Anda di halaman 1dari 8

Modul 3: Keterampilan Dasar Anestesiologi II

1. Sebab-sebab cardiac arrest:


1) Kegagalan aktivitas elektrik jantung:
 Ventrikel fibrilasi
 Asistol
 Ventrikel takikardi
 Complete heart block
2) Gangguan kontraktilitas miokardium:
 Infark miokard
 Cardiac failure
 Hipoksia
 Asidosis
 Gangguan elektrolit
 Efek samping obat
3) Gangguan venous return atau cardiac output:
 Hipovolemia
 Tamponade jantung
 Peningkatan venous capacitance
 Penekanan vena cava
 Emboli paru
 Ruptur miocard
 Aneurysma dissection
2. Tanda-tanda cardiac arrest:
 Pemeriksaan fisik:
 Tidak sadar
 Nadi tidak teraba pada arteri besar
 Henti napas atau gasping
 Pupil melebar
 Death like appearance (pucat dan sianotik)
 Pemeriksaan penunjang (Monitor EKG):
 Gambaran PEA (Pulseless Electrical Activity)
 Gambaran asistol

3. Bila terjadi keterlambatan pertolongan cardiac arrest:


Keadaan menjadi irreversible, sehingga akhirnya menyebabkan kematian

4. Langkah-langkah resusitasi jantung paru:


5. Algoritme resusitasi jantung paru (RJP):
6. Advanced life support:
Adalah usaha untuk mengembalikan sirkulasi spontan dan stabilisasi system
kardiovaskuler, denga cara:
D. Drugs and Fluid (Pemberian Obat-obatan dan Cairan)
E. Elektrokadiografi
F. Fibrilation Treatment
7. Pengelolaan jalan napas basic:

 Bebaskan jalan napas:


i. Tanpa alat:
 Dengan cara ekstensi kepala, topang dagu; ekstensi kepala, topang leher
 Triple airway maneuver: ekstensi ringan kepala, buka mulut, dorong
mandibula ke depan
ii. Dengan alat: nasofaringeal tube, orofaringeal tube, endotracheal tube
iii. Dengan pembedahan: cricothyroidektomy, tracheostomy
 Bersihkan jalan napas:
i. Tanpa alat:
 Jari tangan
 Menepuk punggung
 Hentakan pada perut
ii. Dengan alat:
 Suction
 Alat untuk melihat langsung: laringoskop, spatel lidah + senter

8. Teknik intubasi:
 Baringkan penderita pada posisi supine
 Ganjal kepala dengan bantal atau donat
 Buka mulut dengan jari tangan kanan
 Masukkan blade laringoskop dari sudut mulut sebelah kanan sambil mendorong lidah
kea rah kiri
 Identifikasi plica vocalis, masukka ETT melalui plica vocalis, kembangkan cuff
9. Teknik kompresi jantung/dada luar pada resusitasi jantung paru:

1) Penderita dalam posisi supine pada tempat yang datar


2) Penolong berlutut atau berdiri di samping pasien, di mana posisi pinggul penolong
sejajar atau sedikit di atas dada penderita
3) Salah satu telapak tangan penolomg diletakkan pada pertengahan dada penderita
(pada perpotongan garis tengah dada dengan kedua puting payudara) atau dua jari di
atas prosesus xyphoideus, sedangkan tangan yang satunya diletakkan di atas tangan
pertama
4) Kedua lengan penolong tetap lurus saat melakukan penekanan/ kompresi, kedua siku
tidak boleh ditekuk
5) Tumpuan penekanan berada pada pangkal telapak tangan, sementara jari-jari tangan
tidak menyentuh dinding dada
6) Lakukan kompresi dada sebanyak 80-100 kali/ menit, dengan kedalaman kompresi 4-5
cm
7) Setelah 30 kali kompresi, berika dua kali napas buatan
8) Periksa kembali sirkulasi setelah 3 menit

10. Gambaran EKG pada cardiac arrest:

 Pulseless Electrical Activity (PEA)


 Gambaran Asistol

11. Defibrilasi pada cardiac arrest:

 SVT, VT, dan Fibrilasi Ventrikel tanpa nadi: uncynchronized, dengan energi 360 joule
untuk defibrilator monofasik, dan 270 joule untuk defibrillator bifasik
12. Farmakologi obat-obatan pada RJP:

OBAT DOSIS INTERVAL MAKSIMAL


Epinephrine
1 mg Setiap 3-5 menit -
Jika dosis gagal,
3-7 mg Setiap 3-5 menit -
pertimbangkan
Diulangi dalam 3-5
Amiodarone 300 mg 2g
menit
Diulangi dalam 3-5
Lidocaine 1,5 mg/kgBB 3,0 mg/kgBB
menit
Diulangi dalam 5
Bretylium tosylate 5mg/kgBB 10 mg/kgBB
menit
Atropine 1 mg Setiap 3-5 menit 0,04 mg/kgBB
Natrium bikarbonat 1 mEq/kgBB Sesuai kebutuhan Tergantung pH

13. Hasil dari RJP:

1) Teraba nadi
2) EKG: sinus rhythm atau sinus takikardi

14. Resusitasi otak:


1) Homeostasis extracranial:
Pertahankan MAP 60 -160 mmHg. CPP = MAP – ICP
a. Pancuronium
PaCO2 25 – 35 mmHg, dengan hiperventilasi sedang
PaO2 > 100 mmHg
pH arterial 7,3 – 7,6
b. Kortikosteroid
c. Pentothal
d. Normothermia
2) Homeostasis intracranial:
Pertahankan TIK ≤ 15 mmHg
PaCO2 20 mmHg
Drainage LCS ventrikel
Mannitol 0,5 /kgBB i.v
Diuretika: furosemid 0,5 – 1 mg/kgBB i.v
Kortikosteroid
Normothermia
Pentothal 2-5 mg/kgBB i.v (Pentothal berfungsi mencegah seizure/ kejang, menetralisir
sisa metabolism, menurunkan metabolic rate O2

Anda mungkin juga menyukai