Anda di halaman 1dari 6

I.

No Percobaan : VII
II. Judul Percobaan : Senyawa Kompleks Kromium
III. Tujuan Percobaan : Mengenai berbagai reaksi pembentukan senyawa
kompleks kromium (III) dan beberapa reaksi karakteristik senyawa
kromium
IV. Dasar Teori

Kromium merupakan unsur yang berwarna perak atau abu-abu baja,


berkilau, dan keras. Kromium tidak ditemukan sebagai logam bebas di alam.
Kromium berhasil diisolasi oleh seorang ilmuwan Prancis, L.N Vauquelin pada
tahun 1778. Pada tahun 1797 L.N Vauquelin menemukan oksida unsur baru
dalam suatu mineral dari Siberia yaitu krokoit (crocoite) yang kemudian dikenal
sebagai PbCrO4. Kromium di alam berada dalam bentuk senyawa : kromik
sulfat, kromik oksida, kromik klorida, kromik trivalent, kalsium kromat, timbale
kromat, kalium dikromat, natrium dikromat, seng kromat.

Kromium banyak dijumpai di lingkungan baik di udara, air, tanah,


tumbuhan dan hewan. Sumber kromium yang baik di antaranya adalah daging,
biji-bijian (misalnya gandum), rempah-rempah di alam kromium atau krom
merupakan dalah satu logam golongan transisi paling banyak ditemukan dialam
dalam bentuk bijih besi terutama kromit(Fe(CrO2)2) dan bewarna kecoklatan.
Kromium merupakan bijih yang paling murah dan di Indonesia diemukan di
Sulawesi Tengah. Selain itu kromim juga ditemukan di Zimbabwe, Rusia,
Selandia Baru, Turki, Iran, Albania, Finlandia, Republik Demokrasi
Madagaskar, dan Filipina. Ketika krom berada dalam bentuk oksida yaitu antara
Cr(II) hingga Cr(VI) krom menjadi elemen yang berbahaya di pemukaan bumi.

Pada umumnya krom yang bervalensi tiga paling sering dijumpai di


alam, selain itu krom bervalensi tiga memiliki sifat racun yang rendah
dibandingkan dengan krom valensi enam. Krom valensi enam merupakan salah
satu material organik pengoksidasi yang tinggi. Pada daerah perairan, krom
berada pada bilangan oksidasi +2, +3, dan +6, dan tingkat ksidasi yang paling
dominan adalah +6. Ketika krom berada pada tingkat oksiadasi +2 maka krom

Pendidikan Kimia UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 1


bersifat tidak stabil selain itu jumlahnya pun sedikit. Semua senyawa kromium
dapat dikatakan beracun.

Kromium memiliki beberapa istop. Diantara isotop-isotop kromium, ada


beberapa isotop kromium yang digunakan untuk aplikasi medis, seperti Cr-51
yang digunakan untuk mengukur volume darah dan kelangsungan hidup sel
darah merah.

Di alam kromium tidak ditemukan sebagai logam bebas. Selain


ditemukan dalam bijih kromit, kromium juga dapat ditemukan dalam PbCrO4,
yang merupakan mineral kromium dan banyak ditemukan di Rusia, Brazil,
Amerika Serikat, dan Tasmania. Selain itu, kromium juga dapat ditemukan di
matahari, meteorit, kerak batu dan air laut.

Kromium juda dapat di hasilkan dari proses isolasi dilabolatorium,


karena kromium begitu mudah tersedia secara komersial. Seperti telah
disebutkan sebelumnya, bahwa sumber yang paling berguna dari komersial
kromium adalah bijih kromit, FeCr2O4. Oksidasi bijih ini melalui udara
dalam cairan alkali memberikan natrium kromat, Na2CrO4 di mana
kromium dalam oksidasi 6 negara. Ini dikonversi menjadi Cr (III) oksida, Cr2O3
dengan ekstraksi ke dalam air, curah, hujan, dan reduksi dengan karbon. Oksida
kemudian dikurangi lagi dengan aluminium atau silikon untuk membentuk
logam kromium. Isolasi jenis lain yang dapat digunakan untuk menghasilkan
krom adalah dengan proses elektroplating. Ini melibatkan pembubaran
Cr2O3 dalam asam sulfat untuk memberikan suatu elektrolit yang digunakan
untuk elektroplating krom.

V. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan : gelas ukur (10 ml), pemanas, saring, kertas pH,
tabung reaksi, gelas kimia (100 ml), kertas
Bahan yang digunakan : larutan kalium kromat (0.1 M), larutan kalium
dikromat (0.1 M), logam zink, NaOH, HCl, HNO3, dietil eter

Pendidikan Kimia UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 2


VI. Cara Kerja
1. Sediakan larutan 0.1 M kalium kromat dan kalium dikromat, catat warna
masing-masing serta tulis formula dan stereokimiawi anionnya.
2. Kedalam 3 ml larutan 0.1 M kalium kromat tambahkan 3 ml larutan
encer HNO3 0.2 M . amati perubahan yang terjadi, kemudian tambahkan
larutan larutan encer natrium hidroksida sedikit demi sedikit hingga
berlebihan. Amati dan catat serta jelaskan segala perubahan yang terjadi.
3. Kedalam 3 ml larutan kalium kromat tambahkan beberapa tetes larutan
encer HNO3 , 4 ml dietil eter dan 1 ml larutan hidrogen peroksida; kocok
campuran tersebut dan amati serta jelaskan perubahan-perubahan yang
terjadi.
4. Kedalam 3 ml larutan 0.1 M kalium kromat tambahkan batu didih,
logam zink (sedikit berlebih) dan asam klorida dan campuran dibiarkan
kena udara terbuka. Kemudian bandingkan warna larutan dalam tabung
baru ini dengan larutan yang masih tertinggal dan yang masih
bersinggungan dengan logam zink. Jelaskan kation-kation kompleks
kromium yang terjadi.
VII. Hasil Pengamatan
1. Kalium Kromat : K2CrO4 (kuning)
Kalium Dikromat : K2CrO7 (orange)
2. 3 ml K2CrO4 0.1 M (kuning) + 3ml HNO3 0.2M (bening) lar orange
Larutan orange + 3 tetes NaOH 0.1M larutan berwarna kuning
3. 3ml K2CrO4 0.1M (kuning) +3 tetes HNO3 0.1M (bening) +
4 ml dietileter (kuning) lar kuning + hidrogen peroksida (bening)
Kuning kecoklatan (didiamkan ) coklat tua (ada gelembung gas)
+ gelembung hilang kuning kecoklatan
4. 3ml 3ml K2CrO4 0.1M (kuning) + batu didih + logam zink
+ 5 tetes HCl kuning kecoklatan (ada gelembung gas)
Larutan dibagi 2 :
1. Lebih pekat
2. Kuning kecoklatan

Pendidikan Kimia UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 3


VIII. Pembahasan

Pada percobaan kali ini mengenai berbagai reaksi senyawa kompleks


kromium III dan beberapa reaksi karakteristik senyawa kromium. Dari
percobaan tersebut diketahui larutan kalium kromat berwarna kuning dan
mempunyai formula anionik K2CrO4, sedangkan kalium dikromat berwarna
orange dan mempunyai formula ionik K2CrO7 dengan masing-masing
mempunyai stereokimiawi tetrahedron dan dua tetrahedron yang bersekutu pada
salah satu titik sudutnya

Untuk larutan kalium kromat yang ditambakan HNO3 dan NaOH. Pada
penambahan HNO3 tidak terjadi reaksi sedangkan Reaksi kromium dengan
oksida dapat membentuk beberapa senyawa, diantaranya: Kromium dioksida,
CrO2 yang ditandai dengan perubahan warna.

Logam kromium larut dalam asam klorida encer membentuk larutan


Cr(II) serta gas hidrogen, H2. Dalam keadaan tertentu, Cr(II) hadir sebagai
2+
ion kompleks [Cr(OH2)6] . Hasil yang sama terlihat untuk asam sulfat, tetapi
kromium murni tahan terhadap serangan. Logam kromium tidak bereaksi dengan
asam nitrat, HNO3. Contoh reaksi kromium dengan asam klorida.

kalium kromat ditambahkan batu didih, logam zink (sedikit berlebih) dan
asam klorida dan campuran dibiarkan kena udara terbuka. Kemudian
dibandingkan warna larutan dalam tabung baru ini dengan larutan yang masih
tertinggal dan yang masih bersinggungan dengan logam zink. Pada saat terkena
udara terbuka larutan berwarna kuning kecoklatan (ada gelembung gas).
Sedangkan larutan yang masih bersinggungan dengan logam zing Lebih pekat
dibandingkan yang tidak ada logam zingnya. Kromium (IV) dapat direduksi oleh
campuran zinkdan asam klorida menjadi kromium(II) yang mudah teroksidasi
oleh udara terbuka menjadi kromium (III).

Pendidikan Kimia UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 4


IX. Kesimpulan
Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa :
1. Kalium kromat (K2CrO4) berwarna kuning sedangkan kalium dikromat
(K2CrO7) berwarna orange.
2. Kromium hanya Larut dalam asam-asam mineral (HCl, H2SO4)
3. Kromium (IV) dapat direduksi oleh campuran zink dan asam klorida
menjadi kromium(II) yang mudah teroksidasi oleh udara terbuka menjadi
kromium (III).

Pendidikan Kimia UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 5


Daftar pustaka

Dianiswari.2011.kromium.(online).http://www.academia.edu/7217211/materi_k
romium_kelompok_5.Diakses pada 20 april 2015

Gulo fakhili, Desi.2007.Panduan Kimia Anorganik 2. Indralaya: FKIP MIPA


Universitas Sriwijaya.

Pendidikan Kimia UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 6

Anda mungkin juga menyukai