PERMOHONAN BANTUAN
TERNAK SAPI
No : 002/KTT-PK/XI/2019
Lamp : 1 Bendel Kepada
Perihal : Permohonan Bantuan Modal Yth. Bupati Lombok Barat
Usaha Ternak Sapi cq. Kepala Dinas Peternakan
Kabupaten Lombok Barat
Di
Giri Menang
Dengan hormat,
Salah satu Program Unggulan dari Pemerintah adalah pengentasan kemiskinan.
Sebagian besar warga miskin adalah masyarakat dari golongan buruh tani. Untuk turut serta
mendukung dan mensukseskan Program Pemerintah tersebut, Kami KELOMPOK TANI
TERNAK “ PATUH KARYA” ingin mengajukan perhononan bantuan Modal Usaha Ternak
Sapi sebagai salah satu usaha untuk mendukung swasembada daging sehingga dapat
meningkatkan pendapatan petani dan keluarganya. Sebagai bahan pertimbangan bapak,
bersama ini kami lampirkan proposal terlampir.
Demikian Proposal ini kami ajukan, untuk digunakan sebagaimana mestinya dan
kiranya dapat menjadi pertimbangan selanjutnya. atas perhatian bapak kami ucapkan banyak
terima kasih.
KETUA SEKRETARIS
KELOMPOK TANI TERNAK
“ PATUH KARYA ”
DUSUN PENARUKAN DAYA DESA KEBON AYU
A. LATAR BELAKANG
Salah satu Program Unggulan dari Pemerintah adalah pengentasan kemiskinan.
Sebagian besar warga miskin adalah masyarakat dari golongan buruh tani. Untuk turut serta
mendukung dan mensukseskan Program Pemerintah tersebut, maka kami mendirikan
Kelompok Tani Ternak “ Patuh Karya ”.
Kelo mpok Tani Ternak “ Patuh Karya ”.dibentuk untuk mewujudkan rasa
kebersamaan antara sesama petani yang ada di Dusun Penarukan Daya, Desa Kebon Ayu,
Kecamatan Gerung. Prinsip yang digunakan adalah musyawarah dan gotong royong. Prospek
kedepan dari Kelompok Ternak ini adalah membantu peternak yang berada dalam kondisi
ekonomi kekurangan.
Untuk mengangkat taraf ekonomi para peternak, maka Kelompok Tani Ternak “
Patuh Karya ” ingin menginisiasi program peternakan yang dalam hal ini adalah ternak
pengembangan sapi. Karena sapi memiliki nilai jual tinggi di pasar dan dalam hal
pemeliharaan tidak memerlukan biaya terlalu banyak.
Kesulitan yang dialami adalah sulitnya pengadaan hewan ternak sapi karena
keterbasan modal. Hal tersebut terjadi karena perekonomian para peternak yang tergolong
menengah ke bawah, hal tersebut diperparah dengan turunnya harga komoditas pertanian.
F. PENUTUP
Demikian proposal bantuan modal usaha ternak sapi ini kami sampaikan . semoga
permohonan kami ini dapat dikabulkan. Atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu kami
ucapkan terima kasih.
KETUA SEKRETARIS
KELOMPOK TERNAK
“ BAROKAH ”
DUSUN SUCI DESA SUCI KECAMATAN SUCI
KABUPATEN SUCI
Ketua Sekretaris
KELOMPOK TERNAK
“ BAROKAH ”
DUSUN SUCI DESA SUCI KECAMATAN SUCI
KABUPATEN SUCI
BERITA ACARA MUSYAWARAH
Dengan demakin sulitnya perekonomian global yang utamanya hasil tani di dusun
kami bahkan beberapa petani di dusun kami merasa kehilangan pekerjaan/ penghasilan dari
kegiatanbercocok tanam. Maka untuk meningkatkan/ mengembalikan hasil tani kami
berencana dan mencoba dengan terobosan baru yakni dibidang peternakan.
Kelompok Ternak “ Barokah “ dibentuk untuk mewujudkan rasa kebersamaan
antara sesama petani yang ada di Dusun suci Desa Suci, Kecamatan Suci. Prinsip yang
digunakan adalah musyawarah dan gotong royong. Sedikit kelebihan dari Kelompok Ternak
ini adalah membantu peternak yang berada dalam kondisi ekonomi kekurangan.
Maka sesuai hasil musyawarah Kelompok Ternak “Barokah” yang diadakan pada
tanggal 10 maret 2012 dari pukul 20.00 WIB sampai selesai, yang bertempat di kediaman
Ketua Kelompok Ternak “Barokah” dan dihadiri seluruh anggota kelompok ternak, rapat
mengagendakan pencarian dana dengan mengajukan Proposal Bantuan dari Pemerintah
Propinsi Jawa Tengah untuk pengadaan hewan ternak sapi.
Demikian proposal ini kami buat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Ketua Sekretaris
“Ternyata mengubah paradigma masyarakat tidak semudah yang kita bayangkan,” begitu
ujar Dedi Iskandar, S.Pd, sambil senyum-senyum. Rupanya ia masih ingat ketika rapat
perdana pembentukan Kelompok Ternak yang diberinya nama “Kandang Mandiri”, pada hari
Sabtu, 27 Maret 2010, di rumahnya, Blok M (Mejasem), Desa Kaliwedi Lor, Kecamatan
Kaliwedi, Cirebon.
Berawal dari secara iseng memanfaatkan rumput untuk memenuhi kebutuhan pakan domba,
yang tumbuh di lahan lapangan sepak bola Desa Kaliwedi Lor secara bersama dengan
beberapa peternak domba, Bulkin, Cholid, Drajat dan Karta. Mereka sadar betapa sulitnya
mendapatkan rumput, maka dari itu, agar mudah mendapatkan rumput tersebut mereka
berkeinginan untuk melestarikannya. Kemudian mereka melakukan pemupukan, sedangkan
biayanya mereka tanggung bersama (patungan). Setelah beberapa waktu berjalan tercetus
keinginan untuk membentuk suatu kelompok ternak dengan tujuan agar menghasilkan
keuntungan dan kelangsungan berternak.
Menurut Dedi, demikian panggilan akrabnya, suatu hari mereka menemuinya, dan mereka
mengutarakan keinginannya untuk membentuk kelompok, “Kata mereka, dengan adanya
wadah (kelompok) diharapkan bisa mengembangkan kemampuannya dalam berternak
domba, juga mereka menginginkan ada pemasukan untuk tambahan biaya hidup, apalagi
panen padi belakangan kurang menjanjikan,” jelas Dedi.
Diakui oleh Dedi, bahwa dirinya tidak punya pengalaman dalam mengelola ternak. Selama
ini, memang banyak berkecimpung dalam organisasi, tetapi lebih banyak di organisasi PMR
(Palang Merah Remaja) SMP Negeri Gegesik, dimana selama ini sebagai guru (TIK)
merangkap Pembina PMR. “Tetapi mereka tetap meminta saya untuk memfasilitasi. Maka
dengan kemampuan apa adanya saya sanggupi.” Dedi mengalah demi warga.
Keterangan gambar dari kiri ke kanan: Bapak Bulkin (Ketua), BapakSuranto (Sekretaris I)
sedang memimpin rapat perdana.
Akhirnya pada hari Sabtu, 27 Maret 2010 keinginan tersebut dibuktikan dengan dilaksanakan
rapat perdana yang dihadiri oleh beberapa warga peternak. Mereka yang hadir kebanyakan
telah mempunyai keahlian dalam memelihara domba, baik secara tradisional maupun secara
modern dengan penggunaan konsentrat sebagai pakan tambahan. Rapat perdana ini
mendapat respon sangat baik dari para peternak. Rupanya mereka benar-benar membutuhkan
informasi cara beternak domba yang baik sehingga bukan lagi menjadi sekedar hobby
melainkan menjadi sumber penghasilan pokok bagi warga setempat.
Kronologi Pendirian
Karena merasa ada tanggung jawab, maka Dedi Iskandar, S.Pd, pada hari Senin, 29 Maret
2010 ia berkunjung ke Dinas Pertanian di Sumber, Cirebon, bagian Peternakan. Ia bertemu
dengan Bapak Herman. Dalam pertemuan itu beliau menjelaskan tentang peternakan domba
khususnya yang ada di wilayah Kabupaten Cirebon. Kemudian beliau menunjuk ke bagian
Pos Kesehatan Hewan (POSKESWAN) yang berhubungan dengan kesehatan hewan ternak.
Informasi yang didapat di Poskeswan berasal dari Bapak Romy. Setelah mendapatkan
informasi dari Dinas Pertanian dan Poskeswan selanjutnya ia mendatangi Kantor BP5K yang
menangani masalah Pembentukan Kelompok. Di kantor BP5K ini Dedi bertemu Bapak
Darsita. Beliau memberikan petunjuk tentang bagaimana tata cara membentuk suatu
kelompok ternak.
Oleh-oleh dari kunjungan ke Dinas Pertanian, Poskeswan, dan Kantor BP5K kami sampaikan
kepada masyarakat peternak yang dituangkan dalam rapat anggota pada hari Rabu, tanggal 31
Maret 2010.
Keterangan: Dari kiri ke kanan pejabat Dinas Pertanian dan paling kanan Sekretaris Desa
Kaliwedi Lor, Ecih Sukaesih, S.Pd
Hari Jumat, 2 April 2010 kami mendapat kunjungan dari PPL Kecamatan yaitu Bapak
Tarmin. Kedatangan beliau setelah mendapat informasi tentang rencana pembentukan
kelompok ternak langsung dari Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon. Selanjutnya Bapak
Tarmin memberikan informasi secara jelas tentang prosedur pembentukan kelompok.
Minggu, 4 April 2010 kamipun mengadakan rapat anggota lagi untuk membahas nama
kelompok ternak. Awalnya disetujui oleh anggota bernama “SUBUR JAYA”, namun setelah
dilakukan cek ricek ternyata nama SUBUR JAYA telah banyak digunakan, khususnya untuk
kelompok tani, sehingga namapun diganti ke konsep awal yaitu “Kandang Mandiri” dengan
asumsi bahwa kelompok ini beranggotakan peternak-peternak dengan kandang masih
masing-masing atau belum disatukan dalam suatu kandang kawasan. Selain itu dibahas
tentang rancangan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Kelompok.
Begitulah awal mereka menyamakan visi dan misi yang tergabung dalam kelompok ternak
“Kandang Mandiri”.
Kunjungan ke Pasar Ternak
Untuk memperkenalkan kepada para anggota kelompok ternak “Kandang Mandiri” tentang
sistem niaga peternakan, sharing antar kelompok dan instansi serta strategi kesehatan hewan
khususnya, pada hari Selasa, 18 Mei 2010, Pukul 06.00 WIB Dedi membawa anggotanya ke
pasar ternak Tanjungsari, Sumedang. Rombongan ini terdiri dari perwakilan PPL wilayah
Bapak Tarmin dan Bapak Saproni, sedangkan dari Pengurus dan Kelompok yaitu Bapak
Bulkin, Suranto, Karta, Iman, dan Dedi Iskandar sendiri.
Pukul 09.00 WIB, mereka sampai di pasar ternak Tanjungsari, hal pertama yang dilakukan
ialah bertemu Kepala UPTD Pusat Pelayanan Peternakan dan Perikanan wilayah Tanjungsari,
yaitu Bapak Abdul Kholik, S.Pt. Dalam kesempatan tersebut beliau menyampaikan dan
memberikan paparan mengenai perkembangan domba di daerah Tanjungsari. Pasar ternak
Tanjungsari ini terletak di tempat yang sangat strategis dan merupakan pasar ternak terbesar
di jawa barat, aktifitas pasar ternak dimulai sejak dini hari sampai dengan sekitar Pkl. 14.00
WIB.
Abdul Kholik, S.Pt Kepala UPTD Pusat Pelayanan Peternakan dan Perikanan wilayah
Tanjungsari, Sumedang
Abdul Kholik mengatakan, bahwa tak beda jauh dengan wilayah kabupaten yang lainnya,
“Untuk wilayah Sumedang sendiri memang banyak bertebaran kelompok-kelompok ternak
yang bermunculan, namun tak sedikit pula yang akhirnya gulung tikar karena manajemen
kelompok dan dinamika kelompok yang tidak berjalan sebagaimana mestinya,” ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, banyak anggotanya yang memanfaatkan kepentingan pribadi di
dalam pembentukan kelompok, sehingga ketika kelompok terbentuk maka anggota
kelompok yang masih awam yang akan terkena imbas gagalnya sebuah kelompok. Beliau
juga menyampaikan bahwa dalam melakukan pembinaan terhadap kelompok-kelompok yang
ada menggunakan tiga metode yang dijalankan yaitu Pembinaan Aktif, Pembinaan
Pasif,dan Pembinaan Berimbang.
Pada metode Pembinaan Pasif, maka pihak Penyuluh hanya diam di tempat, di kantor
pelayanan, dan peternak sendiri yang datang ke kantor pelayanan seperti yang sekarang ini
terjadi ketika hari pasar ternak, maka pembeli dan penjual yang ingin membawa pulang
ternaknya terlebih dahulu menyempatkan diri mampir ke kantor pelayanan untuk melakukan
suntik multivitamin ataupun obat cacing. Sedangkan pada metode Pembinaan Aktif , maka
pihak pelayanan yang door to door mendatangi lokasi kelompok masing-masing dan
menerima aspirasi langsung dari peternak mengenai kelompoknya masing-masing, dan
metode yang ketiga adalah metode Pembinaan Berimbang ialah antara peternak dan
penyuluh, “Ada kalanya penyuluh mendatangi lokasi kelompok dan peternakpun tak segan
untuk berkunjung ke kantor pelayanan.” Jelasnya.
Setelah lama berbincang dengan Kepala UPTD Pusat Pelayanan Peternakan dan Perikanan
wilayah Tanjungsari beserta staf, kamipun melanjutkan kegiatan pengamatan langsung ke
lokasi pasar ternak yang berada persis di sebelah kantor UPTD, dan yang pasti kesempatan
tersebut tidak ditinggalkan oleh anggota kelompok kami untuk sekedar mejeng dengan
domba jantan punya orang laen.
Kegiatan dilanjutkan mengunjungi kandang yang ada di sekitar lokasi pasar ternak, hal ini
dilakukan untuk membuka wawasan anggota kelompok ternak “Kandang Mandiri” tentang
bagaimana kandang yang baik dan sehat itu? Karena selama ini hampir 90% peternak yang
ada dalam membuat kandang tidak melihat dari segi kesehatan baik bagi hewan ternak
maupun peternak.
Bulkin (Kiri) sedang pegang Kambing, (tengah) petugas Dinas Pertanian dan Pengurus
Kandang Mandiri, dan (kanan) peragaan menyuntik kambing.
Itulah hasil kunjungan di lokasi Pasar Ternak Tanjungsari, Sumedang. Banyak ilmu yang
diperoleh terutama untuk kepentingan kelompok. Diharapkan cara berpikir mereka sudah
mulai terbuka, dan sedikit demi sedikit akan berkembang, sehingga memelihara hewan ternak
tidak lagi sekedar hobi melainkan sebagai peluang bisnis demi peningkatan perekonomian.
(AD Kestan-Madani)
BAB I
PASAL 1
3. Ruang Lingkup keanggotaan ini adalah petani dan peternak yang tinggal di kelurahan
Berohol dan atau mendapat rekomendasi khusus dari pengurus.
BAB II
BAB III
PASAL 3
1. Visi
2. Misi
3. Tujuan
BAB III
USAHA
PASAL 3
1. Mengembangkan usaha pembuatan Pupuk Cair Organik sebagai salah satu upaya untuk
membantu para petani dalam bidang tanaman
6. Menjalin mitra kepada Pemerintah Local, Pihak sponsorship, Donatur yang bersifat tidak
mengikat,dan Kaum-Kaum Peduli/ Stakeholder dibidang pertanian, serta BUMN maupun
BUMS dan lain sebagainya.
BAB IV
PASAL 4
KEANGGOTAAN
1. Anggota Kestan-Madani dibentuk untuk masa bakti 4 (Empat) Tahun, dengan tiap tahun
dilakukan evaluasi dan dapat dilakukan penggantian (reshuffle) dan atau dapat dipilih ulang
melalui tata cara pemilihan yang disepakati secara bersama.
2. Sistem pemilihan anggota Kestan-Madani adalah melalui sistem demokrasi terbuka yang
dapat dipertanggung jawabkan secara bersama.
PASAL 5
SYARAT KEANGGOTAAN
Adapun yang diterima menjadi anggota Gapoktan ini ialah warga Negara Indonesia yang
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Merupakan Petani dan peternak yang tinggal di kelurahan berohol dan atau dapat
diizinkan dari pihak yang berprofesi lain jika dan hanya jika telah mendapat rekomendasi dan
pertimbangan khusus oleh pengurus.
3. Menyetujui isi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan Keterntuan yang
berlaku di Kestan-Madani.
PASAL 5
3. Pemohon yang diterima akan didaftarkan dalam buku daftar anggota kepengurusan.
4. Bila pengurus menolak permohonan untuk menjadi anggota maka yang bersangkutan
dapat meminta pertimbangan pada rapat anggota berikutnya.
6. Penjelasan tentang kriteria anggota luar diatur dalam anggaran rumah tangga.
Pasal 6
Keanggotaan dinyatakan berakhir bilamana :
1. Meninggal dunia
4. melakukan perbuatan tercela yang tidak sesuai dengan aturan hukum perundang-
undangan yang berlaku di NKRI.
BAB V
PASAL 7
HAK ANGGOTA
1. Mendapatkan hak yang sama dan seimbang yang tercermin dalam AD/ART dan
Peraturan lain yang diatur dan disepakati bersama.
2. Hak untuk berbicara baik lisan dan tulisan, memilih dan dipilih, mengeluarkan pendapat
dan menghargai pendapat yang lain dalam bingkai etika dan norma-norma kebersamaan dan
keselarasan.
3. Mendapatkan sisa hasil usaha dari usaha yang dikelola secara bersama.
5. Memberikan kritik dan saran baik lisan dan tulisan demi perbaikan dan keberlanjutan
organisasi.
PASAL 8
KEWAJIBAN ANGGOTA
2. Tunduk dan patuh kepada Anggaran dasar, Anggaran rumah Tangga, Peraturan Khusus
dan atau Peraturan Tambahan serta Hasil Keputusan Rapat Anggota.
4. Membayar Iuran Wajib Anggota (IWA) yang besarannya disepakati secara bersama.
BAB VI
PERANGKAT ORGANISASI
PASAL 9
– Unit Humas, Unit Pengembangan SDM, Unit Pengelolaan Teknis Produksi dan Unit
Pemasaran Produksi.
4. Kestan-Madani dapat membentuk unit-unit lainnya yang dianggap perlu dan disesuaikan
dengan kebutuhan bersama.
BAB VII
PASAL 10
1. Rapat Besar (Rabes), dilakukan setiap 4 (empat) tahun sekali untuk memilih ketua,
sekretaris dan bendahara pada akhir masa jabatan.
2. Rapat Kerja (Raker), dilakukan setiap 2 tahun sekali untuk membahas rencana kerja
organisasi.
3. Rapat Anggota Tahunan (RAT) dilakukan 1 (satu) kali dalam setahun untuk mengadakan
evaluasi organisasi serta melakukan penilaian kinerja unit-unit yang ada dalam Kestan
madani dan atau merekomendasikan sesuatu yang dianggap penting/urgen dan
membicarakannya sebagai salah satu upaya rencana kerja tindak lanjut yang bersesuaian
dengan kondisi yang ada.
BAB VIII
PENGAWASAN
PASAL 11
BAB IX
PASAL 12
1. Pihak Donatur
2. Kaum-Kaum Peduli/Stakeholder
PEMBUBARAN
PASAL 13
b. Keputusan Pemerintah.
2. Dalam hal Kestan-Madani dibubarkan maka seluruh kekayaan dan inventaris yang
dimiliki dimusyawarahkan secara mufakat bersama seluruh pengurus dan anggota yang
terkait.
BAB XI
PENUTUP
PASAL 14
1. Hal-hal lain yang belum ditulis dan ditetapkan dalam anggaran dasar, akan diatur dalam
anggaran rumah tangga serta aturan-aturan tambahan yang disepakati secara musyawarah dan
mufakat.
Ditetapkan di : Berohol
____________________
_____________________
Adi Sumarmo
_____________________
Pahrul Lubis
Mengetahui :
BAB I
NAMA, IDENTITAS, DAN LAMBANG
Pasal 1
Nama
Organisasi ini bernama Kelompok Tani “Tani Maju”
Pasal 2
Identitas
Kelompok Tani “Tani Maju” adalah organisasi petani dengan kegiatan dibidang pertanian
dan peternakan serta kegiatan agribisnis pertanian
Pasal 3
Lambang
Lambang kelompok tani “Tani Maju” adalah gambar petani bercaping, dengan didampingi
istri sebelah kiri dan anaknya disebelah kanannya, yang melambangkan keluarga tani yang
rukun dan sejahtera.
BAB II
PENDIRIAN DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 4
Pendirian
Kelompok Tani “Tani Maju” didirikan pada tanggal 12 Mare 2012 di Dusun Lengkongsari
01/10 Kelurahan Kalikajar Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo untuk waktu yang
tidak terbatas.
Pasal 5
Tempat Kedudukan
Kelompok Tani “Tani Maju” berkedudukan di Dusun Lengkongsari Rt 01 Rw 10 Kelurahan
Kalikajar Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo Propinsi Jawa Tengah
BAB III
TUJUAN DAN USAHA
Pasal 6
Tujuan
Kelompok Tani “Tani Maju” bertujuan :
1. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan anggota dalam menerapkan teknologi
pertanian
2. Meningkatkan daya saing hasil usaha pertanian anggota
3. Meningkatkan kesejahteraan anggota
Pasal 7
Usaha
1. Meningkatkan kemampuan berusaha anggota
2. Mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi anggota dan masyarakat sekitar
3. Membangun kemitraan dengan dunia usaha dibidang pertanian
4. Meningkatkan usaha anggota dan kelompok dan meningkatkan modal kelompok
5. Meningkatkan kegiatan bersama baik yang bersifat social maupun berorientasi usaha
BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 8
Anggota kelompok tani “Tani Maju” adalah petani yang berdomisili di Kelurahan Kalikajar
Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo
BAB V
SUSUNAN, PENDIRIAN DAN PENETAPAN ORGANISASI
Pasal 9
Susunan Organisasi
Susunan organisasi terdiri dari :
1. Pelindung
2. Pembina
3. Ketua
4. Sekretaris
5. Bendahara
6. Anggota
Pasal 10
Pendirian Organisasi
Kelompok Tani “Tani maju” didirikan atas inisiatif para pendiri yang memiliki kepedulian
dalam meningkatkan kemampuan dan kesejahteraan petani di Dusun Lengkongsari yang pada
saat itu belum banyak yang mengaplikasikan teknologi dan masih bekerja secara sendiri-
sendiri, dan para pendiri tersebut selanjutnya disebut sebagai pendiri yang terdiri dari :
1. Ir. Imam Taufiq yang saat itu bertugas sebagai PPL di Kec.Kalikajar
2. Rohmat Sarwono saat itu sebagai Ketua RT01 RW 10 Kel.Kalikajar
3. Pawit Asrofi saat itu sebagai petani ternak kambing
Pasal 11
Penetapan Organisasi
Kelompok Tani “Tani Maju” ditetapkan sebagai kelompok tani berdasarkan berita acara
pembentukan kelompok tani yang ditandatangani oleh Ketua, dan petugas Kecamatan
Kalikajar serta Kepala kelurahan kalikajar pada tanggal 12 Maret 2012
BABVI
KEUANGAN
BAB VII
PENUTUP
Anggaran Dasar ini disyahkan pada pertemuan tanggal 3 Juni 2012 dan berlaku sejak
disyahkan
BAB I
IDENTITAS
Pasal 1
Lambang
1. Lambang kelompok tani “Tani Maju” sebagaimana Anggaran Dasar Pasal 3 adalah sebagai
berikut:
BAB II
TEMPAT KEDUDUKAN ORGANISASI
Pasal 2
1. Kelompok tani “Tani Maju” berkedudukan di Dusun Lengkongsari Rt 01 Rw 10
Kelurahan Kalikajar Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo
2. Ketua sebagai pimpinan tertinggi dalam organisasi mengatur dan mengarahkan segala
kegiatan organisasi
BAB III
USAHA
Pasal 3
Usaha Kelompok tani “Tani Maju” dalam bentuk:
1. Simpan pinjam dari,untuk dan oleh anggota
2. Budidaya dan pengolahan hasil pertanian
3. Pemasaran hasil pertanian
BAB IV
KEANGGOTAN
Pasal 4
Syarat keanggotaan,Hak dan Kewajiban
1. Syarat-syarat jadi anggota:
a. Masyarakat petani di Kelurahan Kalikajar
b. Menyetujui dan mendukung tujuan dan usaha organisasi
c. Membayar iuran pokok dan iuran wajib
2. Kewajiban anggota
a. Mentaati dan menjalankan peraturan yang ditetapkan pengurus
b. Menjaga nama baik dan setia kepada organisasi
c. Tunduk dan taat kepada peraturan organisasi, keputusan musyawarah dan kebijakan ketua
d. Menegakkan disiplin organisasi
e. Mengikuti kegiatan organisasi dan mendukung program kerja yang telah dibuat pengurus
f. Membayar iuran bulanan yang besarnya ditetapkan oleh musyawarah anggota
3. Hak anggota
a. Hak berpendapat dan bersuara
b. Hak memilih dan dipilih sebagai pengurus
Pasal 5
Pemberhentian keanggotan
Keanggotaan dapat berhenti karena:
1. Meninggal dunia
2. Mengundurkan diri
3. Diberhentikan oleh pengurus
Pasal 6
Masa jabatan pengurus
1. Periode kepengurusan selama 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali
2. Pengurus yang telah habis masa jabatannya tetap menjalankan tugas sampai dilakukan
serah terima dengan pengurus yang baru
BAB V
MUSYAWARAH
BAB VI
KEKAYAAN
Pasal 7
Sumber keuangan
Sumber keuangan berasal dari :
1. Simpanan pokok sebesar Rp.10.000,00 dibayar satu kali dan simpanan wajib sebesar
Rp.2.000,00 dibayar setiap bulan
2. Hasil usaha kelompok
3. Bantuan Pemerintah
4. Bantuan lain yang tidak mengikat
5. Pinjaman dari pihak ketiga
Pasal 8
Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan
1. Pengelolaan keuangan dipegang oleh bendahara
2. Semua kekayaan yang diperoleh menjadi milik organisasi
BAB VII
KETENTUAN LAIN
Pasal 9
1. Surat-surat resmi ditandatangani oleh ketua atau oleh ketua dan sekretaris
2. Surat-surat mengenai keuangan ditandatangani oleh ketua atau oleh ketua dan bendahara
3. Surat-surat bersifat administrasi dan rutin bisa dicukupkan oleh sekretaris
4. Penyusunan tata kerja organisasi tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah tangga
5. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur kemudian
dalam kebijakan organisasi
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 10
Anggaran Rumah Tangga ini dapat ditinjau kembali setiap tahun
Pasal 11
Anggaran Rumah Tangga ini disyahkan pada pertemuan tanggal 3 Juni 2012 dan berlaku
sejak disyahkan
TTD TTD
BAB I
NAMA, IDENTITAS, DAN LAMBANG
Pasal 1
Nama
Organisasi ini bernama Kelompok Tani “Tani Maju”
Pasal 2
Identitas
Kelompok Tani “Tani Maju” adalah organisasi petani dengan kegiatan dibidang pertanian
dan peternakan serta kegiatan agribisnis pertanian
Pasal 3
Lambang
Lambang kelompok tani “Tani Maju” adalah gambar petani bercaping, dengan didampingi
istri sebelah kiri dan anaknya disebelah kanannya, yang melambangkan keluarga tani yang
rukun dan sejahtera.
BAB II
PENDIRIAN DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 4
Pendirian
Kelompok Tani “Tani Maju” didirikan pada tanggal 12 Mare 2012 di Dusun Lengkongsari
01/10 Kelurahan Kalikajar Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo untuk waktu yang
tidak terbatas.
Pasal 5
Tempat Kedudukan
Kelompok Tani “Tani Maju” berkedudukan di Dusun Lengkongsari Rt 01 Rw 10 Kelurahan
Kalikajar Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo Propinsi Jawa Tengah
BAB III
TUJUAN DAN USAHA
Pasal 6
Tujuan
Kelompok Tani “Tani Maju” bertujuan :
1. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan anggota dalam menerapkan teknologi
pertanian
2. Meningkatkan daya saing hasil usaha pertanian anggota
3. Meningkatkan kesejahteraan anggota
Pasal 7
Usaha
1. Meningkatkan kemampuan berusaha anggota
2. Mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi anggota dan masyarakat sekitar
3. Membangun kemitraan dengan dunia usaha dibidang pertanian
4. Meningkatkan usaha anggota dan kelompok dan meningkatkan modal kelompok
5. Meningkatkan kegiatan bersama baik yang bersifat social maupun berorientasi usaha
BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 8
Anggota kelompok tani “Tani Maju” adalah petani yang berdomisili di Kelurahan Kalikajar
Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo
BAB V
SUSUNAN, PENDIRIAN DAN PENETAPAN ORGANISASI
Pasal 9
Susunan Organisasi
Susunan organisasi terdiri dari :
1. Pelindung
2. Pembina
3. Ketua
4. Sekretaris
5. Bendahara
6. Anggota
Pasal 10
Pendirian Organisasi
Kelompok Tani “Tani maju” didirikan atas inisiatif para pendiri yang memiliki kepedulian
dalam meningkatkan kemampuan dan kesejahteraan petani di Dusun Lengkongsari yang pada
saat itu belum banyak yang mengaplikasikan teknologi dan masih bekerja secara sendiri-
sendiri, dan para pendiri tersebut selanjutnya disebut sebagai pendiri yang terdiri dari :
1. Ir. Imam Taufiq yang saat itu bertugas sebagai PPL di Kec.Kalikajar
2. Rohmat Sarwono saat itu sebagai Ketua RT01 RW 10 Kel.Kalikajar
3. Pawit Asrofi saat itu sebagai petani ternak kambing
Pasal 11
Penetapan Organisasi
Kelompok Tani “Tani Maju” ditetapkan sebagai kelompok tani berdasarkan berita acara
pembentukan kelompok tani yang ditandatangani oleh Ketua, dan petugas Kecamatan
Kalikajar serta Kepala kelurahan kalikajar pada tanggal 12 Maret 2012
BABVI
KEUANGAN
BAB VII
PENUTUP
Anggaran Dasar ini disyahkan pada pertemuan tanggal 3 Juni 2012 dan berlaku sejak
disyahkan
BAB I
IDENTITAS
Pasal 1
Lambang
1. Lambang kelompok tani “Tani Maju” sebagaimana Anggaran Dasar Pasal 3 adalah sebagai
berikut:
BAB II
TEMPAT KEDUDUKAN ORGANISASI
Pasal 2
1. Kelompok tani “Tani Maju” berkedudukan di Dusun Lengkongsari Rt 01 Rw 10
Kelurahan Kalikajar Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo
2. Ketua sebagai pimpinan tertinggi dalam organisasi mengatur dan mengarahkan segala
kegiatan organisasi
BAB III
USAHA
Pasal 3
Usaha Kelompok tani “Tani Maju” dalam bentuk:
1. Simpan pinjam dari,untuk dan oleh anggota
2. Budidaya dan pengolahan hasil pertanian
3. Pemasaran hasil pertanian
BAB IV
KEANGGOTAN
Pasal 4
Syarat keanggotaan,Hak dan Kewajiban
1. Syarat-syarat jadi anggota:
a. Masyarakat petani di Kelurahan Kalikajar
b. Menyetujui dan mendukung tujuan dan usaha organisasi
c. Membayar iuran pokok dan iuran wajib
2. Kewajiban anggota
a. Mentaati dan menjalankan peraturan yang ditetapkan pengurus
b. Menjaga nama baik dan setia kepada organisasi
c. Tunduk dan taat kepada peraturan organisasi, keputusan musyawarah dan kebijakan ketua
d. Menegakkan disiplin organisasi
e. Mengikuti kegiatan organisasi dan mendukung program kerja yang telah dibuat pengurus
f. Membayar iuran bulanan yang besarnya ditetapkan oleh musyawarah anggota
3. Hak anggota
a. Hak berpendapat dan bersuara
b. Hak memilih dan dipilih sebagai pengurus
Pasal 5
Pemberhentian keanggotan
Keanggotaan dapat berhenti karena:
1. Meninggal dunia
2. Mengundurkan diri
3. Diberhentikan oleh pengurus
Pasal 6
Masa jabatan pengurus
1. Periode kepengurusan selama 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali
2. Pengurus yang telah habis masa jabatannya tetap menjalankan tugas sampai dilakukan
serah terima dengan pengurus yang baru
BAB V
MUSYAWARAH
BAB VI
KEKAYAAN
Pasal 7
Sumber keuangan
Sumber keuangan berasal dari :
1. Simpanan pokok sebesar Rp.10.000,00 dibayar satu kali dan simpanan wajib sebesar
Rp.2.000,00 dibayar setiap bulan
2. Hasil usaha kelompok
3. Bantuan Pemerintah
4. Bantuan lain yang tidak mengikat
5. Pinjaman dari pihak ketiga
Pasal 8
Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan
1. Pengelolaan keuangan dipegang oleh bendahara
2. Semua kekayaan yang diperoleh menjadi milik organisasi
BAB VII
KETENTUAN LAIN
Pasal 9
1. Surat-surat resmi ditandatangani oleh ketua atau oleh ketua dan sekretaris
2. Surat-surat mengenai keuangan ditandatangani oleh ketua atau oleh ketua dan bendahara
3. Surat-surat bersifat administrasi dan rutin bisa dicukupkan oleh sekretaris
4. Penyusunan tata kerja organisasi tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah tangga
5. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur kemudian
dalam kebijakan organisasi
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 10
Anggaran Rumah Tangga ini dapat ditinjau kembali setiap tahun
Pasal 11
Anggaran Rumah Tangga ini disyahkan pada pertemuan tanggal 3 Juni 2012 dan berlaku
sejak disyahkan
TTD TTD
Pasal I
TEMPAT
Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA” yang bekedudukan di Desa Bumirejo,
Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen.
Pasal 2
ASAS DAN JATIDIRI
Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA”
1. Pancasila dan Undang-undang dasar 1945 dan Hukum Pemerintahn yang berlaku.
Pasal 3
TUJUAN
1. Bidang peternakan pengemukan dan pembibitan / budidaya ternak.
2. Perekonomian, meningkatkan perekonomian anggota.
3. Koperasi penjualan,simpan, pinjam.
BAB II
Pasal 4
Susunan Organisasi Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA” terdiri dari:
1. Rapat Anggota
2. Rapat Pengurus dan Anggota
3. Rapat Akhir Tahun Laporan Kerja
BAB III
KEPENGURUSAN
Pasal 5
Masa Jabatan Pengurus Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA” adalah:
1. Masa jabatan pengurus adalah 5 tahun
2. Dalam reorganisasi pengurus pertama dapat dipilih kembali dan seterusnya.
BAB IV
PERSYARATAN MENJADI PENGURUS
Pasal 7
Ayat 1.
Persyaratan menjadi pengurus Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA” adalah
warga Indonesia yang sudah menjadi anggota.
Ayat 2.
Anggota Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA” tidak memandang agama, suku
ras dan kelompok atau golongan apaun.
Pasal 8
Pengurus bertanggungjawab sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 Anggaran Dasar
BAB V
TUGAS-TUGAS PENGURUS
Pasal 9
Pasal 10
BAB 12
HAK-HAK ANGGOTA
Pasal 12
Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA” mempunya hak sebagai berikut :
1. Berhak memilih, dan atau dipilih menjadi pengurus.
2. Mengeluarkan pendapat pada setiap kegiatan, dan atau pada rapat anggota.
3. Ikut serta mendukung program kerja yang telah ditentukan pada rapat anggota.
4. Memdapat pelayanan dari pengurus Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA”
BAB VII
KEKAYAAN DAN PENDAPATAN
Pasal 13
Kekayaan dan pendapatan Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA” yaitu :
1. Setiap anggota diwajibkan menyerahkan modal sebesar Rp. 10.000,- sebagai uang
operasional pendirian Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA”
2. Iuran Wajib sebesar Rp 4.000,- setiap bulan sebagai KAS Kelompok Tani Ternak
“KARYA MEGA JAYA”
3. Usaha lain yang sah, dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar Rumah Tangga
Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA”
BAB VIII
KEWAJIBAN
Pasal 14
Pasal 15
1. Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA” menyelenggaran rapat-rapat sebagai
berikut:
a. Rapat anggota diadakan setiap bulan bertempat di sekretariat Kelompok Tani Ternak
“KARYA MEGA JAYA”
b. Apabila ada sesuata kepentingan Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA” yang
mendesak rapat anggota dapat dilaksanakan sewaktu-waktu, dengan sarat paserta memenuhi
forum.
c. Rapat laporan pertanggungjawaban diselenggaran setahun sekali, terhitung mulainya
tanggal berdirinya Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA”
Pasal 16
Pengunduran diri Anggota atau Pengurus harus sudah bebas administrasi keuangan / hutang,
dan berhak meneriman simpanan pokok.
1. Pengunduran diri harus melalui surat tertulis.
2. Pengunduran diri secara lesan tidak berhak menerima simpanan pokok.
3. Penghentian anggota tidak terhormat jika :
a. Merlangar anggaran dasar rumah tangga Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA”
b. Tidak pernah mengikuti kegiatan selama 9 kali kegiatan berturut turut.
c. Terkena teguran 3x, dan Surat peringatan 1 sampai 3.
BAB IX
PERUBAHAN ANGGARAN DASARM RUMAH TANGGA
Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA”
Pasal 17
Perubahan anggaran dasar dapat dilaksanakan dengan keputusan rapat anggota, dan
memenuhi syarat sahnya forum.
BAB X
PENUTUP
Pasal 18
Hala-hal yang belum diatur dalam tata tertib ini dapat ditambah atas pesrsetujuan rapat
Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA”
S I T O SUTARYO
Ketua II Sekretaris II
Mengetahui:
Kepala Desa Bumirejo
FUAD WAHYUDI
AD-ART Kelompok
ANGGARAN DASAR ( AD )
KELOMPOK TANI “MANDIRI SEJAHTERA”
DESA : SELUMAR
KECAMATAN : SIJUK
KABUPATEN : BELITUNG
────────────────────────────────────────────────────
PASAL 1. IDENTITAS
1. Nama Kelompok Tani : MANDIRI
SEJAHTERA
2. Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” didirikan pada tanggal : 06 FEBRUARI 2012
3. Kedudukan kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” : DESA AIR
SELUMAR
4. Sifat kelompok : - Mandiri
- Kegotong Royongan
- Membangun Usaha Bersama melalui wadah kelompok
PASAL 2. LANDASAN
1. Azas kelompok berdasarkan Pancasila
2. Tujuan jangka panjang kelompok tani adalah membangun kualitas kesejahteraan hidup
bersama untuk masa kini dan masa depan melalui usaha-usaha pertanian di lahan kering dan
di lahan basah.
PASAL 3. KEGIATAN
1. Pemanfaatan lahan usaha dengan menerapkan usaha supaya konservasi tanah dan air
sekaligus meningkatkan produksi pertanian.
a. Pemanfaatan lahan kering
b. Pemanfaatan lahan pertanian
c. Meningkatkan produksi pertanian
2. Mengembangkan usaha pertanian sistem terpadu.
3. Mengembangkan usaha bersama yang memberikan manfaat dan meningkatkan ekonomi.
4. Usaha lain yang tidak bertentangan dengan tujuan dasar pertanian.
PASAL 4. KEANGGOTAAN
1. Keanggotaan kelompok tani bersifat terbuka. Dalam arti setiap orang dapat menjadi
anggota baru dengan mendaftar terlebih dahulu. Calon anggota yang mendaftar dapat
diterima dengan keputusan Ketua dengan memperhatikan 2/3 dari seluruh anggota.
2. Yang menjadi anggota kelompok tani “MANDIRI SEJAHTERA” adalah yang ikut
menandatangani pembentukan kelompok tani dan yang mendaftar sesudah kelompok tani
terbentuk.
PASAL 5. ORGANISASI
1. Organisasi kelompok tani disusun atas dasar kepentingan bersama melalui forum
musyawarah untuk mufakat.
2. Organisasi kelompok tani dibina oleh ketua dan seluruh anggota kelompok tani dengan
bimbingan aparat pemerintahan yang terkait.
PASAL 6. MUSYAWARAH
1. Musyawarah kelompok tani membentuk dan menyusun :
a. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sesuai dengan kesepakatan seluruh anggota.
b. Rencana Definitif Kelompok per tahun anggaran.
c. Usaha bersama untuk kepentingan kesinambungan kelompok tani.
d. Musyawarah maupun pertemuan sesuai kepentingan.
PASAL 7. KEDAULATAN
1. Kekuasaan tertinggi terletak pada musyawarah anggota.
2. Musyawarah anggota dilakukan atas undangan Ketua.
3. Anggota dapat mengusulkan untuk mengadakan musyawarah anggota dengan dukungan 6/7
(enam per tujuh) dari seluruh anggota Kelompok Tani “BERSAMA” (dibuktikan dengan
daftar hadir peserta musyawarah).
PASAL 9. KEUANGAN
Keuangan Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” yang menjadi kekayaan kelompok
tani bersumber dari :
1. Uang pangkal dan iuran anggota sesuai dengan hasil musyawarah.
2. Sumbangan dari pemerintah maupun swasta dan donatur lainnya.
3. Usaha lain yang dilakukan Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” baik inisiatif dari
dalam Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” maupun dari luar Kelompok Tani.
4. Pinjaman dari pemerintah maupun swasta dan pinjaman lainnya atas kesepakatan seluruh
anggota Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
PASAL 10. MASA BERLAKU KELOMPOK TANI
1. Masa berlaku Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” terbatas paling sedikit sebanyak
1/3 dari jumlah awal anggota Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” dan harus diadakan
rapat anggota untuk maksud pembentukan kelompok tani yang baru.
2. Periode Kepengurusan Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” selama 4 tahun dalam
satu periode kepengurusan. Kepengurusan awal saat pembentukan Kelompok Tani
“MANDIRI SEJAHTERA” berdasarkan kesepakatan anggota.
3. Pemilihan Kepengurusan Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” dilakukan dengan
pemungutan suara yang dilakukan oleh seluruh anggota. Setiap anggota memiliki satu hak
suara.
4. Kepengurusan yang dipilih adalah Posisi Ketua.
5. Yang berhak menjadi calon Ketua Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” adalah
anggota kelompok tani “MANDIRI SEJAHTERA” dan harus mendapat dukungan tertulis
sebanyak ½ (setengah) dari seluruh jumlah anggota Kelompok Tani “MANDIRI
SEJAHTERA”.
6. Calon Ketua Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” yang memperoleh suara
terbanyak saat pemilihan otomatis menjabat Ketua Kelompok Tani “MANDIRI
SEJAHTERA”.
PASAL 12 TAMBAHAN
Hal – hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar Kelompok Tani “MANDIRI
SEJAHTERA” ini diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Kelompok Tani “MANDIRI
SEJAHTERA”
────────────────────────────────────────────────
PASAL 1. KEANGGOTAAN
1. Keanggotaan Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” bersifat terbuka. Dalam arti siapa
saja dapat mengajukan diri mendaftar untuk menjadi anggota Kelompok Tani “MANDIRI
SEJAHTERA”.
2. Yang menjadi anggota Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” adalah yang ikut
menandatangani pembentukan kelompok.
3. Setiap pendaftar baru dapat menjadi anggota Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”
atas persetujuan Ketua Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” dengan memperhatikan
masukan 2/3 dari seluruh anggota dan menyatakan secara tertulis dapat memenuhi semua
persyaratan menjadi anggota dan memenuhi semua peraturan dalam Kelompok Tani
“MANDIRI SEJAHTERA”.
4. Setiap anggota Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” wajib :
- Menggarap lahan pertanian.
- Menyatakan secara tertulis dapat memenuhi semua persyaratan menjadi anggota dan
memenuhi semua peraturan dalam Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
5. Syarat menjadi anggota Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”:
a. Mengajukan permohonan pendaftaran.
b. Mendapat persetujuan menjadi anggota dari Ketua Kelompok Tani “MANDIRI
SEJAHTERA” dengan memperhatikan persetujuan dari 2/3 dari seluruh anggota.
c. Menyatakan secara tertulis dapat memenuhi semua persyaratan menjadi anggota dan
memenuhi semua peraturan dalam Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
d. Menggarap lahan pertanian pribadi.
e. Membayar uang pangkal satu kali saat mendaftar dan iuran setiap bulan (besarnya sesuai
musyawarah anggota) sebelum tanggal 15 setiap bulan.
f. Wajib mengikuti setiap musyawarah yang dilakukan dan disepakati oleh kelompok Tani
“MANDIRI SEJAHTERA”.
g. Memupuk,membina,dan menjaga kelangsungan organisasi Kelompok Tani “MANDIRI
SEJAHTERA”.
h. Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,dan peraturan lain yang berlaku
dalam Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
i. Dapat menjaga kepentingan dan informasi internal Kelompok Tani “MANDIRI
SEJAHTERA”.
j. Setiap bukti pelanggaran kewajiban anggota Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”
yang dilakukan oleh setiap orang anggota Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”
dikeluarkan dari keanggotaan secara tidak hormat dan kehilangan semua haknya sebagai
anggota.
k. Setiap anggota yang keluar dengan sukarela wajib menyerahkan Uang pangkal dan 20%
dari kekayaan rata-rata yang dimiliki setiap anggota atas kekayaan yang dimiliki Kelompok
Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
6. Setiap anggota Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” berhak :
a. Mengetahui dan memperoleh setiap bantuan donasi maupun pinjaman baik berupa materi
maupun program yang diperoleh Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” yang besarnya
sesuai kesepakatan bersama. Informasi yang datang dapat ditanyakan dan diperoleh kepada
Kepengurusan Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” dalam bentuk tertulis pada saat
memberikan iuran. Setiap Pengurus yang melanggar bagian ini diberi sanksi penggantian
posisi oleh Ketua.
b. Mengeluarkan pendapat dan usulan untuk kemajuan Kelompok Tani “MANDIRI
SEJAHTERA”.
c. Dipilih sebagai Pengurus Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”. Dalam hal dipilih
menjadi Pengurus,Ketua terpilih berwenang penuh memilih pengurus Kelompok Tani
“MANDIRI SEJAHTERA”
d. Memilih dan dipilih sebagai Ketua Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.Dalam hal
pencalonan Ketua Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
e. Ketua terpilih berhak penuh menentukan Kepengurusan Kelompok Tani “MANDIRI
SEJAHTERA”.
f. Memperoleh satu berkas Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Kelompok Tani
“MANDIRI SEJAHTERA”.
g. Memiliki dan memanfaatkan kekayaan Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” yang
besarnya ditentukan sama rata dengan anggota Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”
yang lain.
h. Setiap anggota yang mengundurkan diri secara sukarela berhak memperoleh kekayaan rata-
rata seluruh anggota atas kekayaan Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” dengan
dikurangi uang pangkal dan 20% dari kekayaan rata-rata anggota kelompok tani.
i. Menuntut pelaksanaan program kerja berjalan dari Kepengurusan Kelompok Tani
“MANDIRI SEJAHTERA” yang belum di kerjakan di program kerja tahun sebelumnya.
KELOMPOK PETERNAKAN
MADANI
Kampung Lapang, Desa Cipada, Kecamatan Cikalong wetan,
Kabupaten Bandung Barat
PROPOSAL PENGEMBANGAN
KELOMPOK PETERNAKAN
SAPI POTONG
Email : hendrayanaqib2@gmail.com
2010
I.PENDAHULUAN
Jumlah penduduk Indonesia saat ini sekitar 200 juta jiwa. Menurut Dirjen Bina
Produksi Peternakan ternyata setiap orang Indonesia baru mampu mengkonsumsi daging sapi
sekitar 1,7 juta kg/orang/tahun, maka untuk memenuhi daging sapi tersebut diperlukan 1,5
juta ekor sapi lokal untuk menghasilkan daging sebanyak 350.000 ton ditambah dengan
impor sapi dari Australia sebanyak 350.000 ekor yang menghasilkan 30.000 ton daging.
Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas daging sapi potong di dalam Negeri, baik
yang berasal dari sapi potong impor maupun sapi potong lokal, telah banyak berkembang
akhir-akhir ini berbagai usaha penggemukan sapi potong yang dilakukan oleh para feedlotters
ataupun para peternak kecil di Indonesia. Bagi peternak kecil, yang kebanyakan adalah petani
di desa-desa, usaha penggemukan sapi ini merupakan alternatif yang bisa di lakukan untuk
menambah pendapatan keluarga. Dengan penggemukan selama 2 sampai 6 bulan, akan dapat
di peroleh hasil berupa nilai tambah berat badan sapi potong dengan kualitas dagingnya yang
lebih baik
Untuk memberikan arah yang jelas dan gambaran pelaksanaan agribisnis peternakan,
maka ditetapkan Visi dan Misi pemberdayaan peternakan sebagai berikut :
a. VISI :
“Mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan agribisnis
peternakan berwawasan lingkungan”
b. MISI :
“ Mewujudkan peternak yang produktif, sukses dan sejahtera serta
peternakan yang ramah lingkungan“
Dengan penjabaran sebagai berikut :
1. Membentuk SDM Peternak yang profesional, unggul dan berdaya saing.
2. Menumbuhkembangkan ekonomi berkeadilan yang mempunyai basic agribisnis peternakan
di pedesaan dalam wujud kelembagaan.
3. Inovasi pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan kualitas, produktivitas dan efisiensi
kegiatan agribisnis dan industri biologi peternakan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
4. Menciptakan pasar input dan pasar output guna menunjang perguliran ekonomi peternak
dalam kelompok untuk terwujudnya kemitraan yang saling menguntungkan antara pihak
peternak dengan pihak lain yang menyediakan input dan yang akan memanfaatkan hasil
ternak.
Memperhatikan Visi dan Misi tersebut, maka keberhasilan program peternakan, tidak
dapat hanya diukur dalam kemampuannya meningkatkan produksi saja, tetapi juga harus
berkemampuan untuk meningkatkanpemberdayaan masyarakat peternak dalam rangka
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarganya.
V. POLA OPERASIONAL PEMBERDAYAAN PETERNAKAN
Suatu kebijakan yang berupa upaya – upaya real dalam rangka pemberdayaan
sumberdaya manusia (SDM) menuju kehidupan yang lebih baik. Pemberdayaan peternakan
dan buruh tani difokuskan pada peningkatan kinerja yang efektif dan efisien terhadap
investasi yang dikelolanya serta diarahkan guna mampu mencapai penghasilan sekurang-
kurangnya dapat memenuhi standar biaya hidup minimum (Minimum living Cost).
Pada tahap berikutnya lebih ditekankan pada aspek pemasaran melalui jaringan pasar
yang sengaja dibuat, untuk lebih memaksimalkan peran strategis dari kelompok. Selama ini
kelompok telah bekerjasama dengan yayasan, bandar dan pihak konsumen individu dalam
pemasaran sapi. Utamanya waktu Idul Adha, pada tahun 2008 kelompok dapat memasarkan
13 ekor Sapi dan tahun 2009, 24 ekor .
7. Aturan Pemeliharaan
a. Waktu Produksi
1. Waktu penggemukan Sapi jantan dimulai saat umur pembeliaan dan ditambah minimal 6 bulan
masa produksi di kandang mitra.
2. Waktu pembibitan Sapi betina dimulai saat umur pembeliaan dengan cara kawin alami ataupun
kawin suntik (IB).
3. Atau sesuai dengan kesepakatan mitra dengan kelompok
b. Kesehatan
Kesehatan ternak Sapi saat pemeliharaan menjadi tanggung jawab mitra dengan mendapatkan
pendampingan dari Manajer kelompok untuk penanganan masalah kesehatan yang tidak bisa
ditangani sendiri oleh mitra.
c. Pakan dan obat-obatan
Pengadaan pakan untuk ternak Sapi disediakan dan diusahakan oleh mitra peternak sendiri.
Sedangkan obat-obatan disediakan oleh peternak dengan memanfaatkan obat tradisional yang
ada dilingkungan mitra peternak dan menggunakan dana kelompok dari bagi hasil (7,5%).
8. Aturan Penjualan
a. Pemasaran hasil produksi ternak diutamakan diusahakan bersama pengurus dan Manajer
kelompok dengan memanfatkan peluang pasar yang tersedia.
b. Harga jual ternak hasil produksi disesuaikan dengan kondisi (umur,bobot hidup,bobot
karkas, dll) saat terjadi penjualan.
9. Infak
Setelah transaksi penjualan, uang hasil keuntungan dibagi sesuai kesepakatan maka masing –
masing pihak harus mengeluarkan infak yang jumlahnya sukarela.
10. Pertemuan Kelompok
Kelompok diharuskan mengadakan pertemuan rutin guna membahas hal-hal yang berkaitan
tentang masalah kelompok dan pengajian kelompok. Waktu pertemuan disepakati bersama
oleh anggota kelompok.
11. Mekanisme Pinjam Potong
Mitra anggota kelompok diperkenankan meminjam uang kepada kelompok sebatas perkiraan
jumlah keuntungan (60%), jika nanti terjadi penjualan ternak dan keuntungan mitra otomatis
akan dipotong disaat terdapat keuntungan hasil penjualan.
Untuk itu, maka keberadaan pemberdayaan peternakan yang semula hanya dititik
beratkan pada usaha budidaya ternak, harus dikembangkan menjadi suatu kegiatan yang
berwawasan industri biologi peternakan yang dapat dikendalikan oleh peternak. Sehingga
komponen pemberdayaan peternakan menjadi :
(1) Peternak sebagai subjek pemberdayaan, harus lebih diberdayakan untuk dapat me-
ningkatkan penghasilan dan kesejahteraannya;
(2) Ternak sebagai objek yang harus diusahakan untuk dapat ditingkatkan produksi dan
produktivitasnya;
(3) Lahan sebagai basis ekologi budidaya ternak harus dapat dilestarikan fungsi kesu-buran
hamparan dan fungsi hidrologinya;
(4) Teknologi dan pengetahuan peternakan sebagai cara inovasi untuk meningkatkan efisiensi
usaha tani-ternak perlu selalu ditingkatkan, diperbaharui dan dimodernisasi, serta harus
disesuaikan dengan kebutuhan para pelaku agribisnis peternakan.
(5) Pengolahan, pemasaran dan perdagangan produk– produk agribisnis peternakan yang
berkualitas tinggi dengan harga layak dan terjangkau konsumen.
Program pemberdayaan agribisnis berbasis peternakan secara operasional merupakan
suatu proses pembangunan melalui pengembangan wilayah berbasis keunggulan komparatif
dan kompetitif yang dimilikinya. Arah pemberdayaan agribisnis peternakan seharusnya sudah
mengakomodir lokal spesifik dengan menggerakkan partisipasi masyarakat dan dunia usaha.
Pada awalnya pemberdayaan agribisnis peternakan dapat difasilitasi dan diintroduksi oleh
pihak lembaga, kemudian untuk selanjutnya ditumbuhkembangkan oleh masyarakat di
kawasan tersebut. Sehingga kawasan agribisnis peternakan tersebut diharapkan dapat
dijadikan sebagai pusat berbagai pertumbuhan ekonomi wilayah. Selanjutnya dalam hal ini
pemerintah hanya bertindak sebagai fasilitator dan dinamisator.
ambar 2. Transformasi kelompok dari kelembagaan sosial menuju kepada kelembagaan ekonomi
Kegiatan agribisnis peternakan dikembangkan dengan konsep
pemberdayaan kawasan terpadu dengan mempertahankan kelestarian lingkungan hidup,
diawali dengan menerapkan kegiatan agribisnis inti pengembangan : seperti pengandangan
ternak secara koloni (Wisma Ternak), khususnya pada kegiatan budidaya peternakan
penggemukan dan perbibitan Sapi potong. Selanjutnya dengan telah terwujudnya inti
pengembangan pada kawasan-kawasan peternakan tersebut, akan menjadi tantangan untuk
dapat menumbuhkan kreasi-kreasi penerapan teknologi, guna pengembangan kegiatan
agribisnis peternakan yang telah ada, sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat
peternak setempat.
Dalam keterbatasan yang dilematis tersebut diperlukan jalan keluar yang bijaksana
dengan membangun paradigma baru, yaitu sistem peternakan yang berwawasan ekologis,
ekonomis dan berkesinambungan, ini sering juga disebut sustainable mix farming atau mix
farming.
Sistem mix-Farming, ini diarahkan pada upaya memperpanjang siklus biologis
dengan mengoptimalkan pemanfaatan hasil samping pertanian dan peternakan atau hasil
ikutannya, dimana setiap mata rantai siklus menghasilkan produk baru yang memiliki nilai
ekonomi tinggi, sehingga dengan sistem ini diharapkan pemberdayaan dan pemanfaatan
lahan marginal di seluruh daerah (kabupaten/kota) dapat lebih dioptimalkan. Hal tersebut
dimaksudkan untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam hal kecukupan pangan dengan
cara mengembangkan sistem pertanian yang terintegrasi misalnya tanaman pangan, pakan
dan ternak, juga dapat memanfaatkan hasil samping atau hasil ikutan peternakan seperti
kompos (manure), dimana dapat digunakan sebagai bahan baku pupuk organik dan limbah
pertaniannya dapat dipakai sebagai pakan ternak.
Sehubungan hal tersebut di atas konsep pemberdyaan pertanian-peternakan harus
dirumuskan secara komprehenship, dimana dapat mengantisipasi berbagai tantangan, seperti
pasar global dan otonomi daerah, salah satu model yang dapat mengantisipasi tantangan pasar
global adalah pengembangan sistem pertanian yang berkelanjutan (sustainable mixed –
farming) dengan berbagai industri peternakan. Bagi masyarakat pedesaan ternak-ternak
seperti kerbau, sapi potong, sapi perah, kambing, domba, memilki peranan strategis karena
ternak-ternak tersebut dapat digunakan sebagai tabungan hidup, sumber tenaga kerja bagi
ternak kerbau dan sapi potong. Ternak juga dapat dipakai sebagai penghasil pupuk organik
dimana sangat baik untuk meningkatkan produksi pertanian, selain itu ternak juga dapat
dijadikan dalam meningkatkan status sosial.
Dalam prespektif ekonomi makro, peternakan merupakan sumber pangan yang
berkualitas, misalnya daging ataupun susu merupakan bahan baku industri pengolahan
pangan, di mana dapat menghasilkan abon, dendeng, bakso, sosis, keju, mentega ataupun
krim dan juga dapat menghasilkan kerajinan-kerajinan kulit tanduk ataupun tulang. Jadi dari
semua kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan pertanian dan peternakan dapat
menciptakan lapangan kerja.
Itulah barang kali suatu kajian di mana merupakan tuntutan dari semangat
pemberdayaan pertanian-peternakan yang disesuaikan dengan permintaan pasar sehingga
pengembangan sistem pertanian-peternakan terpadu sangatlah menjanjikan, meskipun tetap
harus memperhatikan aspek agro ekosistem wilayah dan sosio kultur masyarakatnya.
Kelembagaan Pemasaran
Keberhasilan usaha ternak tidak hanya ditentukan ketersediaan aspek teknologi
peternakan, akan tetapi juga dipengaruhi aspek sosial ekonomi, antara lain pasar. Pasar
komoditi mempunyai fungsi sebagai jembatan untuk mempertemukan antara kepentingan
produsen (peternak) dengan konsumen. Di dalam proses pemasaran komoditi terdapat tiga
fungsi utama yaitu fungsi transaksi (jual-beli), fungsi fisik (pengangkutan, pengolahan,
penyimpanan), dan fungsi pelancar (standarisasi dan grading, penanggulangan risiko,
pembiayaan dan informasi pasar). Berjalan tidaknya fungsi-fungsi tersebut tergantung pada
kelembagaan yang melekat dalam fungsi itu. Jika dalam pemasaran terdapat kelembagaan
yang kurang berfungsi akan menyebabkan tidak tercapai pemasaran yang efisien yang
dicirikan antara lain biaya pemasaran yang tinggi dan distribusi marjin yang tidak merata.
Tidak tercapainya pemasaran yang efisien dapat dipandang sebagai indikator adanya
permasalahan dalam kelembagaan pemasaran.
Kelembagaan pasar input dan output memiliki peran penting dalam mendukung
keberhasilan usaha ternak rakyat. Keberadaan kelembagaan pasar input dan output dalam
usaha ternak itu akan dapat memecahkan masalah dalam usaha ternak. Kelembagaan
merupakan fenomena sosial ekonomi yang berkaitan dengan hubungan antara dua atau lebih
pelaku interaksi sosial ekonomi mencakup dinamika aturan-aturan yang berlaku dan
disepakati bersama oleh para pelaku interaksi, disertai dengan analisis mengenai hasil akhir
yang diperoleh dari interaksi yang terjadi.
Secara empiris, kelembagaan pasar input dan output dalam usaha ternak di lapangan
kondisinya beragam pada setiap kelompok, demikian halnya dengan usaha ternak rakyat itu
sendiri yang bervariasi antar petani ternak di setiap lokasi. Pertanyaannya adalah bagaimana
sebenarnya profil kelembagaan pasar input dan output dalam usaha ternak rakyat.
sejauhmanakah peran kelembagaan pemasaran input dan output dalam mendukung
keberhasilan usaha ternak. Serta faktor-faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
kinerja kelembagaan pemasaran tersebut.
Keberhasilan usaha ternak utamanya ditinjau dari peningkatan pendapatan peternak
sangat tergantung pada pembentukan harga yakni proses negosiasi antara peternak dengan
calon pembeli. Pembentukan harga dalam transaksi ternak ditentukan oleh mekanisme pasar
atau kekuatan permintaan dan penawaran, karena sifat dari pasar ternak yang bebas. Di dalam
prakteknya pembentukan harga tidak terlepas dari keterlibatan perantara, baik perorangan
maupun lembaga pemasaran atau pelaku pemasaran lainya.
Peran perantara dalam pemasaran ternak dicerminkan pedagang pengumpul/Bandar.
Keberadaan pedagang pengumpul/Bandar ini mempengaruhi pembentukan harga karena
dalam melakukan pembelian ternak kepada peternak berpatokan pada standar harga yang
ditetapkan pedagang besar. Pedagang pengumpul selalu berusaha menekan harga dari
peternak agar mendapatkan marjin keuntungan yang besar. Oleh karena itu meskipun di
dalam prakteknya pembentukan harga antara pedagang pengumpul dengan peternak
dilakukan melalui negosiasi, peternak tetap saja sebagai penerima harga ("price taker") yang
menerima harga jual lebih rendah dari pada taksiran harga, sehingga nilai tambah yang
diperoleh tetap kecil.
Kondisi demikian tidak terlepas dari dua hal yakni :
(a) pasar ternak cenderung bersifat oligopoly sehingga pihak pedagang berperan
dominan dalam penentuan harga dan
(b) adanya kebiasaan petani menjual dalam kondisi terdesak kebutuhan uang tunai,
sehingga berapapun yang ditawarkan pembeli disetujui.
Adanya dominasi pedagang disatu sisi dan kebutuhan peternak yang mendesak,
memperkuat domain pedagang dan memperlemah petani peternak yang pada akhirnya
menyebabkan rendahnya nilai tambah yang diperoleh peternak dari usaha ternaknya.
Keterlibatan lembaga pemasaran dalam pergerakan produk dari produsen kepada
konsumen juga mempengaruhi proses pembentukan harga, karena masing-masing lembaga
pemasaran berupaya mendapatkan keuntungan sebagai marjin usaha. Marjin terjadi karena
biaya-biaya pemasaran (pengumpulan, pengangkutan, penyimpanan, pengolahan, dan
lainlain) dan keuntungan lembaga pemasaran.
Pasar Swadaya Mitra Kelompok
Kelompok diharapkan mendirikan pasar kelompok input dan output untuk
mendukung berputarnya dana mitra kelompok. Mitra merupakan pemegang saham dari
pendirian pasar kelompok yang diwakilkan kepada lembaga keuangan kelompok. Proses
perguliran dana kelompok sebagian besar tidak hanya pada asset yang berupa ternak, namun
juga bergulir dalam wujud pasar kelompok yang dikelola melalui lembaga
keuangan,sehingga nantinya dapat menjadi sumber lain pendapatan mitra dari pengelolaan
pasar kelompok.
Seluruh mitra menanamkan sahamnya kepada lembaga keuangan pengelola pasar
berupa satu ekor Sapi dengan harga sekitar Rp. 8.000.000, jika di kelompok jumlah mitra 20
orang maka dana yang terkumpul tersebut digunakan sebagai modal awal pendirian pasar
swadaya mitra. Pengelolaan dilakukan oleh lembaga keuangan yang professional sehingga
setiap tahun saat perkumpulan mitra, hasil dari pengelolaan pasar (retribusi keluar masuk
ternak, penjualan sapronak, dll) dapat dibagi merata kepada mitra pemegang saham.
Untuk meningkatkan kinerja pemasaran input dan output usaha ternak diperlukan
dorongan untuk terwujudnya kemitraan yang saling menguntungkan antara pihak peternak
dengan pihak lain yang menyediakan input dan yang akan memanfaatkan hasil ternak.
VI.TEKNOLOGI PEMBIBITAN DAN PENGGEMUKAN SAPI
Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh peternak tradisional dalam peternakan
sapi adalah adalah produktivitas ternak sapi yang rendah. Salah satu faktor penyebab
rendahnya produktivitas adalah pemilihan pakan ternak yang tidak sesuai dengan sistem
pengemukan sapi modern.
Para petani tradisional terbiasa menggunakan jerami dan hijau-hijauan sebagai
makanan pokok untuk ternak sapi. Sedangkan untuk penggemukan sapi agar lebih intentif
dan produktifitas menjadi tinggi maka makanan dengan kandungan protein dan karbohidrat
yang tinggi sangat diperlukan.
Teknologi pembibitan Sapi potong yang digunakan adalah dengan kawin suntik (IB)
yang bekerjasama dengan dinas peternakan setempat untuk pelaksanaannya. Pemilihan bibit
unggul Sapi potong, sehingga keturunannya menjadi unggul dalam proses penggemukan
kelak.
Dari analisa rugi laba yang dilakukan, menghasilkan laba pertahun sebesar 10,10% dan B/C
rasio sebesar 1,12 sehingga memiliki tingkat keuntungan yang besar. Dengan begitu, usaha
yang akan dilaksanakan di kelompok ternak MADANI Desa Cipada Kecamatan Cikalong
Wetan Kabupaten Bandung Barat Jawa Barat ini ‘layak’ untuk dilaksanakan.
Usaha penggemukan sapi potong dengan skala usaha 10 ekor selama 120 hari per
periode dan pembiakan sapi 10 ekor selama 1-2 tahun, yang terkonsep secara agribisnis
terpadu memiliki peluang pengembangan yang sangat luas. Ditinjau dari sisi peluang pasar
yang cukup terbuka lebar, ditinjau dari sisi profit yang cukup menguntungkan serta dari sisi
kemanfaatan yang cukup besar dan menjanjikan, baik bermanfaat bagi kelompok tani,
masyarakat dan lingkungan sekitar.
I. Nama :
Alamat :
No. Identitas :
Merupakan penyandang dana / pemberi modal bantuan/ usaha yang untuk selanjutnya disebut
sebagai PIHAK PERTAMA.
II. Nama :
Alamat :
No. Identitas :
Merupakan pengelola modal usaha dalam Kelompok Ternak MADANI untuk selanjutnya
disebut sebagaiPIHAK KEDUA.
Kedua belah pihak telah bersepakat untuk melakukan kerjasama penanganan usaha
penggemukan sapi dalam Kelompok Ternak. Kesepakatan tersebut sebagai berikut :
Pasal 1
Obyek Kesepakatan
1. Ruang lingkup perjanjian ini meliputi dasar kerjasama pembiayaan usaha bagi hasil antara
kedua belah pihak, yaitu pihak pertama sebagai pemodal (Shahibul maal), Pihak kedua mitra
pengelola modal(Mudharib) yang tergabung dalam Kelompok Ternak MADANI
2. Modal usaha yang digunakan untuk pembiayaan anggota kelompok yang sebesar
Rp.....................................................................................................................................
Terbilang(..................................................................................................................
.
3. Pembiayaan ini digunakan untuk penggemukan.......ekor Sapi
4. Dalam hal keuntungan usaha, KEDUA BELAH PIHAK sepakat untuk berbagi hasil dengan
nishbah 40 % (pihak pertama) : 60 % (pihak kedua) dari keuntungan usaha (setiap penjualan),
setelah dikurangi biaya operasional lapangan (pengadaan dan penggemukan Sapi).
5. Usaha yang berkaitan dengan pemeliharaan berlokasi di Desa Cipada Kec. Cikalong Wetan,
Kab. Bandung Barat, Jawa Barat.
Pasal 2
Penentuan Laba Bersih
1. Yang dimaksud laba bersih adalah laba kotor setelah dikurangi dengan biaya pakan dan
biaya pembelian sapi (operasional kelompok).
2. Yang dimaksud laba kotor adalah selisih harga antara harga jual Sapi dengan harga beli
Sapi
.
Pasal 3
Hak dan Kewajiban
A. Kewajiban Pihak Pertama
1. Menyiapkan investasi dan pendanaannya.
2. Menangani masalah administrasi dan keuangan dari usaha.
3. Melakukan pemantauan dan evaluasi program serta penjagaan kualitas
layanan/pemeliharaan.
4. Mengeluarkan infak dari keuntungan setiap transaksi penjualan sesuai
kemampuan.
B. Hak Pihak Pertama
1. Mendapatkan pelayanan dan informasi terhadap pemeliharaan dan manajemen kandang
pada umumnya (tata laksana kandang).
2. Mendapatakan informasi selengkapnya dari segala masalah yang berkaitan dengan
pelaksanaan usaha.
3. Menerima uang bagi hasil sesuai kesepakatan.
C. Kewajiban Pihak Kedua
1. Menyiapkan kandang bersama seluruh anggota hingga siap operasional.
2. Menangani masalah operasional usaha, perawatan kandang, penyediaan pakan dan aspek
pemeliharaan lainnya.
3. Melakukan pengadaan Sapi
4. Menjalankan prosedur standart pengelolaan dan manajemen usaha.
5. Mengeluarkan infak dari keuntungan setiap transaksi penjualan sesuai kemamapuan.
D. Hak Pihak Kedua
1. Mendapat bagi hasil penjualan, berupa pembayaran tunai sebagaimana disepakati kedua
belah pihak.
2. Mendapatkan informasi selengkapnya dari segala masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan
usaha.
3. Menerima uang bagi hasil sesuai kesepakatan.
Pasal 4
Masa Berlaku
Kesepakatan ini berlaku sejak tanggal.............bulan....................tahun 2010, Sampai
tanggal........., bulan....................tahun 20
Pasal 5
Kekuatan hukum
Kesepakatan ini tertulis diatas kertas bermaterai, dan ditandatangani kedua belah pihak
sehingga memiliki kekuatan hukum dan selanjutnya dijadikan sebagai dasar gerak usaha.
Pasal 6
Force Majure
1. Yang dimaksud force majure adalah hal-hal yang mempengaruhi pelaksanaan perjanjian
kerjasama ini, yang diluar kekuasaan kedua belah pihak, seperti bencana alam, huru hara,
kerusuhan dan keadaan darurat yang secara resmi dikeluarkan pemerintah
2. Apabila terjadi Force Majure, PIHAK KEDUA harus memberitahukan secara tertulis
kepada PIHAK PERTAMA paling lambat 1 (satu) bulan setelah terjadi force majure, dan
untuk ini PIHAK KEDUA tidak dikenakna kewajiban atau denda apapun juga
Pasal 7
Perselisihan
Apabila terjadi perbedaan dalam menafsirkan kesepakatan ini, kedua belah pihak sepakat
untuk menyelesaikannya melalui musyawarah yang didasari oleh nilai-nilai Islam.
Pasal 8
Tambahan
Apabila ada hal-hal yang belum dan perlu diatur secara tersendiri akan dibuat aturan
tambahan yang isi dan jiwanya sejalan dengan kesepakatan ini, dan merupakan bagian tidak
terpisahkan dari kesepakatan ini.
Pasal 9
Penutup
Demikian kesepakatan ini dibuat rangkap 2 (dua) bermaterai, cukup untuk digunakan
sebagaimana mestinya oleh para pihak yang berkepentingan. Apabila terjadi kekeliruan di
kemudian hari akan dilakukan perbaikan seperlunya.
Bandung Barat,............................2010