100,0
80,0
60,0
46,7
40,0 Panelis
40,0
20,0 13,3
0,0
0.5 g 0.75 g 1g
Data pada Tabel 6 menunjukkan bahwa kenampakan teh kering FA, FB,
FC, FD, dan FE mendapatkan nilai B yaitu baik. Kenampakan kering kelima
formulasi teh celup campuran teh hijau-murbei-stevia memiliki warna kehitaman
dengan bentuk tidak tergulung ataupun keriting dan ukuran seragam.
Kenampakan kering seluruh formula teh celup campuran teh hijau-murbei-stevia
mendapatkan skor B karena meskipun tidak terdapat benda asing, tetapi masih
terdapat sedikit tulang serat daun pada campuran teh kering. Proses pengolahan
dari masing-masing bahan mempengaruhi kenampakan teh kering dari teh celup
campuran teh hijau-murbei-stevia.
Warna air seduhan
Parameter warna seduhan merupakan kesan pertama terhadap produk
yang dinilai dengan indra penglihatan. Warna dari air seduhan teh celup
campuran teh hijau-murbei-stevia dinilai setelah satu kantong teh celup diseduh
pada air mendidih sebanyak 200 ml selama lima menit. Parameter warna yang
dinilai meliputi jenis warna dan sifat hidup air seduhan. Warna normal bila air
seduhan ini berwarna merah hingga hijau kekuningan sangat cerah. Berikut
adalah nilai mutu warna formula teh celup campuran teh hijau-murbei-stevia :
Tabel 7 Warna air seduhan teh celup campuran teh hijau-murbei-stevia
Sampel Warna (1 s/d 5) Keterangan
FA 4 Kuning kehijauan cerah
FB 4 Kuning kehijauan cerah
FC 4 Kuning kehijauan cerah
FD 4 Kuning kehijauan cerah
FE 4 Kuning kehijauan cerah
Formula FA, FB, FC, FD, dan FE mendapatkan skor 4 yang menunjukkan
bahwa semua formula memiliki warna kuning kehijauan cerah. Warna hasil
seduhan ini merupakan refleksi dari pigmen serta komponen fenol yang
terkandung dalam ketiga bahan campuran yaitu teh hijau, teh murbei, dan daun
stevia kering. Chaturvedula dan Prakash (2011) menyebutkan bahwa rasio
klorofil A yang berwarna hijau gelap dan klorofil B yang berwarna hijau
kekuningan merupakan salah satu penentu warna seduhan.
Warna kuning dari seduhan teh celup campuran teh hijau-murbei-stevia
ditentukan oleh senyawa flavonol larut air terkandung dalam teh hijau, teh
murbei, dan daun stevia kering yang meliputi kaempferol, quercetin, isoquercetin,
myricetin, myricitrin, rutin, dan lain-lain. Selain itu, warna kuning juga muncul dari
antosianin larut air dan flavon yaitu apigenin, isovitexin, vitexin, saponarin.
Rasa air seduhan
Rasa air seduhan dari teh merupakan hasil dari keseimbangan dari
variasi sensasi rasa yang berasal dari teh hijau, teh murbei, dan daun stevia
kering. Berdasarkan SNI teh hijau celup, karakteristik organoleptik dinilai dari
skor 21-49 dengan penilaian dari tidak enak sampai sangat enak dan
memuaskan. Hasil organoleptik teh celup campuran teh hijau-murbei-stevia
ditampilkan pada Tabel 8 berikut :
Tabel 8 Rasa air seduhan teh celup campuran teh hijau-murbei-stevia
Sampel Rasa (21-49) Keterangan
FA 37 Sedang sampai enak
FB 37 Sedang sampai enak
FC 37 Sedang sampai enak
FD 37 Sedang sampai enak
FE 37 Sedang sampai enak
Berdasarkan Tabel 8, dapat dilihat bahwa nilai rasa dari kelima formula
relatif sama, yaitu berada dalam rentang nilai 31-39 dengan kategori sedang
sampai enak. Nilai 37 menunjukkan bahwa rasa teh celup campuran teh hijau-
murbei-stevia sudah mendekati rasa enak. Rasa air seduhan dinilai berdasarkan
kekuatan rasa, rasa asing, dan rasa pahit. Kekuatan rasa merupakan kombinasi
rasa yang membentuk rasa khas teh dan kekuatan rasa penyedap yang sengaja
ditambahkan.
Menurut Chaturvedula dan Prakash (2011), rasa asing adalah rasa yang
menyimpang dari rasa khas teh maupun rasa penyedap yang ditambahkan.
Hasil formulasi dari teh hijau, teh murbei, dan daun stevia kering menghasilkan
rasa yang cukup kuat dan khas, rasa asing berupa adanya sensasi rasa manis,
serta rasa pahit yang cukup kuat yang merupakan karakteristik dari formulasi teh
celup campuran teh hijau-murbei-stevia.
Katekin dan komponen fenol lain yang terkandung dalam teh hijau dan
teh murbei memberikan rasa sepat dan pahit dari air seduhan teh celup
campuran teh hijau-murbei-stevia. Katekin teh larut dalam air, tidak berwarna,
serta membawa sifat pahit dan sepat pada seduhan teh. Kafein dan asam amino
seperti arginin dan alinin yang terkandung dalam campuran teh hijau dan teh
murbei juga memberi kontribusi terhadap rasa pahit pada teh celup campuran teh
hijau-murbei-stevia (Chaturvedula dan Prakash 2011). Selain karena pengaruh
komponen tersebut, menurut Kumar et al (2007), daun stevia juga diketahui
memiliki sensasi after taste yang pahit seperti likoris. Adanya sensasi rasa manis
pada teh celup campuran teh hijau-murbei-stevia berasal dari daun stevia kering
yang diketahui memiliki rasa manis yang berasal dari komponen steviosida dan
rebaudiosida.
Aroma air seduhan
Selain warna dan rasa, aroma seduhan juga memegang peranan dalam
pengaruh sensori dari suatu bahan pangan. Aroma merupakan aspek penting
yang dapat menentukan kualitas teh serta daya terima teh sebelum mencicipi
rasa teh. Aroma pada uji organoleptik ini diberi skor dari 1 sampai 5 dengan
penilaian dari tidak wangi sampai sangat wangi. Berikut adalah hasil organoleptik
teh celup campuran teh hijau-murbei-stevia berdasarkan aroma :
Tabel 9 Aroma air seduhan teh celup campuran teh hijau-murbei-stevia
Sampel Aroma (1 s/d 5) Keterangan
FA 3 Normal
FB 3 Normal
FC 3 Normal
FD 3 Normal
FE 3 Normal
Data pada Tabel 9 menunjukkan bahwa aroma kelima formula teh celup
campuran teh hijau-murbei-stevia mendapatkan nilai 3 yang berarti bahwa aroma
kelima formula tersebut normal. Chaturvedula dan Prakash (2011) menyatakan
bahwa sejauh ini data yang dilaporkan menunjukkan bahwa lebih dari 630
komponen bertanggung jawab terhadap aroma dari teh.
Berbagai usaha telah dilakukan untuk mencari komponen kunci dari
daun-daunan atau tanaman herbal tetapi tidak ada satu komponen atau
kelompok komponen yang diidentifikasi sebagai penanggung jawab penuh dalam
aroma teh. Teh celup campuran teh hijau-murbei-stevia mengandung banyak
komponen karena merupakan campuran dari tiga bahan sehingga dapat diduga
bahwa karakteristik dari aroma teh celup campuran teh hijau-murbei-stevia
merupakan hasil dari keseimbangan dari campuran dari komplikasi komponen
aroma dari bahan penyusunnya (Chaturvedula dan Prakash 2011).
Ampas seduhan
Ampas seduhan merupakan kenampakan dari daun teh celup campuran
teh hijau-murbei-stevia setelah diseduh. Berbeda dengan kenampakan teh
kering, ampas seduhan dinilai dari kecerahan warnanya. Warna ampas seduhan
teh celup campuran teh hijau-murbei-stevia dinilai dari suram hingga hijau kuning
cerah. Tabel 10 berikut adalah tabel yang menampilkan nilai ampas seduhan teh
celup campuran teh hijau-murbei-stevia :
Tabel 10 Ampas seduhan teh celup campuran teh hijau-murbei-stevia
Sampel Ampas seduhan (a-e) Keterangan
FA B Hijau cerah
FB B Hijau cerah
FC B Hijau cerah
FD B Hijau cerah
FE B Hijau cerah
Hasil perhitungan total fenol pada Tabel 11 menunjukkan bahwa teh hijau
memiliki kandungan total fenol 1866 mg/100 g, teh murbei 176 mg/100 g dan
daun stevia kering 1174 mg/100g. Senyawa fenol terdiri dari komponen monomer
yang sederhana seperti asam fenolat dan komponen polifenol yang lebih
komplek seperti tanin yang terhidrolisa dan tanin yang terkondensasi. Flavonoid
adalah kelompok terbanyak yang terkandung dalam tanaman dan biasanya
ditemukan dalam bentuk glikosida.
Karakteristik teh hijau dikenal dengan kandungan polifenol flavonoid yang
tinggi dengan 20-30% dari berat keringnya adalah katekin. Enam kelompok
utama katekin adalah epicatechin (EC), epigallocatechin (EGC), epicatechin
gallat (ECG), epigallocatechin gallat (EGCG), gallocatechin (GC), gallocatechin
gallat (GCG). Yashin et al (2011) menyebutkan bahwa epigallocatechin gallat
(EGCG) merupakan katekin paling dominan dalam teh hijau yang dapat
mencapai hingga 50% dari berat katekin. Selain katekin, berbagai flavonol dan
flavon juga ditemukan dalam teh hijau. Flavonol utama yang terdapat dalam teh
hijau adalah quercetin dan kaempferol.
Kandungan total fenol pada teh murbei lebih rendah jika dibandingkan
dengan teh hijau yaitu 176 mg/100 g. Teh murbei merupakan salah satu sumber
senyawa fenol yang baik. Berdasarkan penelitian Damayanthi et al (2007), pada
daun murbei segar juga ditemukan kandungan theaflavin, tanin serta kafein.
Ketiga senyawa tersebut merupakan senyawa kimia yang khas terdapat pada
daun teh (Camellia sinensis). Enkhmaa (2005) menyebutkan bahwa pada hasil
penelitian sebelumnya menunjukkan daun murbei kaya akan flavonoid. Flavonoid
utama dalam daun murbei diidentifikasi sebagai quercetin 3-glucoside
(isoquercitrin) dan kaempferol 3-glucoside (astragalin). Quercetin yang
merupakan flavonol glikosida pada daun murbei diketahui memiliki nilai yang
lebih tinggi (260 mg aglycone/100 g) daripada bawang bombay (40-100 mg/100
g) yang diketahui merupakan salah satu sumber quercetin.
Teh murbei juga mengandung senyawa fenol lain selain flavonoid.
Penelitian Memon et al (2010) menunjukkan bahwa asam klorgenik merupakan
asam fenolat yang dominan dalam daun murbei. Kandungan asam klorgenik ini
mencapai 60,5% hingga 67,2% dari jumlah senyawa fenol yang terdeteksi dalam
daun murbei. Asam fenolat lain yang ditemukan dalam teh murbei diidentifikasi
sebagai asam galat, p-hidroksibenzoat, asam vanilat, p-kumarat dan asam m-
kumarat.
Daun stevia juga terbukti memiliki kandungan senyawa fenol yang
ditunjukkan pada Tabel 11 yaitu 1174 mg/100g. Penelitian Madan et al (2010)
menunjukkan bahwa terdapat kandungan flavonoid dalam daun stevia. Ada
enam flavonoid glikosida yang ditemukan yaitu apigenin glucoside, luteolin
glucoside, kaempferol, quercetin glucoside, quercetin arabinoside, trimetoxy
flavon (centauredin). Analisis total fenol juga dilakukan pada seluruh formula teh
celup campuran teh hijau-murbei-stevia. Tabel 12 berikut menampilkan hasil
analisis total fenol formula :
Tabel 12 Total fenol formula teh celup campuran teh hijau-murbei-stevia
Sampel Total Fenol (mg/100g)
a
FA 1216
b
FB 784
b
FC 755
b
FD 730
c
FE 528
selular dan fisiologi. Berbagai penelitian menunjukkan banyak senyawa fenol dari
tanaman yang memiliki aktivitas antioksidan yang lebih kuat daripada vitamin C,
vitamin E dan karotenoid. Karena potensi aktivitas antioksidan serta
kemampuannya dalam mengikat radikal bebas, senyawa fenol diakui memiliki
potensi untuk kesehatan manusia (Suresh et al 2006, Karori et al 2008).
Ketiga bahan campuran dari teh celup campuran teh hijau-murbei-stevia
diketahui mengandung senyawa fenol yang sebagian besar berupa flavonoid dan
asam-asam fenolat. Flavonoid dan asam fenolat merupakan kelompok senyawa
fenol dasar yang banyak ditemui dalam ketiga bahan dan diketahui memiliki
aktivitas antioksidan. Flavonoid dan asam fenolat dapat bertindak sebagai
antioksidan dengan beberapa cara yaitu dengan memecah reaksi rantai radikal
bebas atau dengan menetralisir radikal bebas yang terbentuk dalam proses
metabolisme (Webb 2006, Armoskaite et al 2011).
Interaksi antara flavonoid dan asam fenolat dengan antioksidan lainnya
seperti asam askorbat dan tokoferol merupakan salah satu cara fenol dalam
bertindak sebagai antioksidan. Katekin dan epimer bertindak sebagai antioksidan
kuat dengan secara langsung menghilangkan superoksida anion radikal.
Kaempferol dan quercetin beserta turunannya juga diketahui menunjukkan
aktivitas antiradikal yang kuat (Maisuthisakul 2006). Senyawa-senyawa tersebut
terkandung pada teh celup campuran teh hijau-murbei-stevia sehingga diduga
senyawa inilah yang bertanggung jawab terhadap nilai antioksidan pada teh
celup campuran teh hijau-murbei-stevia.
Karakteristik Kimia Formula Terpilih
Kadar air merupakan ukuran banyaknya air yang terdapat di dalam bahan
pangan. Menurut Fardiaz et al. (1992) keberadaan air dalam bahan makanan
juga ikut menentukan terjadinya kerusakan dalam bahan makanan tersebut,
karena air dapat dimanfaatkan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
Hasil uji kadar air menunjukkan bahwa kadar air formula terpilih adalah 6.72%
b/b. Kadar air produk sudah memenuhi persyaratan mutu kadar air teh celup
berdasarkan SNI yaitu maksimal 10% b/b.
Nilai ekstrak dalam air produk terpilih adalah 49.15% b/b. Nilai ini sudah
memenuhi persyaratan SNI yaitu sudah di atas 32% b/b. Damayanthi et al (2007)
menyatakan bahwa ekstrak air menunjukkan banyaknya zat-zat yang terkandung
pada teh yang nantinya diharapkan memberi rasa segar dan menyehatkan bagi
peminum teh. Kadar ekstrak air juga penting dalam memberikan kesan
organoleptik yaitu pada rasa dan citarasa. Agar dapat memberikan suatu
tanggapan terhadap suatu makanan atau minuman, maka produk harus bersifat
dapat larut dalam air.
Kadar abu teh celup campuran teh hijau-murbei-stevia terpilih sudah
memenuhi persyaratan yaitu 7.00 % b/b sesuai dengan batas maksimal kadar
abu teh hijau celup berdasarkan SNI. Pengukuran kadar abu dilakukan untuk
melihat kandungan mineral keseluruhan bukan jenis mineral tertentu sehingga
tidak dapat diketahui mineral apa saja yang terkandung dalam teh celup
campuran teh hijau-murbei-stevia. Selain kadar abu, mutu kimia lain yang diuji
berdasarkan mutu SNI adalah kadar abu larut air. Kadar abu larut air tergolong
tinggi yaitu 87.12 %b/b. Kadar abu larut air ini sudah memenuhi syarat SNI yaitu
minimum 42 %b/b.
Kandungan total fenol pada produk terpilih adalah sebanyak 36.48 mg/3g
dengan aktivitas antioksidan adalah 670 mg/100g AEAC. Untuk kandungan total
fenol dan antioksidan belum ada persyaratan baku berdasarkan SNI. Nilai total
fenol dan aktivitas antioksidan yang tinggi dapat meningkatkan manfaat
kesehatan dari suatu produk pangan. Berdasarkan hasil uji kimia ini, produk teh
celup campuran teh hijau-murbei-stevia sudah memenuhi persyaratan mutu baku
SNI.
Sifat Fungsional
Peraturan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM 2011)
menyebutkan bahwa pangan fungsional diartikan sebagai pangan olahan yang
mengandung satu atau lebih komponen pangan yang berdasarkan kajian ilmiah
mempunyai fungsi fisiologis tertentu diluar fungsi dasarnya, terbukti tidak
membahayakan dan bermanfaat bagi kesehatan. Pangan olahan yang
mencantumkan klaim kesehatan dikelompokkan sebagai pangan fungsional.
Pengembangan teh celup campuran teh hijau-murbei-stevia dapat
dijadikan sebagai minuman fungsional yang bermanfaat bagi kesehatan karena
potensi antioksidan yang terkandung dalam bahan campurannya yang berasal
dari tanaman. Tanaman merupakan sumber penting dari produk alami yang
berbeda dalam hal struktur dan sifat biologis. Tanaman telah memainkan peran
yang penting dalam pengobatan tradisional dari berbagai negara. Dalam
beberapa tahun terakhir, pencegahan kanker dan penyakit kardiovaskular telah
dikaitkan dengan konsumsi buah-buahan segar, sayuran atau teh yang kaya
antioksidan alami. Efek perlindungan dari produk tanaman disebabkan oleh
adanya beberapa komponen yang memiliki mekanisme yang berbeda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa teh celup campuran teh hijau-
murbei-stevia diketahui sebagai minuman yang mengandung senyawa fenol dan
antioksidan. Kandungan total fenol teh celup campuran teh hijau-murbei-stevia
berada pada rentang 528-1216 mg/100g dan antioksidan formula teh celup
campuran teh hijau-murbei-stevia berada pada rentang 563-670 mg/100 g
AEAC. Sifat fungsional teh celup campuran teh hijau-murbei-stevia dapat berasal
dari masing-masing bahan penyusunnya yaitu teh hijau, teh murbei dan daun
stevia kering. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa bahan-bahan tersebut
diketahui memiliki manfaat yang luas bagi kesehatan manusia.
Teh hijau mengandung sejumlah komponen dengan aktivitas antioksidan
yaitu polifenol, mineral, dan vitamin. Kontribusi teh hijau terhadap asupan
komponen antioksidan sangat berpotensi untuk menigkatkan kesehatan manusia
dan lebih relevan dari minuman non-alkoholik yang biasa dikonsumsi. Potensi
antioksidan yang kuat berasal dari katekin, khususnya EGCG. Potensi ini telah
ditunjukkan berdasarkan penelitian secara in vitro maupun pada hewan. Katekin
diketahui memiliki efek antimutagenik, antidiabetes, anti-inflamatori, antibakteri,
dan antivirus.
Rohdiana (2012) menyatakan fungsi teh sebagai antioksidan mendasari
hampir seluruh manfaat kesehatan yang dihasilkannya. Polifenol teh hijau
mencegah penyakit kardiovaskular dengan melindungi kolesterol LDL sari
perubahan yang dapat menyebabkan serangan jantung, mengurangi resiko
kanker dengan cara menetralkan radikal bebas sebelum mutasi genetik terjadi,
meningkatkan aktivitas insulin untuk pencegahan penyakit diabetes dan
melindungi kesehatan dengan berbagai cara. Selain itu, menurut Cabrera et al
(2006), beberapa studi epidemologis menunjukkan peningkatan yang signifikan
terhadap perlindungan dari penyakit oral dan radiasi matahari.
Selain teh hijau, konsumsi teh murbei juga semakin meningkat karena
efeknya untuk kesehatan. Di Korea dan Jepang, daun murbei dikonsumsi
sebagai pangan antihiperglikemik untuk pasien dengan diabetes mellitus karena
daun murbei mengandung 1-deoxynojirimicin (DNJ) yang diketahui sebagai salah
satu inhibitor α-glicosidase paling potensial. Menurut Kumar dan Chauhan
(2010), teh herbal murbei telah menunjukkan efek antioksidan dan
hepatoprotektif, anti-iflamatori, hipoglikemik, dan neuroprotektif.
Selain teh hijau dan teh murbei, daun stevia juga diketahui tidak hanya
mempunyai manfaat sebagai pemanis alami rendah kalori. Menurut Thomas dan
Glade (2010), daun stevia telah diasosiasikan dengan manfaat kesehatan
sebagai antihiperglikemik, antihipertensi, antikarsinogenik, antivirus,
antimikrobial, anti-inflamatori, dan imunostimulator.
Teh hijau, teh murbei, dan daun stevia kering diketahui memiliki fungsi
kesehatan yang beraneka ragam. Teh celup campuran teh hijau-murbei-stevia
diharapkan dapat memiliki manfaat kesehatan yang lebih daripada ketiga bahan
tersebut dikonsumsi sendiri-sendiri. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih
lanjut untuk melihat efektifitas manfaat dari teh celup campuran teh hijau-murbei-
stevia.