Anda di halaman 1dari 10

[ SALINAN J

'· .::::,_

~-"'~

BUPATI LAMONGAN
PROVINS! JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI LAMONGAN


NOMOR 28 TAHUN 2021

TENTANG

PENGELOLAAN PINJAMAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LAMONGAN,

Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 98 ayat


(4) Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 4
Tahun 2019 tentang Perusahaan Umum Daerah Air
Minum Kabupaten Lamongan, Pasal 114 ayat (4)
Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 5
Tahun 2019 tentang Perusahaan Umum Daerah Aneka
Usaha Lamongan Jaya Kabupaten Lamongan, dan
Pasal 114 ayat (4) Peraturan Daerah Kabupaten
Lamongan Nomor 7 Tahun 2019 tentang Perusahaan
Umum Daerah Pasar Kabupate n La mo nga n , rerlu
menetapkan Peraturan Bupati tentang Pengelol aan
Pinjaman Badan Usaha Milik Daerah .

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentan g


Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten di
Lingkungan Provinsi Jawa Timur (Diumumkan
dalam Berita Negara pada tanggal 8 Agustus 1950)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas
Wilayah Kotapraja Surabaya dan Daerah Tingkat II
Surabaya dengan m engubah Und a n g-U nd a n g
Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembe ntukan
Dae ra h - Daerah Kota Besar dalarn Lin gk un gc1 11
Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, J awa Baral
dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Lembaran Negara
2

Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19,


Tam bahan Lem bar an Negara Republik Indones ia
Nomor 2730) ;
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 ten tang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 15 Ta h u n 20 19
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2011 ten ta ng Pembe ntuka n Pera tu ran
Perundang-Undan gan (Lemba ran Ne gara Repu blik
Indonesia Tahun 201 9 Nom or 18:-3, Ta m ba ha n
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 639 8) ;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 te n ta ng
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244 , Ta mba h a n
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Und a n g
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Peme rinla h a n
Daera h (Lembaran Negara Republik Indon esia
Tahun 2015 Nomor 58 , Tambaha n Lemba ra n
Nega ra Republik Indon esia Nomor 5679 );
4. Pera turan Pem e rinla h Nomor 54 Ta hu n 2017
tentang Sadan Usaha Milik Daerah (Le mbaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor
305 , Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6173);
5. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Ta hun
2011 ten tang Pembentukan Peraturan Perund a n g-
undangan (Lembaran Negara Republik In donesia
Tahun 2014 Nomor 199);
6. Pe ra tura n Me nteri Da la m Nege ri Nomor 80 Ta hun
201 5 ten ta n g Pembentuka n Prociuk Hukum Dac ra h
(Serita Negara Republik Indonesia Ta hun 20 15
Nomor 2036) s e bagaimana telah diubah d en gan
Peraturan Menteri Da lam Negeri Nomor 120 Ta hun
2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Men te ri
Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentan g
Pembentukan Produk Hukum Daerah (Serita
3
.,

Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor


157);
7 . Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 118 Ta hun
2018 ten tang Rencana Bisnis, Rencana Kerja dan
Anggaran, Kerja Sama, Pelaporan dan Eva luas i
Sadan Usaha Milik Daerah (Serita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 155);
8 . Peraturan Daerah Kabupate n Lamongan Nomor 4
Tahun 2018 tentang Pedoman Pe mben tu kan
Produk Hukum Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Lamongan Kabupaten Lamongan Tahun
2018 Nomor 4);
9. Peraturan Daerah Kabupaten Lamonga n Nom or 17
Tahun 2018 tentang Badan Usaha Milik Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Lamongan Tahun
2018 Nomor 17) .

MEMUTUSKAN :

Men etapkan PERATURAN BUPATI TENTANG PENGELOLAAN


PINJAMAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

BAB I
KETENTUAN UMUM

Bagian Kesatu
Pengertian
Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:


1. Daerah adalah Kabupaten Lamongan .
2. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik
Indonesia yang memegang kekuasaan
pemerintahan negara Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Und a n g-Unda n g
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3 . Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten
Lamongan.
4 . Bupati adalah Bupati Lamongan .
5 . Kepala Daerah Yang Mewakili Pemerintah Daerah
Dalam Kepemilikan Kekayaan Dae ra h Ya ng
Dipisahkan Pada Perusahaan Umum Daerah ya n g
selanjutnya disingkat KPM a dal a h organ
4

perusahaan umum Daerah yang memegang


kekuasaan tertinggi dalam perusahaan umum
Daerah dan memegang segala kewenangan ya ng
tidak diserahkan kepada Direksi atau Dewan
Pengawas .
6 . Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya
disingkat RUPS adalah organ perusahaan
perseroan Daerah yang memegang kekuasaan
tertinggi dalam perusahaan perseroan Daerah dan
memegang segala wewenang yang tidak diserahkan
kepada Direksi atau Komisaris.
7. Badan Usaha Milik Daerah yang se lanjutnya
disingkat BUMD, adalah Bad an Usa ha Milik
Daerah Kabupaten Lamongan .
8. Dewan Pengawas adalah Dewan Pengawas BUMD
Kabupaten Lamongan.
9. Direktur adalah Direktur BUMD Ka bupa te n
Lamongan.
10. Pinjaman/utang BUMD yang selanjutnya disebut
pmJaman adalah semua trnsakasi yang
mengakibatkan BUMD menerima sejumlah u a n g
dari pihak lain sehingga BUMD tersebut dibebani
kewajiban untuk membayar kembali .
11. Pinjaman jangka pendek adalah pinjaman dalam
ja ngka waktu paling lama 1 (satu) tahun terhitung
mulai tanggal penandatanganan perjanjian
pinjaman.
12. Pinjaman jangka panjang adalah pinjama n dalam
jangka waktu lebih d a ri 1 (satu) Lahun e rhiLu ng
mulai tanggal penandatanganan perJ a nJt an
pmJaman.
13. Ajang Piutang (factoring) BUMD adalah pinjaman
jangka pendek dengan cara pengalihan hak tagih
piutang BUMD yang bersumber dari pendapatan
BUMD kepada pihak lain.
14 . Rencana Bisnis dan Anggaran BUMD yang
selanjutnya disingkat RBA adalah dokume n
pe re ncanaan Bisnis da n Pe ngaa nggaran Ta h unan
yang berisi program , kegiatan, target kinerja, dan
Anggaran BUMD .
5

Bagian Kedua
Ruang Lingkup
Pasal 2

Ruang lingkup Peraturan Bupati ini m elipu ti:


a . prinsip pinjaman;
b. kebijakan pinjaman ;
c. jenis pinjaman;
d . sumber pinjaman;
e. besaran dan persyaratan pinjaman;
f. pelaksanaan pinjaman .

BAB II
PRINSIP PINJAMAN

Pasal 3

Pinjaman pada BUMD dilaksanakan dengan pnns1p


sebagai berikut:
a. transparan;
b. akuntabel;
c. efisiensi dan efektif;
d. kehati-hatian;dan
e. taat kepada ketentuan peraturan perundang
undangan.

BAB III
KEBIJAKAN PINJAMAN

Pasal4

(1) BUMD dapat melakukan pinjaman dari lembaga


keuangan, Pemerintah Pusat, Pemerintah Dae ra h ,
dan sumber dana lainnya dari dalam negeri untuk
pengembangan usaha dan investasi.
(2) Dalam hal pinjaman sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), mempersyaratkan jaminan , aset BUMD
yang berasal dari basil usaha dapat dijadikan
jaminan untuk mendapatkan pinjaman .
(3) Dalam hal BUMD melakukan pmJaman
se bagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada
Pemerintah Daerah tidak dipersyaratkan jaminan .
6

(4) Barang Milik Daerah tidak dapat dijadikan sebaga i


jaminan pinjaman .

BAB IV
SUMBER PINJAMAN

Pasal 5

(1) Pinjaman BUMD dapat bersumber dari:


a. Pemerintah Pusat;
b. Pemerintah Daerah Lain;
C. BUMN/BUMD;
d. lembaga keuangan bank;
e. lembaga keuangan bukan ba nk ;
f. masyarakat;
g. pihak luar negeri .
(2) Pinjaman BUMD yang bersumber dari Pemerin tah
Pusat atau Pemerintah Daerah lain sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huru r b ,
dilaksanakan melalui Pemerintah Dae ra h .
(3) Pinjaman BUMD yang bersumber dari luar negeri
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g,
dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah melalui
Pemerintah Pusat.

BAB V
JENIS PINJAMAN

Pasal 6

Jenis pinjaman dapat berupa:


a. pinjaman jangka pendek;
b. pinjaman jangka panjang.

Pasal 7

( 1) Pemanfaatan pinjaman yang berasal dari perikatan


pinjaman jangka pendek sebagaiman a dimaksud
dalam Pasal 6 huruf a, hanya untuk biava
operasional termasuk keperluan menutup d d isiL
kas.
7

(2) Pinjaman jangka pendek berupa:


a . dana talangan dari APBD dengan
memperhatikan ketentuan peraturan
perundang-undangan ten tang pengelol aa n
keuangan daerah;
b . anjak piutang BUMD;
c. bentuk pinjaman jangka pendek lainnya .
(3) Pembayaran atas dana talangan dari APSD
sebagaimana dimaksud pada aya t (2 ) h u ru f 8 .
disetorkan kepada kas daerah.
(4) Pembayara n kemba li pmJaman be rupa anja k
piuta ng BUMD d a n be ntuk pinj a m an ja ngka
pendek lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b dan huruf c sesuai dengan perj a nj ian
pmJaman.
(5) Realisasi pembayaran pmJaman s ebaga ima na
dimaksud pad a ayat ( 1) dilaporkan dalam la po ra n
keuangan BUMD tahun berkenaan.

Pasal8

(1) Pe ma n faa ta n pinj ama n yan g bcrasa l d ari pcrikc.1Lc.111


pinjaman jangka panjang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 huruf b, dipergunakan hanya untuk
pengeluaran investasi / mod a l.
(2) Pembayaran kembali pinjaman jangka pa njan g
yang meliputi pokok pinjaman, bunga dan / a ta u
biaya-biaya lainnya terkait perjanjian pinjaman ,
dilunasi sesuai dengan persyaratan yang te lah
ditentukan dalam perjanjian pinjaman .
(3) Penganggaran pembayaran pinjaman sebagaima n a
dimaksud pada ayat (2) , untuk pinj a m a n ya ng
terjadi setelah APBD ditetapkan diangga rka n pa da
pergeseran d a n/ a tau perubahan RBA pada tahun
a n ggara n berke naa n d a n dil a porka n d a la m la pora n
keu a n gan BUMD tahun anggaran berken aan ser ta
di a n ggarkan kemba li d a la m RSA BUMD untuk
tahun anggaran berikutnya.
(4) Realisa si pembayara n s e ba ga ima n a dimaks ud pa da
ayat (2) dilaporkan dalam laporan keu a nga n SUMO
tahun anggaran berkenaan.
8

BAB VI
BESARAN DAN PERSYARATAN PINJAMAN

Pasal9

(1) Setiap pinjaman harus mendapatkan persetujuan


KPM/RUPS.
(2) BUMD yang melakukan pinjaman wajib memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. besaran jumlah pinjaman yang diizinkan paling
banyak 50% (lima puluh persen) dari jumlah
realisasi penerimaan kas pendapatan BUMD
tahun sebelumnya;
b. apabila BUMD akan mengajukan kemba li
pinjaman tetapi pinjaman sebelumnya belum
lunas, maka jumlah pinjaman yang diizinkan
sebesar sisa pinjaman sebelumnya ditambah
jumlah pinjaman baru tidak melebihi 50%
(lima puluh persen) dari jumlah realisasi
penenmaan kas pendapatan BUMD tahun
sebelumnya;
c. persyaratan lainnya sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan dalam perjanjian pinjaman
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan.
(3) Dalam hal pinjaman diajukan kepada Pemerintah
Pusat, selain memenuhi persyaratan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), BUMD wajib memenuhi
persyaratan tidak mempunyai tunggakan atas
pengembalian pmJaman yang be rsumber dari
Pemerintah Pusat.

Pasal 10

(1) Dalam hal pmJaman jangka panJang yang


kewajiban pembayarannya dibebankan kepada
anggaran yang bersumber dari pendapatan BUMD,
pengajuan pinjaman dapat dilaksanakan setelah
terlebih dahulu dilakukan studi kelayakan .
(2) Dalam hal pmJaman jangka panJang yang
kewajiban pembayarannya dibebankan kepada
APBD, pengajuan pinjaman dilaksanakan oleh tim
yang dibentuk oleh Bupati dan terlebih dahulu
9

dilakukan studi kelayakan serta dapat melibaLkan


pihak lain diluar pemberi pmJaman un tuk
melaksanakan due diligence dan/ a tau manaj emen
pengelolaan atas rencana dan/ atau pelaksa n aan
pinjaman jangka panjang terse but.
(3) Studi kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) sekurang-kurangnya memuat aspek
hukum, aspek keuangan, dan aspek sosial.

BAB VII
PELAKSANAAN PINJAMAN

Pasal 11

(1) Direktur m enyampa ika n rencana pen gaJua n


pinjaman kepada Dewan Pengawas dan ditua ngka n
dalam Notulen Rapat/Berita Acara.
(2) Direktur memilih pemberi pmJaman yan g
menawarkan ketentuan dan persyaratan yang
paling mengun tungkan bagi BUMD.
(3) Direktur menyampaikan usulan pen gaJ u a n
pmJaman yang memuat antara lain rencan a
penggunaan pinjaman untuk m endapatka n
persetujuan tertulis dari KPM/RUPS.
(4) BUMD wajib membayar bunga dan pokok u tang
yan g telah jatuh tempo a tas pmJ a m a n ya ng
pembayarannya dibebankan kepada penda patan
BUMD .
(5) Hak tagih pinjaman/utang BUMD m e nj a d i
kedaluwarsa setelah 5 (lima) tahun sejak pinjama n
tersebut jatuh tempo, kecuali diteta pka n lain
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(6) J a tuh tempo sebaga imana dimaksud pa d a ayat (5),
dihitung sejak tanggal 1 Januari tahun berikutnya.
(7) Direktur dapat m ela kuka n pe la m pauan
pembayaran bunga dan pokok s epa nj a n g tidak
m elebihi nilai ambang batas yang telah di teta pka n
dala m RBA.

Pa s a l 12

(1) Pinjaman dilaksanakan berdasa rka n atas


Kesepakatan Bersama antara pemberi pinj a m a n
10

dengan BUMD sebagai penerima pmJaman yang


dituangkan dalam perjanjian pinjaman.
(2) Perjanjian pinjaman sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditandatangani oleh Direktur dan pimpinan
pemberi pinjaman.
(3) Perjanjian pinjaman sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) paling sedikit memual:
a . identitas para pihak;
b. peruntukan pinjaman;
c. nilai pinjaman;
d. hak dan kewajiban;
e . tata cara pembayaran;
f. jangka waktu perjanjian;
g. penyelesaian sengketa; dan
h. keadaan kahar (force majeure).
(4) Pinjaman jangka panjang yang kewajiban
pembayarannya dibebankan kepada APBD
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2),
perjanjian pinjaman ditandatangani oleh Bupa ti
atau Pejabat ya ng be rwenang yang ditunjuk d e nga n
pemberi pinjaman.

BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 13

Peraturan Bupati m1 mulai berlaku pada tanggal


diundangkan.

Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan


pengundangan Peraturan Bupati 1m dengan
menempatkannya dalam Serita Daerah Ka bupupa ten
Lamongan .

Ditetapkan di Lamongan
pada tanggal 2 Juni 2021

Diund angkan di Lamongan


BUPATI LAMONGAN,
p ada t anggal 2 Juni 2021
ttd.
SEKRETARIS DAERAH YUHRONUR EFENDI
KABUPATEN LAMONGAN,
ttd.
i dengan aslinya
ARIS MUKIYONO ~ IAN HUKUM ,

SERITA DAERAH KABUPATEN LAMONGAN


TAH UN 2021 NOMOR 28 SIYANTO
14 198801 1 001

Anda mungkin juga menyukai