Anda di halaman 1dari 22

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................................i

KATA PENGANTAR...........................................................................................................iii

BAB 1 : PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Tujuan Penulisan..........................................................................................................2

1.2.1 Tujuan Umum........................................................................................................2

1.2.2 Tujuan Khusus.......................................................................................................2

1.3 Ruang Lingkup.............................................................................................................2

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................3

2.1 Rumah Sakit.................................................................................................................3

2.2 Manajemen Logistik.....................................................................................................3

2.3 Manajemen Logistik Rumah Sakit...............................................................................4

2.4 Kegunaan Manajemen Logsitik...................................................................................7

2.5 Prinsip Dasar Manajemen Logistik..............................................................................7

2.6 Standar Operasional Prosedur.....................................................................................8

2.6.1 Tujuan SOP yang bermanfaat bagi perusahaan :...................................................8

2.6.2 Manfaat SOP........................................................................................................9

BAB 3 : TINJAUAN MASALAH.......................................................................................11

3.1 Jenis Logistik..............................................................................................................11

3.2 Siklus logistik.............................................................................................................11

i
3.2.1 Fungsi Perencanaan.............................................................................................11

3.2.2 Fungsi Penganggaran..........................................................................................11

3.2.3 Fungsi Pengadaan................................................................................................12

3.2.4 Fungsi Penyimpanan dan Distribusi....................................................................12

3.2.5 Fungsi Pemeliharaan...........................................................................................12

3.2.6 Fungsi Penghapusan............................................................................................13

3.2.7 Fungsi Pengendalian...........................................................................................13

3.3 Temuan Lapangan......................................................................................................13

BAB 4 : PEMBAHASAN PROGRAM...............................................................................15

4.1 Pemesanan Barang.....................................................................................................15

4.2 Pendistribusian Barang...............................................................................................15

4.3 Penghapusan Barang..................................................................................................15

4.4 Pengontrolan Inventaris.............................................................................................15

BAB 5 : PENUTUP.............................................................................................................17

5.1 Simpulan....................................................................................................................17

5.2 Saran...........................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkat rahmat dan

karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan orientasi kasus dengan judul ”Standar

Operasional Prosedur Bagian Logistik RSIA Sayang Ibu Batusangkar”. Dalam proses

menyelesaikan laporan orientasi kasus ini juga tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan

dorongan dari semua pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Ibu dr.Rika Desviorita, MARS selaku Direktur RSIA Sayang Ibu Batusangkar.
2. Ibu Elmetra Anggrayni, SE selaku Manajer Keuangan sekaligus pembimbing

penulis.
3. Ibu Frieska Amelia Rizal, S.K.M selaku Manajer SDM & Umum sekaligus

pembimbing penulis.
4. Ibu Ringga Rahmi Prima, S.K.M, M.Si selaku HRD sekaligus pembimbing penulis.
5. Rekan-rekan yang telah memberikan dukungan.

Penulis menyadari laporan orientasi kasus ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan yang diharapkan, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis
menerima masukan, kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaannya.

Batusangkar, Mei 2019

Penulis

iii
BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen logistik rumah sakit memiliki fungsi yang terangkum dalam siklus

logistik meliputi perencanaan, penganggaran, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian,

pemanfaatan, penghapusan dan pengendalian. Semua dari fungsi tersebut saling berkaitan

demi memberikan kelancaran pelayanan logistik keseluruh satuan kerja yang

membutuhkan. Dalam sebuah rumah sakit logistik di bagi menjadi 2 bagian, yaitu logistik

medis dan logistik non medis, dimana logistik medis terdiri dari obat-obatan dan alat-alat

medis sedangkan logistik non medis terdiri dari perlengkapan penunjang. Logistik non

medis merupakan perlengkapan penunjang dalam menyempurnakan dan melengkapi

pelayanan medis di rumah sakit yaitu berkaitan dengan pelayanan administrasi dan

kegiatan operasional baik untuk kebutuhan pasien dan pegawai rumah sakit dalam

menjalankan aktivitasnya.

Logistik non medis merupakan salah satu material yang menjadi alat penggerak

rumah sakit dalam memberikan pelayanan kepada pasien dimana pihak manajemen harus

memperhatikan kualitas dan kuantitas barang yang sesuai dengan permintaan satuan kerja

serta total biaya yang dikeluarkan. Dimana hal tersebut bisa dijadikan indikator

keberhasilan atau prestasi yang di capai rumah sakit. Jenis logistik di RSIA Sayang Ibu

Batusangkar terbagi 2 yaitu logistik non medis dan logistik medis yang berfokus pada

instrument kesehatan. Kebutuhan logistik terbagi menjadi 2 yaitu belanja modal dan

belanja barang. Belanja modal seperti barang inventaris dan belanja barang seperti ATK,

ART, alat kebersihan serta linen.

RSIA Sayang Ibu Batusangkar merupakan rumah sakit swasta yang di resmikan

pada tanggal 11 Juli 2011 oleh Bupati Tanah Datar, Bapak M.Shadiq Pasadigue, SH, MM.

1
2

Jumlah tempat tidur di RSIA ini adalah 31 TT dengan jumlah karyawan 91 orang. Prosedur

kerja yang harus dilakukan secara kronologis dan sistematis dalam menyelesaikan suatu

pekerjaan tertentu dengan tujuan agar memperoleh hasil kerja paling efektif merupakan

pengertian SOP yang harus dimiliki oleh setiap perusahaan.

Dalam sirkulasi manajemen logistik RSIA Sayang Ibu sudah menjalankan setiap

item logistik tetapi belum memiliki alur yang di sahkan secara tertulis. Termasuk dalam

manajemen logistik, banyaknya jenis permintaan kebutuhan dari satuan kerja maka tim

perencanaan logistik non medik harus melakukan perencanaan dengan sebaik-baiknya.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mempelajari dan memperbaiki alur dari sistem manajemen logistik RSIA

Sayang Ibu Batusangkar.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Untuk mempelajari dan memperbaiki alur kerja untuk pemesanan barang logistik.
2. Untuk mempelajari dan memperbaiki alur kerja untuk pendistribusian barang

logistik.
3. Untuk mempelajari dan memperbaiki alur kerja untuk penghapusan barang logistik.
4. Untuk mempelajari dan memperbaiki alur pengontrolan inventaris ke setiap unit.

1.3 Ruang Lingkup


Penelitian ini dilakukan di pada unit logistik RSIA Sayang Ibu Batusangkar pada

bulan April hingga Mai 2019. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi. Selain

itu penulis menggunakan data sekunder dalam menunjang penelitian ini.


BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rumah Sakit


Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan

karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan,

kemajuan teknologi dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu

meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau kepada masyarakat, agar

terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. (UU No. 44 Tahun 2009 Tentang

Rumah Sakit).

2.2 Manajemen Logistik


Logistik adalah bagian dari instansi yang tugasnya menyediakan bahan/barang

yang dibutuhkan untuk kegiatan operasional instansi tersebut dalam jumlah, kualitas dan

pada waktu yang tepat dan sesuai kebutuhan dengan harga serendah mungkin.

Alasan utama mengapa logistik diperlukan dalam menjalankan usaha adalah

sebagai berikut:

1. Barang dan jasa sangat dibutuhkan oleh unit-unit operasional untuk mendukung

kegiatan operasional yang dapat diwujudkan melalui logistik.

2. Logistik memberikan multiplier effect bagi efisiensi dan efektivitas dalam rangka

pencapaian tujuan perusahaan. Kegiatan logistik mempengaruhi efisiensi kegiatan

unit tertentu dalam lembaga usaha dan efisiensi perusahaan dan akhirnya akan

menentukan sejauh mana kemampuan perusahaan untuk memdapatkan keuntungan

bagi pengembangan usaha dan kemakmuran pemilik perusahaan.

Menurut lomenta (1990) kegiatan logistik secara umum mempunyai tiga tujuan

yaitu :

3
4

1. Tujuan Operasional adalah agar tersedia barang, serta bahan dalam jumlah yang

tepat dan mutu yang memadai.

2. Tujuan Keuangan meliputi pengertian bahwa upaya tujuan operasional dapat

terlaksana dengan biaya serendah-rendahnya.

3. Tujuan Keamanan agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan, pemborosan,

penggunaan tanpa hak, pencurian, penyusutan yang tidak wajar dan lainnya.

Dalam sistem administrasi manajemen logistik (Subagya,1994) menyatakan

sebagai berikut :

Unsur Fungsi Fungsi Logistik :


Manajemen : Manajemen : Perencanaan
Man Planning Penganggaran
Money Organizing Pengadaan
4.
Matrial Actuating Penyimpanan
Machine Controlling Penyaluran
Methode Penghapusan
Pengandalian

2.3 Manajemen Logistik Rumah Sakit


Manajemen logistik khususnya di rumah sakit perlu dilaksanakan secara efektif dan

efisien dalam arti bahwa segala macam barang, bahan, maupun peralatan harus dapat

disediakan tepat waktu, dalam jumlah yang cukup, tidak kurang ataupun lebih dan yang

paling penting adalah ketersediaan dengan mutu memadai.

Dalam lingkup rumah sakit, logistik berarti :

1. Suatu proses pengolahan secara strategis terhadap pengadaan, penyimpanan,

pendistribusian serta pemantauan bahan dan barang yang diperlukan bagi produksi

jasa rumah sakit.


5

2. Bagian dari rumah sakit yang bertugas menyediakan barang dan bahan yang

diperlukan untuk kegiatan operasional rumah sakit dalam jumlah, kualitas dan pada

waktu yang tepat sesuai kebutuhan dengan harga efisien.

Logistik di rumah sakit menurut bidang pemanfaatannya, barang dan bahan yang

harus disediakan di rumah sakit dapat dikelompokkan menjadi persediaan farmasi,

persediaan makanan, persediaan logistik umum dan teknik.

Dalam manajemen logistik terdapat fungsi-fungsi logistik yang dapat disusun

dalam bentuk skema siklus kegiatan logistik sebagai berikut :

Perencanaan

Penghapusan Penganggaran

Pengendalian

Pendistribusian Pengadaan

Penyimpanan

Fungsi Manjemen Logistik Rumah Sakit :

1. Fungsi Perencanaan

Fungsi perencanaan mencakup aktivitas dalam menentukan sasaran-sasaran,

pedoman, pengukuran penyelenggaraan bidang logistik, penentuan kebutuhan

merupakan perincian dari fungsi perencanaan.


6

2. Fungsi Penganggaran

Fungsi ini merupakan usaha-usaha untuk merumuskan perincian penentuan

kebutuhan dalam suatu skala standar, yaitu skala mata uang dan jumlah biaya

dengan memperhatikan pengarahan dan pembatasan yang berlaku.

3. Fungsi Pengadaan

Fungsi ini merupakan usaha-usaha untuk merumuskan perincian penentuan

kebutuhan dalam suatu skala standar, yaitu skala mata uang dan jumlah biaya

dengan memperhatikan pengarahan dalam pembatasan yang berlaku.

4. Fungsi Penyimpanan

Fungsi ini merupakan penerimaan, penyimpanan dan penyaluran perlengkapan

yang telah diadakan melalui fungsi-fungsi terdahulu untuk kemudian di salurkan ke

unit-unit pelaksana.

5. Fungsi Pendistribusian

Merupakan salah satu fungsi manajemen dimana dilakukan kegiatan pengurusan,

penyelenggaraan dan pengaturan pemindahan barang dari tempat penyimpanan ke

tempat pemakai sehingga menjamin kelancaran pelayanan yang bermutu.

6. Fungsi Pemeliharaan

Kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk menjamin agar sarana/barang selalu

berada dalam kondisi daya guna yang baik. Usaha untuk mempertahankan kondisi

ekonomis dari material/barang atau fasilitas institusi.

7. Fungsi Penghapusan

Berupa kegiatan dan usaha pembebasan barang dari pertanggungjawaban yang

berlaku. Dengan kata lain, fungsi penghapusan adalah usaha untuk menghapus

kekayaan karena kerusakan yang tidak dapat diperbaiki lagi, dinyatakan sudah tua
7

dari segi ekonomis maupun teknis, kelebihan, hilang, susut dan karena hal-hal lain

menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8. Fungsi Pengendalian

Fungsi ini merupakan fungsi inti dari pengelolaan perlengkapan yang meliputi

kegiatan untuk memastikan bahwa suatu proses produksi atau pelayanan sesuai

dengan standar mutu yang telah ditetapkan.

2.4 Kegunaan Manajemen Logsitik


Mengapa perlunya manajemen logistik di rumah sakit ialah :

1. Waktu proses produksi yang berfluktuasi, padahal rumah sakit membutuhkan

barang yang tetap dalam kuantitasnya.

2. Ketidaksinambungan proses produksi, proses-proses seperti produksi tidak

berkesinambungan sehingga harus ada penyangganya atau yang disebut sebagai

cadangan.

3. Ketidakpastian, lingkungan yang berubah-ubah seperti pola penyakit yang tidak

pasti.

4. Di rumah sakit itu sendiri, tempat memberikan asuhan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat sehingga menyangkut nyawa manusia (aspek kedaruratan).

2.5 Prinsip Dasar Manajemen Logistik


Manajemen logistik memliki prinsip-psrinsip dasar yaitu :

1. Barang/jasa harus tersedia dalam jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan.

2. Barang/jasa harus diperoleh dengan harga serendah mungkin tanpa merubah

spesifikasi.

3. Inventory harus dipertahankan dalam jumlah seminimal mungkin dengan tetap

menjaga ketersediaan persediaan.


8

4. Barang/jasa harus tersedia dalam jumlah yang cukup dan pada lokasi yang

membutuhkan.

5. Barang harus dalam bentuk dan kondisi yang siap pakai.

6. Pengawasan dan pengendalian dari jumlah dan kualitas barang dan jasa.

7. Barang/alat harus dirawat agar tidak membahayakan.

2.6 Standar Operasional Prosedur


SOP adalah suatu dokumen berisi prosedur kerja yang harus dilakukan secara

kronologis dan sistematis dalam menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu dengan tujuan

agar memperoleh hasil kerja paling efektif.

Penggunaan istilah SOP (Standar Operasional Prosedur) dalam bidang bisnis

terutama yang bergerak dalam sektor industri mungkin sudah tidak asing lagi. Standar

Operasional Prosedur juga merupakan pedoman atau acuan dalam bekerja sesuai dengan

fungsi dan alat penilaian kinerja pegawai serta sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan

sistem kerja yang berlaku di perusahaan.

Tujuan utama dari SOP ini adalah agar proses pelaksaanaan pekerjaan dilakukan

dengan rapih, tertib, dan sistematis dari awal hingga akhir. Dengan adanya SOP maka

diharapkan kualitas pekerjaan menjadi lebih baik.

2.6.1 Tujuan SOP yang bermanfaat bagi perusahaan :


1. Untuk menjaga konsistensi kinerja atau kondisi tertentu, dan kemana petugas

dan lingkungan dalam pelaksanaan pekerjaan atau tugas tertentu

2. Untuk memberikan pedoman atau acuan dalam pelaksanaan pekerjaan atau

tugas bagi supervisor dan pekerja

3. Membantu menghindari kesalahan, konflik, keraguan, duplikasi, serta

pemborosan, dalam pelaksanaan pekerjaan

4. Memberikan ukuran atau parameter dalam penilaian mutu kerja atau pelayanan
9

5. Memberikan jaminan penggunaan semua sumber daya secara efektif dan efisien

6. Menjelaskan urutan dan alur kerja, wewenang dan tanggungjawab para petugas

yang terkait

7. Sebagai dokumen yang memberikan penjelasan dan penilaian proses

pelaksanaan kerja bila terjadi mal praktek atau kesalahan administratif

8. Sebagai dokumen yang dapat digunakan pada kegiatan pelatihan pekerja

9. Menjadi dokumen sejarah jika dilakukan revisi SOP dan menggantinya dengan

SOP baru

2.5.1 Manfaat SOP

1. Mengurangi dan meminimalisir kesalahan atau kelalaian pegawai dalam

menyelesaikan pekerjaan karena SOP berperan sebagai standarisasi perusahaan.

2. Dokumen SOP mengandung pedoman kerja pegawai sehingga dapat membantu

karyawan agar lebih mandiri dan tidak tergantung dari intervensi manajemen.

3. Membantu meningkatkan akuntabilitas.

4. Menciptakan ukuran standar kerja dan menjadi acuan untuk evaluasi kinerja

pegawai.

5. Membantu pegawai baru lebih cepat beradaptasi dengan pekerjaannya.

6. Menghindari adanya tumpang tindih pelaksanaan tugas.

7. Membantu pekerjaan dapat diselesaikan dengan konsisten.

Keberadaan SOP dalam perusahaan berperan sangat penting terutama dalam hal

operasional perusanaan. SOP bisa dijadikan pedoman untuk mengantisipasi berbagai

situasi yang bisa terjadi dalam menjalankan perusahaan. Meskipun bisnis yang dijalankan

sedang berkembang, namun dengan mempertahankan konsistensi untuk mematuhi SOP

dapat membantu perusahaan agar berjalan pada sesuai dengan target dan tujuan utama.
10

Tanpa SOP, anggota perusahaan tidak dapat bekerja secara efektif dan efisien serta

tidak memahami bagaimana ruang lingkup pekerjaannya. Sehingga keberadaan SOP sangat

penting sebagai pedoman dan acuan perusahaan demi mendapatkan keuntungan

semaksimal mungkin melalui prosedur yang efektif.


BAB 3 : TINJAUAN MASALAH

3.1 Jenis Logistik


RSIA Sayang Ibu Batusangkar memiliki dua sub unit logistik yaitu logistik medik

dan logistik non medis. Logistik medis terdiri dari obat-obatan di pegang oleh unit instalasi

farmasi rumah sakit, yang merupakan suatu unit di RS yang merupakan fasilitas

penyelenggaraan kefarmasian di bawah pimpinan farmasis yang bertanggungjawab untuk

mengadakan, menyediakan dan mengelola seluruh aspek penyediaan perbekalan kesehatan

di rumah sakit. Sementara itu, logistik non medis yang di pegang oleh unit logistik rumah

sakit berupa Alkes (Alat Kesehatan), Alat Tulis Kantor (ATK), BHP (Barang Habis Pakai),

BMHP (Barang Medis Habis Pakai), Barang Elektronik dan Linen.

3.2 Siklus logistik


RSIA Sayang Ibu Batusangkar mengadopsi mekanisme manajamen logistik berupa

fungsi perencanaan, fungsi penganggaran, fungsi pengadaan, fungsi peyimpanan dan

distribusi, fungsi pemeliharaan, fungsi penghapusan dan fungsi pengendalian.

Berikut merupakan penjelasan dari fungsi logistik di RSIA Sayang Ibu Batusangkar, yaitu :

3.2.1 Fungsi Perencanaan


Data yang di dapatkan dari perencanaan berasal dari hasil evaluasi pengeluaran

logistik selama setahun pada tahun sebelumnya dan dari hasil perencanaan setiap unit di

rumah sakit. Hasil perencanaan ini tertuang dalam RKA rumah sakit yang masih dalam

bentuk draft.

3.2.2 Fungsi Penganggaran


RKA yang telah disetujui oleh jajaran direktris perusahaan dijalankan selama satu

tahun kedepan. Selama tahun berjalan, RKA ini di evaluasi 1x3 bulan untuk mengetahui

apakah penganggaran yang dilakukan masih cukup atau cocok dengan yang sudah

dilakukan.

11
12

3.2.3 Fungsi Pengadaan


Pengadaan merupakan kegiatan atau usaha untuk menambah dan memenuhi

kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan yang berlaku dengan menciptakan

sesuatu yang sebelumnya tidak ada menjadi ada. Pengadaan barang-barang logistik di

rumah sakit mengacu pada RKA yang sudah di sahkan oleh perusahaan. Cara

mengintervensi fungsi pengadaan di rumah sakit sebaiknya dibuatkan alur secara tertulis.

3.2.4 Fungsi Penyimpanan dan Distribusi


Penyimpanan merupakan suatu usaha untuk melakukan pengelolaan barang

persediaan di tempat penyimpanan. Idealnya barang yang telah dibeli didrop terlebih

dahulu ke dalam gudang, dilakukan pendaftaran/register dari barang tersebut, setelah itu

dilakukan pelabelan untuk menentukan first in dan first out barang. Akan tetapi hal ini

belum terlaksana di RSIA Sayang Ibu.

Penyaluran atau distribusi barang merupakan kegiatan untuk mengelola

pemindahan barang dari satu tempat ke tempat lainnya. Barang yang ada di dalam gudang

didistribusikan ke unit-unit pada waktu yang telah ditentukan oleh petugas logistik dengan

menyertakan berita acara serah terima barang. Dalam melakukan pendistribusian barang

sebaiknya memiliki SPO secara tertulis.

3.2.5 Fungsi Pemeliharaan


Semua barang-barang yang sudah didistribusikan ke setia unit di lakukan

pemeliharaan barang. Kategori barang yang masuk daftar pemeliharaan adalah Alat-alat

kesehatan dan barang elektronik. Pemeliharaan dilakukan melalui pegontrolan atau

pengecekan inventaris.

Pembagian tugas dalam fungsi pemeliharaan yaitu :

1. Alat kesehatan di pelihara melalui pengontrolan oleh unit UPSRS dan sterilisasi

alat oleh unit CSSD.


13

2. ATK dipelihara melalui pengecekan berkala oleh setiap unit di rumah sakit yang

bertanggungjawab untuk unitnya.

3. Hardware, alat elektronik digital dan yang berhubungan dengan jaringan (CCTV,

jam digital mushalla, mesin fotocopy, jaringan internet, jaringan televisi) dan

komputer dipelihara oleh IT.

4. Barang Elektronik (TV, AC, kulkas, lampu, jam, soundsystem, dll) dipelihara oleh

UPSRS.

3.2.6 Fungsi Penghapusan


Penghapusan adalah kegiatan atau usaha pembebasan barang dari pertanggung

jawaban sesuai peraturan yang berlaku. Kriteria barang yang masuk kategori penghapusan

ialah semua barang yang sudah tidak layak pakai dan semua barang yang telah habis masa

pakainya yaitu secara ekonomis dan teknis sudah tergolong usang atau rusak. Pada fungsi

ini sebaiknya di buatkan SPO agar penghapusan barang memiliki alur yang baik.

Tata cara penghapusan barang yang dilakukan ialah :

1. Pemanfaatan kembali, barang tersebut dapat digunakan kembali tetapi tidak untuk

fungsi awalnya.

2. Penjualan atau pelelangan barang kepada karyawan atau ke tempat barang bekas.

3. Pemusnahan menyangkut keamanan dan keselamatan lingkungan.

3.2.7 Fungsi Pengendalian


Pengendalian adalah sistem pengawasan dari hasil laporan, penilaian, pemantauan

dan pemeriksaan terhadap tahapan manajemen logistik yang sedang atau telah

berlangsung.

3.3 Temuan Lapangan


Setiap fungsi dalam manajemen logistik saling berkaitan satu dengan yang lain.

Mekanisme manajemen logistik harus berjalan dengan baik agar perencanaan hingga

pemeliharaan barang-barang non medis dapat terjaga dengan baik.


14

Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara observasi dan pengumpulan

data sekunder mealui file-file logistik yang ada. Saat ini di RSIA Sayang Ibu Batusangkar

belum memiliki Standar Operasional Prosedur yang baku sehingga alur pelaksanaan

manajemen logistik belum dapat berjalan dengan maksimal. Pemesanan barang

membutuhkan waktu yang cukup panjang, pendistribusian barang yang masih belum

maksimal hingga pengelolaan barang-barang yang sudah tidak digunakan lagi dapat

direduce dan dikelola dengan adanya perencanaan yang baik. Perwujudan dari perencanaan

yang baik apabila terdapat standar operasional prosedur kerja yang tertulis.
15

BAB 4 : PEMBAHASAN PROGRAM

4.1 Pemesanan Barang


Pemesanan barang dilakukan ketika ada stok barang yang akan dibeli untuk

keperluan rumah sakit. Pemesanan barang dilakukan setelah Memo Persetujuan di

setujui oleh Direktur. Alur pemesanan barang dapat dilihat dalam lampiran 1.

4.2 Pendistribusian Barang


Pendistribusian barang-barang logistik selain alat kesesehatan dilakukan oleh

koordinator logistik . Sedangkan untuk alat kesehatan didistribusikan bersama UPSRS

karena harus dilakukan uji fungsi terlebih dahulu. Alur pendistribusian barang dapat

dilihat melalui lampiran 2.

4.3 Penghapusan Barang


Jenis inventaris yang masuk ke dalam kategori penghapusan ialah alat kesehatan,

alat elektronik dan linen. Barang-barang tersebut telah habis umur ekonomis dan umur

teknisnya. Penghapusan barang dilakukan setelah dikeluarkan Berita Acara

Penghapusan yang diketahui oleh Direktur dan disetujui oleh Direktur Utama. Alur

penghapusan barang dapat dilihat pada lampiran 3.

4.4 Pengontrolan Inventaris


Inventaris merupakan semua kegiatan dan usaha untuk memperoleh data yang

diperlukan tentang ketersediaan barang-barang yang dimiliki dan diurus, baik yang

diadakan melalui pembelian menggunakan anggaran belanja, maupun sumbangan atau

hibah untuk diadministrasikan sebagaimana mestinya menurut ketentuan dan cara yang

telah ditetapkan di masing-masing instansi.

Kategori inventaris RSIA Sayang ibu batusangkar ialah semua barang-barang yang

tersedia disetiap unit kecuali barang habis pakai. Setiap petugas diberikan tanggung

jawab untuk mengecek dan ricek barang-barang di ruangan yang menjadi tanggung
16

jawab nya. Hal ini diputuskan melalui SK Direktur. Alur pengontrolan inventaris dapat

di lihat pada lampiran 4.


BAB 5 : PENUTUP

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka penulis menyimpulkan

beberapa hal yang merupakan gambaran singkat mengenai hasil penelitian yang telah

dilaksanakan. Berikut kesimpulan :

1. Pemesanan Barang

Pemesanan barang dilakukan setelah Memo Persetujuan (MP) di ACC oleh

Direktur RSIA Sayang Ibu dan Direktur Utama PT. Sayang Ibu Batusangkar.

2. Pendistribusian Barang

Pendistribusian barang harian dilakukan apabila ada permintaan dari unit dengan

membawa buku permintaan barang unit pemakai. Sedangkan pendistribusian alat

kesehatan dilakukan bersama UPSRS.

3. Penghapusan Barang

Barang yang masuk kategori penghapusan adalah alat kesehatan,peralatan

elektronik dan linen.

4. Pengontrolan Inventaris

Pengontrolan inventaris dilakukan oleh Koordinator logistik dalam kurun waktu 1

kali perminggu.

5.2 Saran
1. Untuk sumber daya manusia di bagian Logistik sebaiknya mendapat pelatihan

mengenai manajemen logistik. Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan kualitas

sumber daya manusia tersebut.

2. Melakukan koordinasi secara optimal dengan seluruh satuan kerja tentang

permintaan yang akan dibutuhkan mulai dari jenis, jumlah, dan ukuran agar tidak
18

terjadi konflik seperti salah pembelian barang logitik non medis yang bisa

mengakibatkan tidak terpakainya barang tersebut.


19

DAFTAR PUSTAKA

1. Arraniry, Benazir. Analisis Perencanaan Logistik Non Medik di Sub Bagian Rumah

Tangga Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati.2012. Depok : FKM UI.

2. Kalasuat, Yonas, Widodo dan Rosyidah. Sistem Pengelolaan Logistik Barang Non

Medis di Rumah Sakit Panti Nugroho Kabupaten Sleman. Yogyakarta : FKM UAD.

Anda mungkin juga menyukai