Anda di halaman 1dari 8

5.

KELUARGA BERENCANA (KB)

A. Pengertian KB

1. Upaya peningkatan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil

bahagia sejahtera (Undang-Undang No.10/1992).

2. Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthod) : suatu usaha untuk

menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai

kontrasepsi.

3. WHO (Expert Committee, 1970), tindakan yang membantu individu/pasutri untuk

mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak

diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval diantara

kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.16

B. Tujuan Program KB

1. Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan social

ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agara diperoleh

suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

2. Tujuan lain meliputi : pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan,

peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

3. Kesimpulan dari tujuan program KB adalah memperbaiki kesehatan dan

kesejahteraan ibu, anak,keluarga, bangsa ; mengurangi angka kelahiran, untuk

menaikan taraf hidup rakyat dan bangsa; memenuhi permintaan masyarakat akan

pelayanan KB dan KR yang bderkualitas termasuk upaya-upaya penurunan AKI,

AKB , dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.

4. Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi :

a. Keluarga dengan anak ideal

b. Keluarga sehat
c. Keluarga berpendidikan

d. Keluarga sejahtera

e. Keluarga berketahanan

f. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya

g. Penduduk tumbuh seimbang (PTS)16

C. Sasaran Program KB

Sasaran program KB dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi :

1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi skitar 1.14 persen per

tahun

2. Menurunkan angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan

3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan

kelahairan berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need)

menjadi 6 persen.

4. Meningkatnya peserta KB laki-laki menjadi 4,5 persen

5. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi rasional, efektif dan efisien

6. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun.

7. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak

8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera 1 yang aktif

dalam usaha ekonomi produktif

9. Meningkatnya jumlah intstitusu masyarakat dalm penyelenggaraan pelayanan

Program KB Nasional.16

D. Ruang Lingkup KB

Ruang Lingkup KB antara lain : Keluarga berencana, keshatan reproduksi remaja,

kesehatan dan pemberdayaan keluarga, penguatan pelembagaan keluarga kecil

berkualitas, keserasian kebijakan kependudukan , pengelolaan SDM aparatur,


penyelenggaraan pemimipinan kenegaraan dan kepemerintahan, peningkatan

pengawasn dan akuntabilitas aparatur Negara16

E. Strategi Program KB

Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu :

1. Strategi dasar

a. Meneguhkan kembali program daerah

b. Menjamin kesinambungan program

2. Strategi operasional

a. Peningkatan kapasitas sstem pelayanan Program KB Nasional

b. Peningkatan kualitas dan prioritas program

c. Eningkatan kesejahteraan keluarga

d. Peningkatan mutu dan layana KB-KR

e. Peningkatan system pengelolaan dan kapasitas SDM

f. Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi menejemen dalam penyelenggaraan

kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.16

F. Strategi Gerakan KB Nasional

Strategi dasar Gerakan KB Nasional diwujudkan dalam pendekatan-pendekatan yang

dilakukan dalam pengelolaan program untuk menjamin pelaksanaan kebijaksanaan

yang meliputi :

1. Pendekatan politis

Dalam rangka melibatkan masyrakat secara langsung dalam kegiatan KB

nasional, kesepakatan politis baik dari masyarakat maupun pemerintah merupakan

kunci keberhasilan penting. Kesepakatan politis oleh masyarakat dapat disalurkan

melalui wakil-wakil yang duduk dalam MPR tentang perlunya keberhasilan

pelaksanaan gerakan KB nasional yang dituangkan dalam Garis-Garis Besar


Haluan Negara beurpa ketetapan-ketetapan yang wajib dilaksanakan oleh seluruh

rakyat Indonesia.

2. Pendekatan Integratif

Guna meletakkan posisi yang lebih mantap bagi usaha pelembagaan keluarga

kecil yang bahagia dan sejahtera dalam kontelasi pembangunan secara menyeluruh,

koordinasi fungsional dan keterpaduan penggarapan dengan berbagai sector

pembangunan lainnya akan lebih dikembangkan dan dimantapkan. Hal ini

dimaksudkan untuk lebih memperkuat kesepakatan-kesepakatan yang diperlukan

sebagai dukungan bagi keberhasilan gerakan kb nasional.

3. Pendekatan kemasyarakatan

Pendekatan ini bertujuan menggalakkan partisipasi masyrakat dalam gerakan

KB nasional. Penggalangan ini dilakukan melalui berbagai jalur social budaya

terutama melalui peranan tokoh masyarakat, jaringan social budaya di masyarakat

serta pembinaan institusi masyarakat. Dalam gerakan KB tipe organisasi

diharapkan bergeser ke arah “management with the people” .dengan demikian

organisasi akan berkembang menjadi lebih efektif untuk menunjang gerakan yang

bercirikan : kemampuan untuk menyesuiakan diri yaitu mempunyai kemampuan

untuk mencegah persoalan dan menanggapi dengan luwes tuntutan perubahan

lingkungan. Pendekatan Wilayah Paripurna Pendekatan Wilayah Paripurna

dimaksudkan untuk lebih mengarahkan potensi dan cara-cara pelaksanaan program

dengan member kesempatan kepada masing-masing daerah untuk mengembangkan

program sesuai corak dan keuninkan segmentasi kependudukan serta hasil-hasil

program.
4. Pendekatan desntralisasi menejemen

Dalam rangka mempercepat proses serta memberikan dukungan terhdapa

pengalih tanggungjawab pebgelolaan program kepada masyarakat , meenejemen

gerakan KB nasional harus lebih di dekatkan kepada sasaran. Pengelolaan ditingkat

terendah, yaitu kecamatan akan lebih dimantapkan.

5. Pendekatan koordinasi aktif

Gerakan KB yang dilaksanakan oleh berbagai unsur pelaksana baik oleh

kalangan pemerintah maupun masyrakat lebih disinkronkan pelaksanaannya

melalui koordinasi aktif dengan turut langsung melaksanakan kegiatan –kegiatan

yang bukan merupakan fungsi spesifik salah satu unsur pelaksana gerakan KB

nasional.

6. Pendekatan kualitas

Dengan meningkatkan integrasi gerakan KB nasional dengan sector

pembangunan lainnya, diperlukan pendekatan kualitas yang diarahkan kepada

penigakatan kualitas petugas, sarana dan pelayanan secara professional dan

komprehensif.

7. Pendekatan kemandirian

Sebagai perwujudan dari dimensi pelembagaan dan pembudayaan gerakan KB

nasinonal, maka secara bertahap pengelolaan program diarahkan kepada

kemandirian masyarakat dalam rangka mengoptimalkan kemanfaatan sumber-

sumber potensi yang ada dalam masyarakat. Kemandirian dalam hal ini lebih

ditekankan pada sikap dan perilaku masyarkat dalam ber-KB. Kemandirian

tersebut ditempuh melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :

a. Strata 1, yaitu masyarakat yang kemandiriannya memerlukan subsisdi peuh

atas sarana dan pelayanan KB dari pemerintah


b. Strata 2, yaitu masyrakat yang kemandiriannya dapat memenuhi sebagian saja

dari sarana dan pelayanan KB yang dibutuhkan.

c. Strata 3, yaitu masyarakat yang kemandiriannya atas sarana dan pelayanan KB

dilakukan atas upaya sendiri.16

G. Macam-macam Metode Kontrasepsi yang ada dalam Program KB di Indonesia

1) Metode kontrasepsi sederhana

Metode kontrasepsi sederhana ini terdiri dari 2 yaitu metode kontrasepsi

sederhana tanpa alat dan metode kontrasepsi dengan alat.

Metode kontrasepsi tanpa alat antara lain : metode amenore laktasi (MAL),

Coitus Interuptus, Metode suhu basal badan, metode kalender, metode lendir

serviks (MOB) dan simpottermal yaitu perpaduan antara suhu basal dan lendir

servik.

Sedangkan metode kontrasepsi sederhana dengan alat yaitu kondom,diafragma,

cup servik dan spermisida.

2) Metode Kontrasepsi Hormonal

Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu

kombinasi ( mengandung hormon progesterone dan estrogen sintetik) dan

yang hanya berisi progesterone saja. Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat

pada pil dan suntikan/injeksi. Sedangkan kontrasepsi hormonal yang berisi

progesterone terdapat pada pil, suntik dan implant.

3) Metode Kontrasepsi dan Alat kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi ini secara garis besar di bagi menjadi 2 yaitu AKDR yang

mengandung hormone (sintetik progesteron)dan yang tidak mengandung

hormone.
4) Metode Kontrasepsi Mantap

Metode kontrasepsi mantap dibagi menjadi dari 2 macam yaitu Metode

Operatif Wanita (MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP). MOW sering

dikenal dengan tubektomi karena prinsipmetode ini adalah memotong atau

mengikat saluran tuba/ tuba falopii sehingga mencegah pertemuan antara

ovum dan sperma. Sedangkan MOP sering dikenal dengan Vasektomi yaitu

memotong atau mengikat saluran vas deferens sehigg cairan sperma tidak

diejukasikan.

5) Metode Konrasepsi Darurat

Metode kontrasepsi yang dipakai dalam kondisi darurat ada 2 macam yaitu pil

dan AKDR. 23

H. Kontrasepsi Pasca Persalinan


KB Pascapersalinan adalah pemanfaatan atau penggunaan alat kontrasepsi

langsung sesudah melahirkan 6 minggu sampai 42 minggu pascamelahirkan.

Prinsip pemilihan metode kontrasepsi yang digunakan tidak mengganggu produksi

ASI.
1) Mengapa perlu ikut ber KB ?
a) Mengatur jarak dan mencegah kehamilan agar tidak terlalu rapat (minimal

2 tahun setelah melahirkan)


b) Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
c) Menjaga dan meningkatkan kesehatan ibu, bayi dan balita
d) Ibu memiliki waktu dan perhatian yang cukup untuk dirinya sendiri, anak

dan keluarga

2) Klien Pascapersalinan Dianjurkan


a) Memberi ASI ekslusif (hanya member ASI saja) kepada bayi sejak lahir

sampai berusia 6 bulan, setelah 6 bulan diberi makanan pendamping ASI

dengan pemberian ASI diteruskan sampai dengan 2 tahun.


b) Tidak menghentikan ASI untuk memulai suatu metode kontrasepsi
c) Metode kontrasepsi dipilih yang tidak mempengaruhi proses pemberian

ASI atau kesehatan bayi.


3) Metode kontrasepsi jangka panjang
a) Metode kontrasepsi mantap : Metode Operasi Wanita (MOW), Metode

Operasi Pria (MOP)


b) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)/Spiral, jangka waktu penggunaan

bisa sampai 10 tahun


c) Alat Kontrasepsi Bawah Kulit ( AKDR)/ Implant, jangka waktu

penggunaan 3 tahun
4) Metode kontrasepsi jangka pendek
a) Suntik, terdapat 2 jenis suntik yaitu suntik 1 bulan dan suntik 3 bulan.

Untuk ibu menyusui tidak disarankan menggunakan suntik 1 bulan karena

dapat mengganggu produksi ASI.


b) Pil KB
c) Kondom14

Anda mungkin juga menyukai