FOTOGRAMETRI DIJITAL
Disusun Oleh:
Muhammad Zhofir
03311740000038
KELAS:
FOTOGRAMETRI DIJITAL A
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Ilustrasi konsep dasar fotogrametri ............................................................................................. 3
Gambar 2 Triangulasi foto udara .................................................................................................................. 3
Gambar 3 Grid Kalibrasi ................................................................................................................................ 4
Gambar 4 Kamera Dijital. Ilustrasi akibat adanya distorsi lensa dan tidak ortogonalnya sumbu (affine
deformation) (Sumber: Hanifa, 2007)........................................................................................................... 5
Gambar 5 Perangkat lunak Photomodeler Scanner ..................................................................................... 6
Gambar 6 Kamera Canon EOS Kiss X2........................................................................................................... 7
Gambar 7 Tripod ........................................................................................................................................... 7
Gambar 8 ASUS TUF Gaming FX504.............................................................................................................. 8
Gambar 9 Diagram Alir Praktikum ................................................................................................................ 9
Gambar 10 Tampilan dekstop Photomodeler Scanner............................................................................... 10
Gambar 11 Menu camera calibration project ............................................................................................ 10
Gambar 12 Proses input foto ...................................................................................................................... 11
Gambar 13 Menu All untuk memindahkan foto udara ke sisi kanan ......................................................... 11
Gambar 14 Menu next untuk melanjutkan proses kalibrasi kamera ......................................................... 12
Gambar 15 Menu execute calibration dan proses kalibrasi kamera .......................................................... 12
Gambar 16 Foto yang terkalibrasi............................................................................................................... 13
Gambar 17 Nilai RMS pada parameter ....................................................................................................... 13
Gambar 18 Hasil pemotretan...................................................................................................................... 14
Gambar 19 Hasil kalibrasi ........................................................................................................................... 14
Gambar 20 Pengecekan nilai kalibrasi ........................................................................................................ 14
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Fotogrametri
Berdasarkan Perkumpulan Fotogrametriawan Amerika (American Society of
Photogrammetry/ ASP), Fotogrametri didefinisikan sebagai seni, ilmu dan teknologi untuk
memperoleh informasi terpercaya tentang obyek fisik dan lingkungannya melalui proses
perekaman, pengukuran dan interpretasi gambaran fotografik dan pola radiasi tenaga
elektromagnetik yang terekam. Foto yang dimaksud disini adalah foto udara, yaitu rekaman
dari sebagian permukaan bumi yang dibuat dengan menggunakan kamera yang dipasang pada
wahana antara lain pesawat terbang. Perkembangan fotogrametri selanjutnya telah
mengantarkan kepada pengertian fotogrametri yang dapat diberi makna lebih luas yakni
merupakan ilmu pengetahuan dan tehnologi pengolahan foto udara untuk memperoleh data
dan informasi yang tepat untuk tujuan pemetaan dan rekayasa.
Mendasarkan pada dua pengertian diatas dapat disarikan bahwa pada intinya
fotogrametri adalah suatu ilmu dan tehnologi untuk mendapatkan ukuran yang terpercaya dari
foto udara. Hal ini telah memberikan arti bahwa semua ukuran obyek fisik yang dihasilkan
secara fotogrametris harus dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, sehingga
menghasilkan data dan informasi yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna.
Dengan memperhatikan perkembangan teknologi pemetaan fotogrametri atau
pemetaan-fotogrametri, maka definisi Fotogrametri ( Fotogrametri ) dapat dirangkum menjadi
lebih jelas, serta terarah pola aplikasinya, sebagai berikut :
“Fotogrametri adalah ilmu, teknologi, dan rekayasa yang bersumber dari cara
pengolahan data hasil rekaman dan informasi, baik dari citra fotografik maupun dari
non fotografik; untuk tujuan pemetaan rupa bumi serta pembentukan basis data bagi
keperluan rekayasa tertentu”
Tujuan fotogrametri selain untuk pemetaan rupa bumi (lazim disebut pemetaan
topografi, baik skala kecil sampai peta skala besar) dapat dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan informasi lahan yang dalam kelompok fotogrametri sebagai hasil GIS atau
Geographic Information System ( SIG = Sistem Informasi Geografis); maka lingkup
fotogrametri dapat dipisahkan atas dua kelompok besar yaitu :
1. Fotogrametri Metrik
Suatu pengukuran yang sangat teliti dengan hitungan-hitungannya untuk
menentukan ukuran dan bentuk suatu objek.
2. Fotogrametri Interpretatif
Kegiatan-kegiatan pengenalan dan identifikasi suatu objek.
2
Gambar 1 Ilustrasi konsep dasar fotogrametri
3
Dalam triangulasi foto udara terdapat Ground Control Point (GCP). GCP merupakan
titik-titik yang menjadi titik kontrol dan memiliki nilai koordiat, baik pada foto maupun pada
permukaan bumi. GCP yang terdapat di tanah merupakan GCP mayor. Sedangkan GCP yang
terdapat pada foto merupakan GCP minor. Peta foto merupakan produk dari fotogrametri.
Namun peta foto adalah peta yang tidak memiliki GCP. Peta foto yang memiliki GCP disebut
sebagai peta orthofoto. Dengan adanya GCP foto dapat dibentuk menjadi mozaik yang
terkontrol.
2.2 Fotogrametri Digital
Fotogrametri dapat didefinisikan sebagai suatu ilmu dan teknologi yang berkaitan
dengan proses perekaman, pengukuran/pengamatan, dan interpretasi (pengenalan dan
identifikasi) suatu kondisi permukaan bumi serta objek fisik di atasnya secara presisi sehingga
diperoleh informasi tentang suatu ukuran dan bentuk permukaan bumi serta objek fisik di
atasnya yang dapat dipercaya. Produk dari fotogrametri digunakan oleh berbagai disiplin yang
di dalam kegiatannya berkaitan dengan lahan/permukaan bumi.
Seiring dengan perkembangan teknologi digital, sistem fotogrametri telah mengalami
perkembangan dari sistem fotogrametri analog berkembang menjadi sistem fotogrametri
analitik dan kemudian yang termutakhir adalah sistem fotogrametri digital (softcopy
fotogrametry). Perkembangan sistem fotogrametri berdampak pada berkembangnya alat
restitusi yang digunakan dari alat restitusi analog dan analitik seperti analog/analitik stereo
plotter dimana proses pekerjaannya dilakukan oleh manusia, berganti menjadi alat restitusi
otomatis dimana proses pekerjaannya dikerjakan secara otomatis menggunakan komputer
2.3 Grid Kalibrasi
Grid Kalibrasi adalah user-defined grid of circular dots. Seperti ditunjukkan pada
gambar berikut, grid memiliki jarak konstan dalam arah x dan y. Ketentuan grid yang dapat
digunakan untuk kalibrasi kamera adalah :
1. Perpindahan arah x dan y harus sama (dx = dy)
2. Titik-titik tersebut harus mencakup seluruh area kerja yang dibutuhkan.
3. Jari-jari titik pada gambar yang diperoleh seharusnya 6 sampai 10 piksel.
4. Jarak tengah-ke-tengah antara titik-titik pada gambar yang diperoleh harus berkisar
antara 18 sampai 32 piksel, seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut.
5. Jarak minimum antara tepi titik pada citra yang diperoleh harus enam piksel, seperti
yang ditunjukkan pada gambar
4
2.4 Kalibrasi Kamera
Pada dasarnya foto udara format sedang merupakan foto udara yang dihasilkan dari
kamera metrik atau non metrik yang khusus dipergunakan untuk pemotretan udara dengan
menggunakan suatu wahana tertentu misalnya pesawat udara. Salah satu contoh kamera non
metrik format sedang ialah kamera DigiCA M–H/39, kamera ini tersedia dalam beberapa tipe
diantaranya 39, 40, 50 dan 60 megapiksel. Pada kamera DigiCAM–H/39 megapiksel memiliki
ukuran film 36 mm x 49 mm dengan panjang fokus sebesar 35 mm (IGI, 2010). Kamera
DigiCA M–H/39 termasuk kedalam kamera non metrik yang memang dipergunakan dalam
pekerjaan pemotretan udara, kamera ini masih memiliki memiliki distorsi yang nilainya relatif
keci. Bentuk fisik dari kamera DigiCAM dapat dilihat pada gambar.
Gambar 4 Kamera Dijital. Ilustrasi akibat adanya distorsi lensa dan tidak
ortogonalnya sumbu (affine deformation) (Sumber: Hanifa, 2007)
Untuk mengetahui nilai distorsi dan konstanta optik kamera atau yang sering disebut
dengan orientasi dalam maka perlu dilakukan proses kalibrasi kamera. Parameter orientasi
dalam terdiri dari panjang fokus, distorsi radial, distorsi tangensial, dan posisi titik utama
(principal point) yang diukur terhadap origin sumbu x dan y sistem koordinat foto/citra
(Harintaka dkk, 2009). Terdapat berbagai macam teknik kalibrasi kamera, secara operasional
teknik kalibrasi kamera dilakukan dengan 3 cara (Harintaka dkk, 2009): in-laboratory, in-field,
dan in-flight. Teknik kalibrasi in-laboratory menggunakan peralatan multikolimator atau
goniometer.
2.5 Software Photomodeler Scanner
PhotoModeler Scanner merupakan perangkat lunak untuk membuat model dan
pengukuran 3D yang akurat dan berkualitas tinggi dari sebuah foto. Proses ini disebut
pemindaian 3D berbasis foto. PhotoModeler Scanner adalah pemindai 3D yang memberikan
hasil yang mirip dengan pemindai laser 3D. Proses pemindaian 3D ini menghasilkan Dense
Surface Modeling, DSM dari foto permukaan bertekstur dengan ukuran berapa pun.
5
Gambar 5 Perangkat lunak Photomodeler Scanner
6
BAB III
PELAKSANAAN
3.1 Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut.
1. Kamera
Praktikum ini menggunakan kamera Canon EOS Kiss X2 (33.00)
2. Tripod
Tripod digunakan untuk mengambil gambar guna menjaga sudut saat pengambilan
gambar karena pengambilan gambar dilakukan dari 4 arah yang berbeda. Gambar
diambil dari tiga sudut berbeda pada setiap sisinya.
Gambar 7 Tripod
3. Laptop
Laptop digunakan sebagai perangkat keras pengolah data yang menjadi tempat
bekerjanya perangkat lunak. Laptop yang duganakan pada praktikum ini adalah
ASUS TUF Gaming FX504.
7
Gambar 8 ASUS TUF Gaming FX504
8
3.3 Petunjuk Praktikum
Berikut adalah diagram alir dari pelaksanaan praktikum ini
9
Jika nilai RMS<1, maka data foto dan parameter-parameternya dapat digunakan.
Proses kalibrasi dinyatakan selesai. Jika nilai RMS tidak memenuhi, maka proses
pengambilan gambar harus diulangi.
3.3.1 Proses Kalibrasi
1. Buka perangkat lunak Photomodeler Scanner
10
3. Input foto
11
5. Klik “Next”
7. Foto yang terkalibrasi akan ditandai dengan symbol kamera pada pojok kanan
atas. Jika kalibrasi gagal dilakukan yang akan muncul adalah tanda silang
12
Gambar 16 Foto yang terkalibrasi
13
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
4.1 Proses Kalibrasi
Dengan menggunakan kamera digital Canon EOS Kiss X2, penulis mengambil foto dengan
objek berupa kertas grid kalibrasi dari masing-masing sisi kertas dengan tiga sudut yang
berbeda sehingga dihasilkan 12 buah foto. Berikut merupakan hasil dari pemotretan:
14
4.2 Parameter Kalibrasi
Berikut adalah report dari hasil kalibrasi kamera
Status Report Tree
Project Name: *** Project has not yet been saved ***
Problems and Suggestions (2)
Project Problems (2)
Problem: A large percentage of your points are sub-pixel marked so it is assumed you
are striving for a high accuracy result. The largest residual (Point297 - 1.027881) is
greater than 1.00 pixels.
Suggestion: In high accuracy projects, strive to get all point residuals under 1.00
pixels. If you have just a few high residual points, study them on each photo to ensure
they are marked and referenced correctly. If many of your points have high residuals then
make sure the camera stations are solving correctly. Ensure that you are using the best
calibrated camera possible. Remove points that have been manually marked unless you
need them.
The total photo area covered by points is 63%, which is
less than the recommended 80%.
Try to take photos of the calibration grid so that marked points fill as much of the
photo frame as possible. Also move the grid around the frame so overall there is good
coverage across all photos. This will result in a better calibration as more of the lens will
be calibrated to account for variability throughout the lens.
Problems related to most recent processing (0)
15
Deviation: Focal: 0.009 mm
Xp - principal point x
Value: 10.969866 mm
Deviation: Xp: 0.002 mm
Yp - principal point y
Value: 7.416800 mm
Fw - format width
Value: 22.301546 mm
Deviation: Fw: 0.002 mm
Fh - format height
Value: 14.833600 mm
K1 - radial distortion 1
Value: 6.452e-005
Deviation: K1: 2.5e-006
K2 - radial distortion 2
Value: -1.827e-007
Deviation: K2: 1.9e-008
K3 - radial distortion 3
Value: 0.000e+000
P1 - decentering distortion 1
Value: 0.000e+000
P2 - decentering distortion 2
Value: 0.000e+000
Quality
Photographs
Total Number: 12
Bad Photos: 1
Weak Photos: 0
OK Photos: 11
Number Oriented: 11
Number with inverse camera flags set: 0
Cameras
Camera1: Canon EOS Kiss X2 [33.00]
Calibration: yes
Number of photos using camera: 12
Average Photo Point Coverage: 63%
Photo Coverage
Number of referenced points outside of the Camera's calibrated coverage: 0
Point Marking Residuals
Overall RMS: 0.229 pixels
Maximum: 1.028 pixels
Point 297 on Photo 1
16
Minimum: 0.110 pixels
Point 13 on Photo 4
Maximum RMS: 0.519 pixels
Point 297
Minimum RMS: 0.072 pixels
Point 13
Point Tightness
Maximum: 0.00069 m
Point 297
Minimum: 8.9e-005 m
Point 13
Point Precisions
Overall RMS Vector Length: 6.9e-005 m
Maximum Vector Length: 9e-005 m
Point 184
Minimum Vector Length: 6.62e-005 m
Point 39
Maximum X: 4.09e-005 m
Maximum Y: 4.42e-005 m
Maximum Z: 6.91e-005 m
Minimum X: 2.89e-005 m
Minimum Y: 2.91e-005 m
Minimum Z: 5.16e-005 m
Dari hasil kalibrasi kamera yang telah dilakukan, terdapat 1 foto yang tidak berhasil
terkalibrasi. Berikut adalah Nilai Parameter Distorsi hasil kalibrasi foto:
Dari hasil tersebut kamera dinyatakan baik untuk digunakan karena hasil dari RMS
error yang dihasilkan tidak lebih dari 1. Maka tidak diperlukan mengambil gambar ulang.
Adapun foto yang tidak terkalibrasi dikarenakan pada saat pengambilan gambar lensa
dalam keadaan kurang fokus, selain itu juga bisa karena cakupan foto yang terfokus tidak
mencakup seluruh bagian pada kertas grid. Foto akan terkalibrasi jika keempat titik di
setiap pojok kertas grid tercakup fokus dalam lensa sehingga pada saat proses kalibrasi
software dapat membaca keempat titik tersebut. Foto akan lebih mudah terbaca jika sisi
bawah foto pada layar kamera tepat di sisi bawah layar kamera. Namun 12 foto tersebut
semuanya bisa dikalibrasi jika menggunakan perangkat Photomodeler Scanner 2019.
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Parameter-parameter distorsi kamera adalah K1 (radial distortion 1), K2 (radial
distortion 2), K3 (radial distortion 3), P1(decentering distortion 1), dan
P2(decentering distortion 2)
2. Kalibrasi kamera menggunakan Photomodeler Scanner dapat dilakukan dengan
menginput foto yang ingin dikalibrasi. Setelah itu pilih “Calibration Project” dan
lakukan kalibrasi dengan menu “Execute Calibration”
3. Nilai parameter-parameter distrorsi yang dihasilka dari proses kalibrasi: K1 (radial
distortion 1)= 6.452e-005, K2 (radial distortion 2)= -1.827e-007, K3 (radial distortion
3)= 0, P1(decentering distortion 1)= 0, dan P2(decentering distortion 2)= 0. Nilai
RMS error dari proses kalibrasi kamera adalah 0,219812
18
DAFTAR PUSTAKA
19