Anda di halaman 1dari 8

REKAYASA IDE

DISTRIBUSI BINOMIAL

Dosen Pengampu:

Chairunisah, S.Si.,M.Si

Oleh:

Deby Natalia Lumban Tobing 4182230009

Michael Simanjuntak 4181230014

Wahyudi Yhose Armando Simanjuntak 4183530012

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga Makalah
Rekayasa Ide ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi.

Dan harapan kami semoga Makalah Rekayasa Ide ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi Makalah Rekayasa Ide agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam Makalah Rekayasa Ide ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan Makalah Rekayasa Ide ini.

Medan, 25 September 2019

Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam teori probabilitas dan statistika, distribusi binomial adalah distribusi probabilitas
diskrit jumlah keberhasilan dalam n percobaan ya/tidak (berhasil/gagal) yang saling bebas,
dimana setiap hasil percobaan memiliki probabilitas p. Eksperimen berhasil/gagal juga disebut
percobaan bernoulli. Ketika n = 1, distribusi binomial adalah distribusi bernoulli. Distribusi
binomial merupakan dasar dari uji binomial dalam uji signifikansi statistik.
Distribusi ini seringkali digunakan untuk memodelkan jumlah keberhasilan pada
jumlah sampel n dari jumlah populasi N. Apabila sampel tidak saling bebas (yakni
pengambilan sampel tanpa pengembalian), distribusi yang dihasilkan adalah distribusi
hipergeometrik, bukan binomial. Semakin besar N daripada n, distribusi binomial merupakan
pendekatan yang baik dan banyak digunakan. Hal ini juga diketahui bahwa distribusi binomial
adalah distribusi jumlah keberhasilan yang terjadi dalam n percobaan independen dengan
probabilitas keberhasilan dalam setiap percobaan adalah p.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana metode yang umum diterapkan pada materi tersebut, apakah mudah
dipahami dan sesuai dan benar?
2. Apakah kelebihan dan kekurangan setiap metode yang digunakan dalam penyelesaian
sistem?

1.3 Tujuan
1. Melatih diri untuk menganalisa kumpulan informasi yang diperoleh dan berpikir
kreatif.
2. Mengasah kemampuan berpikir kritis dengan cara membandingkan informasi dari
beberapa sumber referensi dan ide yang diberikan
3. Menemukan suatu permasalahan sehubungan dengan materi distribusi binomial

BAB II
ISI
2.1 Ikhtisar
Model distribusi binomial mengulangi pilihan antara dua alternatif. Sebagai contoh,
akan memberikan probabilitas memperoleh 5 Ekor saat melempar 10 koin atau probabilitas
sebuah tikus memilih 10 kali keluar dari 20 cabang yang benar dari labirin 3-cabang. Tes
binomial menggunakan distribusi binomial untuk memutuskan apakah hasilnya dari percobaan
menggunakan variabel biner (juga disebut dikotomik ) dapat dikaitkan dengan efek yang
sistematis. Uji tanda diterapkan sebelum / sesudah desain dan menggunakan tes binomial untuk
mengevaluasi jika arah perubahan antara sebelum dan sesudah perlakuan adalah sistematik.

2.2 Distribusi Binomial


Distribusi binomial memodelkan percobaan di mana mengulangi hasil biner yang
dihitung. Masing-masing hasil pasangan disebut percobaan bernoulli, atau hanya percobaan
sederhana. Sebagai contoh, jika kita melemparkan 5 koin, masing-masing hasil biner sesuai
dengan H atau T, dan hasil dari eksperimen bisa menghitung banyaknya T keluar dari 5
percobaan.

2.2.1 Notasi dan definisi


Kita sebut Y variabel acak menghitung banyaknya hasil percobaan, N jumlah
percobaan, P probabilitas memperoleh hasil percobaan pada setiap percobaan
dan C banyaknya hasil yang diingikan. Sebagai contoh, jika kita melemparkan 4 koin dan
1
menghitung banyaknya Kepala, Y menghitung banyaknya kepala keluar , N = 4, dan P =2. Jika

kita ingin mencari probabilitas mendapatkan 2 kepala keluar dari 4, maka C = 2. Dengan notasi
ini, probabilitas mendapatkan hasil C Keluar dari percobaan N diberikan oleh rumus
𝑁
Pr(𝑌 = 𝐶) = ( ) × 𝑃𝐶 × (1 − 𝑃)𝑁−𝐶
𝐶
1
𝑁
Syarat ( ) memberikan banyaknya kombinasi elemen C dari sebuah ensemble N, hal itu
𝐶
disebut "binomial N, dan C", dan dihitung sebagai
𝑁 𝑁!
( ) = 𝐶!(𝑁−𝐶)! 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑁! = 1 × 2 … × 𝑁 2
𝐶
Sebagai contoh, jika probabilitas memperoleh 2 kepala ketika melempar 4 koin dihitung
sebagai:
𝑁
Pr(𝑌 = 2) = ( ) × 𝑃𝐶 × (1 − 𝑃)𝑁−𝐶
𝐶
4
= ( ) 𝑃2 (1 − 𝑃)4−2 3
2
= 6 × 0,52 × (1 − 0,5)2
= 6 × 0,54 = 0,3750

Mean dan standar deviasi dari distribusi binomial sama dengan


𝜇𝑌 = 𝑁𝑥𝑃 𝑑𝑎𝑛 𝜎 = √𝑁 × 𝑃 × (1 − 𝑃) 4
Distribusi binomial bertemu dengan distribusi normal untuk nilai-nilai besar N (praktis,
1
untuk P =2 dan N = 20, pertemuan di satu titik dicapai).

2.3 Uji Binomial


Uji Binomial menggunakan distribusi binomial untuk memutuskan apakah hasil dari
sebuah percobaan di mana kita menghitung banyaknya salah satu satu dari dua alternatif telah
terjadi. Misalnya, kita minta 10 anak-anak untuk memberi nama "keewee" atau "koowoo"
untuk sepasang boneka identik kecuali untuk ukurannya, dan bahwa kita memprediksi bahwa
anak-anak akan memilih keewee untuk boneka kecil. Kita menemukan bahwa 9 anak-anak dari
10 memilih keewee. Dapatkah kita menganggap bahwa anak-anak memilih secara
sistematis? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu mengevaluasi probabilitas memperoleh
9 keewees atau lebih dari 9 keewees jika anak-anak memilih secara acak. Jika kita
menunjukkan probabilitas ini dengan p, kita menemukan (dari Persamaan 1) bahwa:
𝑝 = Pr(9 𝑑𝑎𝑟𝑖 10) + Pr(10 𝑑𝑎𝑟𝑖 10)
10 9 (1 10
=( )𝑃 − 𝑃)10−9 + ( ) 𝑃10 (1 − 𝑃)0
9 10
5
= (10 × 0,59 × 0,51 ) + (1 × 0,510 × 0,50 )
= 0,009766 + 0,000977
= 0,01074

Dengan asumsi tingkat α = 0,05, kita dapat menyimpulkan bahwa anak tersebut tidak
menjawab secara acak.

1
2.3.1 𝑃 ≠ 2
1
Tes binomial dapat digunakan dengan nilai P yang berbeda dari Misalnya,
2

probabilitas p memiliki 5 tikus memilih Pintu keluar yang benar dari 4 kemungkinan pintu di
1
labirin, menggunakan nilai P =4 dan adalah sama dengan
𝑝 = Pr(6 𝑑𝑎𝑟𝑖 6) + Pr(5 𝑑𝑎𝑟𝑖 6)
6 6
= ( ) 𝑃6 (1 − 𝑃)6−6 + ( ) 𝑃5 (1 − 𝑃)6−5
6 5
6
1 1 3
= 46 + 6 × 45 × 4
1 18
= 46 + 46

= 0,0046

Dan kita akan menyimpulkan bahwa tikus yang menunjukkan referensi signifikan untuk pintu
yang benar.

2.4 Besar N: Pendekatan Normal


Untuk nilai N yang besar, sebuah pendekatan normal dapat digunakan untuk distribusi
binomial. Dalam hal ini, p diperoleh dengan mengitung dahulu skor Z. Misalnya, bahwa kita
telah bertanya boneka Pertanyaan untuk 86 anak-anak dan 76 dari mereka memilih
keewee. Menggunakan Persamaan 4, kita dapat menghitung Z -score terkait sebagai
𝑌−𝜇𝑌 76−43
𝑍𝑌 = = = 7,12 7
𝜎𝑌 4,64

Probabilitas yang terkait dengan nilai Z menjadi lebih kecil dari α = 0,001, kita dapat
menyimpulkan bahwa anak-anak tidak menjawab secara acak.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang kami buat kami menyimpulkan untuk mempermudah
mempelajari distribusi binomial, maka harus dipelajari dalam satu materi dan dalam satu model
pembahasan. Dengan begitu akan didapatkan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.

3.2 Saran
Kami menyarankan, semoga dengan adanya tugas ini mahasiswa bisa berbagi ide ide
yang telah mereka dapat antara mahasiswa, sehingga akan tercipta jalan terbaik dalam
mengerjakan soal soal yang berkaitan dengan distribusi binomial.

DAFTAR PUSTAKA
Abdi, Herve.2007.The Binomial Distribution The Binomial and Sign Tests.Dallas:University
of Texas
Sudjana.2001.Metoda Statistika.Bandung:Tarsito

Anda mungkin juga menyukai