Anda di halaman 1dari 18

Gangguan Fungsi Muskuloskeletal

Pada Sendi Lutut

Makalah kelompok A10

Fitriani (102013018)

Wilko William (102013019)

Hermita Octaviagnes Buarlele (102013148)

Vanesha Cicilia Kwentano (102013229)

Yogi Adhitya A (102013240)

Marsha Islia El Japa (102013273)

Fendy (102013345)

Risma Prameswari Hermawan (102013434)

Uzairie bin Anwar (102013490)

Dwi Afriani (102013549)

Andriani Kairuniza (102013442)

Mahasiswa Fakultas Kedokteran


2013/2014
Universitas Kristen Krida Wacana
Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510

Page 1
Abstrak
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh pada manusia. Yang
terdiri dari anatomi tulang, anatomi otot, anatomi saraf, dan anatomi pembuluh darah.
Masing-masing mempunyai fungsi yang tidak sama. Otot dibagi menjadi dua system kerja,
yaitu kontraksi dan relaksasi. Ketika ingin melakukan suatu aktivitas, maka otot akan
berkontraksi. Pada saat kontraksi telah mencapai batasnya, maka akan terjadi kelelahan otot,
sehingga dibutuhkannya proses relaksasi. Otot merupakan alat untuk bergerak, otot melekat
pada tulang melalui tendon. Tulang mempunyai salah satu fungsi yaitu membuat tubuh
manusia bisa berdiri tegak, selain itu juga berfungsi untuk melindungi organ-organ dalam
tubuh, seperti jantung usus dan organ yang penting lainnya.

Pada saat terjadi rasa sakit dan nyeri pada salah satu persendian, seperti pada
persendian di bagian lutut dan merasakan nyeri, dalam hal ini di sebabkan karena adanya
gangguan pada kartilago (tulang rawan). hal ini bisa di sebabkan karena karena kurangnya
cairan yang melindungi kartolago pada tulang.

Kata kunci: Anatomi, tulang, otot, sendi, genu

Abstract
Anatomy is the structure of the human boddy. Counsisting of bone anatomy, anatomy muscle,
nerve anatomy, and the anatomy of the blood vessels. Each has a function that is not the
same. Muscle work is divided into two systems, namely the contraction and relaxation. When
he wants to perform an activity, then the muscle will contract. At the time of contraction has
reached its limit, there will be muscle fatigue, so it needs the relaxation process. Is a tool to
move the muscles, the muscles attached to bones by tendons. Bone has one of the functions
that make the human body could stand upright, but it also serves to protect the organs in the
body, such as heart and gut other vital organs. In times of pain and pain in one joint, such as
the joints in the knees and feel the pain, in this case because of the disruption caused to the
cartilage (cartilage). this can be caused because due to lack of fluid that protects kartolago
on bone.
Keywords: Anatomy, bones, muscles, joints, genu.

Pendahuluan

Page 2
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh manusia. Anatomi ini
dibagi menjadi 2 yaitu anatomi makro dan anatomi mikro. Anatomi mikro sering disebut juga
histologi yaitu mempelajari sel, jaringan, dan organ tubuh. Selain itu ada juga fisiologi yaitu
mempelajari mekanisme kerja fisik yang normal di dalam tubuh.2

Tubuh manusia mempunyai struktur anatomi yang sangat kompleks dan saling terkait
satu sama lain. Struktur anatomi manusia meliputi rangka, otot, dan sistem saraf, yang
bekerja saling mempengaruhi.1

Dalam penulisan ini akan menekanan penjelasan mengenai struktur mekanisme


kontraksi otot, dan persendian lutut, serta hubungannya dengan mekanisme terjadinya rasa
sakit dan nyeri pada lutut. Dengan tujuan sebagai bahan pembelajaran penulis.

Otot adalah sebuah jaringan konektif dalam tubuh yang tugas utamanya adalah untuk
kontraksi. Kontraksi otot digunakan untuk memindahkan bagian-bagian tubuh & substansi
dalam tubuh. Ada tiga macam otot secara umum yaitu; oto lurik, otot polos, dan otot jantung.
Otot manusia bekerja dengan cara berkontraksi sehingga otot akan memendek, mengeras dan
bagian tengahnya menggelembung (membesar). Karena memendek maka tulang yang dilekati
oleh otot tersebut akan tertarik atau terangkat. Kontraksi satu macam otot hanya mampu
untuk menggerakkan tulang kesatu arah tertentu. Agar tulang dapat kembali ke posisi semula,
otot tersebut harus mengadakan relaksasi dan tulang harus ditarik ke posisi semula. Untuk itu
harus ada otot lain yang berkontraksi yang merupakan kebalikan dari kerja otot pertama, yang
berfunsi untuk menggerakkan tulang dari satu posisi ke posisi yang lain, kemudian untuk
kembali ke posisi semula diperlukan paling sedikit dua macam otot dengan kerja yang
berbeda.3

Skenario 8
Seorang perempuan berusia 65 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan sakit dan
nyeri pada lutut kanan saat berjalan. Setelah di lakukan pemeriksaan fisik dan radiologi,
dokter menyatakan ia menderita osteoartritis.

Identifikasi Istilah yang Tidak Diketahui:


Tidak ada (-)

Page 3
Rumusan Masalah:
Dari skenario kasus terdapat rumusan masalah yaitu, seorang perempuan yang
berumur 65 tahun yang mengalami keluhan sakit dan nyeri pada bagian lutut kaki ketika
berjalan.

Hipotesis:
Rasa sakit dan nyeri pada lutut itu di sebabkan karena kurangnya kadar air dalam
tubuh sehingga kurangnya cairan yang melindungi kartilago pada tulang, itu karena seiring
dengan pertamabahan usia pada manusia dewasa. Hal itulah yang menyebabkan rasa sakit
dan nyeri pada lutut.

Sasaran Belajar:
o Memahami struktur tulang dan otot pada daerah articulasio genu.
o Memahami topografi otot dan pergerakkan sendi lutut.

Berdasarkan skenario kasus diatas, perempuan berusia 65 tahun mengalami sakit dan nyeri
pada lutut kanan saat berjalan. sehingga menyebabkan terkena penyakit osteoarthritis.

Pembahasan

Anatomi Mikro (Histologi)

Osifikasi atau yang disebut dengan proses pembentukan tulang telah bermula sejak
umur embrio 6-7 minggu dan berlangsung sampai dewasa. Osifikasi dimulai dari sel-sel
mesenkim memasuki daerah osifikasi, bila daerah tersebut banyak mengandung pembuluh
darah (Vaskular) akan membentuk osteoblas, bila tidak mengandung pembuluh darah
(Avaskular) akan membentuk kondroblas. Pembentukan tulang rawan ini terjadi segera

Page 4
setelah terbentuk tulang rawan (kartilago). Mula-mula pembuluh darah menembus
perichondrium di bagian tengah batang tulang rawan, merangsang sel-sel perikondrium
berubah menjadi osteoblas4.

Bersamaan dengan proses ini pada bagian dalam tulang rawan di daerah diafisis yang
disebut juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawan membesar kemudian pecah sehingga
mengalami kenaikan pH (pH menjadi basa) akibatnya zat kapur didepositkan, dengan
demikian terganggulah nutrisi semua sel-sel tulang rawan dan menyebabkan kematian pada
sel- sel tulang rawan. Setelah itu akan terjadi degenerasi (kemunduran bentuk dan fungsi) dan
pelarutan dari zat-zat interseluler, termasuk zat kapur. bersamaan dengan masuknya
pembuluh darah ke daerah tersebut. Pada tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki
daerah epiphise (tulang yang terpisah dari tulang panjang oleh tulang rawan yang terdapat
pada masa pertumbuhan) tetapi kemudian menjadi bagian dari tulang panjang itu sehingga
terjadi pusat osifikasi sekunder, terbentuklah tulang spongiosa.2

Jaringan Penyambung Khusus

Jaringan penyambung khusus diantaranya adalah kartilago (tulang rawan) dan tulang.
Kartilago memiliki ciri matriks yang kuat dan mampu menahan tekanan meknik. Matriks
tulang adalah salah satu jaringan terkeras pada tubuh, dan juga mampu menahan tekanan
yang di berikan kepadanya. Kedua jenis jaringan penyambung ini memiliki sel khusus yang
mampu mensekresikan matriks yang selanjutnya akan mengurung sel-sel tersebut. Namun
kartilago dan tulang memiliki fungsi berbeda, meski keduanya terlibat dalam menyokong
tubuh karena berperan pada sistem rangka, terutama pada tulang panjang pada tubuh ketika
embrio terbentuk sebagai kartilago yang kemudian akan digantikan oleh tulang, yang disebut
sebagai pengulangan endokronal.3

Jaringan Ikat Khusus Kartilago

Komponen tulang rawan diantaranya sel-sel kondrosit dan kondroblas. Sel kondrosit
ini berada pada rongga kecil yang disebut lakuna, pada matriks ekstraselular yang di
sekresikan kondrosit tersebut. Matriks ekstraselular terdiri atas glikosaminoglikans dan
proteoglikans, yang berhubungan erat dengan kolagen dan serat elstin di dalam matriks.
Dengan adanya serat elastin dalam kartilago, maka memungkinkannya berfungsi sebagai
peredam kejut, karena memiliki sifat fleksibilitas dan resistensi terhadap tekanan yang di

Page 5
miliki kartilago. Serta permukaannya yang licin memungkinkan terjadinya gerak yang hampir
bebas friksi pada sendi, dimana kartilago melapisi permukaan sendi.3

Terdapat 3 macam kartilago;

1. Kartilago hialin mengandung kolagen tipe II di dalam matriksnya, dan merupakan


karitlago yang paling banyak terdapat pada tubuh dan memiliki beragam fungsi,
diantaranya untuk menyokong beberapa area. Struktur kartilago hialin diantaranya
kondrosit, perikondrium, dan matriks. Kondrosit merupakan sel yang mengisi lakuna
dalam matriks yang jernih dan tampak seperti kaca. Perikondrium adalah membran
jaringan ikat rapat yang tervaskularisasi di sekitar kartilago hialin. Sedangkan matriks
kartilago tidak memiliki pembuluh darah, sehingga nutrien dan gas masuk ke
kondrosit melalui perikondrium.
2. Kartilago elastis memiliki serat elastik (bercabang banyak) yang memungkinkan
elastisitas dalam pergerakan. Terdapat pada bagian telinga eksternal, epiglottis dan
beberapa kartilago laring.
3. Fibrokartilgo dikaitkan dengan kartlago hialin karena memiliki kemiripan yaitu
terdapat pada penyambung padat. Namun, fibrokartilago tidak memiliki
perikondrium. Fibrokartilago ditemukan diantara tulang yang membentuk sendi yang
sedikit bergerak, misalnya diantara badan-badan vertebra.5.1

Jaringan Ikat Khusus Tulang

Tulang merupakan jaringan penyambung khusus yang matriks, ekstraselularnya


terkalasifikasi dan mengurung sel-sel yang mensekresikan matriks tersebut. Sel tulang
memiliki persediaan darah yang kaya melalui kanalikuli, yaitu saluran kecil yang menembus
matriks terkalsifikasi. Tulang (jaringan osseus), seperti kartilago, tersusun dari sel, serat, dan
matriks, namun lebih kuat dari pada kolagen, karena matriksnya mengandung kalsium
anorganik dan garam fosfat yang memberikan kekerasan dan kemampuan untuk menopang
berat tubuh. Matriks tulang mengandung bahan anorganik dan organik. Komponen anorganik
menyusun 65% berat kering tulang, dimana berupa kristal kalsium hidroksiapatit
[Ca10(PO4)6(OH)2], kebanyakan terdiri atas kalsium dan fosfor permukaan bebas dari kristal
dikelilingi oleh substansi dasar amorf.2

Ion-ion permukaan Kristal akan menarik H2O dan membentuk selubung hidrasi, yang
memungkinkan terjadinya pertukaran ion dengan cairan ekstraselular, kekerasan dan
kekuatan tulang di sebabkan oleh adanya hubungan kristal hidroksiapatit dengan kolagen.

Page 6
Saat tulang mengalami dekalsifiasi (misalnya seluruh mineral hilang dari tulang), bentuknya
akan tetap seperti semula namun akan menjadi lebih fleksibel sehingga bisa di lengkungkan
seperti sepotong karet yang keras. Sedangkan komponen organik pada tulang adalah kolagen
tipe I, dan menyusun hampir 35% berat kering tulang. Jika komponen organik dekstrasi dari
tulang rangka yang masih megandung mineral akan tetap mempertahankan bentuk asalnya,
namun lebih rapuh dan mudah terjadi fraktur (patah tulang). 5

Jenis sel-sel pada tulang diantaranya sel-sel osteoprogenitor, osteoblast, osteosit, dan
osteoklas. Sel osteoprogenitor berasal dari sel mesenkim embrionik dan mempertahankan
kelompoknya untuk melakukan mitosis, berada pada lapisan dalam periosteum, lapisan kanal
havers, dan pada endosteum. Sel ini berbentuk gelendong dan memiliki inti lonjong,
sitoplasma sedikit dan terpulas pucat, serta memiliki ribosom bebas berlimpah. Merupakan
sel paling aktif selama masa pertumbuhan tulang yang intens.1.3

Osteoblas, berasal dari sel-sel osteoprogenitor. Sel ini tidak hanya mensintesis matriks
organik bagi tulang, namun juga reseptor untuk hormon paratiroid. Organel-organel pada
osteoblast terpolarisasi, memiliki inti terletak jauh dari daerah yang aktif bersekresi, dimana
terdapat granula sekretori yang mengandung perkusor matriks. Osteoblast memiliki beberapa
faktor pada membrannya yaitu integrin dan reseptor hormon paratiroid.

Osteosit, merupakan sel-sel tulang matur dan berasal dari osteoblast yang terkurung didalam
lakunanya. Sel-sel ini memiliki peran transduksi mekanik (mechantroduction), dimana
merespon stimulus berupa regangan pada tulang. Osteklas, adalah sel berinti banyak yang
berasal dari progenitor granulosit-makrofag. Memiliki peran terhadap resorpsi tulang,
merupakan sel besar, motil, berinti banyak, dan memiliki sitoplasma yang asidofilik.
Osteoklas bertanggung jawab untuk menghancurkan dan membentuk kembali tulang.2.1

Tulang digolongkan berdasarkan bentuk anatominya, pendek, panjang, pipih,


irregular, dan sesamoid. Tulang panjang berarti menunjukkan tulang panjang dan berlokasi
diantara dua kepala/ ujung yang besar, seperti tibia. Tulang pendek memiliki lebar dan
panjang yang kurang lebih sama, misalnya tulang karpal. Tulang pipih berbentuk datar, tipis,
dan seperti lempengan, misalnya tulang-tulang yang membentuk tengkorak. Tulang irregular
memiliki bentuk yang irregular dan tidak termasuk di dalam klasifikasi lainnya, misalnya
tulang sphenoid. Tulang sessamoid berkembang di dalam tendon, misalnya patella.3

Jaringan Saraf

Page 7
Jaringan saraf terdiri dari sel-sel saraf yang disebut neuron. Sel saraf tertentu memiliki
mempunyai resesptor pada ujung terminalnya untuk menerima berbagai jenis rangsangan dan
meneruskannya sebagai impuls saraf untuk diolah dan diteruskan ke saraf pusat, dimana
impuls akan diterima sebagai rangsng sensorik dan akan menginisiasi respon motorik.

Unsur motorik dibagi menjadi 2, yaitu;

a) Sistem somatik: impuls saraf berasal dari SSP dan ditransmisikan secara langsung ke otot
skelet melalui neuron tunggal.
b) Sistem otonom: impuls berasal dari SSP dan ditransmisikan ke ganglion otonom melalui
saraf praganglion, selanjutnya impuls saraf dari ganglion otonom tersebut melalui serat
saraf pasca-ganglion akan di transmisikan ke otot polos, otot jantung, atau kelenjar.

Sel-sel sistem saraf dibagi menjadi badan sel, dendrit, dan akson. Dendrit adalah prosesus
yang membawa impuls menuju badan sel. Badan sel berisi nukleus dan penting untuk
melanjutkan kehidupan neuron. Akson adalah sebuah prosesus (penonjolan selular) yang
membawa impuls menjauhi badan sel. Sinaps adalah ruang antara akson suatu neuron dan
dendrit atau badan sel neuron berikutnya. Hantaran impuls bergantung pada bahan kimia
yang disebut neurotransmiter.5

Tiap otot dipersarafi satu atau lebih saraf, yang menembus epimisium pada tempat
tetap tertentu yang disebut “titik motor”. Saraf mengandung serat-serat motorik, serat-serat
sensorik untuk “muscle spindle” (gelendong otot), ujung-ujung sensorik neurotendinea untuk
fasia dan saraf autonom untuk pembuluh darah.1

Jaringan Otot

Ada tiga macam otot yang digolongkan berdasarkan struktur dan fungsinya.

1. Otot Rangka (Otot Lurik)


Otot rangka merupakan otot lurik, volunter (secara sadar atas perintah dari
otak), dan melekat pada rangka, misalnya yang terdapat pada otot paha, otot
betis, otot dada. Kontraksinya sangat cepat dan kuat.
2. Otot Polos

Page 8
Otot polos merupakan otot tidak berlurik dan involunter (bekerja secara tak
sadar). Jenis otot ini dapat ditemukan pada dinding berongga seperti kantung
kemih dan uterus, seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi,
urinarius, dan sistem sirkulasi darah. Kontraksinya kuat dan lamban. Struktur
Mikroskopis Otot Polos yaitu memiliki bentuk sel otot seperti
silindris/gelendong dengan kedua ujung meruncing.
3. Otot Jantung
Otot Jantung juga otot serat lintang involunter, mempunyai struktur yang sama
dengan otot lurik. Otot ini hanya terdapat pada jantung. Bekerja terus-menerus
setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung juga mempunyai masa istirahat, yaitu
setiap kali berdenyut. Memilki banyak inti sel yang terletak di tepi agak ke
tengah. Seluruh otot terbungkus suatu selubung jaringan ikat kuat yang disebut
epimisium. Lembaran jaringan ikat yang lebih halus mengelilingi berkas atau
fasikulus serat-serat otot membentuk perimisium. Jaringan ikat yang lebih
halus lagi meluas dari perimisium masuk diantara dan disekitar masing-
masing serat berupa endomisium.2.5

Anatomi Eksteremitas Inferior

Anatome eksteremitas inferior menerangkan tentang tulang pelvis, femur, tibia, fibula, tarsal,

metatarsal, dan tulang-tulang phalangs:

 Pelvis

Pelvis terdiri atas sepasang tulang panggul (hip bone) yang merupakan tulang pipih. Masing-

masing tulang pinggul terdiri atas 3 bagian utama yaitu ilium, pubis dan ischium. Ilium

terletak di bagian superior dan membentuk artikulasi dengan vertebra sakrum, ischium

terletak di bagian inferior-posterior, dan pubis terletak di bagian inferior-anterior-medial.

Bagian ujung ilium disebut sebagai puncak iliac (iliac crest). Pertemuan antara pubis dari

pinggul kiri dan pinggul kanan disebut simfisis pubis. Terdapat suatu cekungan di bagian

Page 9
pertemuan ilium-ischium-pubis disebut acetabulum, fungsinya adalah untuk artikulasi dengan

tulang femur.

 Femur

Femur merupakan tulang betis, yang di bagian proksimal berartikulasi dengan pelvis dan

dibagian distal berartikulasi dengan tibia melalui condyles. Di daerah proksimal terdapat

prosesus yang disebut trochanter mayor dan trochanter minor, dihubungkan oleh garis

intertrochanteric. Di bagian distal anterior terdapat condyle lateral dan condyle medial untuk

artikulasi dengan tibia, serta permukaan untuk tulang patella. Di bagian distal posterior

terdapat fossa intercondylar.

 Tibia

Tibia merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih medial dibanding dengan fibula.

Di bagian proksimal, tibia memiliki condyle medial dan lateral di mana keduanya merupakan

facies untuk artikulasi dengan condyle femur. Terdapat juga facies untuk berartikulasi dengan

kepala fibula di sisi lateral. Selain itu, tibia memiliki tuberositas untuk perlekatan ligamen. Di

daerah distal tibia membentuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal dan malleolus medial.

 Fibula

Fibula merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih lateral dibanding dengan tibia.

Di bagian proksimal, fibula berartikulasi dengan tibia. Sedangkan di bagian distal, fibula

membentuk malleolus lateral dan facies untuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal.

 Tarsal

Page
10
Tarsal merupakan 7 tulang yang membentuk artikulasi dengan fibula dan tibia di proksimal

dan dengan metatarsal di distal. Terdapat 7 tulang tarsal, yaitu calcaneus, talus, cuboid,

navicular, dan cuneiform (1, 2, 3). Calcaneus berperan sebagai tulang penyanggah berdiri.

 Metatarsal

Metatarsal merupakan 5 tulang yang berartikulasi dengan tarsal di proksimal dan dengan

tulang phalangs di distal. Khusus di tulang metatarsal 1 (ibu jari) terdapat 2 tulang sesamoid.

 Phalangs

Phalangs merupakan tulang jari-jari kaki. Terdapat 2 tulang phalangs di ibu jari dan 3

phalangs di masing-masing jari sisanya. Karena tidak ada sendi pelana di ibu jari kaki,

menyebabkan jari tersebut tidak sefleksibel ibu jari tangan.

Anatomi Sendi Lutut

Secara anatominya tulang lutut dipanggil os patella. Secara umumnya, bagian os

patella yang utama adalah basis patella yang terletak di bagian superior patella dan di bagian

inferiornya pula ada bagian yang dinamakan sebagai apex patella6. Di bagian depan os patella

terdapat fascies anterior yang merupakan permukaan os patella. Selain itu, terdapat juga

fascies articularis medialis dan fascies articularis lateralis yang bisa dilihat melalui tampak

posterior os patella. Gambar 3 menunjukkan keseluruhan persendian lutut.

Dalam mempelajari os patella secara anatomi, sendi yang terdapat pada tulang

tersebut juga harus diketahui. Sendi lutut adalah sendi engsel dengan perubahan dan yang

dibentuk oleh kedua condylus femoris yang bersendi dengan permukaan superior condylus-

condylus tibia. Patella terletak pada permukaan pateler yang halus pada femur dan di atas itu

Page
11
patella meluncur sewaktu sendi bergerak. Os patella berada di depan bagian-bagian

persendian utama tetapi tidak termasuk dalam pembentukan sendi lutut.6

Terdapat beberapa struktur yang terdapat pada sendi lutut yang merupakan bagian

penting. Struktur penting tersebut dinamakan sebagai struktur interartikuler. Tulang rawan

semilunaris terletak di atas permukaan persendian yang merupakan dataran tinggi tibia yang

dalam untuk penerimaan condylus femoris. Ligamen bersilang berjalan dari puncak condylus

tibial kearah permukaan kasar di atas fisura intercondylus femoris. Ligamen-ligamen ini

bertujuan untuk membatasi pergerakan sendi lutut dan mengikat tulang-tulangnya bersama

dengan lebih kuat. Ligamen kapsuler sendi lutut sangat tebal dan diperkuat lagi oleh ekspansi

otot-otot dan tendon-tendon yang mengelilingi dan berjalan di atas sendi. 7 Dalam masa yang

sama, turut terdapat sendi sinovial. Sendi ini mengandungi cecair yang berperan untuk

melancarkan pergerakan sendi lutut. Kekurangan cairan ini dapat mengakibatkan penyakit

osteoarthritis yang dapat menyebabkan rasa nyeri yang amat ketika sendi lutut bergesel.

Page
12
Gambar 1: Sendi Lutut Secara Anatomi
Fisiologi Mekanisme kotraksi dan relaksasi otot

Dilihat dari segi fisiologi bisa kita pahami bagaimana cara kerja otot, yang meliputi
kontraksi dan relaksasi otot. Semua sel otot di khususkan untuk kontraksi, ketika berkontraksi
sel akan memendek dan menarik tulang untuk menimbulkan gerakan. Setiap otot rangka
tersusun atas ribuan sel otot yang biasa disebut serabut otot. Otot melekat erat dengan tulang
melalui tendon. Tendon tersusun atas jaringan ikat fibrosa yang bila di ingat merupakan
jaringan ikat yang amat kuat dan menyatu dengan fascia yang membungkus otot dan dengan
periosteum, yaitu membran jaringan ikat fibrosa yang membungkus tulang. Biasanya setiap
otot memiliki setidaknya dua tendon, masing-masing melekat pada tulang yang tidak
bergerak atau statis adalah origo; bagian perlekatan tulang yang dapat bergerak disebut
insersio. Otot tersebut menyilang sendi tempat kedua tulang berhubungan, dan ketika
berkontraksi,otot akan menarik pada insersionya dan menggerakkan tulang ke arah tertentu.5

Satu sel otot rangka atau satu serat otot tersusun atas myofibril. Setiap miofibril tersusun atas
elemen-elemen sitoskeleton filamen tipis dan tebal, dimana filament tebal (pita A) dibentuk
oleh miosin sedangkan filamen tipis (pita I) dibentuk oleh aktin.

Proses Terjadinya Kontraksi Otot

Ketika terdapat rangsangan, maka impuls akan disalurkan ke saraf motoric melalui saluran
aferen, membawa potensial aksi ke ujung saraf yangnantinya akan menghasilkan enzim yang
berfungsi untuk merusak dinding vesikel tempat penyimpanan neurotransmitter.
Neurotransmitter yang dikeluarkan pada myoneuron adalah asetil kolin. Asetil kolin keluar
menyebrangi celah dan berikatan dengan reseptor (Ach)/ saluran di motor end-plate, yang
nantinya akan merangsang terjadinya depolarisasi hingga membentuk potensial aksi sebagai
respons terhadap pengikatan asetil kolin dan potensial end-plate, yang kemudian timbul
disalurkan ke seluruh membrane ppermukaan tubulus T sel otot. Potensial aksi di tubulus T
memicu pelepasan ion kalsium [Ca2+] dari retikulum sarkoplasma ke dalam sitosol. Ion
kalsium yang dibebaskan dari kantung lateral berikatan dengan troponin di filamen aktin,
Page
13
sehingga menyebabkan tropomiosin secara fisik bergeser untuk membuka penutup tempat
pengikatan jembatan silang di aktin. Jembatan silang miosi berikatan dengan aktin dan
menekuk, menarik filamen aktin ke bagian tengah sarkomer, dimana dijalankan oleh energi
yang dihasilkan dari ATP. Sehingga terlihat terjadinya pemendekan pada daerah sarkomer.2.5

Proses Terjadinya Relaksasi Otot

Proses kontraksi dihentikan ketika Ca2+ dikembalikan ke kantung lateral saat aktivitas
listrik local berhenti. Retikulum sarkoplasma memiliki molekul pembawa, pompa Ca2+ -
ATPase, yang memerlukan energi dan secara aktif mengangkut Ca2+ dari sitosol untuk
memekatkannya di dalam kantung lateral. Asetilkolinesterase menyingkirkan Ach dari taut
neuromuskular, potensial aksi serat otot terhenti. Ketika potensial aksi lokal tidak lagi
terdapat di tubulus T untuk memicu pelepasan Ca2+, aktivitas pompa Ca2+ retikulum
sarkoplasma mengembalikan Ca2+ yang dilepaskan ke kantung lateral. Hilangnya Ca2+ dari
sitosol memungkinkan kompleks troponin-tropomiosin bergeser kembali ke posisinya yang
menghambat, sehingga aktin dan miosin tidak lagi berkatan di jembatan silang, sehingga
filamen tipis secara pasif kembali ke posisinya semula, serta serat otot kembali melemas.
Pergerakan inilah yang disebut dengan relaksasi otot.6

Biokimia Mekanisme kotraksi dan relaksasi otot

Otot, yaitu jaringan tunggal terbesar di dalam tubuh manusia. Otot merupakan
transducer (mesin) biokimiawi utama yang mengubah energi potensial (kimia) menjadi energi
kinetik (mekanis). Sebagai transducer kimia-mekanis agar menjadi efektif memerlukan
pasokan energi kimia yang konstan, perlunya sarana untuk mengatur akrivitas mekanis
(seperti kecepatan, lama, dan kekuatan kontraksi pada otot), harus ada operator (sebagai
penyalur yaitu sistem saraf), dan harus memiliki cara untuk mengembalikan mesin tersebut
pada keadaan semula.5

Otot lurik tersusun dari sel serabut multinukleus yang dikelilingi membrane plasma
yang dapar menerima rangsangan listrik, yaitu sarkolema. Seberkas sel otot lurik tersusun
atas miofibril yang tersusun parallel di dalam cairan intrasel yang dinamakan sarkoplama.
Dalam sarkoplasma ini terdapat glikogen, senyawa ATP, fosfokreatin, dan sejumlah enzim
untuk glikolisis. Sarkomer merupakan unit fungsional otot, dimana sarkomer sebagai regio di
antara kedua garis Z (garis tengah pada pita A) yang bergantunh padaan kontraksinya. Pada
miofibril juga terdapat filamen tebal sebagai pita A (anisotropik) dan filamen tipis sebagai
Page
14
pita I (isotropik). Filamen tebal dan tipis saling mengadakan interaksi lewat jembatan silang
yang muncul disepanjang filament tebal.5

Pada dasarnya ketika otot berkontraksi tidak terjadi perubahan panjang dan tipis,
tetapi zona H dan pita I akan memendek. Sehingga susunan filamen interdigitasi harus
mnyelip satu sama lain saat otot berkontraksi. Jembatan silang yang menghubungkan filamen
tebal dan tipis pada stadium tertentu dalam siklus kontraksi akan menghasilkan dan
mempertahankan tegangan. Dalam otot trdapat dua protein utama, yaitu aktin dan miosin. G-
aktin monomerik (globular) pada kekuatan fisiologik dan dengan adanya Mg 2+, melakukan
polimerisasi nonkovalen hingga terbentuk filamen heliks-ganda tak larut yng dinamakan F-
aktin (fibrous), F-aktin inilah yang nantinya dipakai berikatan dengan miosin. Miosin
memiliki ekor fibrosa yang terdiri atas dua buaah heliks yang saling terpilin, dimana masing-
masingnya memiliki bagian kepala globular yang terikat pada salah satu ujung. F-aktin
meningkatkan laju kerja miosin ATPase untuk melepaskan produknya, yaitu ADP dan Pi.
Berikut beberapa tahap kejadian kimiawi selama satu siklus kontraksi dan relaksasi otot:

(1) Dalam fase relaksasi, kepala miosin menghidrolisis ATP menjadi ADP + P i. Resultan
komplekd ADP - Pi - miosin telah mendapatkan energi dan berada dalam bentuk yang
dikatakan sebagai bentuk energi tinggi.
(2) Ketika kontraksi, maka aktin akan dapat terjangkau dan kepala miosin akan
menemukannya, megikatnya serta membentuk kompleks aktin - miosin - ADP - Pi.
(3) Pembentukan kompleks ini meningkakan pelepasan Pi yang akan memulai cetusan,
dimana diikuti oleh pelepasan ADP dan disertai dengan perubahan bentuk yang besar
pada kepala miosin dalam hubungannya dengan ekornya yang akan menarik aktin ke
arah bagian pusat sarkomer. Miosin kini dalam keadaan berenergi rendah.
(4) Molekul ATP yang lain terikat pada kepala miosin dengan membentuk kompleks aktin –
miosin - ATP.
(5) Kompleks miosin – ATP mempunyai afinitas rendah terhadap aktin, dengan demikian
aktin akan dilepaskan. Tahap ini merupakan komponen relaksasi yang sangat penting dan
bergantung pada pengikatan ATP dengan kompleks aktin - miosin.5

Sama seperti halnya otot jantung, merupakan otot lurik yang menggunakan sistem aktin -
miosin - troponin - tropomiosin. Sedangkan otot polos tidak memiliki sistem troponin.
Meskipun demikian, seperti halnya otot lurik, kontraksi otot polos juga diatur oleh ion Ca 2+.
Miosin otot olos mengandung sebuah rantai ringan yang mencegah pengikatan kepala miosin
pada F-aktin. Rantai ringan –p dfosforilasi untuk mengaktifkan ATPase, dimana ATPase
akan menyebabkan hidrolisis ATP berlangsung. Fosfat pada rantai ringan miosin dapat
Page
15
membentuk khelasi dengan ion Ca2+ yang terikat pada kompleks tropomiosin – TpC – aktin
sehingga terjadi peningkatan kecepatan pembentukan jembatan silang antara kepala miosin
dan aktin. Aktivasi ion Ca2+ pada enzim kinase rantai-ringan miosin memerlukan pengikatan
kalmodulin 4Ca2+, sehingga terjadi fosforlasi rantai-ringan yang kemudian akan berhenti
menghambat interaksi miosin – F-aktin dan terjadi siklus kontraksi.5

Relaksasi otot polos terjadi ketika konsentrasi ion Ca2+ dalam sarkoplasma turun ingga
dbawah 10-7 mol/L. Ion Ca2+ berdisosiasi dari kalmodulin, selanjutnya beedisosiasi dari
enxzim kinase rantai ringan miosin. Dengan menginaktifkan enzim kinase, tidak ada fosfat
baru yang terikat pada rantai ringan –p, dan enzim fosfat protein rantai ringan akan
mengeluarkan gugus fostat yang ada dari rantai ringan –p. Kemudian rantai ringan –p miosin
yang terlah mengalami defosforilasi menghambat pengikatan kepala miosin pada F-aktin dan
aktivitas ATPase. Sehingga kepala miosin terlepas dari F-aktin dengan adanya ATP tetapi
kepala ini tidak akan melekat kembali karena keberadaan rantai ringan –p yang telah
mengalami defosforilasi, maka relaksasi terjadi (lihat gambar no.5).5

Gambar 2 : Biokimia Mekanisme Otot

Proses Terjadinya Relaksasi Otot

Proses kontraksi dihentikan ketika Ca2+ dikembalikan ke kantung lateral saat aktivitas listrik
local berhenti. Retikulum sarkoplasma memiliki molekul pembawa, pompa Ca2+ - ATPase,
yang memerlukan energi dan secara aktif mengangkut Ca2+ dari sitosol untuk
memekatkannya di dalam kantung lateral. Asetilkolinesterase menyingkirkan Ach dari taut
neuromuskular, potensial aksi serat otot terhenti. Ketika potensial aksi lokal tidak lagi

Page
16
terdapat di tubulus T untuk memicu pelepasan Ca2+, aktivitas pompa Ca2+ retikulum
sarkoplasma mengembalikan Ca2+ yang dilepaskan ke kantung lateral. Hilangnya Ca2+ dari
sitosol memungkinkan kompleks troponin-tropomiosin bergeser kembali ke posisinya yang
menghambat, sehingga aktin dan miosin tidak lagi berkatan di jembatan silang, sehingga
filamen tipis secara pasif kembali ke posisinya semula, serta serat otot kembali melemas.
Pergerakan inilah yang disebut dengan relaksasi otot.4

Penutup

Anatomi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh pada manusia. Yang
terdiri dari anatomi tulang, anatomi otot, anatomi saraf, dan anatomi pembuluh darah.
Masing-masing mempunyai fungsi yang tidak sama. Dengan memahami anatomi patella, kita
lebih memahami osteo artritis yang terstruktural.

Osteoatritis terjadi karena menurunnya kadar air dalam tubuh sehingga kekurangan
cairan yang melindungi kartilago. Sehingga trauma pada lutut lebih sering terjadi pada sisi
medial di bandingkan pada sisi lateral. Ligamentum collaterale laterale (fibulare) lebih kuat
mengikat sendi dari pada ligamentum collaterale medial (fibula). Kerusakan pada
ligamentum collaterale terjadi sebagai akibat dari pukulan pada lutut pada sisi yang
berlawanan. Pukulan yang berat pada sisi medial dari lutut, yang mana dapat menimbulkan
kerusakan pada ligamentum collaterale fibulare, adalah jarang terjadi bila di bandingkan
dengan pukulan pada sisi lateral lutut.

Page
17
Daftar Pustaka

1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi. Jakarta: Penerbit EGC; 2004.h.1-2.77-80.


2. Swartz MH. Buku ajar diagnostik fisik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2004.
3. Drake RL, Vogl AW, Mitchell AWM. Gray: dasar-dasar anatomi. Jakarta: ELSEVIER;
2014.h.681-700.
4. Murray RK. Biokimia harper. Edisi 25. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2003.h.681-701.
5. Sheerwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke 6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2014.h.276-90.

6. Evelyn CP. Anatomi dan Fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT Gramedia; 2008. Hal.

56-8

7. Evelyn CP. Anatomi dan Fisiologi untuk paramedic. Ed. 33. Jakarta: PT Gramedia;

2009. Hal. 117-8

Page
18

Anda mungkin juga menyukai