai paru – paru dunia, yang dimana
berperan sebagai pencegah erosi, banjir, pengatur aliran air, keseimbangan ekosistem alam,
dan sebagai penyedia oksigen. Hutan yang dikenal sebagai sumber daya alam yang terlnilai
yang dikarenakan banyaknya keanekaragaman hayati didalamnya, sekarang banyak mendapat
berbagai gangguan baik berupa faktor alami dan bahkan faktor manusia yang tidak
bertanggung jawab yang ingin memanfaatkan kekayaan hutan untuk kepentinganya sendiri
tanpa memikirkan dampak dari merusak hutan.
Kebakaran hutan dan lahan merupakan suatu bencana yang tengah dihadapi masyarakat
Indonesia, adapun penyebab kebakaran tersebut dapat disebabkan oleh manusia, alam, dan
berbagai hal lainnya. Padahal hutan merupakan salah satu unsur penting dalam
keberlangsungan kehidupan manusia akan tetapi masih saja ada yang masih tidak menjaga
keberlangsungan kehidupan hutan, salah satu contoh secara global yang dimana kebanyakan
kayu dipanen dari hutan dan penebangan yang secara terus menurus dan pengeksplotasian
hutan yang sangat tinggi (Purnomo, E. P., Nurmandi, A., Sulaksono, T., Hidayati, M.,
Ramdani, R., 2016). Dampak negative yang dirasakan manusia yaitu berupa kerugian
ekonomis hingga hilangnya maanfaat dari potensi hutan tersebut, dan tidak hanya manusia saja
yang merasakan dampak dari kebakaran hutan akan tetapi hewan juga karena hilangnya habitat
mereka sehingga bayak hewan yang memasuki pemukiman masyarakat. Dampak dari
kebakaran hutan dan lahan yang paling menonjol yaitu berupa kebut asap yang akan
menganggu kesehatan dan sistem transpotasi darat, laut dan udara, kebakaran hutan yang
terjadi di Indonesia salah satunya adalah di Kabupaten Kuala Kapuas, Kalimantan Tengah yang
dimana dari hasil catatan BPBD menunjukan sejak Januari hingga Februari 2018, ada seluas
156 haktare lahan terbakar di 7 lokasi .
Kabupaten Kuala Kapuas merupakan salah satu daerah yang berada di provinsi
Kalimantan Tengah. Sampai dengan sekarang ini, memiliki wilayah yang rawan sekali
terhadap bencana, baik itu bencana yang disebabkan oleh alam maupun bencana yang
disebabkan oleh ulah manusia. Hal itu juga didukung data dari Badan Informasi Geospasial
bersama Parangtritis Geomaritime Science Park yang melakukan verifikasi nama-nama daerah
yang rawan terhadap kebakaran di Provinsi Kalimantan Tengah. Terdapat tujuh nama
kabupaten yang diverifikasi. Adapun kabupaten yang memiliki kerawanan terhadap kebakaran
hutan adalah Kabupaten Kuala Kapuas, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Seruyan,
Kabupaten Katingan, Kota Palangkaraya, Kabupaten Pulang Pisau, dan Kabupaten Barito
Selatan.
Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Kabupaten Kuala Kapuas dipengaruhi oleh
jenis hutan dan lahan, curah hujan tahunan, dan jenis tanah. Kebakaran hutan dan lahan setiap
tahun selalu menjadi bencana yang cukup memprihatinkan di Kuala Kapuas. Selain itu, dengan
adanya kabut asap juga dapat menghambat jalur transportasi baik itu transportasi darat, laut
maupun udara dikarenakan jarak pandang yang tidak jelas tertutup oleh kabut asap. Pada saat
musim kemarau pun, hamper di setiap daerah yang berada di Kabupaten Kuala Kapuas
tertutupi oleh kabut asap. Sehingga disini peran dari pemerintah daerah sangat diperlukan
untuk mengatasi dan menanggulangi bencana kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Kuala
Kapuas. Dalam menanggulangi bencana kebakaran ini, tidak hanya pemerintah daerah saja
yang bertanggung jawab dan terlibat dalam penanggulangan bencana, tetapi semua pihak harus
ikut berperan serta.
Penanggulangan bencana merupakan suatu upaya dalam pencegahan bencana atau
persiapan sebelum bencana tersebut terjadi, dalam menanggulangi bencana terdapat 3 tahap
penyelenggaran penanggulangan bencana yaitu pra bencana (sebelum terjadinya bencana), saat
bencana, dan pasca bencana (setelah terjadinya bencana). Dari ketiga tahap penyelenggaran
penanggulangan bencana yang telah disebutkan diatas, tahapan pra bencana merupakan suatu
tahapan paling awal dari penanggulangan bencana. Berdasarkan uraian dari latar belakang yang
telah dijelaskan diatas maka, penulis tertarik ingin menjelaskan lebih dalam lagi mengenai
penanggulangan bencana kebakaran pada tahap pra bencana.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui Definisi kebakaran hutan dan lahan
2. Untuk mengetahui Faktor- Faktor kebakaran Hutan dan Lahan
3. Untuk mengetahui Dampak Kebakaran Hutan dan Lahan
4. Untuk mengetahui Kebijakan Kebakaran Penanganan Hutan dan Lahan
5. Untuk mengetahui Cara Penanggulangan dan pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan
C. Manfaat
Penelitian ini dilakukan agar pihak – pihak yang berkepentingan dapat memperoleh informasi
tentang Kebakaran Hutan dan Lahan,Oleh karena itu manfaat yang dapat diperoleh antara lain :
1. Bagi pemerintah
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dalam melakukan mitigasi bencana
kebakaran Hutan dan Lahan . Informasi yang diperoleh dalam penelitian ini dapat digunakan
sebagai acuan dasar dalam melakukan diagnosis bencana Kebakaran Hutan dan Lahan secara
cepat, obyektif, tepat dan rasional.
2. Bagi Mahasiswa
Sebagai masukan untuk pengembangan kajian ilmiah maupun studi lanjutan tentang
Kebakaran Hutan dan Lahan
BAB II
LANDASAN TEORI