1. Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua partikel alfa Diteruskan
2. Jika lempeng emas tersebut dianggap sebagai satu lapisanatom-atom emas, maka
d idalam atom emas terdapat partikel yang sangat kecil yang bermuatan positif.
3. Partikel tersebut merupakan partikelyang menyusun suatu inti atom, berdasarkan
fakta bahwa 1 dari 20.000 partikel alfa akan dibelokkan. Bila perbandingan 1:20.000
merupakan perbandingan diameter, maka didapatkan ukuran inti atom kira-kira
10.000 lebih kecil daripada ukuran atom keseluruhan.
Penjelasan Bohr tentang atom melibatkan gabungan antara teori klasik dari Rutherford dan
teori kuantum dari Planck, dan secara garis besar Bohr mengemukaan model atomnya
sebagai berikut :
1. Elektron dalam atom bergerak mengelilingi inti pada lintasan-lintasan tertentu, tidak
memancarkan energi. Lintasan-lintasan elektron itu disebut kulit atau tingkat energi
elektron.
2. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke lintasan yang lain.
3. Perpindahan elektron dari tingkat energi tinggi ke rendah disertai pemancaran energi.
Sedang perpindahan elektron dari tingkat energi rendah ke tinggi disertai penyerapan
energi.
4. Elektron yang bergerak pada lintasannya berada pada keadaan stasioner, artinya
elektron tidak memancarkan atau menyerap energi.
Menurut model atom bohr, elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasanlintasan
tertentu yang disebut kulit elektron atau tingkat energi. Tingkat energi paling rendah adalah
kulit elektron yang terletak paling dalam, semakin keluar semakin besar nomor kulitnya dan
semakin tinggi tingkat energinya.
B. Inti Atom
Pengertian Inti Atom
Inti Atom adalah unsur dalam suatu atom yang didalamnya terdapat
neutron yang tidak bermuatan dan proton yang bermuatan positif.
Konsep adanya inti atom pertama kali dinyatakan oleh Rutherford dari hasil
serangkaian eksperimennya untuk menguji model atom yang dikemukakan oleh Thomson
dengan percobaan yang terkenal dengan nama hamburan Rutherford. Dari eksperimen ini
Rutherford menyimpulkan bahwa massa seluruh atom terkumpul pada suatu titik yang
disebut inti atom yang bermuatan positif. Muatan positif yang terdapat pada inti atom sama
dengan jumlah muatan elektron yang bergerak mengelilingi inti. Partikel yang bermuatan
positif dalam inti atom disebut proton. Kemudian ditemukannya neutron oleh James
Chadwich yang juga merupakan partikel yang ada dalam inti atom tetapi tidak bermuatan
(netral).
Istilah atom berasal dari Bahasa Yunani (ἄτομος/átomos), yang berarti tidak dapat
dipotong ataupun sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Konsep ini pertama kali diajukan
oleh para filsuf India dan Yunani. Selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, para
fisikawan berhasil menemukan struktur dan komponen-komponen subatom di dalam atom,
hal ini membuktikan bahwa ‘atom’ tidaklah tak dapat dibagi-bagi lagi.
Δm = ( Zmp + (A – Z) mn ) – mint i
dengan :
Δm = defek massa
mp = massa proton
mn = massa neutron
Z = jumlah proton dalam inti atom
(A – Z) = jumlah neutron pada inti atom
Menurut hasil pengukuran yang teliti jika massa 1 sma berubah menjadi energi
setara dengan energi sebesar 931 MeV (Mega elektron volt) atau 1 sma = 931 MeV,
sehingga besarnya energi ikat inti dapat dinyatakan :
ΔE = Δm * 931 MeV
dengan :
Δm = defek massa
ΔE = energi ikat inti
Neutron N 0 1 1,00867
Elektron e -1 0 0,000549
Sifat atom
1. Isoton : Atom-atom unsur tertentu ( Z sama) dengan nomor massa berbeda.
2. Isoton: kelompok nuklida dengan jumlah netron sama tetapi Z berbeda.
3. Isobar: kelompok nuklida dengan A sama tetapi Z berbeda.
Kestabilan inti : Kestabilan inti tidak dapat diramalkan dengan suatu aturan. Namun, ada
beberapa petunjuk empiris yang dapat digunakan untuk mengenal inti yang stabil dan yang
bersifat radioaktif/tidak stabil, yaitu:
Semua inti yang mempunyai proton 84 atau lebih tidak stabil
Aturan ganjil genap, yaitu inti yang mempunyai jumlah proton genap dan jumlah
neutron genap lebih stabil daripada inti yang mempunyai jumlah proton dan neutron
ganjil
Pengaruh bilangan ini untuk stabilitas inti sama dengan banyaknya elektron untuk gas mulia
yang sangat stabil. Kestabilan inti dapat dikaitkan dengan perbandingan neutron-proton. Pita
kestabilan : Grafik antara banyaknya neutron versus banyaknya proton dalam berbagai
isotop yang disebut pita kestabilan menunjukkan inti-inti yang stabil. Inti-inti yang tidak
stabil cenderung untuk menyesuaikan perbandingan neutron terhadap proton, agar sama
dengan perbandingan pada pita kestabilan. Kebanyakan unsur radioaktif terletak di luar
pita ini.
Di atas pita kestabilan, Z <>
Untuk mencapai kestabilan :
inti memancarkan (emisi) neutron atau memancarkan partikel beta Di atas pita kestabilan
dengan Z > 83, terjadi kelebihan neutron dan proton
Untuk mencapai kestabilan :
Inti memancarkan partikel alfa Di bawah pita kestabilan, Z <>
Untuk mencapai kestabilan :
Inti memancarkan positron atau menangkap electron.
Bentuk Atom
Pada tahun 1661, Robert Boyle mempublikasikan buku The Sceptical Chymist yang
berargumen bahwa materi-materi di dunia ini terdiri dari berbagai
kombinasi "corpuscules"ataupun atom-atom yang berbeda. Hal ini berbeda dengan
pandangan klasik bahwa materi terdiri dari unsur udara, tanah, api, dan air.Pada tahun 1789,
istilah element (unsur) didefinisikan oleh seorang bangsawan dan peneliti Perancis, Antoine
Lavoisier, sebagai bahan dasar yang tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi dengan
menggunakan metode-metode kimia.
Pada tahun 1803, John Dalton menggunakan konsep atom untuk menjelaskan mengapa
unsur-unsur selalu bereaksi dalam perbandingan yang bulat dan tetap dan mengapa gas-gas
tertentu lebih larut dalam air dibandingkan dengan gas-gas lainnya. Ia mengajukan bahwa
setiap unsur mengandung atom-atom tunggal unik yang dapat kemudian lebih jauh
bergabung menjadi senyawa-senyawa kimia. Sedangkan bentuk inti atom ada yang
berbentuk bulat dan cakram. Didalam inti atom berkerja gaya Coulomb dan momen
kuodrupol. Jika momen kuodrupol = 0 maka bentuknya bulat jika > 0 maka bentuknya akan
lonjong atau cakram.
C. Radioaktivitas
Pengertian Radioaktivitas
Inti Radioaktif adalah unsur inti atom yg mempunyai sifat memancarkan salah satu
partikel alfa, beta atau gamma.Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom yang tak-stabil
untuk memancarkan radiasi dan berubah menjadi inti stabil. Proses perubahan ini disebut
peluruhan dan inti atom yang takstabil disebut radionuklida. Materi yang mengandung
radionuklida disebut zat radioaktif. Peluruhan ialah perubahan inti atom yang tak-stabil
menjadi inti atom yang lain, atau berubahnya suatu unsur radioaktif menjadi unsur yang lain.
Peluruhan radioaktif adalah kumpulan beragam proses di mana sebuah inti atom yang tidak
stabil memancarkan partikel subatomik (partikel radiasi). Peluruhan terjadi pada sebuah
nukleus induk dan menghasilkan sebuah nukleus anak. Ini adalah sebuah proses acak
sehingga sulit untuk memprediksi peluruhan sebuah atom.
Sejarah Penemuan Radioaktif
Pada tahun 1895 Williem K. Rontgen menemukan sinar-X dengan jalan
menembakkan sinar katoda pada pelat aluminium. Para ilmuwan menyadari bahwa
ada beberapa unsur yang dapat memancarkan sinar tertentu, walaupun pada saat itu
belum memahami tentang sifat sinar tersebut, mengapa unsur tersebut memancarkan
sinar?
Pada tahun 1896, Henry Becquerel mengamati garam uranium yang dapat
memancarkan radiasi. Radiasi yang dipancarkan ini dapat menghitamkan pelat film
meskipun film tersebut ditutup rapat dengan kertas hitam. Henry Becquerel
mengatakan bahwa garam uranium memancarkan sinar secara spontan. Unsur yang
memancarkan sinar secara spontan disebut unsur radioaktif dan sinar yang
dipancarkan ini disebut sinar radioaktif.
Kemudian pada tahun 1898 suami istri Piere Curie dan Marie Curie dapat
menemukan unsur polonium (Po) dan radium (Ra) yang juga bersifat radioaktif.
Pada tahun 1903 Ernest Rutherford menemukan sinar yang bermuatan positif
disebut sinar alfa (α), yang merupakan inti helium (He). Rutherford juga menemukan
sinar bermuatan negatif yang disebut sinar beta (β).
Pada waktu itu pula Paul Ulrich Villard menemukan sinar yang tidak bermuatan
disebut sinar gamma (γ). Sinar ini merupakan gelombang elektromagnetik dengan
panjang gelombang sangat pendek.
Pada tahun 1905 Einstein mengemukakan adanya hubungan masa dengan energi
dalam rumus :
E = mc2
Dimana
E = energi (erg)
c = kecepatan cahaya (3 x 1010cm/detik)
m= massa (gram)
Dari rumus di atas, 1 gram materi dapat dihasilkan energi sebesar 9. 1020 erg natau setara
dengan ledakan 20.000 ton TNT. Pada saat ini sudah banyak ilmuwan yang memikirkan
bagaimana memanfaatkan energi yang terkandung dalam atom untuk meningkatkan
kesejahteraan umat manusia, serta bagaimana mengatasi dampak negatif dari pemanfaatan
energi tersebut.
Meskipun tidak dapat dilihat dengan mata namun secara umum sinar radioaktif memiliki
sifat-sifat:
menghitamkan pelat film,
dapat mengionkan gas yang dilewati,
memiliki daya tembus yang besar, serta
menyebabkan benda-benda berlapis ZnS dapat berpendar (mengalami fluoresensi).
Sinar yang dipancarkan unsur radioaktif ada tiga macam, yaitu sinar alfa (α), sinar beta (β),
dan sinar gamma (γ).
Perbedaan ketiga jenis sinar tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Sinar alfa ( α ) Sinar beta (β) Sinar gamma ( γ )
Dengan jenis muatan yang dimilikinya, bila sinar radioaktif dilewatkan dalam medan magnet
maka akan terurai sebagai berikut.
a. Sinar alfa (α): akan tertarik ke medan magnet negatif.
b. Sinar beta (β): tertarik ke medan magnet positif.
c. Sinar gamma (γ): tidak dibelokkan oleh medan magnet
Peluruhan Radioaktif
Kestabilan inti
Inti atom terdiri atas netron dan proton. Proton bermuatan positif, sedangkan netron
tidak bermuatan (netral). Netron dalam inti berfungsi menjaga gaya tolak-menolak
antarproton. Oleh karena itu kestabilan inti ditentukan oleh perbandingan banyaknya proton
dengan netron. Jika digambarkan grafik nomor atom (jumlah proton) terhadap jumlah netron
pada inti yang stabil (tidak radioaktif), akan diperoleh suatu grafik berupa pita yang
dinamakan pita kestabilan inti (stability band).
Disintegrasi inti adalah peristiwa berubahnya inti atom mejadi inti atom lain yag
berlangsung dengan sendirinya. Inti-inti yang tidak stabil akan meluruh
(bertransformasi) menuju konfigurasi yang baru yang mantap (stabil). Dalam proses
peluruhan akan terpancar sinar alfa, sinar beta, atau sinar gamma dan energi peluruhan. Jika
inti radioaktif meluruh, akan menjadi inti baru yang beda sifat kimianya.
Unsur radioaktif secara spontan memancarkan radiasi, yang berupa partikel atau
gelombang elektromagnet (non partikel).
Ernest Rutherford menemukan bahwa partikel α adalah atom-atom helium tanpa elektron
dan partikel α atau β keluar dari atom, jenis atom berubah. Perubahan demikian dapat
menyebabkan radiasi γ.
Peluruhan alfa menyebabkan nomor atom berkurang dua dan nomor massa berkurang
empat, dan karena itu sebuah inti baru akan terbentuk. Adapun pada peluruhan beta akan
menambah atau mengurangi nomor atom sebesar satu (nomor massa tetap sama).
Contoh :
→ ℎ+
→ ℎ+
Contoh :
→ +
→ +
Peluruhan Sinar Gamma
Suatu inti atom yang berada dalam keadaan tereksitasi dapat kembali ke keadaan dasar
(ground state) yang lebih stabil dengan memancarkan sinar gamma. Peristiwa ini dinamakan
peluruhan sinar gamma. Atom yang tereksitasi biasanya terjadi pada atom yang
memancarkan sinar alfa maupun sinar beta, karena pemancaran sinar gamma biasanya
menyertai pemancaran sinar alfa dan sinar beta. Peluruhan gamma hanya mengurangi energi
saja, tetapi tidak mengubah susunan inti.
∗→ +X+γ
Besaran Radioaktif
Waktu paruh
Waktu yang diperlukan agar banyaknya radionuklida (inti) yang belum berdisintegrasi
tinggal setengah dari semula. Radiasi radionuklida mempunyai sifat yang khas (unik) untuk
masing-masing inti. Peristiwa pemancaran radiasi suatu radionuklida sulit untuk ditentukan,
tetapi untuk sekumpulan inti yang sama, keboleh jadian peluruhannya dapat diperkirakan.
Waktu paruh bersifat khas terhadap setiap jenis inti.
Aktivitas Radioaktif
Aktivitas radioaktif adalah banyaknya inti yang berdisintegrasi dalam waktu 1 detik.
Semakin besar aktivitasnya, semakin banyak inti atom yang berdisintegrasi perdetik.
(Aktivitas tidak bersangkut paut dengan jenis peluruhan atau radiasi yang dipancarkan oleh
cuplikan, atau dengan energi radiasi yang dipancarkan. Aktivitas haya ditentukan oleh
jumlah peluruhan perdetik).
Radiasi dapat mengganggu fungsi normal tubuh manusia, dari taraf yang paling ringan
hingga fatal. Derajat taraf ini tergantung pada beberapa faktor:
1. Jenis radiasi
Radiasi eksterna: merupakan radiasi yang berasal dari luar tubuh manusia yang dapat
memberikan radiasi total pada tubuh atau partial/sebagian. Radiasi dari sumber alpha
dan beta yang berkekuatan kurang dari 65 KeV, tidak cukup kuat untuk menembus
kulit manusia, sehingga tidak berbahaya. Radiasi dari sumber sinar-X dan gamma
serta neutron lain yang lebih besar dari 65 KeV, cukup kuat untuk menembus kulit
manusia sehingga cukup berbahaya.
Radiasi interna, adalah masuknya radionuklida pada tubuh manusia melalui saluran
pernapasan, saluran pencernaan, dan luka pada kulit.
2. Lamanya penyinaran.
3. Jarak sumber dengan tubuh.
4. Ada tidaknya penghalang antara sumber dengan tubuh.
2. Efek somatik
Bila organisme (seperti manusia) yang terkena radiasi mengalami kerusakan biologi sebagai
akibat penyinaran, efek penyinaran tersebut diklasifikasikan sebagai efek somatik. Efek ini
tergantung pada lamanya terkena radiasi sampai pertama timbulnya gejala kerusakan radiasi.
Selanjutnya diklasifikasikan sebagai efek somatik jangka pendek atau jangka panjang.
Efek somatik jangka pendek
Efek ini timbul dalam waktu beberapa menit, jam, atau minggu sejak penyinaran radiasi.
Efek dari dosis yang tinggi terlihat dengan gejala: mual, lemas, eritema (kemerahan
abnormal di kulit), epilasi (rontoknya rambut), gangguan darah, gangguan entistimal, demam
dan terkelupasnya lapisan luar kulit, berkurangnya jumlah sperma pada pria, kemandulan
tetap atau sementara dari wanita dan pria, serta kerusakan sistem syaraf pusat (pada dosis
radiasi yang sangat tinggi).
Beberapa efek somatik jangka pendek:
a. Sindrom radiasi akut
Sindrom radiasi akut terjadi setelah seluruh tubuh manusia menerima dosis radiasi ionisasi
yang besar dalam waktu singkat. Sindrom radiasi akut ini termanifestasi dalam 4 tahap:
Tahap prodromal: terjadi beberapa jam setelah penyinaran, dengan ciri-ciri mual,
muntah, diare, dan lemas.
Tahap laten: gejala seperti tahap prodromal, sudah tidak terlihat dalam satu minggu.
Tahap manifes: gejala ini terlihat pada akhir minggu pertama atau setelah tahap laten.
Beberapa gejalanya antara lain bingung, epilasi, haus, diare yang parah, demam,
infeksi, perdarahan, dan gangguan kardiovaskular.
Tahap kesembuhan atau kematian: setelah mengalami ketiga tahap tersebut,
kemungkinan yang akan terjadi adalah kesembuhan atau kematian. Kematian terjadi
apabila seluruh tubuh menerima penyinaran dosis subtotal sebesar 2-3 Gray (200-300
rad), sedang kesembuahan terjadi dalam waktu 3 bulan.
c. Sindrom gastrointestinal
Pada manusia, sindrom gastrointestinal timbul pada dosis 1 Gray (100 rad), dengan
gejala-gejala mual yang parah, muntah, diare, hilangnya nafsu makan, perdarahan pada
saluran GI, infeksi, lemas, demam, anemia, ketidakseimbangan elektrolit, dan hilangnya
cairan tubuh yang kemudian berakibat fatal, yaitu meninggal. Kejadian tersebut terjadi dalam
waktu 3--5 hari setelah penyinaran.
B. Inti Atom
Defek Massa
Selisih antara massa nukleon dan massa inti disebut defek massa. Inti atom
tersusun oleh proton danneutron, sedangkan jumlah massa proton dan massa
neutron (massa nukleon) selalu memiliki massa inti lebih kecil daripada massa
nukleon.
Secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:
Keterangan:
Δm = defek massa
mp = massa proton
mn = massa neutron
minti = massa inti atom
Dengan:
Defek inti atom dapat disetarakan dengan satuan energi dalam eV (elektron volt) yakni 1
sma = 931 MeV
(mega elektron volt).
Persamaan inti atom
Keterangan:
Eikat = energi ikat inti atom
c = 3 x 108 m/s
Energi ikat rata-rata tiap nukleon/inti atom dapat dirumuskan dalam persamaan
berikut:
Enukleon =
Keterangan:
Enukleon = energi ikat rata-rata tiap nukleon/inti atom
A = jumlah nukleon (proton dan elektron)
C. Radioaktivitas
Pengertian Radioaktivitas
Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom yang tak-stabil untuk memancarkan radiasi dan
berubah menjadi inti stabil. Proses perubahan ini disebut peluruhan dan inti atom yang takstabil
disebut radionuklida. Materi yang mengandung radionuklida disebut zat radioaktif
Sejarah Penemuan Radioaktif
a. Pada tahun 1895 Williem K. Rontgen menemukan sinar-X dengan jalan menembakkan
sinar katoda pada pelat aluminium
b. Pada tahun 1896, Henry Becquerel mengamati garam uranium yang dapat memancarkan
radiasi. Radiasi yang dipancarkan ini dapat menghitamkan pelat film meskipun film tersebut
ditutup rapat dengan kertas hitam
c. pada tahun 1898 suami istri Piere Curie dan Marie Curie dapat menemukan unsur polonium
(Po) dan radium (Ra) yang juga bersifat radioaktif.
d. Pada tahun 1903 Ernest Rutherford menemukan sinar yang bermuatan positif disebut sinar
alfa (α), yang merupakan inti helium (He). Rutherford juga menemukan sinar bermuatan
negatif yang disebut sinar beta (β).
−4
X→ −2
Y + 42He + E
b. Peluruhan Beta
Peluruhan sinar beta bertujuan agar perbandingan antara proton dan neutron di
dalam inti atom menjadi seimbang sehingga inti atom tetap stabil.
→ + X = Inti Induk
→ + Y = Inti Anak
3. Peluruhan Gamma
Untuk peluruhan Gamma rumusnya menjadi :
X → Y +00γ + E
Besaran Radioaktif
Waktu paruh
Aktivitas Radioaktif
Aktivitas radioaktif adalah banyaknya inti yang berdisintegrasi dalam waktu 1
detik.
Radiasi dapat mengganggu fungsi normal tubuh manusia, dari taraf yang paling
ringan hingga fatal. Derajat taraf ini tergantung pada beberapa faktor:
1. Jenis radiasi
2. Lamanya penyinaran.
3. Jarak sumber dengan tubuh.
4. Ada tidaknya penghalang antara sumber dengan tubuh.
https://file.upi.eedu/direkori/fpmipa/jur_pend_fisika/195708071982112nwiendartun/2_radioaktif.pdf
www.ebook.sman1slosch.id/Kimia/KIMIA%XII%20PS/PDF/BAB%204%RADIOAKTIF.pdf
https://atophysics.files.wordpress.com/2008/11/materi-26.pdf\