Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Skizofrenia berasal dari bahasa Yunani, schizein yang berarti terpisah atau
pecah dan phren yang berarti jiwa. Terjadi pecahnya/ ketidakserasian antara afek,
kognitif, dan perilaku. Skizofrenia adalah suatu psikosa fungsional dengan
gangguan utama pada proses pikir serta disharmonisasi antara proses pikir, afek
atau emosi, kemauan dan psikomotor disertai distorsi kenyataan, terutama karena
waham dan halusinasi, assosiasi terbagi-bagi sehingga muncul inkoherensi, afek
dan emosi inadekuat, serta psikomotor yang menunjukkan penarikan diri,
ambivalensi dan perilaku bizar.1,2 Kesadaran dan kemampuan intelektual biasanya
tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif dapat berkembang dikemudian
hari. 3
Skizofrenia adalah gangguan yang berlangsung selama minimal 6 bulan dan
mencakup setidaknya 1 bulan gejala fase aktif.4 Sementara itu gangguan
skizofrenia dikarakteristikan dengan gejala positif (delusi dan halusinasi), gejala
negatif (apatis, menarik diri, penurunan daya pikir, dan penurunan afek), dan
gangguan kognitif (memori, perhatian, pemecahan masalah, dan sosial).5-7
Terdapat beberapa tipe dari skizofrenia (Paranoid, hiberfrenik, katatonik,
undifferentiated, dan Residual).5
Hampir 1% penduduk di dunia menderita skizofrenia selama hidup mereka.
Gejala skizofrenia biasanya muncul pada usia remaja akhir atau dewasa muda.
Onset pada laki-laki biasanya antara 15-25 tahun dan pada perempuan antara 25-
35 tahun. Prognosis biasanya lebih buruk pada laki-laki bila dibandingkan dengan
perempuan. Onset setelah umur 40 tahun jarang terjadi.4
Kejadian skizofrenia pada pria lebih besar daripada wanita. Kejadian tahunan
berjumlah 15,2% per 100.000 penduduk, kejadian pada imigran dibanding
penduduk asli sekitar 4,7%, kejadian pada pria 1,4% lebih besar dibandingkan
wanita. Di Indonesia, hampir 70% mereka yang dirawat di bagian psikiatri adalah
karena skizofrenia. Angka di masyarakat berkisar 1-2% dari seluruh penduduk
pernah mengalami skizofrenia dalam hidup mereka. 4
Penelitian yang dilakukan di RSJ. Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta pada tahun
2010 sebanyak 22 % mengalami Skizofrenia Paranoid.6
Skizofrenia merupakan standar kompetensi 3a dimana mampu mendiagnosis,
memberikan terapi pendahuluan, menentukan rujukan yang tepat dan bukan kasus
gawat darurat.

Anda mungkin juga menyukai