Nilai-Nilai Pancasila
Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa menjabarkan kelima asas dalam
Pancasila menjadi 45 butir pengamalan sebagai pedoman praktis bagi pelaksanaan Pancasila. Tidak
pernah dipublikasikan kajian mengenai apakah butir-butir ini benar-benar diamalkan dalam
keseharian warga Indonesia.
a. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
b. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama
dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
c. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan
penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
d. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
e. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut
hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
g. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada
orang lain.
a. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
b. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa
membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna
kulit dan sebagainya.
a. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
b. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
e. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial.
Sila Keempat : Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan
a. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
e. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
f. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan
musyawarah.
h. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
i. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
a. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
Sumber :
Menurut Bolo, (2007:13) Sila-sila Pancasila mengandung nilai kerohanian, yang sifatnya memikat dan
mengikat kita sebagai pribadi dan komunitas manusia Indonesia. Karena itulah, pendidikan nilai
Pancasila merupakan elaborasi nilai-nilai yang mencakup sebagai berikut ;
a. Nilai kehiduan, kualita satau makna yang ditemukan dari sila Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Nilai Kemanusiaan, Kualitas atau makna yang digali dari sila kemanusiaan yang adil dan
beradab.
c. Nilai Cinta Tanah Air, atau kebangsaan, kualitas atau makni yang diperoleh dari sila persatuan
Indonesia.
d. Nilai Kesetaraan, Kualitas atau makna yang diatarik dari demokrasi, seperti yang termaktub
dalam sila Kerakyataan yang dipimpin oleh himat kebijaksanaan permusyawaran/perwakilan.
e. Nilai Keadilan Sosial, Kualitas atau makni yang dikandung dalam sila Keadilan sosila bagi
seluruh rakyat Indonesia.
. Nilai-Nilai
Pancasila dan Kaidah Implementasinya
1. Ketuhanan Yang Maha Esa 1. Ketakwaan Personal 1) Sembahyang, berdoa, membaca buku
suci, berguru pada tokoh gama
2. Ketakwaan Sosial /
Tuhan YME
Indonesia)
Permusyawarata n
5. Keadilan sosial bagi seluruh 1. Pengakuan hak hidup 1) Menciptakan pekerjaan sendiri,
rakyat Indonesia manusia sesuai dengan tetapi pemerintah menciptakan
harkat dan lapangan pekerjaan serta
memberikan jaminan sosial.
4. Nilai-Nilai Pancasila
(l ) Dalam sila I berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai-nilai' religius antara lain:
(a) keyakinan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat-sifatnya Yang Maha Sempurna,
yakni Maha Kasih, Maha Kuasa, Maha Adil, Maha Bijaksana, dan lain-lain sifat yang suci;
(b) ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yakni men-jalankan semua perintah-Nya dan
menjauhi segala la-rangan-Nya;
(c) nilai *sila I ini meliputi dan menjiwai sila-sila II, III, IV, dan V.
(2) Dalam sila II yang berbunyiKemanusiaan yang adil dan ber-adabterkandung nilai-nilai
kemanusiaan, antara lain:
(c) pengertian manusia yang beradab yang memiliki daya cipta, rasa, karsa, dan keyakinan sehingga
jelas adanya perbedaan antara manusia dan hewan;
(d) nilai sila II ini diliputi dan dijiwai sila I, meliputi dan menjiwai sila Ill, IV, dan V.
(3) Dalam sila III yang berbunyi Persatuan Indonesia terkan-dung nilai persatuan bangsa, antara lain:
(a) persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang men-diami wilayah Indonesia;
(b) bangsa Indonesia adalah persatuan suku-suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia;
(c) pengakuan terhadap ke-"Bhinneka Tunggal Ika"-an su-ku bangsa (etis) dan kebudayaan bangsa
(berbeda-beda namun satu jiwa) yang memberikan arah dalam pembi-naan kesatuan bangsa;
d) nilai sila III ini diliputi dan dijiwai sila f dan II, meliputi dan menjiwai sila IV dan V.
(4) Dalai sila IV yang berbunyi Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilanterkandung nilai kerakyatan, antara lain:
(b) pemimpin kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan yang dilandasi akal sehat;
(c) manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga ma-syarakat Indonesia mempunyai
kedudukan, hak, dan ke-wajiban yang sama;
(e) nilai sila IV diliputi dan dijiwai sila 1, II, dan III, meliputi dan menjiwai sila V.
(5) Dalam silo V yang berbunyi Keadilan sosial bagi seluruh rak-yat Indonesiaterkandung nilai
keadilan sosial, antara lain:
(a) perwujudan keadilan sosial dalam kehidupan sosial atau kemasyarakatan meliputi seluruh
rakyat Indonesia;
(b) keadilan dalani kehidupan sosial terutama meliputi bi-dang-bidang ideologi, politik, ekonomi,
sosial, kebuda-yaan, dan pertahanan keamanan nasional (Ipoleksosbu-dhankamnas);
(c) cita-cita masyarakat adil makmur, material, dan spiritual, yang merata bagi seluruh rakyat
Indonesia;
(d)• keseimbangan antara hak dan kewajiban, dan menghor-mati hak orang lain;
(f) nilai sila V ini diliputi dan dijiwai sila-sila I, II, III, dan IV.
Daftar Pustaka
Bolo, Duweng, Andreas. (2007). Pendidikan Nilai Pancasila. Bandung : UNPAR Press.
Menurut Darmadi, H. (2012:414) Nilai wawasan kebangsaan yang terwujud dalam persatuan dan
kesatuan bangsa memiliki enam dimensi manusia yang bersifat mendasar dan fundamental yaitu :
1. Pengharggaan terhadap harkat dan martabat manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan Yang
Maha Kuasa
2. Tekad bersama untuk berkehidupan kebangsaan yang bebas, merdeka, dan bersatu.
5. Kesetiakawanan social
Nilai-nilai Kebangsaan yang terkandung dalam pasal-pasal UUD NRI Tahun 1945, yaitu:
1. Nilai demokrasi, mengandung makna bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat, setiap warga
negara memiliki kebebasan yang bertanggung jawab terhadap penyelenggaran pemerintahan.
2. Nilai kesamaan derajat, setiap warga negara memiliki hak, kewajiban dan kedudukan yang
sama di depan hukum.
Nilai ketaatan hukum, setiap warga negara tanpa pandang bulu wajib mentaati setiap hukum dan
peraturan yang belaku. (Sofyan,S. 2014)
Daftar Pustaka :
Sofyan, Syafran. (2014). Implementasi Nilai-nilai Kebangsaan yang bersumber dari UUD NRI Tahun
1945 Terhadap Generasi Muda Dalam Era Demokrasi. Jakarta: Lembaga Ketahanan
Nasional.Perbedaan dari kedua konsep ini pada dasarnya memiliki perbedaan tetapi tidak
menghilang esensinya masing-masing. Tetapi nilai-nilai kebangsaan khususnya Indonesia
direkonstruksi dari nilai-nilai Pancasila sebab konsep dari Pancasila itu diambil dari ideology besar
yang ada dunia seperti Liberalisme, Komunisme, dan Kapitalisme. Lebih jelasnya dapat dilihat di
Kaelan (2013) dalam bukunya Negara Kebangsaan Pancasila.