Anda di halaman 1dari 5

1. A.

Pemeriksaan pajak adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan,
dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain
dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
b. - Penugasan/Persetujuan/Instruksi Pemeriksaan
Instruksi itu terjadi karena Dalam rangka pemeriksaan rutin berupa daftar
nominatif usulan dari KPP. Atau Dalam rangka Pemeriksaan khusus berupa analisis
risiko oleh KPP (bottom up) atau kanwil dan Kantor Pusat (top down).
- Perencanaan Pemeriksaan
Dimulai dengan pembentukan tim pemeriksa pajak. Tim pemeriksa pajak terdiri
dari :
a. Fungsional pemeriksa, terdiri dari : seorang supervisor, seorang ketua tim,
seorang atau beberapa anggota tim.
b. Tenaga ahli di luar DJP (jika diperlukan), contoh : penerjemah, ahli
informatika.
Supervisor kemudian membuat rencana pemeriksaan (Audit Plan) yang terdiri
dari rencana pos-pos yang akan diperiksa. Lingkup pemeriksaan dan pos-pos
yang akan diperiksa kemudian dijabarkan lebih rinci di Audit Program yang terdiri
dari metode, teknik, dan prosedur pemeriksaan.
- Penerbitan SP2 & Pemberitahuan Pemeriksaan ke WP
diawali dengan terbitnya nota dinas penunjukan supervisor. Kemudian,
Supervisor membuat rencana pemeriksaan. Setelah, rencana pemeriksaan
tersebut disetujui oleh Kepala UP2, barulah terbit SP2 (Surat Perintah
Pemeriksaan). Paling lambat 5 hari kerja setelah terbitnya SP2, Surat
Pemberitahuan Pemeriksaan HARUS disampaikan kepada Wajib pajak.
- Peminjaman Dokumen
Permintaan peminjaman dokumen ini wajib dipenuhi oleh Wajib Pajak dalam
jangka waktu 1 bulan sejak terbitnya Surat Permintaan Peminjaman Dokumen
WP. Selama kurun waktu tersebut, terdapat dua kali Surat Peringatan, yakni
Surat Peringatan I terbit 2 minggu setelah terbitnya surat permintaan
peminjaman dokumen, dan Surat Peringatan II terbit 3 minggu setelah terbitnya
surat permintaan peminjaman dokumen Wajib Pajak.
- Pelaksanaan Pengujian
Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan adalah surat yang berisi tentang hasil
Pemeriksaan yang meliputi pos-pos yang dikoreksi, nilai koreksi, dasar koreksi,
perhitungan sementara jumlah pokok pajak, dan pemberian hak kepada Wajib
Pajak untuk hadir dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan. Atas
penyampaian SPHP tersebut, WP berhak memberikan tanggapan atas hasil
pemeriksaan yang tercantum dalam SPHP dalam jangka waktu 7 hari kerja
setelah SPHP diterima oleh Wajib Pajak dan dapat diperpanjang 3 hari jika ada
alasan tertentu dengan mengirimkan Surat Pemberitahuan Perpanjangan.
- Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan
Dalam jangka waktu 3 hari kerja sejak WP memberikan surat tanggapan atas
SPHP kepada tim pemeriksa pajak, undangan pembahasan akhir hasil
pemeriksaan harus disampaikan kepada wajib pajak.
Ketika WP hadir dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan, dalam hal Wajib
Pajak menolak sebagian atau menolak seluruhnya, Wajib Pajak berhak untuk
meminta bantuan tim Quality Assurance untuk menengahi perbedaan pendapat
antara Wajib Pajak dengan tim pemeriksa. Namun, apabila Wajib Pajak tidak
hadir, maka pembahasan akhir dianggap telah selesai dilakukan, itu artinya
Wajib Pajak menyetujui hasil pemeriksaan tim pemeriksa pajak.
- Pelaporan, penerbitan ketetapan dan Pengembalian Dokumen
Pemeriksa pajak mencantumkan semua informasi mengenai kegiatan
pemeriksaan pajak ke dalam Kertas Kerja Pemeriksaan. Kemudian, KKP
tersebut ditelaah oleh supervisor sebelum dibuat Laporan Hasil Pemeriksaan.
Setelah disetujui, barulah dibuat Laporan Hasil pemeriksaan. Setelah itu,
terbitlah nota penghitungan atas kewajiban perpajakan Wajib Pajak yang
seharusnya. Setelah itu, terbitlah surat ketetapan pajak.
Pemeriksa pajak harus mengembalikan buku,catatan, dan dokumen yang
dipinjam dalam rangka pemeriksaan kepada Wajib Pajak. Pengembalian
buku,catatan, dan dokumen tersebut harus dipenuhi dalam jangka waktu 7 hari
kerja sejak tanggal terbit Laporan Hasil pemeriksaan.

c. Pemeriksaan

Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data


dan atau keterangan lainnya untuk menguji pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk
tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
Penyidikan
Penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan adalah serangkaian tindakan yang
dilakukan oleh penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu
membuat terang tindak pidana dibidang perpajakan yang terjadi serta menemukan
tersangkanya.
d. Peradilan admisitrasi perpajakan adalah upaya hukum yang dilakukan oleh wajib pajak
dalam rangka mencari keadilan terhadap Surat Ketetapan Pajak yang diterbitkan oleh
Dirjen Pajak atau Kepala Daerah.Peradilan administrasi terbagi menjadi 2 yaitu :
- Peradilan administrasi murni
peradilan yang melibatkan tiga pihak, yaitu wajib pajak, fiskus dan hakim yang mengadili.
Wajib pajak dan fiskus adalah pihak yang bersengketa sedangkan hakim atau majelis
hakim antara pihak yang akan memutuskan sengketa tersebut.
- Peradilan administrasi tidak murni
peradilan admisitrasi yang hanya melibatkan dua pihak, yaitu pihak wajib pajak dan
pihak fiskus tanpa melibatkan pihak ketiga yang independen. Fiskus sebagai pihak yang
bersengketa sekaligus menjadi pihak yang mengambil keputusan dalam perselisihan
pajak yang bersangkutan
Penyelesaian sengketa pajak adalah dimana antara wajib pajak atau penanggung pajak
dengan petugas pajak atau fiscus terjadi perbedaan pendapat atau pesepsi menegenai
penetapan pajak terhutang dan menurut peraturan undang-undang perpajakan dapat
mengajukan banding dan gugatan kepada Badan Penyelesaian Sengketa Pajak.

Peradilan Administrasi Pajak yaitu menyelesaian semua macam dan semua bentuk
perselisihan mengenai pajak-pajak. Dan sebagaimana diketahui bahwa peradilan
Administrasi dapat dibagi 2 yakni:
1. Peradilan Administrasi Murni.
2. Peradilan Administrasi tidak Murni.
Peradilan Administrasi Murni adalah peradilan Administrasi yang didalamnya
terdiri dari tiga pihak yakni kedua pihak dan badan hukum atau pejabat yang mengadili.
Badan atau pejabat yang mengadili merupakan Badan atau pejabat “tertentu” dan
“terpisah. Arti tertentu disini adalah suatu Badan atau pejabat telah ditentukan oleh UU
atau oleh peraturan. Sedangkan terpisah memiliki arti bahawa suatu badan atau pejabat
yang melaksanakan peradilan tidak merupakan bagian dari salah satu pihak.[4]
Peradilan Administrasi tidak Murni adalah peradilan yang hanya melibatkan dua
pihak yakni Wajib pajak dan fikus tanpa melibatkan pihak ketiga yang independen. Fikus
sebagai pihak yang bersengketa sekaligus menjadi pihak yang mengambil keputusan yang
bersengketa dalam perselisihan pajak yang bersangkutan.
Contoh peradilan administrasi tidak murni dapat dilihat dalam mengajukan
keberatan yang diatur dalam pasal 25 dan 26 Undang-Undang No 6 Tahun 1983. Wajib
pajak mengajukan keberatan karena adanya perselisihanmengenai jumlah utang pajak.
1. Terhadap surat keberatan yang masuk harus diambil keputuasan.
2. Pihak yang mengambil keputusan adalah aparatur pajak (dirjen pajak, kanwil pajak , kepala
kantor pelayanan pajak dll)

UPAYA YANG DILAKUKAN UNTUK MENYELESAIKAN SENGKETA PAJAK

Upaya Hukum Keberatan

Sesuai ketentuan pasal 25 UU KUP, upaya hukum keberatan diajukan ke Direktorat


Jendral Pajak , yaitu ke kantor pelayanan pajak tempat dimana wajib pajak terdaftar.
Keputusan keberatan
Direktur Jenderal pajak dalam jangka waktu paling lama 12 bulan sejak tanggal
surat keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan wajib pajak
Jika jangka waktu 12 bulan terlewati, maka keberatan dianggap DITERIMA.
Setelah kantor pajak melakukan proses pemerikasaan, sesuai pasal 26 ayat 3 UU
KUP, ada 4 kemungkinan keputusan yang dapat diterbitkan atau dikeluarkan oleh Direktorat
Jendral Pajak sebagai berikut :
-Ditolak

-Diterima sebagian
-Diterima seluruhnya

-Menambaha ketetapan pajak

Upaya Hukum Banding


Menurut Undang-undang perpajakan apabila wajib pajak tidak merasa puas atas
keputusan keberatan yang telah dikeluarkan oleh Direktur Jendral Pajak berarti wajib pajak
berhak mengajukan upaya hukum banding sesuai undang-undang Nomor 14 Tahun 2002
tentang Pengadilan Pajak.
Upaya Hukum Gugatan
Upaya hukum gugatan dapat dilakukan oleh wajib pajak terhadap pelaksanaan
penagihan pajak atau terhadap keputusan yang diajukan gugatan berdasarkan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
Dalam pasal 23 ayat 2 undang-undang KUP menyatakan bahwa gugatan bukan hanya
terhadap penagihan pajak tetapi juga terhadap hal berikut :
a) Pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan atau Pengumuman Lelang.
b) Keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan.
c) Keputusan pembetulan sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 yang berkatan dengan Surat
Tagihan Pajak.
d) Keputusan menurut pasal 36 yang berkaitan dengan Surat Tagihan Pajak.
Upaya Hukum Peninjauan Kembali (PK)
Upaya hukum ini merupakan upaya hukum luar biasa setelah adanya keputusan
yang berkekuatan hukum tetap yaitu ke Mahkamah Agung (MA) sesuai dengan ketentuann
undang-undang

2. Pajak Daerah adalah pungutan wajib yang dibayarkan penduduk suatu daerah
tertentu kepada pemerintah daerah yang akan digunakan untuk kepentingan
pemerintahan daerah dan kepentingan umum. Pajak daerah ini berlaku pada provinsi
dan kabupaten/kota. Penduduk yang melakukan pembayaran pajak tidak akan
merasakan manfaat dari pajak daerah secara langsung karena akan digunakan untuk
kepentingan umum seperti pembangunan jalan, jembatan, pembukaan lapangan
kerja baru, dll, Bukan untuk memenuhi kepentingan individu. Pajak daerah juga
merupakan salah satu sumber Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
yang digunakan pemerintah untuk menjalankan program-programnya. Pemungutan
pajak dapat bersifat dipaksakan karena sudah diatur dan sesuai dengan peraturan
Perundang-undangan yang berlaku.
Contohnya hotel, restoran, kendaraan bermotor, dll.

Retribusi daerah menurut UU no. 28 tahun 2009 adalah pungutan daerah sebagai
pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau
diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan pribadi atau badan. Berbeda
dengan pajak pusat seperti Pajak Penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai yang
dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak, Retribusi yang dapat di sebut sebagai Pajak
Daerah dikelola oleh Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda).
contoh :
Retribusi Perizinan: Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;Retribusi Izin Tempat
Penjualan Minuman Beralkohol;Retribusi Izin Gangguan;Retribusi Izin Trayek;
3. Pengertian Pemeriksaan
Definisi pemeriksaan dijelaskan pada Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 82/PMK.03/2011 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak
Pasal 1 ayat (2) yang berbunyi:
Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan
mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan
secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan adalah serangkaian
taindakan yang dilakukan oleh penyidik,untuk mencari serta
mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak
pidana di bidang perpajakan yang terjadi,serta menemukan
tersangkanya
Tindak pidana di bidang perpajakan meliputi perbuatan:
1. yang dilakukan oleh seseorang atau oleh badan yang diwakili
pengurus
2. memenuhi rumusan undang-undang
3. diancam dengan sanksi pidana
4. melawan hukum
5. dilakukan di bidang perpajakan
6. dapat menimbulkan kerugian bagi pendapatan negara

Pemeriksaan pajak adalah serangkaian kegiatan menghimpun serta mengolah data,


keterangan, dan bukti yang dilaksanakan secara objektif serta profesional berdasarkan
standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan. Atau
bertujuan untuk melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang
perpajakan. Jadi, pemeriksaan pajak merupakan bagian akhir dari pengendalian proses
perpajakan untuk memastikan WP menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT)
dengan benar, jelas, dan lengkap.

Anda mungkin juga menyukai