Anda di halaman 1dari 95

1.

Pancasila Sebagai Dasar dan Ideologi Negara

2. UUD NRI Tahun 1945 Sebagai Konstitusi Negara


serta
Ketetapan MPR

3. NKRI Sebagai Bentuk Negara, dan

4. Bhinneka Tunggal Ika Sebagai Semboyan Negara

2017
SOSIALIS
Negara
ASI
EMPAT
PILAR
Negara
MPR RI Kesatuan
Republik
Pancasila Indonesia
sebagai
sebagai Bentuk
Dasar ​dan
Negara
Undang-Undang
Ideologi Dasar Negara
Republik sebagai
Indonesia Tahun
Semboyan
1945 sebagai
Negara
Konstitusi 1

Negara serta

Ketetapan MPR D​ASARHUKUM


UU NOMOR 27 TAHUN
2009 tentang MPR, DPR,
DPD, dan DPRD, Pasal 15
Ayat (1) huruf e

Bhineka KEPUTUSAN MPR RI NO.


1/MPR/ 2010 ​Tentang
Tunggal Ika Peraturan Tata
TertibMPR, Pasal 22 ayat
(1) hurufe
KOMITMEN PIMPINAN MPR
MEMASYARAKATKAN
PANCASILA, UUD NRI TAHUN
INPRES NO.6 TAHUN 1945, NKRI, BHINNEKA TUNGGAL
2005 tentang Dukungan IKA

kelancaran pelaksanaan
Sosialisasi UUD NRI
TANTANGAN
Tahun 1945 yang KEBANGSAA
dilakukan oleh MPR

DASAR N ​Menurut TAP MPR


No.VI Tahun 2001
HUKUM Tentang Etika
SOSIALISASI Kehidupan Berbangsa
3
2

I​NTERNAL
KOMITMEN PIMPINAN MPR
Kurangnya keteladanan
MEMASYARAKATKAN dalam sikap dan
PANCASILA, UUD NRI TAHUN
1945, NKRI, BHINNEKA TUNGGAL perilaku ​sebagian
IKA
pemimpin dan tokoh penghargaan atas

bangsa. kebinnekaan dan


Pengabaian terhadap
kepentingan daerah kemajemukan.

serta ​timbulnya

fanatisme kedaerahan.
Masih lemahnya
penghayatan dan Tidak berjalannnya
pengamatan ​agama penegakkan hukum
secara optimal.
serta munculnya
TANTANGAN
pemahaman terhadap
KEBANGSAA
ajaran agama yang
N ​Menurut TAP MPR
keliru dan sempit.
No.VI Tahun 2001
Tentang Etika
Kehidupan Berbangsa
4

Kurang berkembangnya
pemahaman dan
perumusan

kebijakan
E​KSTERNA
nasional.
L Pengaruh
Makin Globalisasi
Kuatnya
kehidupan
intensitas
yang semakin
intervensi
meluas dan
kekuatan
persaingan
global dalam
antar bangsa tajam.

yang semakin

PANCASILA
KEDUDUKAN PANCASILA SEBAGAI
IDEOLOGI NEGARA
Filosofische Grondslag ​yaitu sebagai fondamen,
filsafat, pikiran yang mendalam

Dasar dan Ideologi Negara


PEMERSATU ​BANGSA
PANDANGAN HIDUP ​PANCASILA
(WAY OF LIFE)
6
PANCASILA SEBAGAI DASAR DAN
IDEOLOGI NEGARA

Pancasila Sebagai Dasar Negara berarti


Pancasila menjadi dasar untuk mengatur
penyelenggaraan negara dan seluruh warga
negara Indonesia.
Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alenia
keempat terdapat rumusan sila-sila Pancasila
sebagai dasar negara Indonesia. Rumusan
sila-sila Pancasila itulah dalam hukum positif
Indonesia secara yuridis-konstitusional sah,
berlaku, dan mengikat seluruh lembaga negara,
lembaga masyarakat, dan setiap warga negara,
tanpa kecuali.

Pancasila sebagai ideologi negara, dapa


dimaknai sebagai sistem kehidupan nasional
yang meliputi aspek etika/moral, politik,
ekonomi, sosial budaya dan pertahanan
keamanan dalam rangka pencapaian cita- cita
dan tujuan bangsa yang berlandaskan dasar
negara.
Sumber : Buku Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara, 2012, hal. 87 - 94
7
PROSES PERUMUSAN PANCASILA SEBAGAI
DASAR NEGARA
SIDANG PERTAMA BPUPKI
PANITIA KECIL/PANITIA ​(Ir. SOEKARNO
SEMBILAN ​MENAWARKAN 5 PRINSIP DASAR NEGARA YANG
(PANCASILA DALAM PIAGAM JAKARTA) DIBERI NAMA
PANCASILA)
22 JUNI 1945 1 JUNI1945
DASAR NEGARA/PANCASILA
PIAGAMJAKARTA
1. Ketuhanan Kewajiban
1. Kebangsaan Indonesia 2. InternasionalismeAtau
Peri-kemanusiaan 3. Mufakat AtauDemokrasi 4.
Kesejahteraan Sosial 5. Ketuhanan
Rangkaian dokumen sejarah perumusan Pancasila yang bermula dari
1 Juni 1945, 22 Juni 1945, hingga teks final 18 Agustus 1945, dapat
dimaknai sebagai satu kesatuan dalam proses kelahiran Pancasila
sebagai dasar negara. (Sumber: Buku Empat Pilar MPR, 2012, hal 41)
Dengan Menjalankan Syariat Islam Bagi Pemeluk- Pemeluknya 2.
Kemanusiaan Yang Adil Dan
Beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan Yang Dipimpin
Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan / Perwakilan 5.
Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Rakyat Indonesia
SIDANG PPKI (PANCASILA DALAM PEMBUKAAN UUD NRI
TAHUN1945) 18 AGUSTUS 1945
PANCASILA
1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan YangAdil
Dan Beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan Yang
Dipimpin
Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan /
Perwakilan 5. Keadilan Sosial Bagi
Seluruh RakyatIndonesia
8

SEJARAH PEMBENTUKAN ​BADAN

PENYELIDIK USAHA-USAHA

PERSIAPAN KEMERDEKAAN

INDONESIA (BPUPKI)
Dimasa Akhir Perang Asia Timur Raya
Tahun 1945, Pada tanggal 29 April 1945,
Dibentuk Suatu Badan Yang Diberi Nama
BPUPKI Yang Bertugas Untuk Menyelidiki
Hal-hal Penting Yang Berhubungan Dengan
Berbagai Hal Yang Diperlukan untuk
Kemerdekaan Bangsa Indonesia.
SUSUNAN PENGURUS BPUPKI TERDIRI DARI 69
ORANG + 7 ANGGOTA ​MASA SIDANG I
ISTIMEWA. KETUA ​(29 Mei – 1 Juni 1945)
BPUPKI ADALAH
MASA SIDANG I (10 – 17 Juli 1945) ​DR. K.R.T
RADJIMAN WEDIODININGRAT MEMBICARAKAN
PERUMUSAN DASAR NEGARA INDONESIA
MERDEKA
MEMBAHAS RANCANGAN UNDANG- UNDANG
DASAR
9
SUSUNAN PENGURUS BPUPKI
• Ketua : Dr. K.R.T Radjiman Wediodiningrat
• Wakil Ketua I : Itjibangase Yosio
• Wakil Ketuan II : Raden Panji Soeroso
Anggota
NO ​
NO Anggota
Masa Sidang I (29 Mei – 1 Juni 1945) ​
NO Anggota Tambahan
Masa Sidang I (29 Mei – 1 Juni 1945) ​
Masa Sidang II (10 – 17 Juli 1945)
1​23456789101112131415161718192021222324252627282930 A.R.
​ Baswedan Abdoel Kadir
A. Kahar Moezzakir Abikoesno Tjokrosoejoso Agus Muhsin Dasaad Bendoro Pangeran Hario
Poeroebojo Bendoro Pangeran Hario Bintoro R. Boentaran Martoatmodjo Dr. Samsi
Sastrawidagda Dr. Soekiman Wirjosandjojo Drs. K.R.M Ario Sosrodiningrat Drs. Mohammad
Hatta K.H. Abdoel Wachid Hasyim H. Agus Salim Ir. R Ashar Sutedjo Moenandar Ir. R.M. Panjdi
Soerachman Tjokroadisoerjo Ir. Soekarno K.H Abdoel Halim K.H Ahmad Sanoesi K.H. Mas
Mansoer K.H. Masjkoer K.R.M.T Hario Woerjaningrat Ki Bagoes Hadikoesoemo Ki Hajar
Dewantara Lim Koen Hian Mas Aris Mas Soetardjo Kartohadikoesoemo Mr. A.A Maramis
Mpt.Dr.R. Koesomaatmadja Mr. K Latuharhary
31​3233343536373839404142434445464748495051525354555657585960 Mr.
​ K.R.M.T
Wongsonagoro Mr. Mohammad Yamin Mr. R. Ahmad Soebardjo Mr. R. Hindromartono Mr. R.
Mas Sartono Mr. R. Pandji Singgih Mr. R. Samsoedin Mr. R. Sastromoeljono Mr. R. Soewandi
Mr. Soesanto Tirtoprojo Mr. Tan Eng Hoa Ny. Mr. Maria Ulfa Santoso Ny. R. Soekaptinah S.
Mangoenpoepita Oei Tiang Tjoei Oei Tjong Hauw P.F. Dahler Parada Harahap Prof. Dr. Mr. R.
Soepomo Prof. Dr. Pangeran Ario Housein Djajadiningrat Prof. Dr. R. Asikin Widjajakoesoema
Prof. Ir. R. Rooseno R.A.A Soemitro Kolopaking Poerbonegoro R.A.A Wiranatakoesoemah R.
Abdoelrahim Pratalykrama R.M Margono Djojohandikoesoemo R.M.T Ario Soerjo R. Otto
Iskandardinata R. Roeslan Wongsokoesoemo R. Soedirman R. Soekardjo Wirjopranoto
61​6263646566
Adbdul Kaffar B.K.P.A Soerjo Hamidjojo Pangeran Mohammad Noor K.H. Abdul Fatah Hasan
Mr. Mas Besar Martokoessoemo R. Asikin Natanegara
NO Anggota Istimewa
1​234567
Ide Teitiro Itagaki Masamitu Masuda Toyohiko Matuura Mitikiyo Miyano Syoozoo Tanaka Minoru
Takonomi Tokuzi
Sumber: Setjen MPR RI, Konstitusi dan MPR Dalam Dinamika
Sejarah, 2014, hal 61-62
10

SOEKARNO
1 JUNI 1945

PANCASILA TRISILA
Internasionalisme atau
Perikemanusiaan EKASILA
Sosio Nasionalisme

PIDATO
Kesejahteraan Sosial
11 Mufakat atau Demokrasi
Kebangsaan
Sosio Demokrasi
GOTONG
ROYONG
GOTONG
ROYONG

Ketuhanan

(Sumber: Buku Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan


Bernegaram 2011, hal 32-33)
Ketuhanan
(Sumber: Buku Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan
Bernegaram, 2012, hal 35)
Mr. A. A Maramis Drs. Moh. Hatta

(Kebangssaan) (Kebangsaan)
(Islam)
Mr. Moh Yamin Ki Bagoes

(Kebangsaan) Hadikoesoemoe
M. S
(Islam)
Kartohadikoesoemo

e (Kebangsaan)

K.H Wachid Hasjim


PANITIA DELAPAN
(Ketua)
Ir. Soekarno R. Otto
Iskandardinata 12

(Kebangsaan)
PANITIA SEMBILAN
Ir. Soekarno Mr. A. Soebardjo

(Ketua)
(Kebangsaan)
K.H Wachid Drs. Moh. Hatta ​(Kebangsaan)
Hasjim (Islam)
H. Agus Salim (Islam) Mr. Moh Yamin

(Kebangsaan)
K.H. Kahar Moezakkir (Islam)
Mr. A. A Maramis ​(Kebangssaan)
R. Abikoesno Tjokrosoejoso (Islam)
(Sumber: Buku Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan
Bernegaram, 2012, hal 36)
13
14

PIAGAM JAKARTA 22
JUNI 1945
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak
segala bangsa, dan oleh sebab itu ​maka penjajahan di

atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai

dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.


Dan perjuangan pergerakan Kemerdekaan Indonesia
telah sampailah kepada saat ​yang berbahagia dengan

selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke

depan pintu gerbang Kemerdekaan Negara Indonesia

yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.


Atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan
dengan didorongkan oleh keinginan ​luhur, supaya
berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka Rakyat

Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaannya.


Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu
Pemerintah Negara Indonesia yang ​melindungi

segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

Indonesia, dan untuk memajukan kesedjahteraan

umum, mencerdaskan kehidupan Bangsa dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,

maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan

Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar

Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu

susunan Negara Republik Indonesia yang

berkedaulatan rakyat, dengan berdasar kepada:

Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan sjariat


Islam bagi pemeluk-pemeluknya, Kemanusiaan yang

adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan kerakyatan

yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan, serta dengan

mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia.
SUSUNAN PNGURUS

PANITIA PERSIAPAN

KEMERDEKAAN
1​23456789101112131415161718

INDONESIA (PPKI) 19202122232425


Dr. K.R.T. Radjiman
• ​Ketua : Soekarno
Wediodiningrat Raden.Pandji
• ​Wakil Ketua : ​Drs. Moh. Soeroso Abdoel Kadir Bandoro
Hatta Pangeran Hario Poeroebojo H.
Abdoel Wachid Hasjim Ki Bagoes
NO ANGGOTA Hadikoesoemo Mas Soetardjo
15 Kartohadikoesoemo Prof. Dr. Mr.
Soepomo R. Otto Iskandardinata
B.K.P.A Soerjo Hamidjojo A.A.
Hamidhan Mr. J. Latuharhary I
Gusti Ketut Pudja Sam Ratulangi
Andi Pangeran Dr. Amir Abdoellah Kasman Singodimedjo (anggota
Abas Mr. T. Mohammad Hassan tambahan) Sajuti Melik
Yap Tjwan Bing ​A. (anggota tambahan) Mr. Iwa
Wiranatakoesoemah (anggota Koesoema Soemantri (anggota
tambahan) Ki Hajar Dewantara tambahan) Mr. R. Ahcmad
(anggota tambahan) Mr. Soebardjo (anggota tambahan)

Sumber: Setjen MPR RI, Konstitusi dan MPR Dalam Dinamika Sejarah,
2014, hal 95-97
16
PEMBUKAAN UUD TAHUN 1945
(Disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI)

Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan

oleh sebab itu, maka penjajahan ​di atas dunia harus

dihapuskan,karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan

perikeadilan.

Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah

kepada saat yang berbahagia ​dengan selamat sentosa mengantarkan

rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara

Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan


didorongkan oleh keinginan luhur, supaya ​berkehidupan kebangsaan

yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini

kemerdekaannya.

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara

Indonesia yang melindungi ​segenap bangsa Indonesia dan seluruh

tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,

mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban

dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan

keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan

Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia,

yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia

yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan

Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan

Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan

dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan

suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.


NASKAH PEMBUKAAN UUD TAHUN 1945 TERSEBUT MERUPAKAN
KESEPAKATAN FINAL, SAH DAN MENGIKAT SELURUH RAKYAT DAN
BANGSA INDONESIA. SEJAK DISAHKAN TANGGAL 18 AGUSTUS 1945,
PANCASILA RESMI MENJADI DASAR NEGARA
17
PRINSIP-PRINSIP DALAM PEMBUKAAN
(PREAMBULE) ​UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA
REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
PengakuanHAM
Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa
dan oleh Sebagai Hak
sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan,
karena tidak UniversalSegala
sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan. Bangsa
PenegasanTentang Perjuangan
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah
sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat
sentausa Pergerakan
mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaan Kemerdekaan
Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur.
Pengakuan TerhadapNilai- Nilai Religi, Tekad Untuk
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan
didorongkan ​Merdeka, Pernyataan
oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang
bebas, ​Bukan Negara Sekuler dan Bukan NegaraAgama
maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
1. HakikatTujuan
Negara; 2. Cara Mencapai
Tujuan Negara MelaluiHukum Dasar dan Kedaulatan Rakyat; 3.
Prinsip Dasar
Penyelenggaraan Negara.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara

Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh

tumpah darah
​ Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan
Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar
Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar
kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
18
INTISARI
NILAI-NILAI TERKANDUN

YANG G DALAM
PANCASILA

SILA
Pada prinsipnya bangsa
KETUHAN Indonesi melaksanakan

AN YANG perintah agama ​dan

MAHA ESA kepercayaannya

masing-masing dengan

Pada prinsipnya tetap mengedepankan


menegaskan bahwa
harmoni dalam
bangsa Indonesia adalah
kehidupan
bangsa yang ber-Tuhan
bermasyarakat,
dan menolak paham anti
bebrbangsa dan
Tuhan ​(atheisme)​
bernegara
Pada prinsipnya bangsa
Indonesia wajib untuk
Pada prinsipnya bangsa
Indonesia menjalankan menyembah ​Tuhannya

perintah agama ​dan


dan beribadah menurut

kepercayaannya agama dan

masing-masing dengan kepercayaannya

cara berbudi pekerti masing-masing secara

luhur dan sikap saling leluasa, berkeadaban,


19
menghormati

SILA KEMANUSIAAN YANG


ADIL DAN BERADAB

Pada prinsipnya menegaskan bahwa Indonesia ​adalah

negara bangsa (​nation state)​ yang merdeka, bersatu


dan berdaulat menuju kepada kekeluargaan

bangsa-bangsa di dunia

Pada prinsipnya menegaskan bahwa bangsa ​Indonesia

merupakan bagian dari kemanusiaan universal yang

menjunjung tinggi hak asasi manusia dan

mengembangkan persaudaraan dunia berdasarkan

nilai-nilai keadilan dan keadaban


Pada prinsipnya menegaskan bahwa bangsa ​Indonesia

adalah bangsa yang menghendaki pergaulan


bangsa-bangsa di duniad dengan prinsip saling

menghormati nilai-nilai nasionalisme setiap bangsa

yang tumbuh subur dalam taman sarinya

bangsa-bangsa di dunia
20

SILA PERSATUAN
INDONESIA
Pada prinsipnya menegaskan bahwa kita mendirikan suatu

Negara Kebangsaan Indonesia untuk seluruh rakyat

Indonesia, bukan negara untuk satu kelompok, maupun

untuk satu golongan

Pada prinsipnya menegaskan bahwa Persatuan Indonesia

bernafaskan semangat kebangsaan yang melindungi segenap


bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia yang senasib

dan sepenanggungan dalam bingkai Negara Kesatuan

Republik Indonesia

Pada prinsipnya menegaskan bahwa Persatuan Indonesia

adalah sikap kebangsaan yang saling mengormati

perbedaan dan keberagaman masyarakat dan bangsa

Indonesia

Pada prinsipnya menegaskan kebangsaan Indonesia

bukanlah kebangsaan yang sempit dan berlebihan

(​chauvinisme​), melainkan kebangsaan yang menghormati

eksistensi bangsa-bangsa lain


21
SILA OLEH HIKMAT
KERAKYATAN
YANG DIPIMPIN KEBIJAKSANAA
musyawarah untuk
N DALAM
mufakat dapat menjaga
PERMUSYAWA keselamatan dan

RATAN/PERWA keberlangsungan bangsa

dan negara
KILAN Pada prinsipnya
menegaskan bahwa
bangsa Indonesia

memelihara ​dan

mengembangkan

semangat

bermusyawarah untuk
Pada prinsipnya
menegaskan bahwa mufakat dalam
bangsa Indonesia
pengambilan setiap
meyakini ​jalan
keputusan
mewujudkan keadilan
Pada prinsipnya
menegaskan bahwa
negara Indonesia adalah

negara demokrasi yang

mengakui dan

Pada prinsipnya bangsa menjunjung tinggi


Indonesia dalam
mengambil keputusan kedaulatan rakyat

senantiasa dipimpin oleh

nilai-nilai ketuhanan,

kemanusiaan, persatuan,

dan keadilan dalam

semangat hikmat

kebijaksanaan dalam Pada prinsipnya


menegaskan bahwa
permusyawaratan untuk bangsa Indonesia tidak
mengenal sistem tirani minoritas
22
diktator mayoritas dan

SILA KEADILAN SOSIAL


BAGI SELURUH RAKYAT

INDONESIA

Pada prinsipnya negara Indonesia wajib


menjamin setiap ​warga negara untuk

mendapatkan pendidikan, pekerjaan dan

penghidupan yang layak, bermartabat dan

berkeadilan
Pada prinsipnya dalam negara Indonesia
setiap warga ​negara berhak untuk

mendapatkan pekerjaan dan penghidupan

yang layak, bermartabat dan berkeadilan

bagi kemanusiaan
Pada prinsipnya negara Indonesia didirikan
untuk ​bersungguh-sungguh memajukan

kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia


baik lahir maupun batin
23

Dari Perubahan pertama sampai dengan


perubahan ke-empat (1999-2002), MPR memiliki
kesepakatan dasar berkaitan dengan perubahan
yang mengemuka sejak Panitia Ad Hoc III (PAH)
Badan Pekerja MPR dan ditegaskan kembali
dalam PAH I BP MPR yakni :

3. Mempertegas sistem presidensiil

5. Perubahan dilakukan dengan cara “adendum”


2. Tetap mempertahankan Negara Kesatuan

Republik ​Indonesia

4. Penjelasan UUD 1945 yang memuat hal-hal

normatif ​akan dimasukan ke dalam pasal-pasal


1. Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945
KESEPAKAT
AN DASAR UUD 1945
24

PERUBAHAN
BAHAN TAYANG

UNDANG-UNDANG

DASAR NEGARA

REPUBLIK

INDONESIA TAHUN
1945

SEKRETARIAT JENDERAL MPR RI TAHUN 2017


UNDANG-UNDAN rakyat dan negara
hukum. 2. Pembatasan
G DASAR
kekuasaan organ-organ
NEGARA negara. 3. Mengatur
REPUBLIK hubungan
INDONESIA antar lembaga-lembaga
negara. 4. Mengatur
TAHUN 1945 hubungan kekuasaan
SEBAGAI HUKUM antar lembaga-lembaga
DASAR negara dengan warga
negara.

UNDANG-UNDANG Merupakan hukum dasar


DASAR ​mengatur 4 hal tertulis dan tertinggi serta
merupakan puncak dari
penting :
seluruh peraturan
perundang-undangan.
1. Prinsip kedaulatan
25
SEJARAH PERJALANAN
UNDANG-UNDANG DASAR
UUD 1945
UUD SEMENTARA ​18 AGUSTUS 1945
1950 ​S.D. 27DESEMBER 1949
17 AGUSTUS 1950 S.D. 5 JULI1959
1. ​Masa peralihan
revolusi fisik belum tuntas ​2. ​Rongrongan
penjajah tidak mengakui kemerdekaan Indonesia 3 ​ . ​Praktek
penyelenggaraa n negara menggunakan sistem parlementer sedangkan UUD 1945
menggunakan sistem Presidensiil
1. ​Lembaga
konstituante selama 2,5 Tahun belum dapat menyelesaikan tugasnya 2 ​ . ​Rapat tidak
memenuhi Kuorum 3 ​ . ​Situasi tanah air semakin genting 4 ​ . ​Tanggal 5 Juli
1959 Presiden mengeluarkan Dekrit untuk kembali ke UUD 1945
KONSTITUSI RI SERIKAT 1949
27 DESEMBER 1949 S.D. 17AGUSTUS 1950
1. ​Banyak negara
bagian yang tidak tunduk kepada pemerintah federal ​2. ​Wibawa
pemerintah berkurang ​3. ​Dari 16 negara bagian hanya 3 negara bagian yang tunduk :
negara republik indonesia , Indonesia timur, dan negara sumatera timur
UUD 1945
Dekrit Presiden 5 JULI 1959 S.D. TAHUN 1999
1. Di bagian konsideran
disebutkan bahwa Piagam Jakarta tertanggal 22 Juni 1945 menjiwai UUD 1945 dan adalah
merupakan suatu rangkaian kesatuan dengan Konstitusi tersebut
2. Menetapkan UUD 1945 berlaku lagi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia terhitung mulai hari tanggal penetapan dekrit ini dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950
UUD NRI Tahun 1945 Hasil Perubahan
1. Perubahan
pertama tahun 1999, ditetapkan Tanggal 19 Oktober 1999. 2. Perubahan kedua
tahun 2000, ditetapkan tanggal 18 Agustus 2000. 3. Perubahan ketiga
tahun 2001, ditetapkan tanggal 9 November 2001. 4. Perubahan
keempat tahun 2002, ditetapkan tanggal 10 Agustus 2002.

26
PROSES PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR
27
NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 ​
Latar Tuntutan Reformasi
Sebelum Perubahan
Belakang Perubahan
Tujuan Perubahan
Antara lain: 1.Amandemen UUD 1945 2.Penghapusan doktrin
Dwi Fungsi ABRI
1. Pembukaan 2. Batang Tubuh
- 16 bab - 37 pasal - 49 ayat 3.Penegakan hukum, HAM,
- 4 pasal Aturan
1. Kekuasaan tertinggi di
tangan MPR 2. Kekuasaan yang sangat
Menyempurnakan aturan dasar, mengenai: 1.Tatanan negara 2.Kedaulatan Rakyat
3.HAM 4.Pembagian kekuasaan 5.Kesejahteraan Sosial ​dan pemberantasan KKN
Peralihan
6.Eksistensi negara
demokrasi dan negara hukum 7.Hal-hal lain sesuai dengan
perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa
1.Pasal 3 UUD 1945
2.Pasal 37 UUD 1945
3.TAP MPR No.IX/MPR/1999
4.TAP MPR No.IX/MPR/2000
5.TAP MPR No.XI/MPR/2001 ​besar pada Presiden 3. Pasal-pasal yang terlalu
“luwes” sehingga dapat menimbulkan multitafsir 4. Kewenangan pada ​4.Otonomi
Daerah
- 2 ayat Aturan 5.Kebebasan Pers
Presiden untuk mengatur ​Tambahan
6.Mewujudkan kehidupan
3. Penjelasan
hal-hal penting dengan undang-undang 5. Rumusan UUD 1945 ​demokrasi
tentang semangat penyelenggara negara belum cukup didukung ketentuan konstitusi
Hasil Perubahan
Sidang MPR
Kesepakatan Dasar
Dasar Yuridis
1.Pembukaan
1. Sidang Umum MPR 1999 2.Pasal-pasal:
Tanggal 14-21 Okt 1999 - 21 bab
2. ​Sidang Tahunan MPR - 73 pasal
2000 Tanggal 7-18 Agt 2000 3. Sidang Tahunan MPR
2001 Tanggal 1-9 Nov 2001 ​4. ​Sidang Tahunan MPR
2002 Tanggal 1-11 Agt 2002

1.Tidak mengubah ​Pembukaan UUD 1945 2.Tetap mempertahankan

Negara Kesatuan ​Republik Indonesia -​ 170 ayat 3.Mempertegas sistem - 3 pasal


Aturan Peralihan ​- 2 pasal ​Aturan Tambahan

presidensiil 4.Penjelasan UUD 1945 yang


​ memuat hal-hal normatif akan

dimasukan ke dalam pasal-pasal ​5.Perubahan dilakukan


dengan cara “adendum”
NASKAH RESMI UNDANG-UNDANG DASAR
NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

Naskah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun


1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan
diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli
1959 serta dikukuhkan secara aklamasi pada tanggal 22 Juli 1959
oleh Dewan Perwakilan Rakyat (sebagaimana tercantum dalam
Lembaran Negara Nomor 75 Tahun 1959)
Naskah Perubahan Pertama Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Umum MPR Tahun
1999), sebagaimana tercantum dalam Lembaran Negara Nomor
11 Tahun 2006

Naskah Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR
Tahun 2000), sebagaimana tercantum dalam Lembaran Negara
Nomor 12 Tahun 2006

Naskah Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR
Tahun 2001), sebagaimana tercantum dalam Lembaran Negara
Nomor 13 Tahun 2006

Naskah Perubahan Keempat Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR
Tahun 2002), sebagaimana tercantum dalam Lembaran Negara
Nomor 14 Tahun 2006

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945


Dalam Satu Naskah (Risalah Rapat Paripurna ke-5 Sidang
Tahunan MPR Tahun 2002 Sebagai Naskah Perbantuan Dan
Kompilasi Tanpa Ada Opini)
28
Negara Indonesia adalah negara huku

[Pasal 1 (3)***]
m
Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan
menurut Undang- Undang Dasar
Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan
menurut Undang- Undang Dasar
BENTUK DAN KEDAULATAN BAB
I
Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang
berbentuk Republik

[Pasal 1 (1)]

[Pasal 1 (2)***]
29
PENATAAN KEKUASAAN/LEMBAGA
NEGARA
BPK
UUD NRI TAHUN 1945
PUSAT

kpu
bank ​sentral ​DPR MPR DPD
Perwakilan

Pemerintahan Daerah BPK Provinsi

Provinsi ​DAERAH ​Gubernur DPRD


Pemerintahan Daerah Kabupaten/KotaBupati/ Walikota

DPRD Lingkungan

Peradilan ​Umum
Lingkungan Peradilan ​Agama
Lingkungan Peradilan ​Militer
Lingkungan Peradilan ​TUN

Eksekutif Legislatif ​Yudikatif


DPR

Presiden
MA MK
Memegang kekuasaan membentuk UU Pasal 20 (1)*
Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan Pasal 24 (1)***
`
Memegang kekuasaan pemerintahan Pasal 4 (1)
Presiden
kementerian negara
dewan pertimbangan
TNI/POLRI

MA ​Badan-badan lain
MK ​KY
Yang fungsinya Berkaitan dengan Kekuasaan kehakiman

30
MAJELIS PERMUSYAWARATAN
RAKYAT BAB II
ANGGOTA DPR ditambah UTUSAN DAERAH dan GOLONGAN
31

ANGGOTA DPR ​ MPR


dan ANGGOTA DPD ​Dipilih melalui pemilu
Wewenang Sebelum Perubahan
Wewenang Sesudah Perubahan
1. Menetapkan dan mengubah UUD 1945;
1. Mengubah dan menetapkan Undang-UndangDasar
2. Menetapkan garis-garis besar daripada haluan
negara;
3. Memilih dan memberhentikan Presiden dan
Wakil Presiden;
[Pasal 3 ayat (1)*** dan Pasal 37**** ];
2. Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden [Pasal 3
ayat (2)***/**** ]; 3. Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam
masa jabatannya menurut Undang-Undang ​4. Membuat Putusan yang
tidak dapat dibatalkan
Dasar [Pasal 3 ayat (3)***/****]; ​oleh lembaga negara lainnya;
4. Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diusulkan
5. Memberikan penjelasan/penafsiran terhadap
Putusan MPR;
oleh Presiden dalam hal terjadi kekosongan Wakil Presiden [Pasal 8 ayat
(2)***];
5. Memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua pasangan ​6. Meminta
pertanggungjawaban Presiden.
calon Presiden dan Wakil Presiden yang diusulkan oleh partai politik atau
gabungan partai politik yang pasangan calon Presiden dan Wakil Presidennya
meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umum
sebelumnya sampai berakhir masa jabatannya [Pasal 8 ayat (3)****].
37 (2)****]
diajukan secara tertulis dan ditunjukkan
dengan jelas bagian yang diusulkan
untuk diubah beserta alasannya ​[Pasal
37 (2)****]

sidang MPR dihadiri oleh sekurang-


kurangnya 2/3 dari jumlah anggota MPR
MPR berwenang mengubah [Pasal 37 (3)****]
dan menetapkan Pasal-Pasal Undang-Undang
Undang-Undang Dasar Dasar
Pasal-Pasal Undang-Undang
Dasar
[Pasal 3 Ayat (1)] Pasal-Pasal Undang-Undang
Usul perubahan diajukan oleh Dasar
sekurang- kurangnya 1/3 dari jumlah
anggota MPR ​[Pasal 37 (1)****]

Yang tidak dapat ​dilakukan

Putusan dilakukan dengan persetujuan perubahan


sekurang-kurangnya 50% + 1 anggota
dari seluruh anggota MPR ​[Pasal 37 Yang tidak dapat ​dilakukan
(4)****]
diajukan secara tertulis dan ditunjukkan perubahan
dengan jelas bagian yang diusulkan
Yang tidak dapat ​dilakukan
untuk diubah beserta alasannya ​[Pasal
[Pasal 37 (5)****]
perubahan
1. Pembukaan Undang- ​Undang

1. Pembukaan Undang- ​Undang Dasar (Kesepakatan Dasar) 2.


​ Bentuk

Dasar (Kesepakatan Dasar) 2.


​ Bentuk Negara ​Kesatuan Republik Indonesia
[Pasal 37 (5)****]
Negara ​Kesatuan Republik Indonesia
LEMBAGA YANG BERWENANG
[Pasal 37 (5)****]
PROSES PERUBAHAN
1. Pembukaan Undang- ​Undang OBJEK PERUBAHAN
OBJEK PERUBAHAN
Dasar (Kesepakatan Dasar) 2.
​ Bentuk
Negara ​Kesatuan Republik Indonesia

MEKANISME PERUBAHAN
UNDANG-UNDANG DASAR
32
DEWAN diberhentikan dari

PERWAKILAN jabatannya, ​yang syarat-


RAKYAT BAB VII syarat dan tata caranya

diatur dalam

anggota DPR dipilih undang-undang (​ Pasal


melalui pemilihan umum
[Pasal 19 (1)**] 22B**)

33
DPR ​ memegang

kekuasaan membentuk UU
anggota DPR ​dapat [Pasal 20 (1)*]
kekuasaan membentuk UU
DPR ​ memegang [Pasal 20 (1)*]

Fungsi​, ​Wewenang​, dan ​Hak


Antara lain tentang:
kepada Presiden dalam
1. ​memiliki fungsi legislasi, fungsi
pemberian amnesti dan abolisi
anggaran, dan
[Pasal 14 (2)*] ;
fungsi pengawasan [Pasal 20A
(1)**] ; ​2. ​mempunyai hak 8. ​persetujuan atas perpu [Pasal
interpelasi, hak angket, dan hak 22 (2)] ; ​9. ​pembahasan dan
menyatakan pendapat [Pasal 20A persetujuan atas RAPBN yang
(2)**] ; ​3. ​pengajuan usul diajukan oleh Presiden [Pasal 23
pemberhentian Presiden dan/atau (2) dan (3)***] ;
Wakil Presiden [Pasal 7B (1)***] ; 10. ​pemilihan anggota BPK
4. ​persetujuan dalam menyatakan
dengan memperhatikan
perang, membuat
pertimbangan DPD [Pasal 23F
perdamaian dan perjanjian ​[Pasal (1)***] ; ​11. ​persetujuan calon
hakim agung yang diusulkan oleh
​ ​pemberian
11 (1) dan (2)****] ; 5. KY
pertimbangan kepada Presiden [Pasal 24A (3)***] ; ​12.
dalam persetujuan pengangkatan dan
pengangkatan duta [Pasal 13 (2)*] pemberhentian anggota
; ​6. ​pemberian pertimbangan KY [Pasal 24B (3)***] ; ​13.
kepada Presiden dalam pengajuan tiga orang calon
menerima penempatan duta anggota hakim konstitusi
negara lain [Pasal 13 (3)*] ;
[Pasal 24C (3)***] ;
7. ​pemberian pertimbangan
MEKANISME PEMBENTUKAN
UNDANG-UNDANG
Terkait dengan Kewenangan DPD

DPD
dapat mengajukan RUU yang sesuai dengan kewenangannya ​[Pasal
22D (1)***]
ikut membahas dan memberikan pertimbangan atas RUU yang sesuai
dengan kewenangannya ​[Pasal 22D (2)***]

DPR
memegang kekuasaan membentuk UU ​[Pasal 20 (1)*]
Anggota berhak mengajukan usul RUU ​(Pasal 21*)
RUU dibahas oleh DPR dan Presiden untuk mendapat
persetujuan bersama ​[Pasal 20 (2)*]
mendapat persetujuan bersama
tidak mendapat persetujuan bersama
Presiden
berhak mengajukan RUU ​[Pasal 5 (1)*]
Dalam hal RUU tidak disahkan dalam waktu 30 hari, RUU tersebut
sah menjadi UU dan wajib diundangkan ​[Pasal 20 (5)**]
mengesahkan UU ​[Pasal 20 (4)*]
tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan masa itu ​[Pasal 20
34
(3)*]​
memberi pertimbangan ​[Pasal 23 (2)***]
membahas bersama ​[Pasal 23 (2)***]
Presiden
RAPBN ​
DPR ​persetujuan
PENYUSUNAN
mengajukan ​[Pasal 23 (2)***] ​RAPBN​

RANCANGAN ANGGARAN

PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA


TIDAK
YA

DPD
Pemerintah
Pemerintah menjalankan
menjalankan
APBN
APBN
tahun lalu ​[Pasal 23 (3)***]
35
PERATURAN PEMERINTAH SEBAGAI
PENGGANTI UNDANG-UNDANG (PERPU)
setuju ​menjadi UU ​ Presiden
Perpu itu harus mendapat persetujuan

DPR ​DPR ​[Pasal 22 (2)]


tidak setuju ​Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa,
berhak menetapkan Perpu ​[Pasal 22 (1)]
harus dicabut ​[Pasal 22 (3)]
36
DEWAN PERWAKILAN DAERAH BAB
VIIA
Anggota DPD dipilih dari setiap provinsi melalui pemilu ​[Pasal
22C (1)***]
Anggota DPD dari setiap provinsi jumlahnya sama dan

DPD ​ jumlah seluruh anggota DPD itu tidak lebih 1/3

jumlah anggota DPR ​[Pasal 22C (2)***]


Anggota DPD dapat diberhentikan dari jabatannya, yang syarat-
syarat dan tata caranya diatur dalam undang-undang ​[Pasal 22D
(4)***]
37
KEWENANGAN DPD
I. RUU yang berkaitan
dengan:
II. Pemilihan anggota BPK
dapat ikut memberi mengajukan membahas pertimbangan
1. Otonomi daerah
● ● ​2. Hubungan pusat dan daerah 3. Pembentukan dan
pemekaran
serta penggabungan daerah
●●●
● ​4. Pengelolaan sumber daya
alam dan sumber daya ekonomi lainnya 5. Perimbangan
keuangan pusat
dan daerah

6. RAPBN
●●​7. Pajak

●●​8. Pendidikan

●●​9. Agama

●●


KEWENANGAN DEWAN
PERWAKILAN DAERAH
dapat melakukan pengawasan

●​●●
● ●​●

38
SYARAT, MASA JABATAN, WEWENANG, KEWAJIBAN DAN HAK
PRESIDEN/WAKIL PRESIDEN
BAB III
Calon Presiden dan calon ​Wakil Presiden harus seorang warga negara

Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan


Presiden dan Wakil Presiden ​dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh

rakyat [Pasal 6A (1)***] lain karena kehendaknya sendiri, tidak pernah

mengkhianati negara, serta mampu secara rohani dan jasmani untuk

melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Presiden dan Wakil Presiden.

[Pasal 6 (1)***]
Presiden/ ​Presiden dan Wakil Presiden ​Wakil Presiden
memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali

dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan. (Pasal 7 *)
Wewenang, Kewajiban, dan Hak
Antara lain tentang: 1. memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD [Pasal 4 (1)]; 2. berhak
mengajukan RUU kepada DPR [Pasal 5 (1)*]; 3. menetapkan peraturan pemerintah [Pasal 5 (2)*]; 4.
memegang teguh UUD dan menjalankan segala UU dan peraturannya dengan selurus-lurusnya
serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa [Pasal 9 (1)*]; 5. memegang kekuasaan yang tertinggi atas
AD, AL, dan AU (Pasal 10); 6. menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan
negara lain dengan persetujuan DPR [Pasal 11 (1)****]; 7. membuat perjanjian internasional
lainnya... dengan persetujuan DPR [Pasal 11 (2)***]; 8. menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12); 9.
mengangkat duta dan konsul [Pasal 13 (1)]. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan
pertimbangan DPR [Pasal 13 (2)*]; 10. menerima penempatan duta negara lain dengan
memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 13 (3)*]; 11. memberi grasi dan rehabilitasi dengan
memperhatikan pertimbangan MA [Pasal 14 (1)*]; 12. memberi amnesti dan abolisi dengan
memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 14 (2)*]; 13. memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain
tanda kehormatan yang diatur dengan UU (Pasal 15)*; 14. membentuk suatu dewan pertimbangan
yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden (Pasal 16)****; 15.
pengangkatan dan pemberhentian menteri-menteri [Pasal 17 (2)*]; 16. pembahasan dan pemberian
persetujuan atas RUU bersama DPR [Pasal 20 (2)*] serta pengesahan RUU [Pasal 20 (4)*]; 17. hak
menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti UU dalam kegentingan yang memaksa [Pasal
22 (1)]; 18. pengajuan RUU APBN untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan
pertimbangan DPD [Pasal 23 (2)***]; 19. peresmian keanggotaan BPK yang dipilih oleh DPR
dengan memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23F (1)***]; 20. penetapan hakim agung dari
calon yang diusulkan oleh KY dan disetujui DPR [Pasal 24A (3)***]; 21. pengangkatan dan
pemberhentian anggota KY dengan persetujuan DPR [Pasal 24B (3)***]; 22. pengajuan tiga orang
calon hakim konstitusi dan penetapan sembilan orang anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)***].

39
PRESIDEN PERLU MENDAPAT PERSETUJUAN DAN
PERTIMBANGAN DPR SERTA PERTIMBANGAN MA

DPR Presiden ​MA


dengan
menyatakan perang, membuat perdamaian dan ​persetujuan
perjanjian dengan negara lain dan internasional lainnya yang
menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat
[Pasal 11 (1)**** dan (2)***]
dengan pertimbangan
dengan pertimbangan
dengan pertimbangan
memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang
diatur dengan undang-undang (​ Pasal 15 *) ​menyatakan keadaan
bahaya ​(Pasal 12)
mengangkat dan menerima Duta ​[Pasal 13 (2)* dan (3)*]
memberi grasi dan rehabilitasi ​[Pasal 14 (1)*]
memberi amnesti dan abolisi ​[Pasal 14 (2)*]
40
41
KEMENTERIAN NEGARA DAN DEWAN
PERTIMBANGAN
[Pasal 17 (2)*]

membidangi urusan tertentu

dalam pemerintahan ​[Pasal 17

(3)*]
Pembentukan, pengubahan,
dan pembubaran kementerian
negara diatur dalam undang-
undang ​[Pasal 17 (4) ***]
Pembentukan, pengubahan,
dan pembubaran kementerian
negara diatur dalam undang-
undang ​[Pasal 17 (4) ***]
membentuk suatu dewan Pembentukan, pengubahan,
pertimbangan yang bertugas dan pembubaran kementerian
memberikan nasihat dan negara diatur dalam undang-
pertimbangan kepada undang ​[Pasal 17 (4) ***]
Presiden ​(Pasal 16) **** Pembentukan, pengubahan,
dibantu menteri-menteri dan pembubaran kementerian
negara ​[Pasal 17 (1)] negara diatur dalam undang-
undang ​[Pasal 17 (4) ***]
yang diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden
Presiden
PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL
PRESIDEN
Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara
langsung oleh rakyat ​[Pasal 6A (1)***]
diusulkan partai politik atau gabungan partai politik peserta
pemilu sebelum pelaksanaan pemilu ​[Pasal 6A (2) ***]
mendapatkan suara >50% jumlah suara dalam pemilu

Pemilu
dengan sedikitnya 20% di setiap provinsi yang tersebar di lebih
dari 1/2 jumlah provinsi ​[Pasal 6A (3)***]
Dalam hal tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden
terpilih
pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama
dalam pemilu
pasangan yang ​Pemilu
memperoleh ​pasangan calon yang
suara terbanyak ​memperoleh suara terbanyak kedua dalam
pemilu
[Pasal 6A (4)****]
Presiden dan Wapres
42
PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
DALAM HAL KEDUANYA BERHALANGAN TETAP
SECARA BERSAMAAN
MPR
selambat-lambatnya dalam waktu 30 hari menyelenggarakan sidang MPR untuk
memilih

43
Presiden ​parpol atau gabungan parpol
[Pasal 8 (3)****]​yang pasangan calon Presiden dan Wapresnya
mengusulkan
dan Wapres
meraih suara terbanyak
pasangan calon pertama dalam pemilu
Presiden dan sebelumnya
Wapres
parpol atau gabungan parpol yang pasangan calon Presiden dan
Wapresnya meraih suara terbanyak kedua dalam pemilu sebelumnya
mengusulkan pasangan calon Presiden dan Wapres
PEMILIHAN WAKIL PRESIDEN DALAM HAL TERJADI
KEKOSONGAN WAKIL PRESIDEN

MPR mengajukan

selambat-lambatnya ​dua calon
dalam waktu 60 hari ​Wapres
menyelenggarakan sidang MPR untuk memilih Wapres

Wapres ​Presiden
terpilih [​ Pasal 8 (2)***]
MEKANISME PENGUSULAN PEMBERHENTIAN
PRESIDEN DAN/ATAU WAKIL PRESIDEN
usul DPR tidak diterima

MK
wajib memeriksa, mengadili, dan memutus paling lama 90 hari setelah
permintaan diterima [Pasal 7B (4)***]

44
DPR
Presiden dan/atau Wakil Presiden terus ​Pendapat DPR bahwa
Presiden dan/atau Wakil Presiden telah
menjabat
melakukan pelanggaran hukum ataupun telah tidak lagi memenuhi syarat [Pasal
7B (2)***]
Pengajuan permintaan DPR kepada MK hanya dapat dilakukan dengan
dukungan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang hadir dalam sidang
paripurna yang dihadiri oleh sekurang-
Presiden ​kurangnya 2/3 dari jumlah
dan/atau Wakil ​anggota
Presiden ​[Pasal 7B (3)***]​diberhentikan
tidak terbukti

MPR
DPR menyelenggarakan sidang paripurna untuk meneruskan usul
pemberhentian kepada MPR
wajib menyelenggarakan sidang untuk memutuskan usul DPR paling lambat 30
hari sejak usul diterima [Pasal 7B (6)***]
[Pasal 7B (5)***]
Keputusan diambil dalam sidang paripurna, dihadiri sekurang-kurangnya 3/4
jumlah anggota, disetujui
usul DPR ​sekurang-kurangnya 2/3
diterima ​jumlah yang hadir, setelah Presiden dan/atau wakil presiden diberi
kesempatan menyampaikan penjelasan [Pasal 7B (7)***]
terbukti

PEMERINTAHAN BAB VI
DAERAH
45
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas
daerah- daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi
atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi,
kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan
daerah, yang diatur dengan undang-undang ​[Pasal 18 (1)**
Gubernur, ​Bupati,
PEMERINTAHAN DAERAH ​Walikota
KEPALA PEMERINTAH ​dipilih secara
DPRD ​
DAERAH ​ demokratis
anggota DPRD dipilih melalui pemilu ​[Pasal 18 (3) **] [Pasal
18 (4)**]
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan ​[Pasal 18
(2)**]
menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan
pemerintahan yang oleh UU ditentukan sebagai urusan
Pemerintah Pusat ​[Pasal 18 (5) **]
berhak menetapkan peraturan daerah dan
peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi
dan tugas pembantuan ​[Pasal 18 (6)**]
provinsi, kabupaten, dan
Hubungan wewenang kota, atau antara provinsi
antara pemerintah pusat dan kabupaten dan kota,
dan pemerintahan daerah diatur dengan
undang-undang dengan undang-undang ​[Pasal 18
memperhatikan B (1)**]
kekhususan dan
keragaman daerah ​[Pasal Negara mengakui dan
18 A (1)**] menghormati
kesatuan-kesatuan
Hubungan keuangan, masyarakat hukum adat
pelayanan umum, beserta hak-hak
pemanfaatan sumber tradisionalnya sepanjang
daya alam dan sumber masih hidup dan sesuai
daya lainnya antara dengan perkembangan
pemerintah pusat dan masyarakat dan prinsip
pemerintahan daerah Negara Kesatuan
diatur dan dilaksanakan Republik Indonesia, yang
secara adil dan selaras diatur dalam
berdasarkan undang-undang ​[Pasal 18
undang-undang ​[Pasal 18 B (2)**]
A (2)**] PEMERINTAHAN
Negara mengakui dan DAERAH
menghormati (Hubungan
satuan-satuan Pemerintah Pusat dan
pemerintahan daerah Pemerintahan Daerah)
yang bersifat khusus
46
atau bersifat istimewa
yang diatur dengan
47 ​PEMILIHAN UMUM ​BAB
VIIB
Parpol/ Gabungan Parpol
[Pasal 6A (2)***]

Partai Politik
Perseorangan
[Pasal 22E (3)***]
[Pasal 22E (4)***]

PEMILIHAN UMUM
“luber jurdil” setiap lima tahun

kpu
[Pasal 22E (1)***] ​

[Pasal 22E (5)***]

Presiden dan Wapres


anggota
anggota
anggota DPR
DPRD
DPD
[Pasal 22E (2)***]
48 ​KEKUASAAN KEHAKIMAN (MAHKAMAH
AGUNG) BAB IX​Hakim agung harus Calon memiliki
integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil,
profesional, dan berpengalaman di bidang hukum ​[Pasal
24A (2)***]

Umum
Agama
Militer
TUN
hakim agung diusulkan oleh Komisi Yudisial kepada DPR
untuk mendapat persetujuan dan ditetapkan sebagai hakim
agung oleh Presiden ​[Pasal 24A (3)***]
Kewajiban dan Wewenang
1. berwenang mengadili pada tingkat kasasi,
menguji peraturan perundang-undangan di bawah
undang-undang terhadap undang- undang, dan
mempunyai wewenang lainnya yang diberikan
oleh undang-undang ​[Pasal 24A (1)***]; ​2.
mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi
[Pasal 24C (3)***]; ​3. memberikan pertimbangan
dalam hal Presiden memberi grasi dan
rehabilitasi ​[Pasal 14 (1)*].

MA
al 24A ***
KOMISI YUDISIAL ​BAB IX
Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan
pengalaman di bidang hukum serta memiliki integritas dan
kepribadian yang tidak tercela ​[Pasal 24B (2)***]
Wewenang
1. mengusulkan pengangkatan hakim agung ​[Pasal 24B
(1)***]; ​2. mempunyai wewenang lain dalam rangka
menjaga dan
menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta
perilaku hakim ​[Pasal 24B (1)***].

Anggota Komisi ​KY


Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan ​Pasal
24B ***
persetujuan DPR ​[Pasal 24B (3)***]
49
KEKUASAAN KEHAKIMAN
(MAHKAMAH KONSTITUSI) BAB IX
50
MK
Hakim konstitusi harus memiliki integritas dan kepribadian yang
tidak tercela, adil, negarawan yang menguasai konstitusi dan
ketatanegaraan, serta tidak merangkap sebagai pejabat negara
[Pasal 24C (5)***]
mempunyai sembilan orang anggota hakim konstitusi yang
ditetapkan oleh Presiden, yang diajukan masing- masing tiga
orang oleh MA, tiga orang oleh DPR dan tiga orang oleh Presiden
[Pasal 24C (3)***]
mempunyai sembilan orang anggota hakim konstitusi yang
ditetapkan oleh Presiden, yang diajukan masing- masing tiga
orang oleh MA, tiga orang oleh DPR dan tiga orang oleh Presiden
[Pasal 24C (3)***]

Wewenang dan Kewajiban


1. ​berwenang mengadili pada tingkat pertama dan
terakhir yang putusannya
bersifat final untuk menguji undang-undang
terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa
kewenangan lembaga negara yang kewenangannya
diberikan oleh Undang-Undang Dasar, memutus
pembubaran partai politik, dan memutus
perselisihan tentang hasil pemilihan umum ​[Pasal
24C (1)***]; ​2. ​wajib memberikan putusan atas
pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai
dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil
Presiden menurut Undang-Undang Dasar ​[Pasal 24C
(2)***].
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN (BAB VIIIA)
(​Keanggotaan, Tugas, dan Wewenang)
Anggota BPK dipilih
Hasil pemeriksaan oleh DPR dengan
keuangan negara memperhatikan pertimbangan DPD dan
diresmikan

BPK
diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD, sesuai oleh Presiden
dengan [​ Pasal 23F (1)***]
kewenangannya ​[Pasal 23E (2)***]
Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara diadakan satu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas
dan mandiri ​[Pasal 23E (1)***]
BPK berkedudukan di ibu kota negara, dan memiliki perwakilan
di setiap provinsi ​[Pasal 23G (1)***]
Hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lembaga
perwakilan dan/atau badan sesuai dengan undang-undang ​[Pasal
23E (3)***]
51
PAJAK, PUNGUTAN LAIN, MACAM DAN HARGA MATA
UANG, DAN HAL-HAL LAIN MENGENAI KEUANGAN
NEGARA
Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan
negara ​(Pasal 23A***)
diatur dengan
Undang-Undang ​diatur dengan
ditetapkan dengan ​Hal-hal lain mengenai keuangan negara ​(Pasal
23C***)
diatur dengan undang-undang
Macam dan harga mata uang ​(Pasal 23B****) ​BANK SENTRAL BAB
VIII
bank sentral ​Pasal 23D ****
susunan kedudukan kewenangan Tanggung jawab independensi
52
WARGA NEGARA DAN PENDUDUK BAB
​ arga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia
Xw
asli dan orang- orang
​ bangsa lain ​yang disahkan

dengan undang- undang sebagai ​warga negara

Penduduk ialah ​WARGA NEGARA DAN


warga negara Indonesia dan orang asing yang
PENDUDUK
bertempat tinggal di Indonesia ​[Pasal 26 (2)**] [Pasal 26 (1)]
Segala warga negara bersamaan kedudukannya di
dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung
hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya ​[Pasal 27 (1)]
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan ​[Pasal 27
(2)]
Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara ​[Pasal 27 (3)**]
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya
ditetapkan dengan undang-undang ​(Pasal 28)
53
HAK ASASI MANUSIA ​BAB XA
membentuk keluarga ​dan melanjutkan keturunan, hak anak atas
kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta perlindungan
dari kekerasan dan diskriminasi (Pasal 28B) **
mengembangkan diri​, mendapat pendidikan, memperoleh manfaat
dari IPTEK, seni dan budaya, memajukan diri secara kolektif (Pasal
28C) **
kebebasan memeluk agama​, meyakini kepercayaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal, kebebasan berserikat,
berkumpul dan berpendapat (Pasal 28E) **
54
berkewajiban menghargai hak
untuk asasi orang lain serta tunduk
kepada pembatasan yang ditetapkan Undang-Undang
hidup ​serta mempertahankan hidup dan kehidupan (Pasal 28A) **
(Pasal 28J) **
Perlindungan terhadap perlakuan diskriminatif, pemajuan, penegakan,
dan pemenuhan HAM adalah tanggung jawab negara, terutama
pemerintah ​(Pasal 28I) **
perlindungan diri pribadi​, keluarga, kehormatan, martabat, harta
benda, dan rasa aman serta untuk bebas dari penyiksaan (Pasal 28G)
**
HAK ASASI ​hidup sejahtera lahir dan batin​, memperoleh
pelayanan kesehatan,
MANUSIA
pengakuan yang sama di hadapan hukum​, hak untuk bekerja, perlakuan
mendapat kemudahan dan perlakuan
yang adil dalam hubungan kerja, khusus untuk memperoleh kesempatan
kesempatan yg sama dalam dan manfaat guna mencapai persamaan
pemerintahan, dan berhak atas status dan keadilan, berhak atas jaminan
kewarganegaraan sosial serta perlindungan hak milik
(Pasal 28D) ** pribadi (Pasal 28H) **
berkomunikasi​, memperoleh, mencari, memiliki, menyimpan,
mengolah dan menyampaikan informasi, (Pasal 28F) **

A G A M A ​BAB XI
Negara berdasar atas Ketuhanan
Yang Maha Esa ​[Pasal 29 (1)]
Negara menjamin kemerdekaan
tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing- masing dan untuk
beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu ​[Pasal 29 (2)]
55
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara ​[Pasal 30 (1)**]
PERTAHANAN DAN KEAMANAN
NEGARA BAB XII ​Pertahanan dan
Keamanan Negara
TNI (AD, AL, AU)
POLRI
sebagai alat negara sebagai alat negara memelihara
mempertahankan,
melindungi, dan bertugas
kedaulatan

keutuhan dan ​mengayomi, masyarakat keamanan yang

melindungi, ketertiban menjaga bertugas melayani dan


negara ​masyarakat, serta [Pasal
​ 30 (3)**]

menegakkan hukum ​[Pasal 30 (4)**]

negara, syarat-syarat dalam hubungan Susunan


​ ​diatur

pertahanan usaha serta dan


​ ​kewenangan dengan

keikutsertaan hal-hal pertahanan kedudukan


​ ​dan

undang-undang

yang keamanan TNI dan terkait TNI,


​ ​warga dan keamanan

POLRI, ​POLRI, dengan negara [Pasal


​ 30 (5)**]
Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui
sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh TNI dan
POLRI, sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan
pendukung ​[Pasal 30 (2)**]
56
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BAB
XIII P​ emerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional​, yang meningkatkan keimanan dan
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang ​[Pasal 31
(3)****]
57
Negara Setiap warga negara
memprioritaskan ​anggaran wajib ​mengikuti
pendidikan ​sekurang-kurangnya pendidikan dasar dan
20% dari APBN dan APBD untuk pemerintah ​wajib
memenuhi kebutuhan membiayainya
penyelenggaraan pendidikan ​[Pasal 31 (2)****]
PENDIDIKAN
nasional ​[Pasal 31 (4)****]
DAN KEBUDAYAAN
Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
Setiap ​warga
menjunjung tinggi nilai-nilai agama ​negara berhak
dan persatuan bangsa untuk mendapatkan pendidikan
kemajuan peradaban serta ​[Pasal 31 (1)****]
kesejahteraan umat manusia ​[Pasal 31 (5)****]

Negara memajukan kebudayaan ​nasional Indonesia di tengah

peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam

memelihara dan mengembangkan Negara


​ menghormati dan
memelihara

bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional ​nilai-nilai

budayanya ​[Pasal 32 (1)****]


[Pasal 32 (2)****]
Bumi Cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh negara [Pasal 33 (2)]
dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat [Pasal 33 (3)]
diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan
[Pasal 33 (1)]
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan
kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional [Pasal 33 (4)****]
Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara
[Pasal 34 (1)****]
Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas Negara
mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai
dengan martabat
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak [Pasal
34 (3)****] kemanusiaan [Pasal 34 (2)****]
58
PEREKONOMIAN NASIONAL DAN
KESEJAHTERAAN SOSIAL ​BAB XIV
PEREKONOMIAN NASIONAL DAN KESEJAHTERAAN
SOSIAL
BENDERA, BAB XV
BAHASA,
LAMBANG
NEGARA, DAN
LAGU
KEBANGSAAN
Tunggal Ika ​(Pasal
36A) **

4. Lagu Kebangsaan
ialah Indonesia Raya
(Pasal 36B) **

1. Bendera Negara Bendera, Bahasa, Dan


Indonesia ialah Sang Lambang Negara, Serta
Lagu Kebangsaan.
Merah Putih
(Undang-Undang
(Pasal 35)
Nomor 24 Tahun 2009)
2. Bahasa Negara ialah 59
Bahasa Indonesia
(Pasal 36)
ATURANPE
3. Lambang Negara
RALIHAN
ialah Garuda Pancasila 60
dengan
semboyan Bhinneka

Pasal I Segala peraturan perundang-undangan yang ada


masih tetap berlaku selama belum diadakan yang baru
menurut Undang-Undang Dasar ini ****)
Pasal II Semua lembaga negara yang ada masih tetap
berfungsi sepanjang untuk melaksanakan ketentuan
Undang-Undang Dasar dan belum diadakan yang baru
menurut Undang- Undang Dasar ini ****)

Pasal III Mahkamah Konstitusi dibentuk


selambat-lambatnya pada 17 Agustus 2003 dan sebelum
dibentuk segala kewenangannya dilakukan oleh Mahkamah
Agung ****)

ATURAN TAMBAHAN

Pasal I Majelis Permusyawaratan Rakyat ditugasi untuk


melakukan peninjauan terhadap materi dan status hukum
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat untuk diambil
putusan pada Sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat
tahun 2003 ****)

Pasal II Dengan ditetapkannya perubahan Undang-Undang


Dasar ini, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 ​terdiri atas Pembukaan dan
pasal-pasal ​****)
BAHAN TAYANG ​NEGARA

KESATUAN REPUBLIK

INDONESIA

SEKRETARIAT JENDERAL MPR RI TAHUN 2017


61
PILIHAN BENTUK NEGARA

Dalam sidang BPUPKI yang membahas


rancangan Undang-Undang Dasar, mengenai
pilihan bentuk negara. Ada anggota yang
mengusulkan bentuk Negara Kesatuan
(unitarisme) dan ada yang mengusulkan bentuk
Negara Serikat (Federalisme)

Dari risalah sidang BPUPKI tercatat ada 17 (tujuh


belas) orang yang mengusulkan Negara Kesatuan
(uni) dan ada 4 (empat) orang yang mengusulkan
Negara Federal

1. Dipilihnya Negara Kesatuan oleh Anggota


BPUPKI dikarenakan Negara
Kesatuan dianggap lebih menjamin persatuan
yang kuat. 2. Sedangkan bentuk negara federasi
adanya syarat membentuk beberapa
negara bawahan terlebih dahulu sebelum
membentuk Negara Republik Indonesia Serikat
sebagai negara atasan.

BENTUK yang berbentuk Republik


Pasal 1 Ayat (1).

NEGARA 2.Negara Kesatuan


Republik Indonesia
merupakan bentuk negara
INDONESI yang dipilih sebagai
komitmen bersama para

A pendiri bangsa.

3.Negara kesatuan adalah


bentuk yang
62
1.Negara Indonesia ialah
Negara Kesatuan,
ditetapkan sejak awal berdirinya negara Indonesia dan
dipandang paling tepat untuk mewadahi ide persatuan
sebuah bangsa yang majemuk ditinjau dari berbagai latar
belakang.

4.Negara Kesatuan adalah suatu negara yang ​hanya

mempunyai satu pusat pemerintahan yang mengatur seluruh

daerah tidak ada negara dalam negara, satu kepala negara,

satu badan legislatif yang berlaku bagi seluruh wilayah

negara bersangkutan​.

BATAS WILAYAH

BATAS ZEE
kepulauan yang berciri
Nusantara dengan
wilayah yang batas-
batas dan hak-haknya
ditetapkan dengan
undang-undang ​(Pasal
25A) **
NEGARA
KESATUAN
• ​17.508 Pulau REPUBLIK
• ​3 Zona Waktu
INDONESIA
Negara Kesatuan
63
Republik Indonesia
adalah sebuah negara
1. ​Pengakuan
masyarakat internasional
mengenai batas
Deklarasi Juanda, Indonesia menganut konsep negara kepulauan yang
berciri Nusantara (​archipelagic state)​ . 2. Konsep itu kemudian diakui
dalam Konvensi Hukum Laut ​laut
teritorial Indonesia
hanya sepanjang 3 mil
PBB 1982 (UNCLOS 1982 = ​United Nations Convention on the Law of the
Sea​) yang ditandatangani di Montego Bay, Jamaika, tahun 1982. ​laut
terhitung dari
3. Indonesia meratifikasi UNCLOS ​garis pantai pasang

surut
1982 tersebut dengan mener- bitkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun
1985. ​terendah
4. Sejak itu dunia internasional mengakui Indonesia sebagai negara
kepulauan.

Berkat pandangan visioner Deklarasi


Djuanda, Bangsa Indonesia akhirnya
memiliki tambahan wilayah seluas
2.000.000 kilo meter persegi, termasuk
sumber daya alam yang dikandungnya.
WILAYAH NEGARA DAN DEKLARASI JUANDA
1. Tanggal 13 Desember 1957
pemerintah Indonesia mengeluar- kan Deklarasi Djuanda 2. Penentuan batas
laut 12 mil yang
diukur dari garis-garis yang menghubungkan titik terluar pada pulau-pulau
Negara Republik Indonesia akan ditentukan dengan Undang-undang. 3.
Deklarasi Juanda menegaskan
bahwa Indonesia merupakan satu kesatuan wilayah Nusantara. Laut bukan
lagi sebagai pemisah, tetapi sebagai pemersatu bangsa Indonesia. Prinsip ini
kemudian ditegaskan melalui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 4/PRP/1960 tentang Perairan Indonesia.
64
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
DALAM UNDANG-UNDANG DASAR
Negara Indonesia ialah ​Negara Kesatuan​, yang berbentuk Republik
[Pasal 1 (1)]

Negara Kesatuan Republik Indonesia ​dibagi atas daerah-daerah


provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang
tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan
daerah, yang diatur dengan undang-undang. ​[ Pasal 18 (1)**]

Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan ​pemerintahan


daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa ​yang diatur
dengan undang-undang ​[Pasal 18B (1)**]

Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat


hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup
dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip ​Negara
Kesatuan Republik Indonesia​, yang diatur dalam undang-undang
[Pasal 18B (2)**]

Negara Kesatuan Republik Indonesia ​adalah sebuah negara


kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas
dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang. ​(Pasal 25A**)

Khusus mengenai bentuk ​Negara Kesatuan Republik Indonesia ​tidak


dapat dilakukan perubahan. ​[Pasal 37 (5)****]
65
BAHAN TAYANG

BHINNEKA

TUNGGAL IKA

SEKRETARIAT JENDERAL MPR RI TAHUN 2017


antara Muhammad Yamin,
Istilah Bhinneka Tunggal Ir. Soekarno, I Gusti Bagus
Ika ditulis oleh Mpu Sugriwa sekitar dua
Tantular dalam Kitab setengah bulan sebelum
Sutasoma yang proklamasi

terjemahan isinya berbunyi

: “bahwa
​ agama budha dan Semboyan Bhinneka
siwa (hindu) merupakan Tunggal Ika diusulkan oleh
zat yang berbeda tapi Muhammad Yamin kepada
Ir. Soekarno
nilai-nilai ​kebenaran jina
agar dijadikan semboyan
(budha) dan siwa (hindu) negara.

adalah tunggal. Terpecah

belah tetapi satu jua Pengertian Bhinneka


Tunggal Ika adalah
artinya tidak ada dharma
berbeda-beda tetapi
yang mendua” satu jua. Bhinneka
Tunggal Ika oleh pendiri
bangsa diberikan
Semboyan Bhinneka penafsiran baru karena
Tunggal Ika mulai menjadi
dinilai relevan dengan
pembicaraan terbatas pada
sidang-sidang BPUPKI
keperluan strategis
Bangsa Indonesia, yang dan setanah air.
memiliki makna, ISTILAH DAN
walaupun di Indonesia PENGERTIAN
terdapat banyak suku, BHINNEKA TUNGGAL
agama, ras, budaya, IKA
adat, bahasa, dan lain 66
sebagainya namun tetap
satu kesatuan sebangsa
BHINNEKA TUNGGAL IKASEBAGAI
SEMBOYAN NEGARA
KEANEKARAGAMAN
1. Bangsa yang majemuk
memiliki jumlah penduduk yang cukup besar
2. Memiliki bahasa daerah yang
berbeda beda
3. Mempunyai suku bangsa yang
beragam
4. Mempunyai agama yang
berbeda
5. Warna kulit bermacam macam
6. Adat istiadat dan
7. Banyak lagi perbedaaan
lainnya
67
SEMBOYAN SUMPAH PEMUDA
BHINNEKA TUNGGAL IKA
1. Kami putra dan putri
1. Ikrar untuk bersatu padu ​Indonesia mengaku
mendirikan Negara ​bertumpah darah yang
Kesatuan Republik ​satu, tanah air
Indonesia ​Indonesia
2. Kami putra dan putri
Indonesia mengaku berbangsa yang satu,
2. Cita-cita membangun
sebuah bangsa Indonesia yang bersatu ​bangsa Indonesia
3. Semboyan yang ​3. Kami putra dan putri
Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia
mengungkapkan rasa persatuan dan kesatuan yang berasal
dari keanekaragaman
Semboyan adalah Perkataan atau kalimat pendek yg
dipakai sebagai dasar tuntunan (pegangan hidup); inti sari
suatu usaha dan sebagainya; slogan; moto.
KEKAYAAN DAN KEBERAGAMAN
​ 8
BANGSA 6
JUMLAH ​PENDUDUK 237 JUTA JIWA (BPS 2010) DAN SEKARANG +

FLORA DAN FAUNA ​240 JUTA JIWA ​BERANEKA RAGAM

700 BAHASA ​DAERAH​BERAGAM ​1128 ​ADAT

ISTIADAT
SUKU ​BANGSA
BERAGAM ​
BUDAYA
6 AGAMA

Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang mendapatkan suara lebih dari lima
puluh persen dari jumlah suara dalam pemilihan umum ​dengan sedikitnya dua puluh
persen suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di
Indonesia​, dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden. [Pasal 6A (3)***]

Negara Kesatuan Republik Indonesia ​dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah
provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota
itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang. [ Pasal 18
(1)**]

Negara mengakui dan ​menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat


khusus ataubersifat istimewa ​yang diatur denganundang-undang. [Pasal 18B (1)**]
Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan ​masyarakat hukum adat beserta
hak-haktradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan
masyarakat ​dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam
undang-undang. [Pasal 18B (2)**]

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah ​sebuah negara kepulauan yang berciri
Nusantara ​dengan wilayahyang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan
denganundang-undang. (Pasal 25A**)

Yang menjadi ​warga negara ialah orang orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain ​yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. [Pasal 26 (1)**]

Negara menjamin kemerdekaan ​tiap tiap penduduk untuk memeluk agamanya


masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. ​[Pasal
29 (2)]

Negara memajukan kebudayaan nasional lndonesia di tengah peradaban dunia dengan


menjamin ​kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan
nilai-nilaibudayanya. ​[Pasal 32 (1)****]

Negara menghormati dan memelihara ​bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.
[Pasal 32 (2)****]

Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan ​Bhinneka TunggalIka. ​(Pasal
36A**)

BHINNEKA TUNGGAL IKA DALAM


UNDANG-UNDANG DASAR
69

BAHAN TAYANG

KETETAPAN MPR

RI
SEKRETARIAT JENDERAL MPR RI TAHUN 2017

TENTANG PENINJAUAN
TERHADAP MATERI DAN STATUS
HUKUM KETETAPAN MPRS DAN
MPR RI TAHUN 1960 SAMPAI
DENGAN TAHUN 2002

Ada 139 TAP MPRS & TAP MPR


(1960 s.d. 2002) “Dikelompokkan
Menjadi ​6 (enam) Pasal
Berdasarkan Materi dan Status
Hukumnya”
70
DASAR
2. Pasal I Aturan Peralihan UUD
HUKUM NEGARA RI TAHUN 1945 ​“Segala

PEMBENTUK peraturan perundang-undangan

AN ​TAP MPR yang ada masih tetap berlaku

selama belum diadakan yang


RI NOMOR baru menurut Undang-Undang

I/MPR/2003 Dasar ini”

3. Pasal II Aturan Peralihan UUD


1. Pasal I Aturan Tambahan UUD
NEGARA RI TAHUN 1945 ​“​Semua
NEGARA RI TAHUN 1945 ​“​Majelis
Permusyawaratan Rakyat lembaga negara yang ada masih
ditugasi untuk melakukan tetap berfungsi sepanjang untuk
peninjauan terhadap materi dan melaksanakan ketentuan
status hukum Ketetapan Majelis Undang-Undang Dasar ​dan
Permusyawaratan Rakyat
Sementara dan Ketetapan belum diadakan yang baru
Majelis Permusyawaratan Rakyat
untuk diambil putusan pada menurut Undang-Undang Dasar
Sidang Majelis Permusyawaratan
ini”
Rakyat tahun 2003​”
PASAL 4 TAP MPRS/TAP
4. TAP MPR RI Nomor II/MPR/1999 MPR yang dinyatakan tetap
sampai dengan perubahan yang
berlaku sampai dengan
kelima tahun 2002 tentang
Peraturan terbentuknya undang-undang
(11 Ketetapan)
Tata Tertib MPR RI

SUBSTANSI
5. TAP MPR RI Nomor
III/MPR/2002 tentang Penetapan
TAP MPR RI
Pelaksanaan Sidang Tahunan
MPR RI Tahun 2003 NOMOR
71
I/MPR/2003

PASAL 1 ​TAP MPRS/TAP


MPR yang dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku (8
PASAL 2 TAP MPRS/TAP Ketetapan)
MPR yang dinyatakan tetap
berlaku dengan ketentuan (3
Ketetapan)

PASAL 3 ​TAP MPR yang


dinyatakan tetap berlaku
sampai dengan terbentuknya
Pemerintahan Hasil Pemilu
2004 (8 Ketetapan)
MPRS/TAP MPR
YANG DICABUT
DAN
DINYATAKAN
TIDAK BERLAKU

Ada 8 (delapan) TAP,yaitu:


PASAL 5 ​TAP MPR yang 1. Ketetapan MPRS RI Nomor
dinyatakan masih berlaku X/MPRS/1966 ​tentang Kedudukan
sampai dengan Semua Lembaga-Lembaga
ditetapkannya Peraturan Tata Negara Tingkat Pusat dan Daerah
Tertib baru oleh MPR Hasil pada Posisi dan Fungsi yang
Pemilu 2004 (5 Ketetapan) Diatur dalam Undang-Undang
Dasar 1945​. 2. Ketetapan MPR
RI Nomor VI/MPR/1973 ​tentang
PASAL 6 ​TAP MPRS/TAP Kedudukan dan Hubungan
MPR yang dinyatakan tidak Tata-kerja Lembaga
perlu dilakukan tindakan Tertinggi Negara dengan/atau
hukum lebih lanjut, baik antar Lembaga-Lembaga Tinggi
karena bersifat final Negara​. 3. Ketetapan MPR RI
(​einmalig)​ , telah dicabut, Nomor VII/MPR/1973 ​tentang
maupun telah selesai Keadaan Presiden dan/atau Wakil
dilaksanakan (104 Ketetapan) Presiden
Republik Indonesia Berhalangan​.
72
4. Ketetapan MPR RI Nomor
PASAL 1 TAP III/MPR/1978 ​tentang Kedudukan
dan Hubungan Tata-Kerja III/MPR/1988 tentang Pemilihan
Lembaga Tertinggi Negara Umum​. 8. Ketetapan MPR RI
dengan/atau Antar Nomor XVII/MPR/1998 ​tentang
Lembaga-Lembaga Tinggi Hak Asasi Manusia​.
Negara​. 5. Ketetapan MPR RI
Nomor III/MPR/1988 ​tentang Kedelapan TAP tersebut
Pemilihan Umum​. 6. Ketetapan telah berakhir masa
MPR RI Nomor XIII/MPR/1998
tentang Pembatasan Masa berlakunya dan/atau
Jabatan Presiden dan telah diatur di dalam
Wakil Presiden Republik Undang-Undang Dasar
Indonesia​. 7. Ketetapan MPR RI
Nomor XIV/MPR/1998 ​tentang
Negara Republik
Perubahan dan Tambahan atas Indonesia Tahun 1945
Ketetapan
73
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia Nomor

PASAL 2 TAP MPRS/TAP MPR YANG


DINYATAKAN TETAP BERLAKU DENGAN
KETENTUAN

Ada 3 (tiga) TAP, yaitu:

1. ​Ketetapan MPRS RI Nomor XXV/MPRS/1966 ​tentang


Pembubaran Partai
Komunis Indonesia, Pernyataan Sebagai Organisasi
Terlarang di Seluruh Wilayah Negara Republik Indonesia
bagi Partai Komunis Indonesia dan Larangan Setiap
Kegiatan untuk Menyebarkan atau Mengembangkan Faham
atau Ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme.

2. ​Ketetapan MPR RI Nomor XVI/MPR/1998 ​tentang Politik


Ekonomi Dalam
Rangka Demokrasi Ekonomi.

3. ​Ketetapan MPR RI Nomor V/MPR/1999 ​tentang


Penentuan Pendapat di Timor
Timur.
74
75 ​Pasal 2

1. TAP MPRS No.


XXV/MPRS/1966
Tentang:

Pembubaran PKI, Pernyataan


Sebagai Organisasi Terlarang
di Seluruh Wilayah Negara
Republik Indonesia bagi
Partai Komunis Indonesia
dan Larangan Setiap
Kegiatan untuk Menyebarkan
atau Mengembangkan Faham
atau Ajaran
Komunisme/Marxisme-Lenini
sme.
TETAP BERLAKU DENGAN
KETENTUAN: Seluruh
ketentuan dalam Ketetapan

MPRS RI Nomor
XXV/MPRS/1966 ini, ke

depan diberlakukan dengan


BERKEADILAN

dan MENGHORMATI HUKUM,


PRINSIP

DEMOKRASI dan HAK ASASI


MANUSIA.

Anda mungkin juga menyukai