Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

PRODUKSI BIODIESEL DARI PALM OIL DALAM SKALA PILOT


PLANT

DI SUSUN OLEH:
HERTANTO KSATRIA SEMBIRING (03031281722055)
NUR HIDAYATULLAH (03031181722019)
M. DAFFA UMAR SYAUQI (03031181722006)
M. PRAYOGO PUTRA KUSUMA NUGROHO (03031281722057)

DOSEN PENGAJAR:

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu kita panjatkan atas kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala.
Atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-nya sehingga penyusunan makalah ini
dapat terselesaikan. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi
Muhammad salallahu ‘alaihi wasssalam dan semoga kita selalu berpegang teguh
pada sunnahnya
Penyusunan makalah ini tidak akan mungkin terwujud tanpa bantuan dan
dorongan berbagai pihak. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan banyak terima
kasih kepada ibu dosen yang telah membimbing dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah yang dibuat ini jauh dari kata
sempurna, maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang
dapat membantu dan membangun untuk memperbaiki makalah ini di masa yang
akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi pembaca maupun
penyusun. Terima kasih.

Indralaya, November 2019

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebagaimana kita tahu bahwa minyak bumi masih menjadi komponen
penting dalam dunia pembangkitan kita. Kini, sumber daya minyak bumi semakin
langka dan cadangannya kian menipis. Sementara itu permintaan semakin naik
sehingga harga pun melangit. Oleh karena itu diperlukan suatu sumber energi baru
yang terbarukan yang bisa menggantikan peranan minyak bumi dalam dunia
pembangkitan kita. Biodiesel adalah salah satu energi Alternatif terbarukan.
Biodiesel merupakan produk dari reaksi kimia dari minyak nabati yang memiliki
sifat seperti solar. Minyak nabati tersebut dapat didapat dari berbagai macam jenis
tumbuhan semisal jarak, randu, kelapa , dan lain-lain yang notabenenya mudah
diproduksi bahkan di lahan kritis sekalipun (jarak). Dengan luas lahan kritis yang
ada di Indonesia lebih dari 20 juta hektar, biodiesel yang dihasilkan diproyeksikan
bisa mengcover kebutuhan minyak pada sistem kelistrikan kita tanpa mengganggu
lahan produktif yang ada.
Setelah krisis ekonomi 1998, sektor energi di Indonesia mengalami
dinamisasi perubahan cukup signifikan yang utamanya sangat dipengaruhi oleh
pertumbuhan permintaan energi dan perubahan regulasi akibat tingginya harga-
harga energi tak terbarukan (minyak bumi). Hal tersebut merupakan implikasi
langsung dari terus berkurangnya cadangan minyak bumi, baik itu di Indonesia
maupun dalam lingkup yang lebih luas (global). Terlebih lagi, sejak tahun 2004
Indonesia telah menjadi net importer minyak bumi. Sebagai akibatnya, sejak tahun
2008 Indonesia juga telah keluar dari OPEC.
Sektor energi listrik termasuk sektor yang cukup terpengaruh dengan
dinamisasi tersebut, sebagaimana kita tahu bahwasanya selama ini minyak bumi
merupakan sumber energi yang cukup dominan dan penting dalam unit
pembangkitan kita. Data energi mix kita menunjukkan bahwa 24% dari total raw
material yang di convert menjadi energi listrik berupa minyak bumi. Selain itu,
minyak bumi sangat berperan untuk mengatasi adanya peak power tiap harinya. Hal
tesebut dikarenakan minyak bumi sangat dibutuhkan sebagai bahan bakar
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel, salah satu pembangkit yang flexible terhadap
perubahan permintaan daya yang cukup fluktuatif. Oleh karena itu, adanya
perubahan dari ketersediaan ataupun harga secara signifikan akan berpengaruh juga
secara signifikan pada ketersediaan dan keberlangsungan energi listrik. Terlebih
lagi, demand terhadap energi listrik saat ini terus meningkat tiap tahunnya dengan
rata-rata proyeksi pertumbuhan permintaan daya listrik per tahun sekitar 7.7%
sampai 2016. Tak boleh dilupakan juga bahwasanya perluasan jangkauan listrik
juga masih sangat dibutuhkan mengingat rasio elektifikasi kita masih cukup rendah,
sekitar 63,4%. Untuk itu penting dicarikan sebuah solusi untuk permasalahan ini
semisal dengan mencari bahan alternatif lain.
Kebutuhan energi nasional khususnya bahan bakar minyak (BBM) terus
meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan semakin
terbatasnya cadangan sumber daya minyak bumi, Indonesia harus mengimpor BBM
dalam jumlah besar untuk mencukupi kebutuhan bahan bakar minyak di sektor
transportasi dan energi.bPada tahun 2005, konsumsi minyak solar di Indonesia
mencapai 70.000 kiloliter per hari atau setara dengan 26 juta kiloliter per tahun.
Pada tahun yang sama, produksi minyak solar dalam negeri tidak lebih dari 13 juta
kilo liter per tahun, sehingga diperlukan impor minyak solar lebih dari 13 juta kilo
liter. Dengan menyimak pola konsumsi minyak solar yang terus meningkat
khususnya pada sektor transportasi, diperkirakan bahwa volume impor minyak
solar ini akan terus meningkat bila tidak diambil kebijakan diversifikasi bahan
bakar dengan pemanfaatan energi terbaharukan.
Dalam rangka menjamin pasokan energi dalam negeri terutama penyediaan
energi bagi industri, transportasi dan rumah tangga, serta untuk pengembangan
ekonomi lebih lanjut, perlu dilakukan langkah-langkah penghematan dan
pengembangan diversifikasi energi, termasuk energi alternatif yang terbaharukan.
Salah satu energi alternatif yang dapat dikembangkan adalah bahan bakar nabati
(BBN) yang murah, dapat diperbaharui, aman dan ramah lingkungan seperti halnya
biodiesel.
Saat ini, sumber bahan bakar alternatif yang memiliki potensi besar untuk
dikembangkan adalah sumber daya hayati atau biofuel. Bahan Baku hayati untuk
biofuel dapat berasal dari produk-produk dan limbah pertanian yang sangat
berlimpah di Indonesia Di tengah kondisi finansial PLN yang kurang mendukung,
pengadaan energi alternatif perlu dilakukan. Sejumlah alternatif pengadaan energi
listrik memang dapat ditempuh dengan berbagai cara. Selain mengolah bahan bakar
dari fosil, energi terbarukan seperti panas bumi cukup menarik dikembangkan.
Namun penggunaan bahan bakar fosil memerlukan sistem transportasi yang
intensif. Demikian juga pengadaan bahan bakar gas yang perlu sistem pipa rumit
dan mahal. Sementara energi panas bumi hanya untuk beberapa tempat di sejumlah
pulau saja. Itu pun masih tergolong mahal. Dari sekian banyak alternatif, efisiensi
pengadaan energi patut memperhitungkan ketersediaan sumber energi di tempat
energi itu diperlukan. Oleh karena itu, energi hidro skala kecil, mikrohidro, energi
surya, energi angin, biofuel, dan energi biomassa masuk ke dalam daftar pilihan.
Saat ini, sumber bahan bakar alternatif yang memiliki potensi besar untuk
dikembangkan adalah sumber daya hayati atau biofuel. Bahan baku hayati untuk
biofuel dapat berasal dari produk-produk dan limbah pertanian yang sangat
berlimpah di Indonesia. Makalah ini akan membahas mengenai biodiesel (salah satu
jenis biofuel) sebagai salah satu alternatif pengganti bahan bakar fosil.
1.2. Rumusan masalah
1. Bahan baku apa yang digunakan
2. Bagaimana cara memproduksi biodiesel?
3. Apa saja proses yang berlangsung?
4. Alat apa saja yang digunakan?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui bahan baku yang digunakan
2. Untuk mengetahui produksi biodiesel
3. Untuk mengetahui prosesnya
4. Untuk mengetahui alat yang digunakan
1.4. Manfaat
1. Bagi masyarakat, untuk menambah wawasan tentang biodiesel
2. Bagi lingkungan, untuk menggantikan bahan bakar fosil
3. Bagi penulis, melatih kemampuan dalam menulis

Anda mungkin juga menyukai