Disusun Oleh :
NAMA : WENDI YUWANDA
NIM : 149012019299
e. Kategori V : Perawatan Intensif (Total, pada kategori ini, pemenuhan kebutuhan dasar
seluruhnya bergantung pada perawat. Keadaan umum harus diobservasi secara terus
menerus. Perlu frekuensi pengobatan dan tindakan lebih sering, maka klien harus
dirawat oleh seorang perawat per shift
3. Rentang Respons
a. Pola perawatan diri seimbang, saat klien mendapatkan stressor dan mampu untuk
berprilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien
masih melakukan perawatan diri.
b. Kadang perawatan diri kadang tidak, saat klien mendapatkan stresor kadang-kadang
klien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
c. Tidak melakukan perawatan diri, klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak bisa
melakukan perawatan saat stresor.
2) Psikologis
a. Konsep diri, mulai dari gambaran diri secara keseluruhan yang diterima secara
positif atau negatif oleh seseorang.
b. Identitas diri terkait dengan kemampuan seseorang dalam mengenal siapa dirinya
dengan segala keunikannya, dan mampu menghargai dirinya sendiri.
c. Intelektualitas ditentukan oleh tingkat pendidikan seseorang, pengalaman dan
interaksi dengan lingkungan.
d. Kepribadian, pada klien defisit perawatan diri biasnaya ditemukan klien memiliki
kepribadian yang tertutup.
e. Moralitas, klien defisit perawatan diri menganggap dirinya tidak beguna, negatif
terhadap diri sendiri ini menyebabkan klien mengalmai penuruan motivasi untuk
melakukan aktifitas perawatan diri.
3) Sosial Budaya
a. Faktor sosial ekonomi tersebut meliputi kemiskinan, tidak memadainya sarana dan
prasarana, tidak adekuatnya nutrisi, rendahnya pemenuhan kebutuhan perawatan
untuk anggota keluarga, dan perasaan tidak berdaya.
b. Tahap perkembangan, pelajaran kebersihan dari orang tua yang meliputi kebiasaan
keluarga.
c. Pengetahuan tentang pentingnya kebersihan diri dan implikasinya bagi kesehatan
mempengaruhi kebersihan diri.
d. Kultur atau budaya, kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi
perawatan diri.
e. Motivasi, setiap orang memliki keinginan dan pilihan tentang waktu untuk mandi,
bercukur dan melakukan perawatan rambut sesuia dengan kebutuhan.
f. Kondisi fisik, orang yang mengalami atau menderita penyakit tertentu atau yang
akan menjalani operasi seringkali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untk
melakukan perawatan kebersihan diri
2. Faktor Presipitasi
Stuart (2009) mendefinisikan stressor presipitasi sebagai suatu stimulus yang
dipersepsikan oleh individu apakah dipersepsikan sebagai suati kesempatan, tantangan,
ancaman/tuntutan. Komponennya :
1) Sifat stressor, terjadinya defisit perawatan diri berdasarkan sifat terdiri dari biologis
(infeksi, peny. kronis), psikologis (intelegensi, verbal, moral, kepribadian), dan sosial
budaya (tuntutan masy. yang tidak sesuai dengan kemampuan seseorang).
2) Asal stressor, terdiri dari internal dan eksternal. Stressor internal atau yang berasal dari
diri sendiri seperti persepsi individu yang tidak baik tentang dirinya, orang lain dan
lingkungan, merasa tidak mampu, ketidakberdaya.
3) Waktu, dilihat sebagai dimensi kapan stressor mulai terjadi dan beberapa lama
terpapat stressor sehingga menyebabkan munculnya gejala.
4) Lama dan jumlah stressor yaitu terkait dengan sejak kapan, sudah berapa lama, berapa
kali kejadiannya, serta jumlah stressor.
4. Sumber Koping
Herdman (2012), kemampuan individu yang harus dimilki oleh klien defisit perawatan
diri adlah kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri dalam hal pemenuhan
kebutuhan mandi, berhias, makan dan minum, serta toileting. Sedangkan pada klien yang
sangat mempengaruhi dalam kemampuan perawatan diri dan keterbatasan fisik serta
ketidakmampuan memanfaatkan dukungan sosial.
5. Mekanisme Koping
1) Mekanisme koping adaptif
Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi perumbuhan, belajar dan
menbapai tujuan.
2) Mekanisme koping mal adaptif
Mekanisme koping yang menghambat fungsi integras memecahkan pertumbuhan,
menurunkan otonoms dan cenderung menguasai lingkungan.
6. Tanda Gejala
Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah:
1) Fisik
a. Badan bau, pakaian kotor
b. Rambut dan kulit kotor
c. Kuku panjang dan kotor
d. Gigi kotor disertai mulut bau
e. Penampilan tidak rapi.
2) Psikologis
a. Malas, tidak ada inisiatif
b. Menarik diri, isolasi diri
c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3) Sosial
a. Interaksi dan kegiatan kurang
b. Tidak mampu berperilaku sesuai norma
c. Cara makan tidak teratur
d. BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.
7. Penatalaksanaan
1) Farmakologi
a. Obat anti psikosis : Penotizin
b. Obat anti depresi : Amitripilin
c. Obat anti ansietas : Diasepam, Bromozepam, Clobozam
d. Obat anti insomnia : Phenobarbital
2) Terapi
a. Terapi keluarga
Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi masalah klien
dengan memberikan perhatian seperti BHSP, Jangan memancing emosi klien,
Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan keluarga, Berikan
kesempatan klien mengemukakan pendapat, Dengarkan , bantu dan anjurkan
pasien untuk mengemukakan masalah yang dialaminya.
b. Terapi kelompok
Berfokus pada dukungan dan perkembangan, ketrampilan sosial, atau aktivitas
lain dengan berdiskusi dan bermain untuk mengembalikan keadaan klien karena
masalah sebagian orang merupkan perasaan dan tingkah laku pada orang lain.
c. Terapi musik
Dengan musik klien terhibur, rileks dan bermain untuk mengembalikan
kesadaran pasien.
C. POHON MASALAH
1. PohonMasalah
Intoleransi Aktivitas
Data Objektif :
Badan bau, kotor, berdaki, rambut kotor, gigi kotor, kuku
panjang, tidak menggunakan alat-alat mandi, tidak mandi
dengan benar.
Rambut kotor, berantakan, kumis dan jenggot tidak rapi,
pakain tidak rapi, tifak mampu berdandan, memilih,
mengambil, dan memakai pakaian, memakai sandal,
sepatu, memakai resleting.
Makan dan mnum sembarangan, berceceran, tidak
menggunakan alat makan, tifak mampu (Menyiapkan
makanan, memindahkan makanan ke alat makan,
memegang alat makan, membawa makanan dari piring ke
mulut, mengunyah, menelan makanan secara aman.
BAB & BAK tidak pada tempatnya, tifak membersihkan
diri setelah BAB dan BAK, tifak mampu (Menjaga
kebersihan toilet, menyiram toilet)
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan
1) Kerusakan Integritas Kulit
Definisi : Kerusakan kulit (dermis dan/atau jaringan) atau jaringan (membran mukosa,
kornea, fasia, otot, tedon, tulang, kartilago, kapsul sendi dan/atau ligamen).
(SDKI Hal.282)
3) Intoleransi Aktivitas
Definisi : Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivtas sehari-hari (SDKI
Hal.128)
2. Diagnosa Medis
1) Skizofrenia
Skizofrenia adalah sindrom heterogen kronis yang ditandai dengan pola pikir yang
tidak teratur, delusi, halusinasi, perubahan perilaku yang tidak tepat serta adanya
gangguan fungsi psikososial. (NIC-NOC Jilid 3 Hal.137)
2) Depresi
Menurut Kusumanto (1981), dalam psikologi definisi depresi adalah gejala dan
sindroma perasaan sedih yang bersifat psikopatologis yang disertai dengan hilangnya
minat, kurang energi, dan meningkatnya rasa lelah.
E. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN (TULIS SESUAI DENGAN MASALAH UTAMA)
Dengan Diagnosa Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
Perencanaan
No Rasional
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Townsend, M. C. 2009. Psychiatric Mental Heath Nursing (9th ed). Mosby. Inc.
Fontaine. 2009. Mental Heath Nursing Care (Sixth Edit). New Jersey : Pearson Prentice Hall.
PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik
Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI