alat bagi pemerintah daerah untuk mengetahui situasi pangan dan gizi masyarakat.
1. Mengetahui lokasi (kecamatan dan desa) yang mempunyai risiko rawan pangan dan gizi
Sebagai dasar menetapkan kebijakan penanggulangan masalah pangan dan gizi dalam:
2. Menyusun kegiatan terpadu sesuai dengan tugas pokok dan fungsi sektor.
3. Bagi masyarakat
c. Melindungi golongan rawan dari keadaan yang dapat memperburuk status gizi.
3. Indikator SKPG
1). Indikator untuk pemetaan situasi pangan dan gizi 1 tahun di kecamatan, kabupaten/kota, provinsi
maupun nasional dengan menggunakan 3 indikator yang digabungkan secara komposit yaitu :
a. Indikator pertanian, dengan memperhatikan bahwa potensi pertanian pangan antar wilayah sangat
beragam maka akan didekati dengan beberapa alternatif yang mungkin dan cocok diterapkan pada suatu
wilayah pengamatan
2). Indikator untuk peramalan produksi secara periodik (bulanan, triwulan, musiman atau tahunan) khusus
untuk kondisi produksi pertanian yaitu :
a. luas tanam
b. luas kerusakan
3). Indikator untuk pengamatan gejala kerawanan pangan dan gizi, yaitu :
4. Keluaran SKPG
program intervensi bagi balita yang menderita kurang gizi dimana tujuannya adalah untuk meningkatkan
status gizi anak serta untuk mencukupi kebutuhan zat gizi anak agar tercapainya status gizi dan kondisi
gizi yang baik sesuai dengan umur anak tersebut.
untuk mempelajari huhungan TBABS sebagai gambaran status gizi dan kesehatan masyarakat suatu
wilayah dengan masalah kemiskinan. Penelitian bertujuan untuk mempelajari kemungkinan penggunaan
TBABS sebagai indikator dalam mengindentifikasi wilayah miskin. Metode yang digunakan untuk tujuan
tersebut ialah melakukan analis