(TINJAUAN PUSTAKA)
1. PENDAHULUAN
Definisi
Pneumotoraks adalah suatu keadaan terdapatnya udara atau gasdi dalam
rongga pleura yang menyebabkan kolapsnya paru yang terkena (5).
1
terjadi daripada pneumotoraks spontan dengan laju yang semakin meningkat
(3)
.
Pneumotoraks spontan primer terjadi pada usia 20 – 30 tahun dengan
puncak insidens pada usia awal 20-an sedangkan pneumotoraks spontan
sekunder lebih sering terjadi pada usia 60 – 65 tahun(3).
2. ANATOMI
Rongga thoraks atau cavitas thoracis berisi organ vital paru dan
jantung.(8)Paru-paru dan pleura mengisi sebagian besar rongga thoraks
dengan jantung di antaranya, sedangkan aorta descendens serta oeshophagus
terletak di belakang jantung. Pleura terbagi atas 2 lapisan, yaitu:pleura
parietalis dan pleura visceralis. Pleura parietalis merupakan selaput tipis dari
membrana serosa yang melapisi rongga pleura. Pada daerah yang menghadap
mediastinum, pleura ini beralih meliputi paru-paru sehingga disebut pleura
visceralis atau pleura pulmonalis. Pleura visceralis ini membugkus paru-paru
dan melekat erat pada permukaannya. Ruangan potensial antara kedua lapisan
pleura ini disebut cavitas pleuralis yang hanya berisi lapisan tipis cairan
untuk lubrikasi. (9)
3. ETIOLOGI
2
Yaitu setiap pneumotoraks yang terjadi secara tiba-
tiba.Pneumotoraks tipe ini dapat diklasifikasikan lagi ke dalam dua jenis,
yaitu:
a. Pneumotoraks spontan primer, yaitu pneumotoraks yang terjadi
secara tiba-tiba tanpa diketahui sebabnya.
b. Pneumotoraks spontan sekunder, yaitu pneumotoraks yang terjadi
dengan didasari oleh riwayat penyakit paru yang telah dimiliki
sebelumnya, misalnya fibrosis kistik, penyakit paru obstruktik
kronis (PPOK), kanker paru-paru, asma, dan infeksi paru.
2. Pneumotoraks traumatik
Yaitu pneumotoraks yang terjadi akibat adanya suatu trauma,
baik trauma penetrasi maupun bukan, yang menyebabkan robeknya
pleura, dinding dada maupun paru.(2)
Pneumotoraks tipe ini juga dapat diklasifikasikan lagi ke dalam dua
jenis, yaitu (2) :
a. Pneumotoraks traumatik non-iatrogenik, yaitu pneumotoraks yang
terjadi karena jejas kecelakaan, misalnya jejas pada dinding dada,
barotrauma.
b. Pneumotoraks traumatik iatrogenik, yaitu pneumotoraks yang
terjadi akibat komplikasi dari tindakan medis. Pneumotoraks jenis
inipun masih dibedakan menjadi dua, yaitu :
1) Pneumotoraks traumatik iatrogenik aksidental
Adalah suatu pneumotoraks yang terjadi akibat tindakan
medis karena kesalahan atau komplikasi dari tindakan
tersebut, misalnya pada parasentesis dada, biopsi pleura.(2)
2) Pneumotoraks traumatik iatrogenik artifisial (deliberate)
Adalah suatu pneumotoraks yang sengaja dilakukan
dengan cara mengisikan udara ke dalam rongga pleura.
Biasanya tindakan ini dilakukan untuk tujuan pengobatan,
misalnya pada pengobatan tuberkulosis sebelum era
antibiotik, maupun untuk menilai permukaan paru.(2)
3
Berdasarkan jenis fistulanya, maka pneumotoraks dapat diklasifikasikan
ke dalam tiga jenis, yaitu:
1. Pneumotoraks Tertutup (Simple Pneumothorax)
Pada tipe ini, pleura dalam keadaan tertutup (tidak ada jejas
terbuka pada dinding dada), sehingga tidak ada hubungan dengan dunia
luar. Tekanan di dalam rongga pleura awalnya mungkin positif, namun
lambat laun berubah menjadi negatif karena diserap oleh jaringan paru
disekitarnya.Pada kondisi tersebut paru belum mengalami re-ekspansi,
sehingga masih ada rongga pleura, meskipun tekanan di dalamnya
sudah kembali negatif. Pada waktu terjadi gerakan pernapasan, tekanan
udara di rongga pleura tetap negatif.(1)
2. Pneumotoraks Terbuka (Open Pneumothorax),
Adalah robeknya dinding dada dan pleura parietalis sehingga
terdapat hubungan antara cavum pleura dengan dunia luar. Dalam
keadaan ini tekanan intrapleura sama dengan tekanan udara luar. Pada
pneumotoraks terbuka tekanan intrapleura sekitar nol. Perubahan tekanan
ini sesuai dengan perubahan tekanan yang disebabkan oleh gerakan
pernapasan.(10)
Pada saat inspirasi tekanan menjadi negatif dan pada waktu
ekspirasi tekanan menjadi positif.Selain itu, pada saat inspirasi
mediastinum dalam keadaan normal, tetapi pada saat ekspirasi
mediastinum bergeser ke arah sisi dinding dada yang terluka (sucking
wound).(10)
3. Pneumotoraks Ventil (Tension Pneumothorax)
Adalah pneumotoraks dengan tekanan intrapleura yang positif
dan makin lama makin bertambah besar karena ada fistel di pleura
viseralis yang bersifat ventil. Pada waktu inspirasi udara masuk melalui
trakea, bronkus serta percabangannya dan selanjutnya terus menuju
pleura melalui fistel yang terbuka. Waktu ekspirasi udara di dalam
rongga pleura tidak dapat keluar(8).Akibatnya tekanan di dalam rongga
pleura makin lama makin tinggi dan melebihi tekanan atmosfer.Udara
4
yang terkumpul dalam rongga pleura ini dapat menekan paru sehingga
sering menimbulkan gagal napas.(8)
Sedangkan menurut luasnya paru yang mengalami kolaps, maka
pneumotoraks dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu (4) :
1. Pneumotoraks parsialis, yaitu pneumotoraks yang menekan pada
sebagian kecil paru (< 50% volume paru). (Gambar 1)
2. Pneumotoraks totalis, yaitu pneumotoraks yang mengenai sebagian
besar paru (> 50% volume paru). (Gambar 2)
4. KLINIS
Gejala
Berdasarkan anamnesis, gejala dan keluhan yang sering muncul
adalah (2,4,5) :
1. Sesak napas, didapatkan pada hampir 80-100% pasien. Seringkali
sesak dirasakan mendadak dan makin lama makin berat. Penderita
bernapas tersengal, pendek-pendek, dengan mulut terbuka.
2. Nyeri dada, yang didapatkan pada 75-90% pasien. Nyeri dirasakan
tajam pada sisi yang sakit, terasa berat, tertekan dan terasa lebih
nyeri pada gerak pernapasan.
3. Batuk-batuk, yang didapatkan pada 25-35% pasien.
4. Denyut jantung meningkat.
5. Kulit mungkin tampak sianosis karena kadar oksigen darah yang
kurang.
6. Tidak menunjukkan gejala(silent) yang terdapat pada 5-10% pasien,
biasanya pada jenis pneumotoraks spontan primer.
Pemeriksaan Fisis
Pada pemeriksaan fisik torak didapatkan (3,4):
1. Inspeksi :
a. Dapat terjadi pencembungan pada sisi yang sakit (hiperekspansi
dinding dada)
5
b. Pada waktu respirasi, bagian yang sakit gerakannya tertinggal
c. Trakea dan jantung terdorong ke sisi yang sehat
2. Palpasi :
a. Pada sisi yang sakit, ruang antar iga dapat normal atau melebar
b. Iktus jantung terdorong ke sisi toraks yang sehat
c. Fremitus suara melemah atau menghilang pada sisi yang sakit
3. Perkusi :
a. Suara ketok pada sisi sakit, hipersonor sampai timpani dan tidak
menggetar
b. Batas jantung terdorong ke arah toraks yang sehat, apabila
tekanan intrapleura tinggi
4. Auskultasi :
a. Pada bagian yang sakit, suara napas melemah sampai menghilang
b. Suara vokal melemah dan tidak menggetar serta bronkofoni
negative.
5. PENCITRAAN RADIOLOGI
1. Foto Polos
Untuk mendiagnosis pneumothorak pada foto thoraks dapat
ditegakkan dengan melihat tanda-tanda sebagai berikut:
Adanya gambaran hiperlusen avaskuler pada hemithoraks yang
mengalami pneumothoraks. Hiperlusen avaskuler menunjukkan paru
yang mengalami pneumothoraks dengan paru yang kolaps memberikan
gambaran radiopak. Bagian paru yang kolaps dan yang mengalami
pneumothoraks dipisahkan oleh batas paru kolaps berupa garis
radioopak tipis yang berasal dari pleura visceralis, yang biasa dikenal
sebagai pleural white line.(7) (Gambar 3 dan 4)
6
menembus jauh lebih kebawah hingga daerah lateral dari hepar dan
lien. Jika terdapat udara pada rongga pleura, maka sudut kosto frenicus
menjadi lebih dalam dari pada biasanya. Oleh karena itu, seorang klinisi
harus lebih berhati hati saat menenmukan sudut kosto frenicus yang
lebih daalam dari lebih biasanya atau jika menemukan sudut kosto
frenicus menjadi semakin dalam dan lancip pada foto dada seri.
Jika hal ini terjadi maka pasien sebaiknya dilakukan foto ulang dengan
posisi tegak. Selain deep sulcus sign, terdapat tanda lain
pneumothoraks berupa tepi jantung terlihat lebih tajam. Keadaan ini
biasanya terjadi pada posisi supine dimana udara berkumpul di daerah
anterior tubuh utamanya daerah medial.(7) (Gambar 5)
7
Foto dada pada pasien pneumothoraks sebaiknya diambil dalam posisi
tegak sebab sulinya mengidentifikasi pneumothoraks dalam posisi supinasi.
Selain itu, foto dada juga daimbil dalam keadaan ekspirasi penuh.(7)
(Gambar 8,9)
3. Ultrasonografi
Pneumothorak dapat di diagnosis dengan USG.Udara di rongga pleura
ditampilkan pantulan gelombang yang sangat tajam. Tidak seperti udara
intrapulmoner, pantulan gelombang tidak bergerak saat respirasi.
Bagaiamana juga, luas pneumothorak ditentukan dengan radiologis dada.
8
Menggunakan linear Arrays transducer ( small parts/ high frequency
probe)dengan pasien dalam posisi supinasi, scan di pernukaan anterior
dinding dada menarik garis sagital(longitudinal). Scan mulai dari anterior
axillary line ke para sternal line(6).
6. DEFERENSIAL DIAGNOSA
a. Pneumomediastinum
Pneumomediastinum adalah terkumpulnya udara extraluminal di dalam
mediastinum yang dapat berasal dari paru-paru, trakea, bronkus, esofagus, atau
saluran dari mediastinum ke leher atau abdomen. (14)
Gambaran Radiologis Pneumomediastinum
Foto Thorax PA (Gambar 12,13)
o Area streaky radiolusen di mediastinum (paling sering ditemukan
pada area paracardiac kiri)
o Air outlining mediastinal structure
o Continous diaphragma sign of Levin
9
intramediastinal (Arteri pulmonar, aorta, esofagus, dan airway) pada
pneumomediastinum yang tidak ditemukan pada pneumothorax. (13)
b. Pneumatocele
Pneumatocele merupakan ruang kistik yang berisi udara dan terdapat
pada jaringan intrapulmonal dan memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi.
Kerika matur pneumocele akan berupa rongga kistik dengan dinding tipis berisi
udara dalam parenkim paru. Gambaran pneumatocele secara radiologis adalah
sebagai berikut : (Gambar 16,17,18,19)
Pemeriksaan Radiologi
Foto polos
(1) Pada gambaran foto thorax ini didapatkan giant bulla telah menempati
keseluruhan hemithorax kiri (dinding bulla ditunjukkan oleh panah
putih) (Gambar 20)
10
(2) Didapatkan gambaran bulla berbentuk bulat (ditunjuk oleh panah
kuning) (Gambar 21)
CT-Scan (Gambar 22, 23)
7. GAMBAR
11
Gambar3 (Pleura White Line)
12
Gambar5 (Deep Sulcus SignKiri)
13
Gambar7 (Loculated Pneumothorak)
14
Gambar 9 Fase Ekspirasi pada Pneumotoraks
15
Gambar 11 Tampilan hasil CT Scan Pasien Pneumothorax
16
Gambar 13.Continous diaphragma sign of Levin
17
Gambar 14 Foto Lateral dengan Tampilan Udara Retrosternal
18
Gambar 16 Panah putih menandakan adanya multiple pneumatocele
19
Gambar 18 Kista pneumatocele yang berisi air
20
Panah (1) Panah (2)
Gambar 20, 21. Tampilan pada Pasien dengan Vanishing Lung Syndrome
21
KESIMPULAN
o Pneumothoraks spontan
o Peneumothoraks traumatic
o CT-scan thirax
o USG
22
Penatalaksanaan pneumothoraks adalah sebagai berikut :
Observasi dan Pemberian O2, Tindakan dekompresi,
Torakoskopi, Torakotomi, Tindakan bedah.
23
DAFTAR PUSTAKA
24
11. Sjamsuhidajat, R. Dinding toraks dan pleura. Dalam : Buku Ajar Ilmu
Bedah. Jakarta : ECG. 1997. P.404-419
12. Felson, Benjamin. Pneumothorax. In : Chest Roentgenology. Philadelphia
: W.B. Sundersa Company. P.366-372.
13. McDonald AC dan Lieberman G (2002). Pneumomediastinum: a patient
presentation.
eradiology.bidmc.harvard.edu/LearningLab/respiratory/McDonald.pdf –
Diakses pada 5 Mei 2016.
14. Weerakkody Y dan Gorrochategui M (2015). Pneumomediastinum.
http://radiopaedia.org/articles/pneumomediastinum - Diakses pada 5 Mei
2016.
15. Stern EJ, Webb WR, Weinacker A dan Muller NL (2015). Vanishing lung
syndrome. Learningradiology.com/archive06/COW%20222-
Vanishing%20lung/vanishinglungccorrect.html#link705995CO (diakses
pada 5 Mei 2016)
25