PP Nomor 54 Tahun 2017 PDF
PP Nomor 54 Tahun 2017 PDF
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
MEMUTUSKAN: . . .
i,#
PRESIDEN
REPUBLIK IN DO N ESIA
-2-
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
5. Anggaran
q.D
PRESIDEN
REPUBLIK IN DON ES IA
-3-
11 . Menteri
PRESIDEN
REPUBLIK IN DON ESIA
-4-
17. Komisaris .
#"i,D
PR F:!J ID EI{
REPUBLIK IhIDONESIA
-5-
BAB II
KEBIJAKAN BUMD
Pasal 2
Pasal 3 .
PRES IOEN
REPUBLIK INDONESIA
-6-
Pasal 3
f. pengangkatan
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-7 -
BAB III .. .
FHt I;ltt1 I
REPLIBIIK INI)ONt' SI/\
-8-
BAB III
PENDIRIAN BUMD
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
PRt_Si tt)t N
REt-'t.l blL.t t( tN t)oNFSlA
-9-
Pasal 6
Bagian Kedua
T\rjuan Pendirian BUMD
Pasal 7
b. menyelenggarakan
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
i0-
Pasal 8
Bagian Ketiga
Pasal 9
(3) Kelayakan
t-Rl slL)EN
REF.,LI L]L I K INI)ON t--SIA
- 11-
Pasal 10
d. dokumen
t-,Rt tilt)t-N
REPt rt-rL_tt( INt )oNL.StA
- t2-
Bagian Keempat
Perda Pendirian BUMD
Pasal I 1
(2)Perda...
q.D
PRESIDEN
REPUBLIK INDON ESIA
-13-
Bagian Kelima
Nama dan Tempat Kedudukan BUMD
Pasa] 12
(1) Perusahaan umum Daerah harus menggunakan nama
yang:
a. belum
PRESIOEN
REPUELIK IN DON ES IA
-14-
Pasal 13
(1) Perusahaan umum Daerah mempunyai tempat
kedudukan di wilayah Daerah pendiri yang ditentukan
dalam Perda pendirian perusahaan umum Daerah.
(2) Tempat
fl|-
|rllt s lt-)EN
tlEF,t rtll.ll( tNDoNt-stA
-15-
Pasal 14
i. sesuai
flD
l)llt SlL)L,N
REPLJ FiL l l'r I N L)c)N t-SlA
16-
Pasal 15
Bagian Keenam
Anggaran Dasar BUMD
Paragraf 1
Pasal 16
Paragral 2
PRESIDEN
REPUBLIK IN DO NESIA
-t7-
Paragraf 2
Anggaran Dasar Perusahaan Perseroan Daerah
Pasal 17
Pasal 18
PRESIDEN
REPU BLIK INDONESIA
-18-
Pasal 18
BAB IV
MODAL BUMD
Bagian Kesatu
Sumber Modal BUMD
Pasal 19
(4) Hibah
REPu JrTn=t'',?Sf;*.r,o
-t9_
Pasal 20
Bagian Kedua
Pasal 21
(2) Penyertaan
#D
PRESIDEN
REPUBLIK iNDONESIA
-20-
Pasal 22
Pasal 23
t,',?55
REP u J.Tnt * . r, o
-2L-
Pasal 23
Bagian Ketiga
Pengurangan Modal Daerah
PasaL 24
(41 Pengurangan
FRE!; IDEN
REPUELIK ll\lDONESIA
-22-
Bagian Keempat
Perubahan Penyertaan Modal Daerah
Pasal 25
Bagian Kelima
Pinjaman
Pasal 26
Bagian Keenam
Hibah
Pasal 27
(2) Ketentuan
],llL(llDEN
llEt'r iltt tl( INDot\EStA
-23-
Bagian Ketujuh
Sumber Modal Lainnya
Pasal 28
BAB V
ORGAN DAN PEGAWAI BUMD
Bagian Kesatu
Organ BUMD
Paragraf 1
Umum
Pasal 29
a. KPM
PRES ILTEN
IIEPUBLItr INDONESIA
-24-
a. KPM;
b. Dewan Pengawas; dan
c. Direksi.
Pasal 30
Paragraf 2
KPM
Pasal 31
Pasal32...
$-,l,ry
I', lft :;tt)t N
REPLJI]t IK INt)()NT SII\
25-
Pasal 32
Paragraf 3
RUPS
Pasal 33
Pasal 34
Pasal 35
#D PRI.-S]tt)LN
REFTLI t]I.I K IN DON b-SIA
-26-
Pasal 35
Paragraf 4
Dewan Pengawas dan Komisaris
Pasal 36
Pasal 37
Pasal 38
c.memahami...
$-.#
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-27 -
.
f berijazah paling rendah Strata I (S-1);
Pasal 39
Pasal 40. . .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-28-
Pasal 40
Pasal 4l
(1) Jumlah anggota Dewan Pengawas ditetapkan oleh KPM
dan jumlah anggota Komisaris ditetapkan oleh RUPS.
(2) Jumlah.
q,,"1-D
Ptlt_ s tL)[N
REPLI r1r. I t( INDON b,-StA
29-
PasaT 42
Pasal 43
b.mengawasi...
fl.#
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-30-
Pasal 44
Pasal 45
anggota .
I'I]LSIL)EN
REtrt lBt lt( tNL)oNESlA
- 31-
Pasal 46
(2) Pemberhentian
['1.![ (;lt)l N
REFjl.ll:lLll( lNt )()NI SlA
-32-
e. mengundurkan diri;
f. tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota
Dewan Pengawas atau anggota Komisaris sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
dan/atau
g. tidak terpilih lagr dalam hal adanya perubahan
kebijakan Pemerintah Daerah seperti
Restrukturisasi, likuidasi, akuisisi, dan pembubaran
BUMD.
Pasal 47
Pasal48...
#!D
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
33-
Pasal 48
Pasal 49
(21 Pelanggaran . .
q,*)
['i][ (ill)1 N
REFUBLII( ll{l )()l{l :;lA
34-
Pasal 50
Pasal 51
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-35-
Pasal 51
Pasal 52
Pasal 53
Pasal 54
PIIESIDEN
RFlat IN INDoNESIA
lL-lt.
36-
Pasal 54
Paragraf 5
Direksi
Pasal 55
Pasal 56
Direksi pada perusahaan Lrmum Daerah diangkat oleh KPM
dan Direksi pada perusahaan perseroan Daerah diangkat oleh
RUPS.
Pasal 57
t',',11',
RE Pr r rl5,'r f; *, =,
o
-37 -
Pasal 57
Pasal 58
trRESIDEN
REPUELIK IN DON ES IA
-38-
Pasal 58
Pasal 59
Pasal 60
f,Fll .,1t")l t{
REPiJiil._ll( lNll )()t\t SIA
39-
Pasal 60
Pasal 61
Pasal62...
tlF{[ SiIUt'.N
REF-,LJ b-lt.I K tN l,)() Nt.stA
-40-
Pasal 62
Pasal 63
a. meninggal dunia;
c. diberhentikan sewaktu-waktu.
Pasal 64
(4) Laporan.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-4t-
(4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) serta
penilaian dan rekomendasi sebagaimana dima-ksud pada
ayat (3) sebagai dasar pertimbangan KPM atau RUPS
untuk memperpanjang atau memberhentikan anggota
Direksi.
(s) Laporan pengurusan tugas akhir masa jabatan anggota
Direksi yang berakhir masa jabatannya dilaksanakan
setelah hasil audit dengan tujuan tertentu atau audit
tahunan dari kantor akuntan publik dan disampaikan
kepada KPM atau RUPS tahunan.
Pasal 65
e. mengundurkan . . .
q,D
PRi: :i lt)t l\
REPUBLII( llrlt)(-lNt 1)lA
_42_
e. mengundurkan diri;
f. tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota
Dewan Pengawas atau anggota Komisaris sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
dan/atau
C
b' tidak terpilih lagr karena adanya perubahan
kebijakan Pemerintah Daerah dalam hal
Restrukturisasi, likuidasi, akuisisi, dan pembubaran
BUMD.
Pasal 66
Pasal 67
(3) Dalam
PRES I DEN
t-lrlPr rL-tt- rK rNDoNESrA
-43-
Pasal 68
Pasal 69
{,*)
t)Rt"stDF_N
REPIJIIL II( INl)ONTSIA
-44-
Pasal 69
Pasal 70
Pasal 71
(1) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan selun:h anggota
Direksi, pelaksanaan tugas pengurusan BUMD
dilaksanakan oleh Dewan Pengawas atau Komisaris.
(2)Dewan...
mPRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
_45_
Pasal 72
a. anggota . . .
#lru
f)l{t:SlL)t-N
REt'tllll l\ INDONESIA
-46-
Pasal 73
Bagian Kedua
Pegawai BUMD
Pasal 74
Pasal 75 .
q,,*}
PIIT-SIDEN
REPLIF]tIK INDONESIA
47-
Pasal 75
Pasal 76
Pasal77
Pasal 78
BAB VI
FRt S l[)t,.N
REI-TLI []L IK INI.)ONT-SIA
-48-
BAB VI
SATUAN PENGAWAS INTERN,
KOMITE AUDIT, DAN KOMITE LAINNYA
Bagian Kesatu
Satuan Pengawas Intern
Pasal 79
Pasal 80
Pasal 81
#pl,t,,t t:ltt)1._N
tlEl'l lt:lt ll( lNl)oNESlA
-49-
Pasal 81
Pasal 82
Pasal 83
Bagian Kedua
Komite Audit dan Komite Lainnya
Pasal 84
(2) Komite
q,D
PRES ILTEN
REPU['JL-IK INDONESIA
-50-
Pasal 85
Pasal 86
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
-51 -
Pasal 86
t2t Dalam hal tidak dibentuk komite audit dan komite lainya
dengan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(i), fungsi komite audit dan komite lainnya dilaksanakan
oleh satuan pengawas intern.
Pasal 87
BAB VII
PERENCANAAN, OPERASIONAL,
DAN PELAPORAN BUMD
Bagian Kesatu
Perencanaan
Paragraf 1
Pasal 88
(1) Direksi wajib menyiapkan rencana bisnis yang hendak
dicapai dalam jangka waktu 5 (lima) tahun.
(2) Rencana .
FRESIDEN
REPUBLIK IN DO N ESIA
-52-
Paragral 2
Rencana Kerja dan Anggaran BUMD
Pasal 89
(2) Rencana .
m PIlESIDEN
l?F-Pt.ltlLltr INDoNESIA
53-
Pasal 90
Bagian Kedua
Operasional BUMD
Paragraf 1
Pasal 9 1
(3) Standar
#!}t-, t{ t- :; il.) E N
REPUEtt il( tNt)()NE StA
-54-
Paragraf 2
Pasal 92
a. transparansi...
PRESIDEN
REPU BLIK IN DO N ESIA
-55-
a. transparansi;
b. akuntabilitas;
c. pertanggungiawaban;
d. kemandirian; dan
e. kewajaran.
(5) Penerapan.
t',',I,,S|r.
F. r:, r r, l,'ino o
^ =,
-56-
Paragraf 3
Pengadaan Barang dan Jasa
Pasal 93
Paragraf 4
Kerjasama
Pasa] 94
(5) Dalam...
PRES I DEN
REPUELIK INDONESIA
-57-
Paragraf 5. .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-58-
Paragraf 5
Pinjaman
Pasa] 95
Bagian Ketiga
Pelaporan
Paragraf 1
Pasal 96
{2) Laporan .
PRESIDEN
REPUBLIK INDON ES IA
-59-
Paragral 2
Pasal 97
l2l Laporart
PRES IDEN
REPUBLIK IN DO N ESIA
-60-
Paragraf 3
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-61 -
Paragraf 3
Laporan Tahunan
Perusahaan Umum Daerah
Pasal 98
b. laporan
REPUBLIK IN DO N ESIA
-62'
Paragrd 4
Laporan Tahunan
Perusahaan Perseroan Daerah
Pasal 99
BAB VIII
PENGGUNAAN LABA BUMD
Bagian Kesatu
Penggunaan Laba
Perusahaan Umum Daerah
Pasal 1OO
(2) Penggunaan .
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
-63-
Pasal 101
(3) Kewajiban .
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
64-
Pasal 102
Pasal 103
(2) Pemberian. .
trREs;tt)t N
REPUBLIh INDONESIA
-65-
Pasal 104
Bagian Kedua
Penggunaan Laba
Perusahaan Perseroan Daerah
Pasal 105
BagianKetiga...
fl,D
PRESIDEN
REPU BLIK INDONESIA
-66-
Bagtan Ketiga
Pasal 106
BAB IX
ANAK PERUSAHAAN BUMD
Pasal 107
b. perusahaan
PRESIDEN
REPUBLIK IN DON ESIA
-67-
BAB X
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
-68-
BAB X
Pasal 108
(7) Penugasan
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-69-
BAB XI
EVALUASI, RESTRUKTURISASI,
PERUBAHAN BENTUK HUKUM,
DAN PRIVATISASI BUMD
Bagian Kesatu
Evaluasi BUMD
Pasal 109
Pasal 11O
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
_70_
Pasal 110
Pasal 111
Bagian Kedua
Restrukturisasi
Paragraf 1
(3) Restrukturisasi
PRESIDEN
REFUBLIK INDONESIA
_71 _
Paragral 2
Cakupan Restrukturisasi
Pasal 113
dilaksanakan melalui:
a. Restrukturisasi internal yang mencakup keuangan,
manajemen, operasional, sistem, dan prosedur;
Bagian Ketiga
Pasal 114
(2) Perubahan
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
72-
Bagian Keempat
Privatisasi
Paragraf 1
Pasal 115
(21 Privatisasi
PRES IDEI.I
REPUBLIK II.IDOI.IESIA
-73-
bertujuan untuk:
a. memperluas kepemilikan masyarakat;
b. meningkatkan efisiensi dan produktivitas;
c. memperkuat struktur dan kinerja keuangan;
d. menciptakan struktur industri yang sehat dan
kompetitif;
e. menciptakan badan usaha yang berdaya saing dan
berorientasi global; dan/ atau
f. menumbuhkan iklim usaha, ekonomi makro, dan
kapasitas pasar.
Paragral 2
Prinsip Privatisasi dan Kriteria
Perusahaan perseroan Daerah
Yang Dapat Diprivatisasi
Pasal 1 16
Pasal 117
Pasal 1 18
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
-74-
Pasal 1 18
Pasal 119
Paragraf 3
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
-75-
Paragraf 3
Pasal 120
Pasal 121
Pasal L22
BAB XII
flD t,'Sotf;
RE pu J.Tnt r . r, o
_76_
BAB XII
PENGGABUNGAN, PELEBURAN, PENGAMBILALIHAN,
DAN PEMBUBARAN BUMD
Pasal 123
Pasal 124
Pasal 125
Pasal 126
BAB XIII
PRESJ IDEN
REPUBLIK INDONESIA
77-
BAB XIII
KEPAILITAN BUMD
Pasal 127
PasalL28...
FRE! I DEN
REPUBLTK il..lDOt{t 5itA
78-
Pasal 128
BAB XIV
Bagian Kesatu
Pembinaan BUMD
Paragraf 1
Pasal 129
b.penyiapan...
PRESIDEN
REPUBLIK IN DON ES IA
-79-
Paragra! 2
Pasal 130
Paragraf 3
Pasal 131
(1) Pemerintah Daerah melakukan pembinaan terhadap
pengurLrsan BUMD.
(2) Pembinaan .
t,'*o55r
REP u J,-Tnt . o
=,
-80-
dilaksanakan oleh:
a. Sekretaris Daerah;
b. pejabat pada Pemerintah Daerah yang melakukan
fungsi pembinaan teknis BUMD; dan
c. pejabat pada Pemerintah Daerah yang melaksanakan
fungsi pengawasan atas permintaan Sekretaris
Daerah.
Pasal 132
Pasal 133
BagianKedua...
mPR ES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
81 -
Bagian Kedua
Pengawasan BUMD
Pasal 134
dilakukan oleh:
a. Pemerintah Daerah;
b. Menteri untuk pengawasan umum; dan
c. menteri teknis atau pimpinan lembaga pemerintah
nonkementerian untuk pengawasan teknis.
Pasal 135
BAB XV .
i,D
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-82-
BAB XV
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 136
Pengurusan perusahaan perseroan Daerah dilakukan sesuai
ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini dan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai
perseroan terbatas.
Pasal 137
BAB XVI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 138
Pasal 139
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-83-
Pasal 139
BAB XVII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 140
Pasal 141
Agar .
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
-84-
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 27 Desember 2Ol7
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd
JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 28 Desember 2Ol7
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
YASONNA H. LAOLY
PENJELASAN
ATAS
TENTANG
I. UMUM
BUMD
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-2-
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasa1 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
PRES IDEN
REPLJBLIh. INDONESIA
-3-
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan "didirikan oleh Pemerintah
Daerah" adalah pendirian BUMD yang ditetapkan dengan
Perda hanya oleh 1 (satu) Pemerintah Daerah.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Hullf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas
Pasal 8
Yang dimaksud dengan "penyediaan kemanfaatan umum" antara
lain:
a. usaha perintisan bempa penyediaan barang dan/atau jasa yang
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat; dan
b. usaha penyediaan pelayanan air minum yang lebih efisien jika
dibandingkan dengan penyediaan oleh perangkat Daerah.
Pasal 9
PRESIDEN
REPU BLIK INDONESIA
-4-
Pasal 9
Ayat (1)
Huruf a
Kebutuhan Daerah dikaji melalui studi yang mencakup
aspek pelayanan umum dan kebutuhan masyarakat,
antara lain air minum, pasar, dan transportasi.
Huruf b
Cukup jelas.
Ayat (21
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (a)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Yang dimaksud dengan "bagian dari kebijakan RPJMD" adalah
bahwa BUMD tersebut merupakan cara atau strategi untuk
mencapai tujuan RPJMD.
Ayat (6)
Cukup je1as.
Pasal 10
Ayat (l)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Hurufa
Cukup jelas.
Hurufb
Cukup jelas.
Hun-rf c
PRES I DEN
REPUBLIK INDONESIA
5-
Huruf c
Cukup jelas.
Humf d
Yang dimaksud dengan "dokumen Perda tentang
APBD' antara lain ringkasan APBD dan daftar
penyertaan modal Daerah.
Hunrf e
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (a)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Ketentuan mengenai penulisan nama BUMD perusahaan
umum Daerah dimaksudkan untuk membedakan dengan
penrsahaan swasta. Sebagai contoh: perusahaan umum
Daerah YYZ atau Pemmda yyz.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
t,'*ootf;
*. u J.T,i t . r, o
"
-6-
Pasal 14
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (21
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan "APBD" meliputi pula proyek
APBD yang dikelola oleh BUMD dan/atau piutang
Daerah pada BUMD yang dijadikan sebagai penyertaan
modal Daerah.
Huruf b
PRES IDEN
REPLJBLIK INDONESIA
-7 -
Huruf b
Yang dimalsud dengan "konversi dari pinjaman,,
adalah pinjaman Daerah yang dikonversi dalam bentuk
penyertaan modal Daerah pada BUMD.
Ayat (3)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Yang dimaksud dengan ,,sumber lainnya,, adalah
pinjaman yang berasal dari lembaga keuangan bank
atau nonbank sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Huruf a
Yang dimaksud dengan "kapitalisasi cadangan,, adalah
penambahan modal disetor yang berasal dari
cadangan.
Huruf b
Yang dimaksud dengan ,.keuntungan revaluasi aset,,
adalah selisih revaluasi aset yang berakibat naiknya
nilai aset.
Huruf c
PRES I DEN
REFUBLIK INDONESIA
-8-
Huruf c
Yang dimaksud dengan "agio saham,, adalah selisih
lebih dari penjualan saham dengan nilai nominalnya.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukurp jelas.
Huruf c
Penugasan Pemerintah Daerah kepada BUMD harus
disesuaikan dengan jenis penugasan pemerintah
Daerah dan tujuan BUMD.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "rencana bisnis BUMD" adalah
rincian kegiatan dengan jangka waktu paling singkat 3 (tiga)
tahun atau yang disebut bussfness plan.
Pasal 24
Ayat (1)
Ayat(21 ...
#D
*."rJ.TFt,',?Sf;".r,o
-9-
Ayat (21
Cukup je1as.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31
Cukup jelas.
Pasal 32
Cukup jelas.
Pasal 33
Cukup jelas.
Pasal 34
Cukup jelas.
Pasal 35
Cukup jelas.
Pasal 36. . .
PRESIDEN
I]EPIIIILIK INDONESIA
- 10-
Pasal 36
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan ''unsur independen" adalah anggota
yang tidak ada
Dewan Pengawas atau anggota Komisaris
hubungan keluarga atau hubungan bisnis dengan
Direksi maupun pemegang saham.
Ayat (2)
Pejabat Pemerintah Pusat dan pejabat Pemerintah Daerah
diprioritaskan dalam rangka evaluasi, pembinaan dan
pengawasan BUMD.
Pasal 37
Cukup jelas.
Pasal 38
Cukup jelas.
Pasal 39
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud 'lembaga profesional" adalah
dengan
lembaga pemerintah atau swasta yang berkompeten di
bidangnya.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 40
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayar 12)
t,',?ou}
*. J,-Tnt *. r, o
",
- 11-
Ayat (2)
Pasal 41
Cukup jelas.
Pasal 42
Cukup jelas.
Pasal 43
Cukup jelas.
Pasal 44
Cukup jeias.
Pasal 45
Cukup jelas.
Pasal 46
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (21
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
t,',?Sf;
*. J.Tnt . u r, o
",
-t2-
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya
seperti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah yang mengatur bahwa anggota
DPRD dilarang merangkap jabatan sebagai pegawai
BUMD atau badan lain yang anggarannya bersumber
dari APBD.
Huruf g
Cukup jelas.
Pasal 47
Cukup jelas.
Pasal 48
Cukup je1as.
Pasal 49
Ayat (i)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
PRES IIJi I I
REFUBLIK ll lDOt'll:1ill\
-13-
Huruf c
Yang dimaksud dengan "dapat menimbulkan konflik
kepentingan" adalah kondisi anggota Dewan Pengawas
atau anggota Komisaris yang memiliki kepentingan
pribadi untuk menguntungkan diri sendiri dan/atau
orang lain dalam penggunaan wewenang sehingga
dapat mempengaruhi netralitas dan kualitas
keputusan dan/atau tindakan yang dibuat dan/atau
dilakukannya.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 50
Cukup jelas.
Pasal 51
Cukup jelas.
Pasal 52
Cukup jelas.
Pasal 53
Cukup jelas.
Pasal 54
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "keadaan tertentu" adalah keadaan
mendesak yang membutuhkan keputusan secara cepat dan
tidak mungkin diadakan rapat.
Ayat(3) ...
t,',?Sf;
*. u J.Tnt *.., o
"
-L4-
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 55
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan'pengurusan" adalah kegiatan yang
dilakukan oleh Direksi dalam upaya mencapai maksud dan
tujuan BUMD.
Ayat (21
Cukup jelas.
Pasal 56
Cukup jelas.
Pasal 57
Cukup jelas.
Pasal 58
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (21
Ayat (2)
REPUBLIK INDONESIA
_ 15_
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 60
Cukup jelas.
Pasal 61
Cukup jelas.
Pasal 62
Cukup jelas.
Pasal 63
Cukup jelas.
Pasal 64
Cukup jelas.
Pasal 65
Cukup jelas.
Pasal 66
Cukup jelas.
Pasal 67
Ayat (l)
Huruf a
Cukup jelas.
Hun-rf b
Cukup jelas.
Hurufc.
q,D
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 16-
Huruf c
Yang dimaksud dengan "dapat menimbulkan konflik
kepentingan" adalah kondisi anggota Direksi yang
memiliki kepentingan pribadi untuk menguntungkan
diri sendiri dan/atau orang lain dalam penggunaan
wewenang, sehingga dapat mempengaruhi netralitas
dan kualitas keputusan dan/ atau tindalan yang
dibuat dan/atau dilakukannya.
Ayat (21
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 68
Cukup jelas.
Pasal 69
Cukup jelas.
Pasal 70
Ayat (l)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan 'keadaan tertentu' adalah keadaan
mendesak yang membutuhkan keputusan secara cepat dan
tidak mungkin diadakan rapat.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 71
Cukup jelas.
Pasa].72...
PRESIOEN
R EPIJ B LIK IN OON ESIA
-17-
PasaL 72
Cukup jelas.
Pasal 73
Cukup jelas.
Pasal74
Cukup jelas.
Pasal 75
Cukup jelas.
Pasal 76
Cukup jelas.
Pasal 77
Cukup jelas.
Pasal 78
Cukup jelas.
Pasal 79
Ayat (l)
Yang dimaksud dengan "satuan pengawas intern" adalah
unit yang dibentuk oleh direktur utama untuk memberikan
jaminan (assurance) yang independen dan obyektif atas
pelaporan keuangan serta melakukan kegiatan konsultasi
bagi manajemen dengan tujuan untuk meningkatkan nilai
(ualue) dan memperbaiki operasional BUMD melalui evaluasi
dan peningkatan efektivitas manajemen resiko,
pengendalian, dan tata kelola perusahaan. Bentuk satuan
pengawas intern menyesuaikan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang mengatur sektor usaha yang
bersangkutan, misalnya dalam bidang perbankan, satuan
pengawas intern dipimpin oleh direktur kepatuhan.
Ayat (2) .
t,'*oot5
*. u J.Tnt *. r, o
"
-18-
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (s)
Cukup jelas.
Pasal 80
Cukup jelas.
Pasal 81
Cukup jelas.
Pasal 82
Cukup jelas.
Pasal 83
Cukup jelas.
Pasal 84
Cukup jelas.
Pasal 85
Cukup jelas.
Pasal 86
Cukup jelas.
Pasal 87
Cukup jelas.
Pasal 88
Cukup jelas.
Pasal 89
Cukup jelas.
Pasal 90
Cukup jelas.
Pasal 91
Cukup jelas.
Pasal 92 . .
PRESIDEN
REPUBLIK INDO N ESIA
-L9-
Pasal 92
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat 12\
Huruf a
Yang dimaksud dengan prinsip ,,transparansi,, adalah
keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan
keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapkan
informasi yang relevan mengenai perusahaan.
Huruf b
Yang dimaksud dengan prinsip "akuntabilitas" adatah
kejelasan fungsi, pelaksanaan, dan
pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan
perusahaan terlal<sana secara efektif.
Huruf c
Yang dimaksud dengan prinsip "pertanggunglawaban,,
adalah kesesuaian dalam pengelolaan perusahaan
terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsip
korporasi yang sehat.
Huruf d
Yang dimaksud dengan prinsip .'kemandirian,, adalah
keadaan dimana perusahaan dikelola secara
profesional tanpa benturan kepentingan dan
pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan prinsip korporasi yang sehat.
Huruf e
P}iESIDEN
REPUt3L IK INDONESIA
-20-
Huruf e
Yang dimaksud dengan prinsip "kewajaran" adalah
keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak
pemangku kepentingan (stakeholdersl yang timbul
berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-
undangan.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (a)
Manual Tata Kelola Perusahaan Yang Baik diantaranya
memuat manual pengunrs (board manuat), manual
manajemen risiko, sistem pengendalian intern, sistem
pengawasan intern, mekanisme pelaporan atas dugaan
penyimpangan pada BUMD yang bersangkutan, tata kelola
teknologi informasi, dan pedoman perilaku etika lcode of
conducfl.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 93
Cukup jelas.
Pasal 94
Cukup jelas.
Pasal 95
Cukup jelas.
Pasal 96
Cukup jelas.
Pasal 97
Cukup jelas.
Pasal 98
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-2t -
Pasal 23
Bagian Ketiga
Pengurangan Modal Daerah
Pasal24
(1) Pengurangan modal Daerah pada BUMD dapat dilakukan
sepanjang tidak menyebabkan kepemilikan saham di
bawah 51% (lima puluh satu persen) oleh 1 (satu) Daerah.
(41 Pengurangan
PRESIDEN
REPUBLIK IN OONESIA
-22-
Pasa1 109
Cukup jelas.
Pasal 110
Cukup jelas.
Pasal 111
Cukup jelas.
Pasal 112
Cukup jelas.
Pasal 113
Ayat (1)
Restrukturisasi regulasi ditujukan kepada penyesuaian
produk hukum daerah untuk menciptakan iklim usaha yang
sehat sehingga terjadi kompetisi, elisiensi dan pelayanan
yang optimal.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup je1as.
Pasal 114
Cukup jelas.
Pasal 115
Cukup jelas.
Pasal 116
Cukup jelas.
Pasal l17
Cukup jelas.
Pasal 118
Cukup jelas.
Pasal 119
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-23-
Pasal 119
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan ,,penjualan saham kepada
pelanggan" adalah penjualan sebagiah saham BUMD
kepada pelanggan BUMD yang bersangkutan secara
langsung atau yang disebut custamer stock ountership
plans (CSOps).
Huruf b
Yang dimaksud dengan "penjualan saham kepada
pegawai BUMD" adalah penjualan sebagian saham
BUMD kepada pegawai BUMD yang bersangkutan
secara langsung atau yang disebut emplogee stnck
ownership plan (ESOp).
Huruf c
Yang dimaksud dengan "penjualan saham berdasarkan
ketentuan pasar modal,, antara lain penjualan saham
melalui penawaran umum atau yang disebut Inihal
Public Offering, penerbitan obligasi konversi, dan efek
lain yang bersifat ekuitas. Termasuk dalam pengertian
ini adalah penjualan saham kepada mitra strategis
(direct placemenQ ba$ BUMD yang telah terdaftar di
bursa.
Huruf d
Yang dimaksud dengan ,,penjualan saham langsung
kepada investor,, adalah penjualan sal.am kepada
mitra strategis atau yang disebut direct placement atau
kepada investor lainnya termasuk /ina ncial inuestor.
Ayat (2J
PRES IDI-N
REPUBLIK INDONESIA
24-
Ayat (21
Cukup jelas.
Pasal 120
Cukup jelas.
Pasal 121
Cukup jelas.
Pasal 122
Cukup jelas.
Pasal 123
Cukup jelas.
Pasal 124
Cukup jelas.
Pasal 125
Cukup jelas.
Pasal 126
Cukup jelas.
Pasal 127
Cukup jelas.
Pasal 128
Cukup jelas.
Pasal 129
Cukup jelas.
Pasal 130
Cukup jelas.
Pasal 131
Cukup jelas.
Pasal 132
Cukup jelas.
Pasal 133
PRESIDEN
REPUBLIK IN DON ES IA
_25_
Pasal 133
Cukup jelas.
Pasal 134
Cukup jelas.
Pasal 135
Cukup jelas.
Pasal 136
Cukup jelas.
Pasal 137
Cukup jelas.
Pasal 138
Cukup jelas.
Pasal 139
Cukup jelas.
Pasal 140
Cukup jelas.
Pasal 141
Cukup jelas.