PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bencana alam merupakan konsekuensi dari kombinasi aktivitas alam dan aktivitas
manusia. Indonesia menjadi salah satu negara yang sering mengalami bencana karena letak
georgrafisnya. Umumnya bencana yang terjadi mengakibatkan penderitaan bagi masyarakat
baik berupa korban jiwa manusia, kerugian harta benda maupun kerusakan lingkungan serta
musnahnya hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai antara lain kerusakan sarana dan
prasarana serta fasilitas umum, penderitaan masyarakat dan sebagainya. Bangsa Indonesia
sendiri telah melahirkan Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana. Untuk merealisasikan Undang-Undang tersebut, pada tahun 2008 telah diterbitkan
Peraturan Pemerintah Nomor 21 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana,
Peraturan Pemerintah Nomor 22 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bencana, Peraturan
Pemerintah Nomor 23 tentang Peranserta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing
Nonpemerintah dalam Penanggulangan Bencana. Pada kegiatan penanggulangan sendiri
terdapat salah satu tahap rehabilitasi. Rehabilitasi sendiri yaitu perbaikan dan pemulihan semua
aspek pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah
pascabencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua
aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu rehabilitasi ?
2. Apa tujuan rehabilitasi ?
3. Bagaimana tindakan rehabilitasi ?
4. Apa saja cakupan kegiatan rehabilitasi ?
5. Bagaimana penentuan kebijakan rehabilitasi ?
6. Apa saja Ruang Lingkup pelaksanaan Rehabilitasi ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari rehabilitasi
2. Untuk mengetahui tujuan rehabilitasi
3. Untuk mengetahui bagaimana tindakan dalam rehabilitasi
4. Untuk mengetahui cakupan kegiatan rehabilitasi
5. Untuk mengetahui penentuan kebijakan rehabilitasi
6. Untuk mengetahui Ruang Lingkup pelaksanaan Rehabilitasi
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Rehabilitasi
Rehabilitasi menurut UU No. 24 Tahun 2007 adalah perbaikan dan pemulihan
semua aspek pelayanan publik atau masyarakat untuk normalisasi semua aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana. Rehabilitasi
dilakukan melalui kegiatan: perbaikan lingkungan daerah bencana, perbaikan
prasarana dan sarana umum, pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat,
pemulihan sosial psikologis, pelayanan kesehatan, rekonsiliasi dan resolusi konflik,
pemulihan sosial ekonomi budaya, pemulihan keamanan dan ketertiban, pemulihan
fungsi pemerintahan, dan pemulihan fungsi pelayanan publik.
2.2 Tujuan Rehabilitasi
Mengembalikan dan memulihkan fungsi bangunan dan infrastruktur yang
mendesak dilakukan untuk menindaklanjuti tahap tanggap darurat, seperti rehabilitasi
bangunan ibadah, bangunan sekolah, infrastruktur sosial dasar, serta prasarana dan
sarana perekonomian yang sangat diperlukan. Sasaran utama dari tahap rehabilitasi ini
adalah untuk memperbaiki pelayanan publik hingga pada tingkat yang memadai.
Dalam tahap rehabilitasi ini, juga diupayakan penyelesaian berbagai permasalahan
yang terkait dengan aspek psikologis melalui penanganan trauma korban bencana.
2.3 Tindakan yang dilakukan dalam rehabilitasi
Tindakan rehabilitasi menurut UU No. 24 Tahun 2007 meliputi:
a. Perbaikan lingkungan daerah bencana
b. Perbaikan prasarana dan sarana umum
c. Pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat
d. Pemulihan sosial psikologis
e. Pelayanan kesehatan
f. Pemulihan sosial ekonomi budaya
g. Pemulihan keamanan dan ketertiban
h. Pemulihan fungsi pelayanan publik
2.4 Cakupan Kegiatan Rehabilitasi
a) Melakukan pembersihan puing-puing dan pemugaran rumah-rumah yang masih
dapat digunakan serta bangunan-bangunan lainnya.
b) Penyediaan rumah atau penampungan sementara sejauh yang dibutuhkan
c) Pemberian rehabilitasi fisik dan psikologis kepada masyarakat korban bencana
yang mengalami penderitaan serta traumatic akibat bencana
d) Peletakan dasar bagi tindakan rekonstruksi, antara lain penggantian bangunan dan
infrastruktur yang hancur akibat bencana.
Kegiatan Rehabilitasi mengikuti prosedur umum sebagai berikut :
a. Sosialisasi dan Koordinasi Program
Koordinasi jajaran pemerintahan hingga tingkat Desa/Kelurahan. Sosialisasi
kepada masyarakat umum dan korban. Membangun kebersamaan, solidaritas, dan
kerelawanan.
d. Mobilisasi Sumberdaya
Mobilisasi sumberdaya yang meliputi sumberdaya manusia, peralatan, material dan
dana dilakukan dengan mempertimbangkan sumberdaya yang tersedia.
Sumberdaya manusia yang memahami dan mempunyai ketrampilan secara
profesional sangat diperlukan dalam semua proses dan kegiatan rehabilitasi
pascabencana. Sumberdaya yang berupa peralatan, material dan dana disediakan
dan siap dialokasikan untuk menunjang proses rehabilitasi.
e. Pelaksanaan Rehabilitasi
Pelaksanaan rehabilitasi meliputi kegiatan perbaikan fisik dan pemulihan fungsi
non-fisik. Kegiatan rehabilitasi dilaksanakan di wilayah yang terkena bencana
maupun wilayah lain yang dimungkinkan untuk dijadikan wilayah sasaran kegiatan
rehabilitasi. Kegiatan rehabilitasi dilakukan oleh BNPB jika status bencana adalah
tingkat nasional atau atas inisiatif sendiri BNPB dan atau BPBD untuk status
bencana daerah. Kegiatan rehabilitasi juga dimungkinkan untuk melibatkan banyak
pemangku kepentingan dan masyarakat.
https://www.academia.edu/35061812/MAKALAH_MANAJEMEN_BENCANA_TOPIK_U
PAYA-UPAYA_DALAM_PENANGGULANGAN_BENCANA diakses pada tanggal 12
November 2019
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/61374/Chapter%20I.pdf?sequence=4&is
Allowed=y diakses pada tanggah 12 November 2019
https://www.academia.edu/34118489/MAKALAH_MANAJEMEN_TANGGAP_DARURA
T_BENCANA diakses pada tanggal 12 November 2019
https://www.slideshare.net/alfianisnan/makalah-pbl-2-rehabilitasi-bencana-tanah-longsor-di-
puncak-cisarua diakses pada tanggal 12 November 2019