Bab 1 (08308141008) PDF
Bab 1 (08308141008) PDF
PENDAHULUAN
yang menyerang pada balita yang terjadi di saluran napas dan kebanyakan
pilek berulang serta anoreksia. Di bagian tonsilitis dan otitis media akan
para ahli, daya tahan tubuh anak sangat berbeda dengan orang dewasa
karena sistem pertahanan tubuhnya belum kuat. Apabila dalam satu rumah
anggota keluarga terkena pilek, balita akan lebih mudah tertular. Dengan
kondisi anak yang lemah, proses penyebaran penyakit menjadi lebih cepat.
Resiko ISPA mengakibatkan kematian pada anak dalam jumlah kecil, akan
1
massa tubuh maupun pertumbuhan linier, yang keduanya menjurus ke arah
dalam kandungan atau Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan banyaknya
bayi yang diberi makanan pendamping ASI (MP-ASI) sejak usia 1 bulan,
terutama energi dan protein, pola asuh atau perawatan bayi yang kurang
2010: 13).
lebih berat dan buruk. Hal ini disebabkan karena ISPA pada anak balita
secara optimal proses kekebalan secara alamiah. Pada orang dewasa sudah
infeksi sebelumnya.
terjadi Tahun 2010 dan luapan aliran lahar dingin yang menyebabkan
angin dan debu yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi merupakan
2
pencemaran udara karena faktor alamiah atau internal (Wardhana, 2004:
28).
Pada saat menarik nafas, udara yang mengandung partikel akan terhirup
bertahan di saluran nafas bagian atas, sedangkan partikel 3-5 mikron akan
tertahan di bagian tengah, partikel lebih kecil 1-3 mikron akan masuk ke
sebanyak 7649 kasus, per tanggal 1 Desember 2010 sebanyak 8526 kasus,
3
peningkatan per tanggal 4 Desember 2010 dengan jumlah 9419 kasus.
kejadian ISPA dari 10 besar penyakit yang paling sering diderita oleh
Cangkringan tahun 2011 pada 7 bulan terakhir dari 5 desa kejadian ISPA
asap dapur dan asap rokok dapat terkumpul dalam rumah. Bayi dan anak
4
yang sering menghisap asap lebih mudah terserang ISPA. Rumah yang
lembab dan basah karena banyak air yang terserap di dinding tembok dan
peran lingkungan terhadap terjadinya penyakit dan wabah dan sejak lama
18).
meliputi sanitasi fisik rumah, sarana air bersih, sarana pembuangan air
5
keliling setiap 3 bulan sekali dan pelayanan kesehatan untuk balita setiap
hasil rekap laporan kasus kesakitan Tahun 2011 desa dengan angka
Cangkringan :
6
Data Perbandingan Angka Insidensi Kejadian
ISPA antara Desa dengan Prevalensi Tertinggi
dan Terendah Tahun 2011 di Wilayah Kerja
Puskesmas Cangkringan
Desa Argomulyo Desa Kepuhharjo
254
212
158
111 95
64 44 5834 5417 31 13 50 8
10 10 9 21 10 44 9
Adapun berikut dibawah ini data insidensi kejadian ISPA pada Balita
212
168 168
45 21
7
Berikut Insidensi Kejadian ISPA di Kecamatan Cangkringan, Sleman,
DIY tahun 2011 :
Jiwa
40 Wukir Sari
30
20
10 Umbulharjo
0
Kepuhharjo
Glagahharjo
B. Identifikasi Masalah
Banyak faktor yang berkaitan dengan terjadinya penyakit ISPA ini antara
lain faktor lingkungan, faktor perilaku, umur, letak geografis, musim dan
8
C. Batasan Masalah
2010.
D. Rumusan Masalah
9
wilayah kerja Puskesmas Cangkringan Kabupaten Sleman Daerah
Tahun 2010 ?
E. Tujuan Masalah
ISPA pada balita dan mengetahui ada atau tidaknya perbedaan kondisi
lingkungan pada balita yang mengalami ISPA dan balita yang tidak
Tahun 2010.
10
F. Manfaat Penelitian
lain :
1. Bagi Masyarakat
3. Keilmuan
daerah lain.
G. Batasan Operasional
1. ISPA
11
2. Faktor lingkungan
a. Ventilasi
b. Kepadatan Penghuni
1) Baik : ≤ 2 orang
12
2) Tidak baik (<60 Lux atau <120 Lux)
d. Suhu
Dengan kategori :
1) Baik : (18-30°C)
e. Kelembaban
1) Baik : (40-70%)
f. Lantai
tanah)
g. Dinding
13
h. Atap
langit
Sumber air yang berasal dari sumber mata air yang yang
l. Polutan (debu)
14