Anda di halaman 1dari 5

BAB 4

PEMBAHASAN

Setelah kelompok menguraikan landasan teoritis kemudian menerapkan asuhan


keperawatan pada An. ZDN dengan thalasemia di poli thalasemia RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru, maka dalam hal ini penulis akan membahas beberapa hal baik yabg mendukung,
menghambat kelancaran proses keperawatan.

Pada proses penerapan asuhan keperawatan yang diberikan pada An. ZDN, penulis tidak
menemukan kesenjangan antara tinjauan teoritis dan laporan kasus. Proses asuhan keperawatan
yang meliputi pengkajian, merumuskan diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan,
implementasi, dan evaluasi tindakan keperawatan.

A. Pengkajian
Tahap ini merupakan langkah awal yang dilakukan kelompok dalam melakukan
asuhan keperwatan pada pasien. Dalam pengkajian kelompok tidak menemukan kesulitan
yang berarti . pasien dan keluarga pasien memberikan keterangan dan kooperatif. An.ZDN
dengan diagnosa thalasemia, asal usul keturunan keluarga pasien mengatakan pasien
mengatakan mudah lelah, lemas, lemah, nadi sering teraba lemah, konjungtiva pucat, bibir
menghitam, BAB/BAK jarang, CRT > 2 detik, ujung-ujung jari menghitam, kuku sedikit membiru,
TD: 90/80, RR: 18x/m, S: 36.6, N: 80, ibu pasien mengatakan anak mulai tampak thalasemia usia
3 bulan, mengalami penurunan berat badan, pertumbuhan. Ibu pasien juga mengatakan nafsu
makan pasien menurun seminggu sebelum tranfusi darah yaitu 1-2 kali sehari, dan nafsu makan
membaik 3 hari setelah tranfusi darah yaitu 2-3 kali sehari. Anak tidak memiliki alergi terhadap
makanan.
Anak mengalami gangguan tumbuh kembang akibat penuruan berat badan.
Ketidakefektifan perfusi jaringan terjadi dipengaruhi oleh gangguan pembentukan rantai
alpha dan betha, tidak terbentuknya Hb A, merusak dinding eritrosit, hemolisis, anemia,
aliran darah ke organ vital menurun, oksigen dan nutrisi tidak ditransfer dengan adekuat,
dan perfisi jaringan tergangggu. Nadi anak sering teraba lemah, anak mengatakan sulit
tinggi dan berat badan sulit bertambah, anak mengalami gangguan tumbuh kembang dan
gangguan integritas kulit.

B. Diagnosa Keperawatan

Pada laporan kasus ini, penulis hanya mencantumkan diagnosa berdasarkan


pengkajian yang didapatkan dan berdasarkan anamnesa. Diagnosa yang di angkat adalah :
1. Gangguan tumbuh kembang.

2. Kerusakan integritas kulit.

3. Ketidakefektifan perfusi jaringan


C. Intervensi
Pada perencanaan ini implementasi yang akan dilakukan :

1. Diagnosa keperawatan : gangguan tumbuh kembang.

Rencana tindakan:

Manajemen nutrisi
Tanyakan alergi makanan/tidak, makan kesukaan, sajikan diit dalam keadaan
hangat, menganjurkan makan sedikit tapi sering, memberitahu diit yang pas dan cocok
dengan kondisi pasien.
Monitor nutrisi
Monitor adanya penurunan berat badan, ajarkan keluarga menciptakan lingkngan
nyaman untuk pasien, sarankan pemeriksaan berat badan rutin, monitor kulit dan turgor,
dorong aktifitas sesuai usia.

2. Diagnosa keperawatan: gangguan integritas kulit


Rencana tindakan:

1. Inspeksi adanya tekstur kulit (adanya kemerahan, pembengkakan, tanda-tanda


dehidrasi, ajarkan keluarga tentang kerusakan kulit)
2. Kaji integritas kulit, catat perubahan turgor
3. Ubah posisi secara periodik
4. Pertahankan kulit kering
5. Anjurkan menjaga kebersihan
6. Batasi penggunaan sabun
7. Anjurkan mencuci tangan

3. Diagnosa Keperawatan : ketidakefektifan perfusi jaringan.

Rencana tindakan:

. Monitor Tanda Vital


Mengumpulkan dan menganalisis sistem kardiovaskuler, pernafasan dan suhu untuk
menentukan dan mencegah komplikasi
1. Monitor tekanan darah , nadi, suhu dan RR tiap 6 jam atau sesuai indikasi
2. Monitor frekuensi dan irama pernapasan
3. Monitor pola pernapasan abnormal
4. Monitor suhu, warna dan kelembaban kulit
5. Monitor sianosis perifer

Monitor status neurologi


Mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk meminimalkan dan mencegah
komplikasi neurologi

1. Monitor ukuran, bentuk, simetrifitas, dan reaktifitas pupil


2. Monitor tingkat kesadaran klien
3. Monitor tingkat orientasi
4. Monitor GCS
5. Monitor respon pasien terhadap pengobatan
6. Informasikan pada dokter tentang perubahan kondisi pasien

Manajemen cairan
Mempertahankan keseimbangan cairan dan mencegah komplikasi akibat kadar cairan
yang abnormal.

1. Mencatat intake dan output cairan


2. Kaji adanya tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit jelek, mata cekung, dll)
3. Monitor status nutrisi
4. Persiapkan pemberian transfusi (seperti mengecek darah dengan identitas pasien,
menyiapkan terpasangnya alat transfusi)
5. Awasi pemberian komponen darah/transfusi
6. Awasi respon klien selama pemberian komponen darah
7. Monitor hasil laboratorium (kadar Hb, Besi serum, angka trombosit)
D. Implementasi

Tahap pelaksanaan implementasi keperawatan, penulis melakukan tindakan


berdasarkan rencana keperawatan yang dibuat sebelumnya.

Diagnosa keperawatan :

1. Gangguan tumbuh kembang.

2. Gangguan integritas kulit.

3. Ketidakefektifan perfusi jaringan.

Dilakukan implementasi yaitu memonitoring adanya daerah tertentu yang hanya


peka tehadap panas, dingin, tajam, dan tumpul, memonitoring adanya paretese,
menginstrusi keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada lesi dan laserasi, menggunakan
sarung tangan untuk proteksi, membatasi gerakan pada kepala, leher, dan punggung,
memonitoring kemampuan BAB, berkolaborasi dalam pemberian analgetik,
memonitoring adanya tromboplebitis, berdiskusikan mengenai penyebab perubahan
sensasi.

1. Diagnosa keperawatan : gangguan tumbuh kembang


Memanajemen nutrisi, tanyakan alergi makanan/tidak, makan kesukaan, berikan
diit dalam keadaan hangat, menganjurkan makan sedikit tapi sering, memberitahu diit
yang pas dan cocok dengan kondisi pasien, memonitoring nutrisi, meonitoring adanya
penurunan berat badan, mengajarkan keluarga menciptakan lingkngan nyaman untuk
pasien, menyarankan pemeriksaan berat badan rutin, memonitoring kulit dan turgor,
mendorong aktifitas sesuai usia.

2. Diagnosa keperawatan : gangguan integritas kulit.


Mengobservasi adanya tekstur kulit (adanya kemerahan, pembengkakan, tanda-
tanda dehidrasi, ajarkan keluarga tentang kerusakan kulit), mengkaji integritas kulit,
mencatat perubahan turgor, mengubah posisi secara periodik, mempertahankan kulit
kering, menganjurkan menjaga kebersihan, membatasi penggunaan sabun,
menganjurkan mencuci tangan.

3. Diagnosa keperawatan : Ketidakefektifan perfusi jaringan.


Dilakukan implementasi yaitu berkolaborasi dengan tenaga rehabilitasi medik
dalam merencanakan program terapi yang tepat, mengidentifikasi aktifitas pasien
yang mampu dilakukan, membantu pasien pilih aktifitas konsisten yang sesuai
dengan kemampuan fisik, psikologi,dan sosial, memberi alat bantuan aktifitas jika
diperlukan, mengidentifikasi aktifitas yang disukai pasien, mengidentifikasi
kekurangan pasien saat beraktifitas, memonitor respon fisik, emosi, sosial, dan
spiritual.

E. Evaluasi

Evaluasi dilakukan setiap hari rutin dan teratur. Berdasarkan implementasi yang
telah dilakukan, kondisi pasien mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari keadaan
umum, tanda vital yang masih dalam batas normal setelah pemberian tindakan
keperawatan. Adapun hasil dari implementasi yaitu perfusi jaringan teratasi dan
pertukaran gas serta ventilasi adekuat, tumbuh kembang teratasi, dan integritas kulit
teratasi.

Anda mungkin juga menyukai