Regulasi Dan Homestasis Dalam Tubuh
Regulasi Dan Homestasis Dalam Tubuh
Disusun Oleh :
NRANGWESTHI WIDYANINGRUM
12308144019
C. Latar Belakang
Semua makhluk hidup mempunyai sistem-sistem yang ada dalam tubuhnya. Baik
makhluk hidup bersel tunggal, hingga makhluk hidup yang multiseluler. Hanya saja pada
makhluk hidup bersel tunggal sangatlah sederhana dibandingkan dengan makhluk hidup
multiseluler.
Pada organisme multiseluler, khususnya hewan tingkat tinggi dan manusia, terdapat
pengaturan (regulasi) dalam lingkungan internal, sehingga dipertahankan
kemantabannya. Pemeliharaan kemantaban ini sering dikenal sebagai homestasis.
Homestasis mengandung pengertian pemeliharaan komposisi yang relatif tetap pada
kadar glukosa, O2 , CO2 , Na+, Ca+, H2O, dsb dalam cairan ekstraseluler. Namun dalam
perkembangannya, homestasis diarahkan lebih pada pengaturan kemantaban suhu tubuh,
kemantaban pH darah, dsb yang memang sebenarnya juga merupakan perluasan dari
makna cairan ekstraseluler tersebut (Paidi, 2012).
Pada organisme multiseluler khususnya manusia, pasti selalu melakukan aktivitas,
baik aktivitas ringan yang berupa berbicara, tidur, main telepon genggam, dan lain
sebagainya ataupun aktivitas berat yang berupa lari maraton, naik turun tangga, dan lain
sebagainya. Semua aktivitas yang manusia lakukan tanpa disadari telah merubah sistem
dalam tubuh yang ada. Misal, dengan melakukan aktivitas berat manusia jadi
mengeluarkan keringat. Main telepon genggam juga telah menyebabkan saraf-saraf yang
bekerja dalam indra peraba yaitu kulit, dan indra gerak yaitu tangan yang bekerja,
dengan direspon-respon oleh saraf ke otak.
Pada praktikum kali ini, mencoba melakukan percobaan tentang regulasi dan
homestasis agar dapat mengatahui apa itu regulasi dan homestasis, dan agar lebih
mengetahui contoh faktualnya dalam tubuh manusia, serta agar apat menjelaskan
mekanisme dari proses tersebut.
D. Dasar Teori
Didalam tubuh makhluk hidup terdapat sistem regulasi yang akan mengatur semua
sistem oragan di dalam tubuhnya agar semua sistem tersebut dapat bekerja secara
seimbang. Sistem regulasi itu bekerja untuk menerima rangsangan, mengolahnya, dan
kemudian meneruskannya untuk menanggapi rangsangan tersebut. Sistem regulasi yang
dimiliki oleh hewan termasuk manusia meliputi sistem saraf beserta indera dan sistem
endokrin. Sistem saraf merupakan sistem yang khas bagi hewan karena tidak dimiliki
oleh tumbuhan. Sistem saraf pada manusia dibedakanmenjadi dua. Yaitu sistem saraf
pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat merupakan pusat dari sistem saraf, yang
terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang (Subahar, 2009: 67).
Homeostasis adalah suatu istilah yang digunakan untuk menjelaskan kelangsungan
hidup organisme di dalam suatu ekosistem dan juga secara khusus menggambarkan
kelangsungan hidup suatu sel-sel dalam suatu organisme, homeostasis juga menunjukkan
lingkungan yang mendukung kelangsungan hidup sel-sel. Semua sistem tubuh organisme
saling bekerja sama untuk mempertahankan homeostasis dalam tubuh kita. Homeostasis
dibutuhkan sel dan jaringan tubuh kita untuk dapat bekerja dengan baik menghadapi
stresor perubahan lingkungan eksternal. Adapun beberapa mekanisme homeostasis yang
penting antara lain thermoregulasi, osmoregulasi, regulasi air dan elektrolit, serta
glukoregulasi (Subahar, 2009: 57).
Pada dasarnya, ketika terjadi perubahan dalam tubuh kita, ada 2 mekanisme respon
yang mungkin terjadi yaitu :
1. Umpan balik negatif, yaitu suatu proses yang terjadi ketika sistem tubuh kita
butuh diambatkan atau bahkan memberhentikan secara komplit suatu proses yang
sedang terjadi. Contoh ketika tekanan darah meningkat, reseptor di arteri karotis
akan mendeteksinya danmengirimkan sinyal ke otak. Otak kemudian akan
mengirimkan pesan ke jantung untuk memperlambat denyutnya sehingga aliran
darah yang dipompa lebih sedikit dan mengakibatkan penurunan tekanan darah.
2. Umpan balik positif, yaitusuatu resp[on untuk menimbulkan atau menguatkan
suatu proses fisiologis dan atau aksi dari suatu sistem. Rtespon ini biasanya
merupakan suatu proses siklik yang dapat terus berlanjut memperkuat suatu aksi
atau suatu proses sampai suatu respon umpan balik negatif mengambil alih.
Semua kegiatan dan kerja alat-alat dalam tubuh kita diatur dalam sistem
regulasi (koordinasi). Regulasi merupakan cara semua organ dan sitem tubuh bekerja
sama secara efisian. Sistem ini terbagi atas tiga bagian, yaitu melalui sistem saraf,
hormon dan alat indera. Pengaturan sistem saraf diatur oleh urat saraf sedangkan
pengaturan sistem hormon melalui darah (Safitri : 2004).
Mengukur Suhu tubuh, frekuensi nadi, frekuensi respirasi, frekuensi keringat. Anggap
ini sebagai data awal
Mengukur Suhu tubuh, frekuensi nadi, frekuensi respirasi, frekuensi keringat. Anggap
ini sebagai data kedua dan ketiga
Mengukur Suhu tubuh, frekuensi nadi, frekuensi respirasi, frekuensi keringat. Anggap
ini sebagai data kedua dan keempat
G. Data Pengamatan
H. Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas tentang regulasi dan homestasis dalam tubuh
yang bertujuan agar dapat menyebutkan contoh regulasi dalam tubuh manusia serta agar
dapat menjelaskan mekanisme regulasi dalam rangka homestasis dalam tubuh manusia.
Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini antara lain berupa tissue, stopwatch
dan termometer.
Kegiatannya dilakukan dalam bentuk percobaan, observasi, diskusi, serta
mendisain dan melakukan eksperimen. Percobaan dilakukan dengan melakukan aktivitas
ringan dan aktivitas berat. Dengan 2 orang sebagai kelinci percobaan. Dalam kelompok
saya yang berperan sebagai kelinci percobaan adalah Citra dan Wahyu. Sebelum
melakukan aktivitas ringan 2 kelinci percobaan ini diukur suhu tubuhnya selama 3 menit,
diukur denyut nadinya, frekuensi respirasi, dan frekuensi keringat masing-masing selama
1 menit. Kemudian melakukan aktivitas ringan berupa jalan di tempat dan senam ringan
selama 10 menit. Lalu diukur kembali, dan di dapatkan data sebagai berikut :
Suhu (‘C) Denyut F.Respirasi F.Keringat
Aktivitas Objek Sesu Sesu Sesu Sesu
Awal Awal Awal Awal
dah dah dah dah
Wahyu 36,5 36,5 80 128 24 17 - Sedikit
Ringan
Citra 36,5 36,5 88 99 25 38 - Sedikit
Disini nampak pada suhu, ukuran sebelum dan sesudah melakukan kegiatan tidak
nampak perubahan, dikarenakan termometer yang digunakan mungkin mengalami
kerusakan. Seharusnya, suhu tubuh akan meningkat, karena tubuh mengalami gerakan,
dan menyebabkan timbulnya panas dalam tubuh. Lalu pada denyut nadi, keadaan dari
sebelum melakukan aktivitas ke sesudah melakukan aktivitas terjadi peningkatan. Lalu
pada frekuensi respisai, pada Citra terjadi peningkatan, sedangkan pada Wahyu tidak.
Pada Wahyu tidak terjadi peningkatan karena, pengukuran respirasi dilakukan terkahir
kali, dimana kondisi tubuh sudah mulai normal kembali terutama pada kondisi
respirasinya. Pada frekuensi keringat nampak sebelum melakukan aktivitas tidak ada
keringat, setelah melakukan aktivitas ringan terdapat sedikit keringat.
Setelah melakukan pengukuran pada aktivitas ringan, lalu melakukan aktivitas
berat selama 10 menit dengan cara naik-turun tangga. Di dapatkan pengukuran sebagai
berikut :
Suhu (‘C) Denyut F.Respirasi F.Keringat
Aktivitas Objek Sesu Sesu Sesu Sesu
Awal Awal Awal Awal
dah dah dah dah
Sediki Banya
Wahyu 36,5 36,5 128 180 17 27
Berat t k
Citra 36,5 36,5 99 125 38 55 Sediki Banya
t k
I. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan contoh regulasi dalam tubuh
manusia antara lain :
1. Regulasi suhu tubuh ( Thermoregulasi )
Manusia merupakan makhluk homeothermik yang berarti dapat mengatur suhu
tubuh sendiri untuk mencapai suatu ekuilibrium (keseimbangan) sehingga suhu
tubuh cenderung konstan yang tidak banyak terpengaruh oleh suhu lingkungan.
Enzim manusia bekerja efektif pada suhu 37 ºC. Pusat pengsaturan suhu ada di
otak bagian hipotalamus. Terdapat beberapa efektor yang terlibat dimana antar
mamalia bervariasi. Temperatur diatur dengan beberapa mekanisme. Fluktuasi
temperatur dideteksi oleh reseptor yang disebut thermoreseptor, contohnya adalah
kulit. Jika kita terlalu panas atau dingin baik karena pengaruh dari lingkungan luar
atau dalam tubuh kita, maka thermoreseptor akan memgirimkan impuls saraf ke
hipotalamus. Selanjutnya Hypothalamus akan mengirimkan pesan respon ke
efektor seperti kulit untuk meningkatkan atau mengurangi hilangnya panas dari
permukaan dengan :
- Peningkatan suhu tubuh direspon dengan berdirinya bulu rambut (piloereksi)
karena kontraksi otot-otot kulit sedangkan menurunnya suhu tubuh direspon
dengan pewnahanan panas tubuh dengan mendatarnya bulu rambut karena
relaksasi otot-otot kulit.
- Kelenjar-kelenjar di bawah kulit akan mensekresi keringat ke permukaan
kulit untuk meningkatkan hilangnya panas dengan evaporasi jika suhu tubuh
meningkat. Sekresi keringat akan berhenti jika suhu tubuh sudah kembali
normal.
- Pembuluh darah yang mengaliri kulit akan melebar untuk membawa lebih
banyak panas keluar tubuh (vasodilatasi) jika suhu tubuh meningkat, dan
pembuluh darah akan mengkerut (vasokonstriksi) untuk meminimalkan
hilangnya panas lewat kulit jika suhu tubuh sudah normal kembali.
J. Daftar Pustaka
Elly, Irenne. 2006. “Perubahan Denyut Nadi pada Mahasiswa Setelah Aktivitas Naik
Turun Tangga”. Artikel. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat
dalam menempuh Program Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran UNDIP
Paidi. 2012. Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Yogyakarta : UNY Press
Pertiwi, Kartika Ratna. 2008. Hand Out Biologi Umum Regulasi Jurusan Pendidikan
Biologi Semester 1. Yogyakarta
Subahar, Syamsudin ST. 2009. Biologi 2. Jakarta: Quadra
Amalia, Safitri (editor). 2004. Biologi Kelima jilid 3. Jakarta : Erlangga