Anda di halaman 1dari 11

SAMPLING

1. Pengertian Sampling
Sampling adalah suatu proses mengambil sebagian kecil dari pada suatu subjek
yang besar sehingga isi dari pada bagian yang kecil tersebut akan mewakili
keseluruhannya. namun hampir seluruh mikrofosil mempunyai satu sifat fisik yang
sama, yaitu ukurannya yang sangat kecil dan kadang sangat mudah hancur, sehingga
perlu perlakuan khusus dalam pengambilannya. Sangat diperlukan ketelitian serta
perhatian dalam pengambilan sampel, memisahkan dari material lain, lalu
menyimpannya di tempat yang aman dan terlindung dari kerusakan secara kimiawi dan
fisika.
Secara spesifik, sampling dapat dikatakan sebagai sekumpulan material yang
dapat mewakili jenis batuan, formasi, atau badan bijih (endapan) dalam arti kualitatif
dan kuantitatif dengan pemerian (deskripsi) termasuk lokasi dan komposisi dari batuan,
formasi, atau badan bijih (endapan) tersebut. Proses pengambilan sampling tersebut
disebut sampling (pemercontohan).
Pemilihan metode sampling dan sejumlah sampling yang akan diambil
tergantung pada beberapa faktor, antara lain :
1. Tipe endapan, pola penyebaran, serta ukuran endapan.
2. Tahapan pekerjaan dan prosedur evaluasi,
3. Lokasi pengambilan sampling (pada zona mineralisasi, alterasi, atau barren),
4. Kedalaman pengambilan sampling, yang berhubungan dengan letak dan
kondisi batuan induk.
5. Anggaran untuk sampling dan nilai dari bijih.
Beberapa prosedur sampling pada berbagai sekuen sedimentasi dapat dilakukan,
seperti :
a. Spot Sampling, dengan interval tertentu merupakan metode terbaik untuk
penampang yang tebal dengan jenis litologi yang seragam, seperti pada lapisan
batugamping. Pada metode ini dapat ditambahkan channel sample (sampel
paritan) sepanjang kurang lebih 30 cm pada setiap interval 1,5 meter.
b. Channel sample, dapat dilakukan pada penampangg lintasan yang pendek 3 – 5 m,
pada litologi yang seragam atau pada perselingan batuan dan dilakukan setiap
perubahan unit litologi.
Adapun jenis-jenis dari sampel disini ada 2 macam, yaitu antara lain :
1. Sampel permukaan, sampel yang diambil langsung dari pengamatan singkapan
di lapangan. Lokasi & posisi stratigrafinya dapat diplot pada peta.
2. Sampel bawah permukaan, sampel yang diambil dari suatu pemboran.
Beberapa hal kesalahan yang mungkin terjadi dalam sampling, antara lain :
1. Salting, yaitu peningkatan kadar pada sample yang diambil sebagai akibat
masuknya material lain dengan kadar tinggi ke dalam contoh.
2. Dilution, yaitu pengurangan kadar akibatnya masuknya waste ke dalam sample.
3. Erratic high assay, yaitu kesalahan akibat kekeliruan dalam penentuan posisi
(lokasi) sampling karena tidak memperhatikan kondisi geologi.
4. Kesalahan dalam analisis kimia, akibat sample yang diambil kurang representatif.

2. Metode Pengambilan Sampling


1. Channel dan Chip Sampling
Channel sampling adalah suatu metode (cara) pengambilan sample dengan
membuat alur (channel) sepanjang permukaan yang memperlihatkan jejak bijih
(mineralisasi). Alur tersebut dibuat secara teratur dan seragam (lebar 3-10 cm,
kedalaman 3-5 cm) secara horizontal, vertikal, atau tegak lurus kemiringan lapisan.
Ada beberapa cara atau pendekatan yang dapat dilakukan dalam mengumpulkan
fragmen-fragmen batuan dalam satu conto atau melakukan pengelompokan conto
(sub-channel) yang tergantung pada tipe (pola) mineralisasi, antara lain :
a. Membagi panjang channel dalam interval-interval yang seragam, yang
diakibatkan oleh variasi (distribusi) zona bijih relatif lebar. Contohnya pada
pembuatan channel dalam sumur uji pada endapan laterit atau residual.
b. Membagi panjang channel dalam interval-interval tertentu yang diakibatkan
oleh variasi (distribusi) zona mineralisasi.
c. Untuk kemudahan, dimungkinkan penggabungan sub-channel dalam satu
analisis kadar atau dibuat komposit.
d. Pada batubara atau endapan berlapis, dapat diambil channel sampling per
tebal seam (lapisan) atau ply per ply (jika terdapat sisipan pengotor).
Chip sampling (contoh tatahan) adalah salah satu metode sampling dengan
cara mengumpulkan pecahan batuan (rock chip) yang dipecahkan melalui suatu
jalur yang memotong zona mineralisasi dengan menggunakan palu atau pahat.
Jalur sampling tersebut biasanya bidang horizontal dan pecahan-pecahan batuan
tersebut dikumpulkan dalam suatu kantong sample.
Suatu single sample biasanya dibatasi oleh kira-kira 5 feet channel yang
dipotong, spacing dari pada channel adalah sangat penting, intervalnya haruslah
serapat mungkin intuk mendapatkan bagian yang representative daripada
keseluruhannya. Pada umumnya untuk bijih yang lebih kaya dan tidak beraturan
diambil sample dengan spacing yang lebih rapat dan untuk bijih yang lebih
uniform intervalnya dapat diambil lebih besar. Apabila memungkinkan adalah
lebih baik dengan membuat channel dengan interval yang beraturan.
2. Bulk Sampling dan Grab Sampling
Bulk sampling (contoh ruah) ini merupakan metode sampling dengan cara
mengambil material dalam jumlah (volume) yang besar. Pada fase sebelum operasi
penambangan, bulk sampling ini dilakukan untuk mengetahui kadar pada suatu
blok atau bidang kerja. Metode bulk sampling ini juga umum dilakukan untuk uji
metalurgi dengan tujuan mengetahui recovery (perolehan) suatu proses
pengolahan. Sedangkan pada kegiatan eksplorasi, salah satu penerapan
metode bulk sampling ini adalah dalam pengambilan contoh dengan sumur uji.
Secara umum, metode grab sampling ini merupakan teknik sampling
dengan cara mengambil bagian dari suatu material (baik di alam maupun dari suatu
tumpukan) yang mengandung mineralisasi secara acak (tanpa seleksi yang
khusus). Tingkat ketelitian sampling pada metode ini relatif mempunyai bias yang
cukup besar. Beberapa kondisi pengambilan contoh dengan teknik grab sampling
ini antara lain :
a. Pada tumpukan material hasil pembongkaran untuk mendapatkan gambaran
umum kadar.
b. Pada material di atas dump truck atau belt conveyor pada transportasi material,
dengan tujuan pengecekan kualitas.
c. Pada fragmen material hasil peledakan pada suatu muka kerja untuk
memperoleh kualitas umum dari material yang diledakkan, dan lain-lain.
Adapun peralatan yang digunakan dalam pengambilan sampel, antara lain :
a. Palu geologi
b. Kompas geologi
c. Plastik/tempat sampel
d. Buku catatan lapangan
e. Alat tulis
f. HCl 0,1 N
g. Peta lokasi pengambilan sampel
Adapun prosedur – prosedur yang harus diketahui sebelum melakukan
sampling yaitu, antara lain:
1. Penentuan metode – metode pengambilan sampel.
2. Penentuan jumlah sample yang akan diambil, tergantung faktor ekonomis dan
waktu.
Inclueded Area
Extended Area
Metode Segitiga (Triangle)
Metode Poligon
Isochore
Tranverse Section

Anda mungkin juga menyukai