Anda di halaman 1dari 6

BAB BERDARAH

Penyebab dan Gejala BAB Berdarah


BAB berdarah dapat dibedakan menjadi hematochezia dan
melena, dengan penyebab serta gejala yang sangat beragam. Di
bawah ini akan dijelaskan masing-masing kondisi beserta gejala
dan penyebabnya.
Hematochezia
Hematochezia disebabkan oleh perdarahan pada saluran
percernaan bagian bawah, terutama di usus besar. Beberapa
kondisi yang dapat mengakibatkan perdarahan saluran
pencernaan bagian bawah adalah:

 Divertikulitis. Divertikulitis adalah peradangan atau infeksi


pada divertikula (kantong-kantong kecil tidak normal yang
terbentuk di saluran pencernaan).
 Radang usus. Radang usus adalah kondisi usus yang
mengalami peradangan. Radang usus juga dapat merujuk
pada dua gangguan saluran pencernaan, yaitu penyakit
Crohn dan kolitis ulseratif.
 Polip. Polip adalah pertumbuhan jaringan abnormal yang
bertangkai dan berukuran kecil, kurang dari 1,5 cm.
 Tumor jinak. Tumor jinak yang tumbuh di usus besar dan
rektum dapat menyebabkan perdarahan.
 Kanker kolon. Kanker kolon merupakan kanker yang
tumbuh di kolon (usus besar).
 Fisura ani. Fisura ani adalah luka terbuka pada saluran
anus atau dubur.
 Wasir atau hemoroid. Wasir adalah pelebaran pembuluh
darah di daerah anus yang berisiko menimbulkan
perdarahan.
Pada penderita hematochezia, darah yang keluar bersama feses
akan terlihat merah. Hal ini karena perdarahan terjadi di area
yang tidak jauh dari dubur, sehingga darah keluar dalam keadaan
masih segar. Hematochezia kadang disertai diare, demam,
perubahan pada frekuensi BAB, sakit perut, dan penurunan berat
badan. Selain dapat keluar bersama feses, darah juga dapat
menetes dari anus.
Segera hubungi dokter bila hematochezia disertai gejala syok,
berupa:

 Mual
 Jumlah urine sedikit
 Pusing
 Pingsan
 Penglihatan kabur
 Kulit pucat dan dingin
 Sesak napas.

Melena
Melena disebabkan oleh perdarahan pada saluran pencernaan
bagian atas. Kondisi yang dapat menimbulkan perdarahan
saluran pencernaan bagian atas, antara lain:

 Pecah varises esofagus. Varises esofagus adalah


pelebaran pembuluh darah vena di area esofagus
(kerongkongan).
 Gastritis. Gastritis merupakan peradangan pada lapisan
pelindung di lambung.
 Tukak lambung. Tukak lambung adalah luka yang
terbentuk di permukaan dalam dinding
 Kanker lambung. Kanker lambung adalah kondisi yang
ditandai dengan pertumbuhan sel kanker pada dinding
lambung.
 Sindrom Mallory-Weiss. Kondisi ini ditandai dengan
robekan pada jaringan di area kerongkongan yang
berbatasan dengan lambung.

Gejala melena adalah feses yang berwarna gelap seperti aspal,


serta bertekstur lunak dan lengket. Feses yang berwarna gelap
disebabkan oleh bercampurnya darah dengan asam lambung,
enzim, atau bakteri di usus besar, sebelum keluar bersama feses.
Melena dapat disertai muntah darah, tubuh terasa lelah, pusing
dan pingsan.

Diagnosis BAB Berdarah


Dokter dapat mendiagnosis BAB berdarah dengan melihat
langsung feses pasien atau melalui pemeriksaan colok dubur.
Dokter juga akan memastikan kondisi pasien dalam keadaan
stabil dengan memeriksa tanda vital, yaitu frekuensi napas,
denyut nadi, suhu tubuh, serta tekanan darah. Untuk memastikan
penyebab dari BAB berdarah, dokter akan menjalankan
pemeriksaan lanjutan berupa:

 Endoskopi. Endoskopi adalah tindakan memasukkan


selang elastis yang dilengkapi kamera (endoskop) ke dalam
tubuh pasien. Tergantung bagian tubuh yang akan diperiksa,
dokter dapat memasukkan endoskop melalui mulut
(gastroskopi), atau melalui dubur (kolonoskopi). Dokter juga
dapat mengambil sedikit sampel jaringan (biopsi) untuk
diperiksa di laboratorium, ketika melakukan endoskopi.
Selain menggunakan alat berbentuk selang, endoskopi
dapat dilakukan dengan menelan kapsul berisi kamera kecil.
Kamera tersebut akan mengambil gambar saluran
pencernaan, kemudian mengirim gambar tersebut ke alat
perekam yang ada di luar tubuh.
 Foto Rontgen dengan kontras barium. Dokter akan
meminta pasien meminum cairan kontras atau pewarna
berbahan barium. Barium akan membantu dokter untuk
melihat saluran pencernaan lebih jelas dalam foto Rontgen.
 Angiografi. Angiografi adalah pemeriksaan foto Rontgen
yang didahului suntik cairan kontras ke pembuluh darah.
Cairan kontras akan membantu dokter melihat dengan lebih
jelas pembuluh darah yang dicurigai mengalami perdarahan.
 Pemeriksaan radionuklir. Pemeriksaan radionuklir
dilakukan dengan menyuntikkan cairan radioaktif ke
pembuluh darah, kemudian dokter akan memonitor aliran
darah pasien melalui kamera khusus.
 Laparotomi. Laparotomi adalah prosedur pembedahan
dinding perut, guna melihat sumber perdarahan, langsung
dari dalam perut.

Pengobatan BAB Berdarah


Pengobatan BAB berdarah tergantung dari banyaknya darah
yang keluar dan penyebab yang mendasarinya. Pengobatan
ditujukan untuk mengatasi kekurangan darah atau anemia,
menghentikan perdarahan, serta mencegah perdarahan kembali
terjadi.
Pada perdarahan skala sedang hingga
berat, hematochezia dapat menimbulkan tekanan darah rendah,
pusing, hingga syok. Pasien dengan gejala tersebut harus segera
diberikan cairan pengganti melalui infus dan transfusi darah.
Kemudian untuk menghentikan perdarahan, dokter akan
menjalankan endoskopi. Selain digunakan untuk menentukan
penyebab dan lokasi perdarahan, endoskopi juga dapat
dimanfaatkan untuk mengatasi perdarahan melalui beberapa
metode berikut ini:

 Electrocauterization. Prosedur ini menggunakan arus listrik


untuk membakar jaringan atau pembuluh darah yang
menyebabkan perdarahan.
 Band ligation. Prosedur ini dilakukan dengan mengikat
wasir atau varises esofagus yang membengkak. Tindakan
ini akan menghambat aliran darah yang menimbulkan
perdarahan.
 Endoscopic intravariceal cyanoacrylate injection. Dalam
prosedur ini, dokter akan menyuntikkan zat khusus,
yaitu cyanoacrylate, di area yang mengalami
perdarahan. Cyanoacrylate adalah perekat sintetis yang
dapat menghentikan perdarahan.

Selain melalui endoskopi, dokter bedah dapat melakukan


tindakan operasi untuk menghentikan perdarahan secara
langsung. Terdapat juga teknik embolisasi, yaitu memasukkan
material khusus ke dalam pembuluh darah melalui kateter untuk
menghentikan perdarahan.
Setelah BAB berdarah teratasi, dokter akan mengobati penyebab
yang mendasarinya agar BAB berdarah tidak kembali terjadi.
Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah:

 Pola diet. Dokter akan menyarankan konsumsi makanan


berserat, seperti buah dan sayur. Bila diperlukan, dokter
akan memberikan suplemen berserat untuk melunakkan
feses.
 Pemberian obat-obatan, seperti:
o Antibiotik
o Obat penurun produksi asam lambung
o Obat kemoterapi
o Obat imunosupresif
o Obat penghambat TNF (tumor necrosis factor)
o Penghambat beta.
 Tindakan medis. Contohnya adalah kolostomi untuk
mengobati kanker kolon, dan radioterapi untuk mengobati
kanker lambung.
Pencegahan BAB Berdarah
Berikut ini adalah upaya yang dapat Anda lakukan untuk
mencegah timbulnya BAB berdarah:

 Konsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang


 Rutin berolahraga
 Menjaga berat badan ideal
 Berhenti merokok
 Rutin memeriksakan tekanan darah dan kolesterol
 Jaga area dubur tetap kering
 Bersihkan dubur dengan air hangat dan sabun yang lembut
 Minum banyak air
 Hindari mengejan terlalu keras saat BAB
 Tidak menunda BAB bila sudah terasa
 Jangan duduk terlalu lama di permukaan yang keras.

Anda mungkin juga menyukai