Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas
berkat dan rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini,
kami mengerjakan tugas ini dengan penuh kemudahan. Makalah ini disusun agar
pembaca dapat memperluas ilmu tentang “perbedaan ekonomi syari’ah dan
konvensional” yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam
mata kuliah SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH MAMBA’UL ULUM
JAMBI.

Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-


kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih


kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. 1

DAFTAR ISI............................................................................................................ 2

BAB I ........................................................................................................................ 3

PENDAHULUAN ................................................................................................... 3

1. 1Latar Belakang .................................................................................................. 3

1.2 Identifikasi Masalah ......................................................................................... 4

BAB II ...................................................................................................................... 5

PEMBAHASAN ...................................................................................................... 5

2.1 Pengertian Bank syariah .................................................................................. 5

2.2 Perkembangan Bank Syariah Diindonesia ..................................................... 5

2.3 Dasar Hukum Bank Syariah ............................................................................ 6

2.4 Karakteristik Bank Syariah ............................................................................. 6

2.5 Fungsi Bank Syariah......................................................................................... 7

2.6 Kegiatan Usaha Bank Syariah ......................................................................... 8

2.7 Prinsip Bank Syariah ........................................................................................ 9

2.8 Keunggulan dan Kelemahan Bank Syariah ................................................... 9

BAB III................................................................................................................... 10

KESIMPULAN ..................................................................................................... 10

BAB IV ................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 11

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Bank Bagi Hasil sering disebut Bank Syariah (Bank Islam) merupakan lembaga
perbankan yang menggunakan sistem dan operasi berdasarkan prinsip‐prinsip hukum atau
syariah Islam, seperti diatur dalam Al Qurʹan dan Al Hadist. Perbankan Syariah
merupakan suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan sistem syariah
(hukum islam).Usaha pembentukkan sistem ini berangkat dari larangan islam untuk
memungut dan meminjam bedasarkan bunga yang termasuk dalam riba dan investasi
untuk usaha yang dikategorikan haram,misalnya dalam makanan,minuman,dan usaha-
usaha lain yang tidak islami,yang hal tersebut tidak diatur dalam Bank Konvensional.

Di Indonesia pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalat Indonesia. Berdiri


tahun1991, bank ini diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah
serta dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa
pengusaha muslim. Bank ini sempat terimbas oleh krisis moneter pada akhir tahun 90-an
sehingga ekuitasnya hanya tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan
suntikan dana kepada bank ini dan pada periode 1999-2002 dapat bangkit dan
menghasilkan laba. Saat ini keberadaan bank syariah di Indonesia telah di atur dalam
Undang-undang yaitu UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1992
tentang Perbankan.

Adanya Perbankan syariah di Indonesia bertujuan untuk mewadahi penduduk di Negara


Indonesia yang hampir seluruh penduduknya beragama Islam.Dengan adanya bank
tersebut diharapkan tidak adanya kerancuan dalam proses muamalah bagi para pemeluk
agama islam,sehingga mereka terjaga dari keharaman akibat tidak adanya suatu wadah
yang melayani mereka dalam bidang muamalah yang bersifat islami. Namun realitas yang
ada,dari 80% penduduk Indonesia yang beragama Islam tidak lebih dari 10% di antara
mereka yang bertransaksi secara syar’i lebih-lebih dalam hal perbankan.Sampai saat ini
perbankan syariah di Indonesia belum mampu menunjukan eksistensinya,banyak
masyarakat yang tidak menaruh kepercayaan terhadap perbankkan syariah.

Bahkan para ulama-ulama di negeri ini pun sebagian besar masih menyimpan uangnya di
bank konvensional.Hal tersebut terjadi karena kurangnya pemahaman mengenai sisitem
operasi perbankan syariah Sistem dalam bank syariah di anggap sama dengan sistem
operasi yang ada dalam bank konvensional.

3
Hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman masyarakat terhadap bank syariah dan
berakibat kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap bank syariah. Hal tersebut
menjadi landasan untuk menyadarkan masyarakat akan keurgenan perbankkan islam di
Negara ini. Khusunya bagi mereka yang beragama islam.Upaya-upaya pensosialisaian
mekanisme dan syariah di rasa perlu,sehingga masyarakat tidak lagi terjebak dalam
transaksi-transaksi yang tidak islami dan masyarakat kembali manaruh kepercayaan
terhadap transaksi syariah.

1.2. Identifikasi masalah

1. Menjelaskan Pengertian Bank Syariah

2. Menjelaskan Perkembangan Bank Syariah di Indonesia

3. Menjelaskan Dasar Hukum Bank Syariah

4. Karakteristik Bank Syariah

5. Menjelaskan Fungsi Bank Syariah

6. Prinsip Bank Syariah

7. Kegiatan Usaha Bank Syariah

8. Prinsip – Prinsip Dalam Menghimpun Dana Bank Syariah

9. Prinsip – Prinsip Penyaluran Dana Bank Syariah

10. Keunggulan Dan Kelemahan Bank Syariah.

4
BAB II

PEMBAHASAN MATERI

2.1 Pengertian Bank Syariah

Bank syariah merupakan bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip
syariah yang terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS). Usaha pembentukan sistem ini didasari oleh larangan dalam agama
islam untuk memungut maupun meminjam dengan bunga atau yang disebut dengan riba
serta larangan investasi untuk usaha-usaha yang dikategorikan haram, dimana hal ini
tidak dapat dijamin oleh sistem perbankan konvensional. Persaingan usaha antar bank
yang semakin tajam dewasa ini telah mendorong munculnya berbagai jenis produk dan
sistem usaha dalam berbagai keunggulan kompetitif. Dalam situasi seperti ini Bank
Umum (konvensional) akan menghadapi persaingan baru dengan kehadiran lembaga
keuangan ataupun bank non-konvensional. Fenomena ini ditandai dengan pertumbuhan
lembaga keuangan dan bank dengan sistem syariah.

2.2 Perkembangan Bank Syariah di Indonesia

Abdul Gani Abdullah mengemukakan dalam analisis dan evaluasi hukum yang
dilakukannya terhadap perbankan syariah, menemukan sedikitnya empat hal yang
menjadi tujuan pengembangan perbankan berdasarkan prinsip syariah, yaitu :

a) Untuk memenuhi kebutuhan jasa perbankan bagi masyarakat yang tidak dapat
menerima konsep bunga.

b) Terciptanya dual banking sistem di Indonesia yang mengakomodasi terlaksananya


sistem perbankan konvensional dan perbankan syariah dengan baik dalam proses
kompetisi yang sehat, dimana didukung oleh pola perilaku bisnis yang bernilai dan
bermoral.

c) Mengurangi risiko kegagalan sistem keuangan Indonesia.

d) Mendorong peran perbankan dalam menggerakkan sector riil dan membatasi segala
bentuk eksploitasi yang tidak produktif serta mengabaikan nilai-nilai moral.

Sebagai langkah awal perkembangan bank syariah di Indonesia, pada pertengahan tahun
1970-an diadakan pembicaraan mengenai bank syariah pada seminar Hubungan
Indonesia- Timur Tengah yang diadakan pada tahun 1974 dan pada tahun 1976 dalam
seminar yang diadakan Lembaga Studi Ilmu-Ilmu Kemasyarakatan (LSIK) dan Yayasan
Bhineka Tunggal Ika. Perkembangan pemikiran secara luas mengenai perlunya umat

5
Islam Indonesia memiliki perbankan Islam sendiri mulai berhembus sejak saat itu.
Namun, usaha untuk merealisasikan ide perbankan syariah tersebut terhambat oleh
beberapa alasan, yaitu :

a) Operasi Bank Syariah yang berdasarkan prinsip bagi hasil belum diatur, oleh karena
itu tidak sejalan dengan Undang-undang Pokok Perbankan yang berlaku, yaitu Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 1967.

b) Konsep banksyariah dari segi politis dinilai bermuatan ideologis, merupakan bagian
atau berkaitan dengan pembentukan negara Islam, oleh karena itu tidak dikehendaki
pemerintah.

c) Belum ada yang bersedia menaruh modal pada ventura semacam itu, sementara
pendirian bank baru dari negara Timur Tengah masih dicegah,antara lain oleh kebijakan
pembatasan bank asing untuk membuka cabangnya di Indonesia.

2.3 Dasar Hukum Bank Syariah

Berdasarkan Pasal 4 UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah, bank syariah di
wajibkan untuk menjalankan fungsi menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat
Di samping itu, bank syariah juga dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga
baitulmal dan menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat. Bank syariah juga
dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan menyalurkannya kepada
pengelola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf.

2.4 Karakteristik Bank Syariah

Karakteristik Bank Syariah diantaranya :

a. Berdasarkan prinsip syariah

b. Implementasi prinsip ekonomi Islam dg ciri:

c. pelarangan riba dalam berbagai bentuknya

d. Tidak mengenal konsep “time-value of money”

e. Uang sebagai alat tukar bukan komoditi yg diperdagangkan.

f. Beroperasi atas dasar bagi hasil

g. Kegiatan usaha untuk memperoleh imbalan atas jasa

h. Tidak menggunakan “bunga” sebagai alat untuk memperoleh pendapatan

i. Azas utama => kemitraan, keadilan, transparansi dan universal

j. Tidak membedakan secara tegas sector moneter dan sector riil (dapat melakukan

6
k. transaksi 2 sektor riil.

2.5 Fungsi Bank Syariah

Bank syariah dalam skema non-riba memiliki empat fungsi sebagai berikut :

1. Fungsi Manajer Investasi

Fungsi ini dapat dilihat dari segi penghimpunan dana oleh bank syariah, khususnya dana
mudharabah. Bank syariah bertindak sebagai manajer investasi dari pemilik dana
(shahibul maal) dalam hal dana tersebut harus dapat disalurkan pada penyalur yang
produktif, sehingga dana yang dihimpun dapat menghasilkan keuntungan yang akan
dibagihasilkan antara bank syariah dan pemilik dana.

2. Fungsi Investor

Dalam penyaluran dana bank syariah berfungsi sebagai investor (pemilik dana).
Penanaman dana yang dilakukan oleh bank syariah harus dilakukan pada sektor – sektor
yang produktif dengan risiko minim dan tidak melanggar ketentuan syariah.

Produk investasi yang sesuai dengan syariah diantaranya akad jual beli (murabahah,
salam, dan istishna), akad investasi (mudharabah dan musyarakah), akad sewa menyewa
(ijarah dan ijarah muntahiya bittamlik) dan beberapa akad lainnya yang dibolehkan oleh
syariah.

3. Fungsi Sosial

Fungsi ini merupakan sesuatu yang melekat pada bank syariah. Ada dua instrumen yang
digunakan oleh bank syariah dalam menjalankan fungsi sosialnya, yaitu instrumen zakat,
infak, sedekah, dan wakaf (Ziswaf) dan instrumen qardhul hasan. Instrumen
Ziswafberfungsi untuk menghimpun ziswaf dari masyarakat, pegawai bank, serta bank
sendiri sebagai lembaga milik para investor. Instrumen qardhul hasan berfungsi
menghimpun dana dari penerimaan yang tidak memenuhi kriteria halal serta dana infak
dan sadaqah yang tidak ditentukan peruntukannya secara spesifik oleh yang memberi.

4. Fungsi jasa keuangan

7
Fungsi jasa keuangan yang dijalankan oleh bank syariah tidaklah berbeda dengan bank
konvensional, seperti memberikan layanan kliring, transfer, inkaso, pembayaran gaji,
letter of guarantee, letter of credit, dan lain-lain.

Namun mekanisme untuk mendapatkan keuntungan dari transaksi tersebut, bank syariah
tetap menggunakan skema yang sesuai dengan prinsip syariah.

2.6 Prinsip Bank Syariah

Dalam melaksanakan fungsi jasa keuangan perbankan syariah menggunakan beberapa


prinsip yang perlu diperhatikan, diantaranya :

a. Prinsip Wakalah

Wakalah berarti penyerahan, pendelegasian, atau pemberian mandat.

b. Prinsip Kafalah

Kafalah adalah jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafiil) kepada pihak ketiga
untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung (makfuul anhu ashil)

c. Prinsip Hawalah

Hawalah adalah pengalihan utang dari orang yang berutang (muhil) kepada orang lain
yang menanggungnya (munhal’ alaih)

d. Prinsip Sharf

Prinsip Sharf adalah prinsip yang digunakan dalam transaksi jual beli mata uang, baik
antar mata uang sejenis maupun antar mata uang berlainan jenis.

e. Prinsip Ijarah

Objek ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang dan jasa, apabila dikaitkan dengan
penggunaan barang maka diistilahkan dengan sewa – menyewa sedangkan apabila
dikaitkan dengan penggunaan jasa maka diistilahkan dengan upah – mengupah.

2.7 Kegiatan Usaha Bank Syariah

1. Penghimpun Dana

2. Penyaluran dana

8
3. Jasa pelayanan

4. Berkaitan dengan surat berharga

5. Lalu lintas keuangan dan pembayaran

6. Berkaitan dengan pasar modal

7. Investasi

8. Dana pensiun

9. Sosial

2.8 Keunggulan Dan Kelemahan Bank Syariah

Keunggulan Bank Syariah:

1) Bank syariah relatif lebih mudah merespons kebijaksanaan pemerintah;

2) Terhindar dari praktik money laundring;

3) Bank syariah lebih mandiri dalam penentuan kebijakan bagi hasilnya;

4) Tidak mudah dipengaruhi gejolak moneter;

5) Mekanisme bank syariah didasarkan pada prinsip efisiensi, keadilan dan


kebersmaan.

Kelemahan Bank Syariah:

1) Jaringan kantor bank syariah belum luas;

2) SDM bank syariah masih sedikit;

3) Pemahaman masyarakat tentang bank syariah masih kurang;

4) Kekeliruan penilaian proyek berakibat lebih besar daripada bank konvensional.

9
BAB III

KESIMPULAN

Dari uraian kita sepakati bersama bahwa perbankan islam adalah lembaga keuangan yang
menjalankan aktivitas perbankan konvensional murni yang tidak sama sekali ada
kaitannya dengan kegiatan keagamaan yang akan menimbulkan kontradiksi apabila
terjadi sebuah kesalahan, maka agama islam termasuk di dalamnya umat islam itu akan
tersalahkan.

Namun dalam kegiatannnya perbankan islam tidak boleh menyimpang dari landasan dan
prinsip-prinsip islam itu sendiri, karena timbulnya perbankan islam adalah untuk
menyempurnakan dari sistem sosialis dan konvensional. Yang bukan saja berorientasi
pada profitabilitas tapi juga bagaimana perbankan islam itu sendiri mengedepankan etika
dan moral dalam berbisnis di dunia perbankan yang dapat menciptakan sebuah kegiatan
perbankan yang efisien dan efektip (bebas dari Riba, Gharar, Maysir, dll) sehingga dapat
berimplikasi pada pembangunan ekonomi, kesejahteraan rakyat, menciptakan pasar
ekonomi yang sehat dan menghilangkan paradigma dzalim.

10
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Andri Soemitra. 2009. Bank dan lembaga keuangan syariah. Jakarta : Kencana.

Kautsar Riza Salman. 2012. Akuntansi Perbankan Syariah Berbasis PSAK Syariah.
Jakarta : Indeks.

Sumber lain :

http://www. Makalahegi.blogspot.com

http://www. Eramoeslem.com”ekonomi syariah

11

Anda mungkin juga menyukai