PENDAHULUAN
sebaliknya pelayanan yang mereka berikan harus diberikan imbalan atau sering
masyarakat demikian tinggi sekarang ini, oleh karena itu asas sosial sebagai
pengabdi masyarakat atau sebagai pekerja sosial seharusnya tumbuh atas dasar
Dengan kata lain, asas dasar umum ini lahir dan tujuan pekerja sosial yang
masyarakat. Selain itu, asas dasar ini juga digunakan untuk mengembangkan
kehidupan dan fungsi sosialnya dengan baik serta mendukung pencapaian aspirasi
1
2
manajemen yang efektif memerlukan dukungan dari seluruh staf aparatur yang
cakap dan kompeten di bidangnya. Di sisi lain pembinaan para aparatur termasuk
yang harus diutamakan sebagai aset utama kantor pemerintahan terutama pada
keterampilan para staf dapat dipelihara, bahkan dapat ditingkatkan. Dalam hal ini
loyalitas staf yang kompeten harus diperhatikan. Para aparatur atau staf
melaksanakan tugas sehingga lebih berdaya guna dan berhasil guna. Para staf
yang profesional dapat diartikan sebagai sebuah pandangan untuk selalu perpikir,
kerja keras, bekerja sepenuh waktu, disiplin, jujur, loyalitas tinggi, dan penuh
diperlukan adanya pembinaan, penyadaran, dan kemauan kerja yang tinggi untuk
agar upaya peningkatan prestasi kerja dan loyalilas karyawan dapat menjadi
kenyataan.
atau hidden differences. Namun, menurut Osborne (1996) bahwa paradigma baru
yang menyoroti tentang kualitas mutu pelayanan, terutama kinerja pelayanan yang
dimaksudkan sebagai suatu cara untuk membuat para pemberi jasa dapat
ditangan masyarakat.
pemerintahan, menurut Burnham (1997) bahwa mutu adalah ukuran relatif suatu
4
produk atas jasa dengan standar mutu desain. Sedangkan menurut Robbins dan
Coulter (2007) mengatakan bahwa mutu kemampuan produk atau jasa yang
dalam model manajemen mutu terpadu (MMT) bahwa budaya organisasi yang
menerus melalui sistem integrasi yang terdiri dari bermacam-macam alat, teknik
organisasi. Tanpa mutu yang sesuai dengan keinginan pelanggan, maka sebuah
analisis organisasional, misi dan rencana strategi, serta kepemimpinan, (2) sistem
dan prosedur, meliputi efisiensi administrasif, pemaknaan data, ISO 9001, dan
biaya mutu, (3) kerja tim, meliputi pemberdayaan, memenaj diri sendiri,
kelompok, alat mutu yang digunakan, (4) asessman diri sendiri, meliputi asesman
standar.
sesuatu dimana pelanggan sudah tahu tempatnya atau pelayanan melalui telepon.
Atau pelayanan yang tidak langsung oleh karyawan akan tetap dilayani oleh
mesin.
masyarakat. Untuk dapat unggul dari para pesaing lainnya, cara yang harus
dilakukan oleh suatu aparatur pemerintah adalah meningkatkan kualitas atau mutu
pelayanannya. Pelayanan yang berkualitas adalah orientasi dari semua sumber dan
peningkatan kinerja berupa kualitas keluaran atau outputnya berupa jasa layanan.
Oleh karena itu perlu dukungan oleh pimpinan instansi pemerintahan tersebut
untuk meningkatkan kinerja para aparat yang ada dibawah. Kinerja bawahan akan
di kantor pemerintahan tersebut, baik itu oleh pimpinan, para staf atau para
yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil
kerjanya. Secara definitif Bernandin dan Russell dalam Sulistiyani dan Rosidah
(2003) juga mengemukakan kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai
kemampuan, motivasi, dan sumber daya (ability, motivation, resources). Jika salah
satu dari tiga komponen tersebut lemah atau tidak ada, kinerja akan terpengaruh
komponen rumus kinerja yang lemah dan mengambil tindakan yang tepat untuk
memperbaiki masalah.
yang bersifat operasional, fisik dan bisnis yang dapat menampilkan atau
kerjanya. Anggapan demikian tidak benar, sebab semua pekerjaan yang dilakukan
dengan benar ada hasilnya, namun hanya bentuk, ukuran atau indikatornya saja
yang berbeda. Demikian juga, keberhasilan pelaksanaan suatu kerja dapat dilihat
keefektifan dapat dilihat dari tiga perspektif, yaitu : (1) keefektifan individual
berupa input, (2) keefektifan kelompok atau proses, dan (3) keefektifan organisasi.
mengatakan bahwa pekerjaan yang efektif, jika pekerjaan itu memberi hasil yang
sesuai dengan keriteria yang ditetapkan semula, dengan kata lain suatu pekerjaan
ikut menentukan baik buruknya kinerja para bawahan yang ada di instansi
pemerintahan tersebut. Hal ini didukung oleh Terry (2000) yang menyatakan
dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya. Oleh karena sebagai
perilaku bawahan, atau memiliki seni mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni
sebagai seorang pemimpin yang mengatur sejumlah staf maupun bawahan harus
masyarakat.
Agar mutu layanan para staf aparatur pemerintah dapat tercapai secara
maksimal, maka salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh pimpinan adalah
mereka. Jika kepuasan kerja para bawahan rendah, maka loyalitas mereka
terhadap pekerjaan juga rendah. Menurut Sule (2002: 211) bahwa kepuasan atau
Sebaliknya, apabila yang didapat karyawan lebih rendah dari pada yang
pekerjaan, rekan kerja, tunjangan, perlakuan yang adil, keamanan kerja, peluang
bertumbuh.
adalah keadaan emosional para staf yang terjadi maupun tidak terjadi titik temu
antara nilai balas jasa kerja para staf dan perusahaan atau organisasi dengan
tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh staf yang bersangkutan.
beberapa faktor mengenai kebutuhan dan keinginan pegawai, yakni: gaji yang
baik, pekerjaan yang aman, rekan sekerja yang kompak, penghargaan terhadap
pekerjaan, pekerjaan yang berarti, kesempatan untuk maju, pimpinan yang adil
dan bijaksana, pengarahan dan perintah yang wajar, dan organisasi atau tempat
dalam kerja, sikap terhadap kerja, bakat, dan keterampilan; (b) faktor sosial,
(c) faktor fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik
lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan, meliputi jenis pekerjaan, pengaturan
waktu kerja dan waktu istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan, suhu
jaminan serta kesejahteraan karyawan yang meliputi sistem dan besarnya gaji,
sebagainya.
mendapatkan uang, gaji yang tinggi tidak selalu menjadi faktor utama tumbuhnya
adalah kebutuhan akan human relation yang baik yaitu kebutuhan untuk
dan perasaan maka pegawai merasa tidak hanya diperkerjakan sebagai alat tetapi
human relation dan kepuasan kerja aparatur pemerintah terhadap mutu pelayanan
di kantor Binsos Provinsi Sumatera Utara. Oleh karena itu, diperlukan penelitian
relations, kepuasan kerja dan profesional para aparatur terhadap mutu pelayanan
B. Rumusan Masalah
Sumatera Utara.
C. Tujuan Penelitiian