Anda di halaman 1dari 9

Bell’s Palsy Menurut Konvensional

A. Definisi
Bell’s Palsy adalah gangguan saraf VII (fasial) perifer akut yang penyebabnya
tidak diketahui dengan pasti (idiopatik) Bell’s Palsy adalah suatu kelainan pada saraf
wajah yang menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan tiba- tiba pada otot di suatu
sisi wajah dan mengakibatkan wajah mencong/ miring. Berbeda dengan gangguan
peredaran darah otak, kelumpuhan wajah tidak disertai dengan kelumpuhan anggota
badan/ tubuh lainnya. Bell’s Palsy bisa terjadi secara tiba- tiba, namun bersifat self-
limiting (bisa sembuh dengan sendirinya ) dan hanya sementara.

Gambar Kondisi Normal Gambar Kondisi Bell’s Palsy

Bell’s Palsy dibedakan dalam 3 fase, yaitu:


1. Fase akut (0-3 minggu)
Inflamasi saraf fasialis berasal dari ganglion genikulatum, biasanya akibat
infeksi virus herpes simpleks (HSV). Inflamasi ini dapat meluas ke bagian
proximal dan distal serta dapat menyebabkan edema saraf.
2. Fase sub akut (4-9 minggu)
Inflamasi dan edema saraf fasialis mulai berkurang.
3. Fase kronik (>10 minggu)
Edema pada saraf menghilang tetapi pada beberapa individu dengan infeksi
berat, inflamasi pada saraf tetap ada sehingga dapat menyebabkan atrofi dan
fibrosis saraf.

1
B. Anatomi

Saraf otak ke VII mengandung 4 macam serabut, yaitu :


1. Serabut somato motorik, yang mensarafi otot-otot wajah (kecuali m. levator
palpebrae (n.III), otot platisma, stilohioid, digastrikus bagian posterior dan
stapedius di telinga tengah).
2. Serabut visero-motorik (parasimpatis) yang datang dari nukleus salivatorius
superior. Serabut saraf ini mengurus glandula dan mukosa faring, palatum, rongga
hidung, sinus paranasal, dan glandula submaksilaris serta sublingual dan
lakrimalis.
3. Serabut visero-sensorik, yang menghantar impuls dari alat pengecap di dua
pertiga bagian depan lidah.
4. Serabut somato-sensorik, rasa nyeri (dan mungkin juga rasa suhu dan rasa raba)
dari sebagian daerah kulit dan mukosa yang dipersarafi oleh nervus trigeminus.

Nervus fasialis (N.VII) terutama merupakan saraf motorik yang menginervasi


otot- otot ekspresi wajah. Di samping itu saraf ini membawa serabut parasimpatis ke
kelenjar ludah dan air mata dank ke selaput mukosa rongga mulut dan hidung, dan
juga menghantarkan sensasi eksteroseptif dari daerah gendang telinga, sensasi
pengecapan dari 2/3 bagian depan lidah, dan sensasi visceral umum dari kelenjar
ludah, mukosa hidung dan faring, dan sensasi proprioseptif dari otot yang disarafinya.

2
Secara anatomis bagian motorik saraf ini terpisah dari bagian yang menghantar
sensasi dan serabut parasimpatis, yang terakhir ini sering dinamai saraf intermedius
atau pars intermedius Wisberg. Sel sensoriknya terletak di ganglion genikulatum, pada
lekukan saraf fasialis di kanal fasialis. Sensasi pengecapan daru 2/3 bagian depan lidah
dihantar melalui saraf lingual korda timpani dan kemudian ke ganglion genikulatum.
Serabut yang menghantar sensasi ekteroseptif mempunyai badan selnya di ganglion
genikulatum dan berakhir pada akar desenden dan inti akar decenden dari saraf
trigeminus (N.V). hubungan sentralnya identik dengan saraf trigeminus.
Inti motorik nervus VII terletak di pons. Serabutnya mengitari nervus VI, dan
keluar di bagian leteral pons. Nervus intermedius keluar di permukaan lateral pons, di
antara nervus V dan nervus VIII. Nervus VII bersama nervus intermedius dan nervus
VIII memasuki meatus akustikus internus. Di sini nervus fasialis bersatu dengan
nervus intermedius dan menjadi satu berkas saraf yang berjalan dalam kanalis fasialis
dan kemudian masuk ke dalam os mastoid. Ia keluar dari tulang tengkorak melalui
foramen stilomastoid, dan bercabang untuk mersarafi otot- otot wajah.
C. Patofisiologi
Bell palsy tetap merupakan wilayah perdebatan. Kursus saraf wajah melalui
bagian tulang temporal sering disebut sebagai kanal wajah. Sebuah teori populer
menyatakan bahwa edema dan iskemia hasil kompresi dari saraf wajah dalam kanal
tulang ini. Penyebab edema dan iskemia belum ditetapkan. kompresi ini telah terlihat
di MRI scan dengan perangkat tambahan saraf wajah.
Bagian pertama dari kanal wajah, segmen labirin, adalah tersempit; foramen
meatus di segmen ini memiliki diameter hanya sekitar 0,66 mm. Ini adalah lokasi
yang diduga menjadi situs yang paling umum dari kompresi saraf wajah di Bell palsy.
Mengingat batas-batas ketat dari kanal wajah, tampaknya logis bahwa inflamasi,
demielinasi, iskemik, atau proses tekan dapat mengganggu konduksi saraf di situs ini.
Cedera pada saraf wajah di Bell palsy adalah perifer ke inti saraf ini. Cedera
diduga terjadi dekat, atau, ganglion geniculate. Jika lesi proksimal ganglion
geniculate, kelumpuhan motor disertai dengan gustatory dan kelainan otonom. Lesi
antara ganglion geniculate dan asal chorda tympani menghasilkan efek yang sama,
kecuali bahwa mereka cadangan lakrimasi. Jika lesi pada foramen stylomastoid, dapat
menyebabkan kelumpuhan wajah saja.

3
D. Etiologi

Penyebab adalah kelumpuhan n. fasialis perifer. Umumnya dapat


dikelompokkan sebagai berikut:
a. Idiopatik
Sampai sekarang belum diketahui secara pasti penyebabnya yang disebut
bell’s palsy. Faktor-faktor yang diduga berperan menyebabkan Bell’s Palsy antara lain :
sesudah bepergian jauh dengan kendaraan, tidur di tempat terbuka, tidur di lantai,
hipertensi, stres, hiperkolesterolemi, diabetes mellitus, penyakit vaskuler, gangguan
imunologik dan faktor genetic.
b. Kongenital
c. Anomali kongenital (sindroma Moebius)
d. Trauma lahir (fraktur tengkorak, perdarahan intrakranial .dll.)
e. Didapat
 Trauma Penyakit tulang tengkorak (osteomielitis)
 Proses intrakranial (tumor, radang, perdarahan dll)
 Proses di leher yang menekan daerah prosesus stilomastoideus)
 Infeksi tempat lain (otitis media, herpes zoster dll)
 Sindroma paralisis n. fasialis familial
E. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala bell’s palsy muncul tiba- tiba dan bisa meliputi
 Kesulitan membuat ekspresi wajah ( seperti tersenyum atau menutup mata)
 Sakit di sekitar rahang atau di dalam dan di belakang telinga disisi yang terkena.
 Telinga yang terpengaruh akan lebih sensitif terhadap suara.
 Berdenging di salah satu telinga atau keduanya.
 Penurunan atau perubahan pada indera perasa.
 Bagian mulut yang terpengaruh akan mudah berliur.
 Mulut terasa kering.
 Rasa sakit pada sekitar rahang.
 Sakit kepala dan pusing
 Salah satu sisi wajah akan mengalami kelumpuhan atau kelemahan. Sisi wajah
yang terpengaruh akan terlihat melorot dan tidak bisa menggerakkannya. Anda
akan kesulitan untuk membuka atau menutup mata dan mulu

4
 Kesulitan untuk makan, minum, dan berbicara.
F. Penegakan Diagnosa
Diagnosa di tegakkan berdasarkan anamnesa serta beberapa pemeriksaan fisik,
dalam hal ini yaitu pemeriksaan neurologis
Anamnesa :
 Rasa nyeri.
 Gangguan atau kehilangan pengecapan.
 Riwayat pekerjaan dan adakah aktivitas yang dilakukan pada malam hari di
ruangan terbuka atau di luar ruangan.
 Riwayat penyakit yang pernah dialami oleh penderita seperti infeksi saluran
pernafasan, otitis, herpes, dan lain-lain.
Cara pemeriksaan fungsi motorik yang sering digunakan adalah:

 Pemeriksaan otot frontalis : gerakan mengangkat alis.


 Otot korugator supersili : gerakan mengerutkan dahi.
 Otot nasalis : gerakan melebarkan cuping hidung diikuti
dengan gerakan kompresi transversal dari
hidung.
 Otot orbikularis okuli : gerakan menutup mata.
 Otot orbikularis oris : gerakan mendekatkan dan menekankan kedua
bibir
 Otot zigomatikus : gerakan tersenyum.
 Otot risorius : gerakan menyeringai/meringis.

Pemeriksaan penunjang

 CT scan
 MRI
G. Pengobatan
 Teknik relaksasi . seperti meditasi dan yoga dapat meringankan ketegangan
otot dan rasa sakit kronis
 Akupunktur. Membantu meragsang saraf dan otot
 Terapi vitamin. Vitamin B-12, B-6 dan seng dapat membantu pertumbuhan
saraf

5
 Pelatihan biofeedback. Menggunakan pikiran menggendalikan tubuh agar
dapat membantu kontrol yang lebih baik terhadap otot- otot wajah

Bell’s Plasy menurut Akupunktur


A. Definisi
Bell’s palsy adalah dimanifestasikan oleh penyimpangan mulut dan mata. Dapat
terjadi pada segala umur, terutama di musim dingin dan musim panas. Kelumpuhan
wajah onset tiba- tiba. Kebanyakan terjadi pada satu sisi wajah, baik pada meridian
yangming tangan usus besar dan meridian yangming kaki lambung melewati kepala
dan wajah. Ketika faktor patogen menghalangi meridian wajah. Bila faktor patogen
terhambat bisa terjadi. Kondisi terlihat di kelumpuhan wajah perifer. Invasi wajah oleh
angin dan dingin menyebabkan radang.
Dalam Traditional Chinese Medicine penyakit ini sering diakibatkan karena
tidak lancarnya aliran Qi dalam meridian, malnutrisi otot serta kelemahan otot oleh
karena defisiensi pada meridian karena serangan angin – dingin.
B. Tanda dan Gejala
 Mata tidak dapat menutup dengan sempurna. Gerakan kelopak mata yang
mengalami kelumpuhan juga lebih lambat dari pada sisi yang sehat, fenomena
ini dikenal sebagai Lagoftalmos.(Satmoko, 1992)
 Banyak produksi air mata yang keluar
 Salah satu sudut mulut turun
 Banyaknya produksi saliva
 Tidak dapat mengerutkan dahi
 Tidak dapat mengembangkan pipi dengan sempurna
 Adanya nyeri pada daerah sekitar mastoid
 Tidak dapat menunjukkan gigi dengan sempurna atau meniup
 Pusing
 Nafsu makan menurun
 Tinnitus. (Xinghua, 1996)
C. Etiologi
a. Serangan oleh Angin Luar (Attack by Exogenous Wind)

6
 Deviasi otot mulut dan mata secara tiba-tiba, mati rasa pada sisi wajah,
tidak suka dingin, demam.
 Selaput lidah putih tipis
 Nadi mengambang.
b. Angin dalam yang bergerak ke atas (Stirring up of internal Wind)
 Deviasi pada mata dan mulut yang berkepanjangan, mati rasa pada
wajah dan spasme otot wajah pada satu sisi yang mana diperburuk oleh
emosi, sulit membuka dan menutup mata
 Otot lidah pucat dengan selaput putih tipis
 Nadi wiry dan tipis.
D. Pengobatan
a. Serangan PPL angin
Prinsipterapi : Mengusir angin dan menghilangkan obstruksi kolateral
TitikAkp. : Gb20 (Fengchi), St4 (Dicang), St6 (Jiache), St2 (Sibai), Gb14
(Yangbai), Li4(Hegu)
b. Stirring-up of internal wind
Prinsipterapi : Menutrisi darah dan menenangkan angin
TitikAkp. : St4(Dicang), St6 (Jiache), St2 (Sibai), Li20 (Yingxiang), Si18
(Quanliau), Gb20 (Fengchi), St36(Zusanli), Li4 (Hegu), Lv3
(Taichong).

Titik tambahan:

Zanzhu (BL-2) : untuk mengerutkan dahi.

YingXiang (LI-20) : untuk lipatan nasilabial yang dangkal.

Renzhong (GV-26) : untuk deviasi lipatan nasolabial.

Chenjiang (CV-24) : untuk deviasi sulcus mentolabial.

Lianquan (CV-23) : untuk gangguan rasa pada lidah.

Fengchi (GB-20) : untuk sakit kepala.

Fenglong (ST-40) : untuk mengencerkan dahak.

Juliao (St-3) : untuk ketidakmampuan menjunjukkan gigi.

7
Tinghui (GB-2) : untuk tinnitus dan gangguan pendengaran.

Wangu (SI-4) : untuk nyeri pada daerah mastoid.

Taichong (LIV-3) : untuk menggerakkan kelopak mata dan mulut.

Yifeng (TE-17) : untuk nyeri pada daerah mastoid, dan titik penting untuk
mengobati bell’s palsy karena letaknya dekat dengan foramen
stylomastoid dimana nerves fasialis itu berada.

Sizhukong (Sj-23) : untuk kesulitan mengerutkan dahi dan mengangkat alis mata.

Fungsi titik Zanzhu (BL-2), Jingming (BL-1), Tongziliao (GB-1), Yuyao(EXHN-4):


untuk kelopak mata yang tidak dapat menutup sempurna.

E. Saran
 Jika berkendaraan bermotor, gunakan helm full-face atau masker untuk
mencegah angin mengenai wajah.
 Jika tidur menggunakan kipas angin, jangan biarkan kipas angin menerpa
wajah langsung. Arahkan kipas angin itu ke arah lain. Jika kipas angin
terpasang di langit-langit, jangan tidur tepat di bawahnya.
 Latihan: jika stadium akut telah dilalui, penderita sebaiknya melakukan
latihan gerakan otot-otot wajah di depan cermin. Latihan ini dapat dilakukan
oleh penderita sendiri dimuka cermin 2-3 kali sehari dan setiap latihan selama
kira-kira 10-15 menit . Gerakan yang praktis antara lain: menutup mata,
menunjukkan gigi, mengangkat bibir atas, mengerutkan dahi kearah horizontal
dan vertikel, melebarkan lubang hidung, mengeritkan seluruh wajah, bersiul,
meniup, tersenyum.
 Selama pengobatan sebaiknya wajah dilindungi dari pengaruh angin dingin.
Untuk mencegah timbulnya exposure keratitis hindari mata penderita yang
tidak dapat menutup rapat dari debu atau angin dengan memakai kaca mata
gelap siang hari.

8
DAFTAR PUSTAKA
 http://www.alodokter.com/bells-palsy/penyebab
 http://www.mayoclinic.org
 Lin, Ganglin. 2000. Advanced Modern Chinese Acupuncture Therapy. Cina: New
Word Press.
 Xinnong, Cheng. 2011. Acupuncture Therapeutics . Cina

Anda mungkin juga menyukai