Anda di halaman 1dari 12

Mata Kuliah

MANAJEMEN BIAYA

Materi:
PRODUKTIVITAS, EFEKTIVITAS PEMASARAN DAN
ANALISIS PROFITABILITAS STRATEGIS

Fakultas/Jurusan
EKONOMI / AKUNTANSI

TATAP MUKA KE: 9

Penyusun:
H. SABARUDIN MUSLIM

UNIVERSITAS MERCU BUANA


JAKARTA 2009

1
MANAJEMEN BIAYA
PRODUKTIVITAS, EFEKTIVITAS PEMASARAN DAN
ANALISIS PROFITABILITAS STRATEGIS

Pokok Bahasan

1. MENGELOLA PRODUKTIVITAS
2. PRODUKTIVITAS DALAM LINGKUNGAN BARU
3. MENGELOLA EKSPANSI PASAR.

2
Pertemuan 9
PRODUKTIVITAS, EFEKTIVITAS PEMASARAN DAN
ANALISIS PROFITABILITAS STRATEGIS

1. MENGELOLA PRODUKTIVITAS.
Keinginan untuk berproduksi lebih banyak dengan pengorbanan yang lebih sedikit
merupakan cerita dibalik kemajuan. Abad lalu merupakan saat dimana perusahaan
negara-negara industri telah meningkatkan produktivitasnya hingga lebih dari 45 kali
lipat. Dampaknya adalahrata-rata jam kerja pertahun untuk setiap pekerja di Amerika
Serikattelah menurun dari 3.000 jam lebih menjadi sekitar 1.800 jam, sementara output
per-pekerja meningkat beberapa kali. Seperti yang telah dikemukakan oleh Peter
Drucker, ledakan produktivitas juga menghasilkan perluasan dalam bidang pendidikan
dan kesehatan hingga 10 kali lipat. Produktivitas kemudian menjadi kekayaan bangsa-
bangsa.
Perbaikan produktivitas terjadi ketika perusahaan menggunakan lebih sedikit tenaga
kerja, bahan baku, mesin atau sumberdaya lainnya yang digunakan untuk memproduksi
dan menjual produk yang sama atau lebih baik. Perusahaan dengan produktivitas lebih
tinggi daripada pesaingnya akan menikmati keunggulan kompetitif, memperoleh imbal
hasil diatas rata-rata dan memiliki keberhasilan jangka panjang. Berproduksi lebih
banyak dengan sumberdaya lebih sedikit merupakan faktor penentu keberhasilan
strategis yang tanpa memperhatikan strategi kompetitif yang dipilih, diupayakan untuk
dapata dicapai oleh semua perusahaan dan organisasi.
Perusahaan dapat memilih untuk bersaing dalam keunggulan biaya atau difrensiasi
produk. Yang memilih bersaing dalam keunggulan biaya dapat berhasil bila dapat
melakukan semua pekerjaan dengan sumberdaya yang lebih sedikit dibandingkan
pesaingnya. Sedangkan perusahaan yang bersaing dengan strategi difrensiasi produk
dapat meningkatkan margin laba dan posisi bersaingnya dengan cara menggunakan
sumberdaya yang sama atau lebih sedikit dibanding pesaingnya dalam menjalankan
operasi perusahaan. Pemerintah dan organisasi nirlaba seringkali meminta karyawan
mereka untuk melakukan hal lebih banyak dengan sumberdaya lebih sedikit. Ekonom
dan analis keuangan seringkali menggunakan jumlah output yang diproduksi per-unit
input sumber daya sebagai ukuran daya saing suatu perusahaan atau negara. Hampir
disetiap bidang kemampuan untuk melakukan lebih banyak dengan sumber daya lebih
sedikit merupakan suatu hal yang sangat penting.

3
PENGERTIAN PRODUKTIVITAS
Produktivitas adalah rasio output terhadap input. Atau dapat rumuskan sbb:
Output
Produktivitas=
Input
Perussahaan yang menghabiskan waktu lima hari untuk memproduksi 100 unit
mempunyai produktivitas sebesar 20 unit perhari. Pekerja sosial yang memproses 75
kasus dalam jangka waktu empat minggu mempunyai produktivitas sebesar 3,75 kasus
perhari. Perusahaan yang menggunakan 24,5 pon bahan baku untuk setiap satu unit
yang diproduksi lebih produktif dibandingkan perusahaan lain yang menggunakan 25
pon per bahan baku yang sama untuk memproduksi satu unit produk yang sama. Untuk
memperbaiki produktivitas, perusahaan harus mengetahui tingkat produktivitas
operasinya.

MENGUKUR PRODUKTIVITAS.
Produktivitas dapat diukur dari:
1. Produktivitas operasional
2. Produktivitas finansial
Ukuran produktivitas bisa berupaukuran produktivitas operasional ataupun finansial.
Produktivitas operasional adalah rasio unit output terhadap unit input. Baik pembilang
maupun penyebutnya merupakan ukuran fisik (dalam rupiah). Produktivitas finansial
juga merupakan rasio output terhadap input, tetapi angka pembilang atau penyebutnya
dalam satuan mata uang (rupiah). Misalnya jumlah meja yang dibuat dari selembar
kayu lapis merupakan produktivitas finansial. Jumlah penjualan per-rupiah biaya kayu
lapis juga merupakan produktivitas finansial.
Ukuran produktivitas bisa mencakup seluruh faktor produksi atau fokus pada
satu faktor atau sebagian faktor produksi yang digunakan perusahaan dalam produksi.
Ukuran produktivitas yang memusatkan perhatian pada hubungan antara satu atau
sebagian faktor input dan output yang dicapai disebut dengan ukuran produktivitas
parsial.
Berikut adalah contoh-contoh produktivitas parsial:
-Hasil bahan baku langsung (output/unit bahan baku)
-Produktivitas tenaga kerja, seperti output perjam kerja atau output perpekerja.
-Produktivitas proses seperti output perjam mesin atau output per kwh

4
Berikut Gambaran Produktivitas

Prod
Finansial
Parsial
Produktivitas Parsial

Produktivitas Prod
Operasional
Parsial
Produltivitas Total

Ukuran produktivitas yang memasukkan seluruh sumberdaya input yang


digunakan dalam produksi disebut sebagai produktivitas total (total productivity). Jumlah
meja yang diproduksi per-rupiah biaya produksi merupakan ukuran produktivitas total
karena penyebutnya, yaitu biaya produksi mencakup semua biaya produksi yang
dikeluarkan untuk membuat meja.
Berikut data produksi EPT Co:
EPT Co
Biaya Operasi utk Prod B
(Dalam jutaan Rupiah)
2006 2007
Jumlah unit 4.000 4.800
Total Penjualan 2.000 2.400
Bahan Baku 600 800
Tenaga Jerja 160 200
Overhead 300 300
Laba 940 1.100

Biaya produksi terdiri atas total biaya overhead pabrik tetap dan beban operasi
lainnya sebesar 300.000 pertahun serta biaya produksi variabel yang teridiri atas
campuran logam (bahan langsung) dan jam tenaga kerja langsung.
Perusahaan memperoleh laba operasi sebesar 1.100.000.000 pada tahun 2007
mengalami peningkatan sebesar 17% dari laba tahun 2006 yang sebesar 940.000.000.

5
tanpa mempelajari data operasi secara lebih rinci, manajemen mungkin cukup puas
dengan perbaikan hasil operasi tersebut. Tetapi peningkatan laba operasi tersebut
tidaklah menguntungkan jika dibandingkan peningkatan total penjualan. Total penjualan
pada tahun 2007 adalah 120% dari total 2006. dengan biaya overhead pabrik tetap dan
beban operasi lainnya yang tidak berubah, yaitu sebesar 300.000.000 pertahun, bahkan
ketika total penjualan meningkat pada tahun 2007, peningkatan laba operasi seharusnya
lebih tinggi dari 20% peningkatan total penjualan. Peningkatan laba operasi yang lebih
rendah merupakan akibat dari peningkatan biaya variabele perusahaan, yaitu bahan
baku dan tenaga kerja langsung yang lebih tinggi dari peningkatan yang proporsional.
Total biaya variabel naik sebesar 32%((1.000 -760)/760) sementara total penjualan
hanya naik 20%.

PRODUKTIVITAS PARSIAL
Produktivitas parsial mengukur hubungan antara output dengan satu atau
sebagian sumber daya inout yang dibutuhkan untuk memproduksi output.

Produktivitas Parsial =

Jumlah unit atau nilai output yang diproduksi


Jumlah unit atau biaya dari satu atau sebagian sumberdaya input

Penyebutnya adalah jumlah atau biaya faktor produksi, seperti bahan baku
langsung, jam tenaga kerja langsung, atau sumberdaya input tertentu; pembilangnya
adalah jumlah unit atau nilai barang/jasa yang diproduksi.
Sebagai contoh, produktivitas parsial bahan baku langsung untuk jenis B diatas
pada tahun 2006 adalah 0,16 yang dihitung sbb:

4.000
Produktivitas Parsial bhn baku lgs 2006 = = 0,16
25.000

1. Produktivitas Operasional Parsial.


Produktivitas operasional parsial merupakan rasio knversi input atau sumber
daya input tertentu dengan output yang dihasilkan. Pembilang, yaitu output, merupakan
jumlah unit yang diproduksi; sementara penyebutnya adalah jumlah unit sumberdaya
input yang digunakan. Pada gambar berikut menunjukkan produktivitas operasional

6
parsial EPT Co tahun 2006 dan 2007. Produktivitas parsial bahan baku langsung
sebesar 0,16 pada tahun 2006 menunjukkan bahwa perusahaan memproduksi 0,16 unit
output untuk setiap pon bahan baku langsung yang digunakan dalam produksi.
EPT Co
Produktivitas Parsial Bahan baku dan Tenaga kerja untuk B
Produktivitas Operasional Parsial
2006 2007
Bahan Baku Langsung 4.000/25.000 = 0,16 4.800/32.000 = 0,15
Tenaga Kerja Langsung 4.000/4.000 =1,00 4.800/4.000 =1,20

Produktivitas Finansial Parsial


2007 2007
Bahan Baku Langsung 4.000/600.000 = 0,0067 4.800/800.000 = 0,006
Tenaga Kerja Langsung 4.000/160.000 =0,025 4.800/200.000 =0,024

Perusahaan sringkali menggunakan tolok ukur pembanding atau kriteria dalam


menentukan produktivitas. Diantara tolok ukur atau kriteria yang sering digunakan
adalah ukuran produktivitas perusahaan dimasa lalu, produktivitas perusahaan lain
dalam industri yang sama, standar atau rata-rata industri, atau tolok ukur yang
ditetapkan oleh manajemen puncak sebagai tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Kita
akan enggunakan tingkat produktivitas EPT Co ditahun 2006 sebagai tolok ukur dalam
menentukan produktivitas ditahun 2007.
Perbandingan produktivitas parsial selama periode tersebut menunjukkan
perubahan produktivitas sumberdaya input dari tahun dasar. EPT Co menunjukkan
bahwa produktivitas parsial bahan langsung menurun selama periode waktu tersebut.
Perusahaan memproduksi 0,16 unit B pada tahun 2006 dan hanya memproduksi 0,15
unit B untuk setiap pon bahan baku pada tahun 2007, ada penurunan produktivitas
sebesar 6,25% ((0,16-0,15)/0,16=0,0625). Meskipun demikian produktivitas parsial
tenaga kerja langsung meningkat pada tahun 2007. Perusahaan memproduksi satu unit
B perjam tenaga kerja langsung pada tahun 2006 dan 1,2 unit perjam tenaga kerja
langsung pada tahun 2007, ada peningkatan produktivitas sebesar 20% ((1,2-1)/ 1 =
0,2).
Perubahan produktivitas juga dapat diuji dengan cara menghitung jumlah
sumberdaya input yang digunakan oleh perusahaan pada tahun 2007 dengan

7
mempertahankan produktivitas parsial tahun 2006 seperti yang diperlihatkan tampilan
berikut:
EPT Co
Dampak perubahan Produktivitas Parsial Bahan baku dan TKL prod D82
(1) (2) (3) =(1 : 2) (4) (5)=(3-4)
Output Produktivitas Output 2007 Input yg Penghematan
Sumberdaya 2007 Operasional Pada digunakan atau
Input Parsial 2006 produktivitas dl thn 2007 (Kerugian) dl
2006 IInput
Bahan Baku 4.800 0,16 30.000 32.000 (2.000)
Langsung
TKL 4.800 1,00 4.800 4.000 8.000

Pada kasus ini 4.800 unit D82 yang diproduksi dan dijual pada tahun 2007 hanya
membutuhkan 30.000 pon bahan langsung (4.800/0,16). Penurunan produktivitas
parsial untuk bahan baku langsung dikarenakan tambahan pemakaian bahan baku
sebanyak 2.000 pon pada tahun 2007 (32.000 – 30.000). sama halnya perusahaan
menggunakan 4.800 jam tenaga kerja langsung pada tahun 2007 jika ingin mempunyai
produktivitas parsial tenaga kerja langsung yang sama dengan tahun 2006. perusahaan
menghemat biaya untuk 800 jam tenaga kerja langsung (4.800 – 4.000) ketika
produktivitas parsial tenaga kerja langsungnya pada tahun 2007 naik dari 1,0 menjadi
1,2.

2. Produktivitas Finansial Parsial


Pada tabel sebelumnya dilaporkan produktivitas finansial parsial dari bahan baku
dan tenaga kerja langsung. Produktivitas finansial parsial menunjukkan jumlah unit
output yang diproduksi untuk setiap rupiah sumberdaya input yang digunakan
perusahaan. Produktivitas finansial parsial untuk bahan baku langsung ditentukan
dengan cara membagi output (4.000 unit pd tahun 2006 dan 4.800 unit pada tahun
2007) dengan biaya sumber daya pada periode berjalan (biaya bahan baku langsung:
600.000 pada tahun 2006 dan 800.000 pada tahun 2007). Produktivitas finansial parsial
adalah 0,0067 untuk tahun 2006 dan 0,006 untuk tahun 2007. produktivitas finansial
parsial menurun dari memproduksi 0,0067 unit D82 ditahun 2006 menjadi 0,006 ditahun
2007 untuk setiap rupiah bahan baku langsung yang dikeluarkan, penurunan
produktivitas dari tahun 2006 ketahun 2007 sebesar 10% ((0,0067 – 0,006)/0,0067).
Produktivitas finansial parsial tenaga kerja langsung adalah 0,025 untuk tahun
2006 dan 0,024 untuk tahun 2007, penurunan produktivitas sebesar 4% ((0,025

8
-0,024)/0,025). Hasil ini bertentangan dengan produktivitas operasional parsial tenaga
kerja langsung yang dilaporkan sebelumnya (peningkatan sebesar 20%). Hasil ini
menunjukkan bahwa meskipun produktivitas tenaga kerja per-jam meningkat, biayanya
mengalami peningkatan bahwa meskipun produktivitas tenaga kerja perjam meningkat,
biayanya mengalami peningkatan karena upah per-jam lebih tinggi untuk mengganti
keuntungan yang diperoleh dari peningkatan produktivitas per-jam.
Faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan biaya produksi diantara 2 operasi
adalah perbedaan dalam tingkat output, biaya input, atau produktivitas. Tabel berikut
menunjukkan kerangka analitis untuk menentukan pengaruh dari masing-masing faktor
ini. Titik A adalah operasi tahun 2007. Jumlah ketiga faktor pada titik A adalah angka-
angka aktual tahun 2007. jumlah unit output, biaya input, dan produktivitas titik B adalah
biaya untuk memproduksi output tahun 2007 pada tingkat produktivitas tahun 2006
dengan biaya input tahun 2007. satu-satunya perbedaan antara titik A dan B dikaitkan
dengan perubahan produktivitas pada tahun 2007 dan 2006.
EPT Co
Uraian Produktivitas Finansial Parsial
Panel-1: Kerangka A B C D
Output 2007 2007 2007 2006
Produktivitas 2007 2006 2006 2006
Biaya Input 2007 2007 2006 2006

Perubahan Perubahan Perubahan


Produktivitas Harga input Output

Titik C adalah biaya untuk memproduksi output tahun 2007 dengan tingkat
produktivitas tahun 2006 dan biaya input tahun 2006. ingat kembali bahwa titik B adalah
biaya untuk memproduksi output tahun 2007 dengan tingkat produktivitas tahun 2006
dan biaya input tahun 2007. Satu-satunya perbedaan antara titik B dan C adalah biaya
sumberdaya input per-unit pada setiap tahun: titik B menggunakan biaya sumber daya
input per-unit tahun 2007, sementara titik C menggunakan biaya sumberdaya input per-
unit tahun 2006. oleh karena itu jika ada perbedaan antara jumlah-jumlah pada titik B
dan C adalah hasil dari perbedaan biaya sumber daya input per-unit.
Titik D merupakan biaya untuk memproduksi output tahun 2006 pada tingkat
produktivitas 2006 dengan biaya sumberdaya input per-unit tahun 2006. ingat kembali

9
bahwa titik C merupakan biaya untuk memproduksi output tahun 2007 pada tingkat
produktivitas tahun 2006 dan biaya sumberdaya input peru-unit tahun 2006. Perbedaan
biaya yang yang terdapat antara titik C dan titik D adalah karena perbedaan tingkat
output antara kedua titik tersebut. Output tersebut kemudian dibagi dengan total biaya
dari sumber daya yang dibutuhkan untuk memproduksi output tersebut. Karen total
biaya dari sumberdaya yang dibutuhkan setiap tahun ditentukan menggunakan tingkat
produktivitas yang sama (produktivitas tahun 2006) dan biaya sumberdaya input per-unit
yang sama (biaya sumberdaya input per-unit pada tahun 2006), total biaya dari sumber
daya yang dibutuhkan pada setiap tahun adalah prporsional terhadap masing-masing
tingkat output. Hasilnya rasio output terhadap input (biayaya) pada titik C dan D selalu
sama.

2. PRODUKTIVITAS DALAM LINGKUNGAN BARU.


Produktivitas dan Manajemen mutu total
Sebuah pandangan umum yang telah menyebutkan bahwa perbaikan mutu
dapat dicapai dengan mengorbankan produktivitas. Alasan pandangan yang salah
tersebut adalah bahwa perbaikan mutu membutuhkan sumberdaya tambahan atau
bahwa standar mutu yang lebih tinggi menurunkan jumlah unit output yang bagus.
Namun pengalaman banyak persahaan malah terjadi sebaliknya-perbaikan mutu
meningkatkan produktivitas.
Perbaikan mutu seringkali menurunkan emborosan dan jumlah unit yang cacat
rusak pada produksi dan divisi hilir. Jumlah total sumberdaya input yang dibutuhkan
divisi dan perusahaan tersebut kemungkinan juga menurun. Perbaikan mutu di Kangali
manufacturing menurunkan jumlah unit yang ditolak pada total unit yang diproduksi
sebesar 10%. Perbaikan mutu memperbaiki produktivitas perusahaan dari 1,60 menjadi
1,74.
Disamping itu perbaikan mutu menurunkan jumlah sumberdaya yang dibutuhkan
dalam produksi melalui pengurangan atau penghapusan pekerjaan ulang (rework).
Pengurangan atau penghapusan pengerjaan ulang menghemat pemakaian bahan baku,
jam produksi dan proses (jam kerja mesin, energi, ruang). Produktivitas meningkat
karena dibutuhkan input yang lebih sedikit untuk memproduksi output.
3. MENGELOLA EKSPANSI PASAR.

10
Pasar merupakan tempat dmana perusahaan memperoleh laba, memenuhi
tujuan strategisnya, dan mencapai kesuksesan jangka panjang. Tidak ada perusahaan
yang dapat memperoleh kesuksesan jangka panjang tanpa aktivitas pemasaran efektif
yang memungkinkan perusahaan ,e,enuhi hal berikut:
1. Mencapai pangsa pasar yang dianggarkan
2. Pendapatan dengan perubahan pasar.
Banyak faktor yang mempengaruhi efektivitas pemasaran. Pada bagian berikutnya
akan dianalisis dampak dari perubahan harga jual, kuantitas penjualan, bauran produk,
ukuran pasar, dan pangsa pasar terhadap hasil operasi. Varian dalam faktor-faktor ini
dapat menyebabkan perusahaan tidak dapat mencapai sasaran kinerja jangka pendek
dan tujuan strategisnya, termasuk memperoleh pendapat yang diinginkan dan
mempertahankan kesuksesan jangka panjang. Tampilan berikut menunjukkan
komponen varian penjualan.
Varian Penjualan

Varian Harga Jual Varian Volume Penjualan

Varian Bauran Penjualan Varian Kuantitas Penjualan

Varian Pangsa Pasar Varian Ukuran pasar.

Perbedaan antara pendapatan penjualan aktual pada suatu periode dan


pendapatan penjualan dalam anggaran induk merupakan varian penjualan pada periode
tersebut.karena pendapatan penjualan adalah hasil dari harga jual perunit dan volume
penjualan dalam unit, maka varian penjualan dapat dihasilkan dari penyimpangan dalam
harga jual atau volume penjualan.

Varian Harga Jual dan Varian Volume Penjualan.


Varian harga jual (selling price variance) adalah selisih antara total pendapatan
penjualan pada suatu periode dengan jumlah yang akan diterima perusahaan bila
menjual jumlah unit yang sama tetapi pada harga jual anggaran. Varian tersebut
diperoleh dengan menghitung selisih antara arga jual aktual per-unit dengan harga jual
anggaran per-unit serta mengalikan selisih tersebut dengan jumah unit yang terjual.
Hal tersebut dapat dirumuskan sbb:

11
Varian = Harga Jual Harga Jual x Jml unit
Harga Jual aktual per-unit Angg per-unit terjual

Varian harga jual juga merupakan varian pendapatan penjualan anggaran


fleksibel yaitu selisih antara total penjalan aktual dan total penjualan pada anggaran
fleksibel untuk unit yang terjual. Varian harga jual mengukur pengaruh penyimpangan
(deviasi) harga jual aktual dari harga jual anggaran terhadap hasil operasi. Jumlah
varian harga jual dan varian total biaya variabel merupakan varian kontribusi anggaran
fleksibel pada suatu periode.
Varian volume penjuaalan adalah selisih antara jumlah unit terjual pada
anggaran dengan jumlah unit terjual anggaran indup pada suatu periode. Varian ini
adalah hasil dari selisih jumlah unit antara jumlah unit terjual aktual dengan unit
anggaran yang akan dijual pada anggaran induk suatu periode. Dengan demikian, maka
varian volume penjualan mengukur dampak penyimpangan jumlah unit yang terjual dari
jumlah unit anggaran pada anggaran induk terhadap hasil operasi dalam suatu periode.
Tergantung pada tujuan analisis, dampaknya bisa pendapatan penjualan, marjin
kontribusi, atau laba operasi. Varian volume penjualan merupakan bagian dari analisis
varian anggaran fleksibel.

12

Anda mungkin juga menyukai