DAFTAR ISI...........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................iii
BAB 1 : PENDAHULUAN...................................................................................................1
i
3.2.1 Fungsi Perencanaan.............................................................................................11
BAB 5 : PENUTUP.............................................................................................................17
5.1 Simpulan....................................................................................................................17
5.2 Saran...........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan orientasi kasus dengan judul ”Standar
Operasional Prosedur Bagian Logistik RSIA Sayang Ibu Batusangkar”. Dalam proses
menyelesaikan laporan orientasi kasus ini juga tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan
dorongan dari semua pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Ibu dr.Rika Desviorita, MARS selaku Direktur RSIA Sayang Ibu Batusangkar.
2. Ibu Elmetra Anggrayni, SE selaku Manajer Keuangan sekaligus pembimbing
penulis.
3. Ibu Frieska Amelia Rizal, S.K.M selaku Manajer SDM & Umum sekaligus
pembimbing penulis.
4. Ibu Ringga Rahmi Prima, S.K.M, M.Si selaku HRD sekaligus pembimbing penulis.
5. Rekan-rekan yang telah memberikan dukungan.
Penulis menyadari laporan orientasi kasus ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan yang diharapkan, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis
menerima masukan, kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaannya.
Penulis
iii
BAB 1 : PENDAHULUAN
pemanfaatan, penghapusan dan pengendalian. Semua dari fungsi tersebut saling berkaitan
membutuhkan. Dalam sebuah rumah sakit logistik di bagi menjadi 2 bagian, yaitu logistik
medis dan logistik non medis, dimana logistik medis terdiri dari obat-obatan dan alat-alat
medis sedangkan logistik non medis terdiri dari perlengkapan penunjang. Logistik non
pelayanan medis di rumah sakit yaitu berkaitan dengan pelayanan administrasi dan
kegiatan operasional baik untuk kebutuhan pasien dan pegawai rumah sakit dalam
menjalankan aktivitasnya.
Logistik non medis merupakan salah satu material yang menjadi alat penggerak
rumah sakit dalam memberikan pelayanan kepada pasien dimana pihak manajemen harus
memperhatikan kualitas dan kuantitas barang yang sesuai dengan permintaan satuan kerja
serta total biaya yang dikeluarkan. Dimana hal tersebut bisa dijadikan indikator
keberhasilan atau prestasi yang di capai rumah sakit. Jenis logistik di RSIA Sayang Ibu
Batusangkar terbagi 2 yaitu logistik non medis dan logistik medis yang berfokus pada
instrument kesehatan. Kebutuhan logistik terbagi menjadi 2 yaitu belanja modal dan
belanja barang. Belanja modal seperti barang inventaris dan belanja barang seperti ATK,
RSIA Sayang Ibu Batusangkar merupakan rumah sakit swasta yang di resmikan
pada tanggal 11 Juli 2011 oleh Bupati Tanah Datar, Bapak M.Shadiq Pasadigue, SH, MM.
1
2
Jumlah tempat tidur di RSIA ini adalah 31 TT dengan jumlah karyawan 91 orang. Prosedur
kerja yang harus dilakukan secara kronologis dan sistematis dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan tertentu dengan tujuan agar memperoleh hasil kerja paling efektif merupakan
Dalam sirkulasi manajemen logistik RSIA Sayang Ibu sudah menjalankan setiap
item logistik tetapi belum memiliki alur yang di sahkan secara tertulis. Termasuk dalam
manajemen logistik, banyaknya jenis permintaan kebutuhan dari satuan kerja maka tim
logistik.
3. Untuk mempelajari dan memperbaiki alur kerja untuk penghapusan barang logistik.
4. Untuk mempelajari dan memperbaiki alur pengontrolan inventaris ke setiap unit.
bulan April hingga Mai 2019. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi. Selain
kemajuan teknologi dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu
meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau kepada masyarakat, agar
terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. (UU No. 44 Tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit).
yang dibutuhkan untuk kegiatan operasional instansi tersebut dalam jumlah, kualitas dan
pada waktu yang tepat dan sesuai kebutuhan dengan harga serendah mungkin.
sebagai berikut:
1. Barang dan jasa sangat dibutuhkan oleh unit-unit operasional untuk mendukung
2. Logistik memberikan multiplier effect bagi efisiensi dan efektivitas dalam rangka
unit tertentu dalam lembaga usaha dan efisiensi perusahaan dan akhirnya akan
Menurut lomenta (1990) kegiatan logistik secara umum mempunyai tiga tujuan
yaitu :
3
4
1. Tujuan Operasional adalah agar tersedia barang, serta bahan dalam jumlah yang
penggunaan tanpa hak, pencurian, penyusutan yang tidak wajar dan lainnya.
sebagai berikut :
efisien dalam arti bahwa segala macam barang, bahan, maupun peralatan harus dapat
disediakan tepat waktu, dalam jumlah yang cukup, tidak kurang ataupun lebih dan yang
pendistribusian serta pemantauan bahan dan barang yang diperlukan bagi produksi
2. Bagian dari rumah sakit yang bertugas menyediakan barang dan bahan yang
diperlukan untuk kegiatan operasional rumah sakit dalam jumlah, kualitas dan pada
Logistik di rumah sakit menurut bidang pemanfaatannya, barang dan bahan yang
Perencanaan
Penghapusan Penganggaran
Pengendalian
Pendistribusian Pengadaan
Penyimpanan
1. Fungsi Perencanaan
2. Fungsi Penganggaran
kebutuhan dalam suatu skala standar, yaitu skala mata uang dan jumlah biaya
3. Fungsi Pengadaan
kebutuhan dalam suatu skala standar, yaitu skala mata uang dan jumlah biaya
4. Fungsi Penyimpanan
unit-unit pelaksana.
5. Fungsi Pendistribusian
6. Fungsi Pemeliharaan
Kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk menjamin agar sarana/barang selalu
berada dalam kondisi daya guna yang baik. Usaha untuk mempertahankan kondisi
7. Fungsi Penghapusan
berlaku. Dengan kata lain, fungsi penghapusan adalah usaha untuk menghapus
kekayaan karena kerusakan yang tidak dapat diperbaiki lagi, dinyatakan sudah tua
7
dari segi ekonomis maupun teknis, kelebihan, hilang, susut dan karena hal-hal lain
8. Fungsi Pengendalian
Fungsi ini merupakan fungsi inti dari pengelolaan perlengkapan yang meliputi
kegiatan untuk memastikan bahwa suatu proses produksi atau pelayanan sesuai
cadangan.
pasti.
4. Di rumah sakit itu sendiri, tempat memberikan asuhan pelayanan kesehatan kepada
1. Barang/jasa harus tersedia dalam jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan.
spesifikasi.
4. Barang/jasa harus tersedia dalam jumlah yang cukup dan pada lokasi yang
membutuhkan.
6. Pengawasan dan pengendalian dari jumlah dan kualitas barang dan jasa.
kronologis dan sistematis dalam menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu dengan tujuan
terutama yang bergerak dalam sektor industri mungkin sudah tidak asing lagi. Standar
Operasional Prosedur juga merupakan pedoman atau acuan dalam bekerja sesuai dengan
fungsi dan alat penilaian kinerja pegawai serta sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan
Tujuan utama dari SOP ini adalah agar proses pelaksaanaan pekerjaan dilakukan
dengan rapih, tertib, dan sistematis dari awal hingga akhir. Dengan adanya SOP maka
4. Memberikan ukuran atau parameter dalam penilaian mutu kerja atau pelayanan
9
5. Memberikan jaminan penggunaan semua sumber daya secara efektif dan efisien
6. Menjelaskan urutan dan alur kerja, wewenang dan tanggungjawab para petugas
yang terkait
9. Menjadi dokumen sejarah jika dilakukan revisi SOP dan menggantinya dengan
SOP baru
karyawan agar lebih mandiri dan tidak tergantung dari intervensi manajemen.
4. Menciptakan ukuran standar kerja dan menjadi acuan untuk evaluasi kinerja
pegawai.
Keberadaan SOP dalam perusahaan berperan sangat penting terutama dalam hal
situasi yang bisa terjadi dalam menjalankan perusahaan. Meskipun bisnis yang dijalankan
dapat membantu perusahaan agar berjalan pada sesuai dengan target dan tujuan utama.
10
Tanpa SOP, anggota perusahaan tidak dapat bekerja secara efektif dan efisien serta
tidak memahami bagaimana ruang lingkup pekerjaannya. Sehingga keberadaan SOP sangat
dan logistik non medis. Logistik medis terdiri dari obat-obatan di pegang oleh unit instalasi
farmasi rumah sakit, yang merupakan suatu unit di RS yang merupakan fasilitas
di rumah sakit. Sementara itu, logistik non medis yang di pegang oleh unit logistik rumah
sakit berupa Alkes (Alat Kesehatan), Alat Tulis Kantor (ATK), BHP (Barang Habis Pakai),
Berikut merupakan penjelasan dari fungsi logistik di RSIA Sayang Ibu Batusangkar, yaitu :
logistik selama setahun pada tahun sebelumnya dan dari hasil perencanaan setiap unit di
rumah sakit. Hasil perencanaan ini tertuang dalam RKA rumah sakit yang masih dalam
bentuk draft.
tahun kedepan. Selama tahun berjalan, RKA ini di evaluasi 1x3 bulan untuk mengetahui
apakah penganggaran yang dilakukan masih cukup atau cocok dengan yang sudah
dilakukan.
11
12
kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan yang berlaku dengan menciptakan
sesuatu yang sebelumnya tidak ada menjadi ada. Pengadaan barang-barang logistik di
rumah sakit mengacu pada RKA yang sudah di sahkan oleh perusahaan. Cara
mengintervensi fungsi pengadaan di rumah sakit sebaiknya dibuatkan alur secara tertulis.
persediaan di tempat penyimpanan. Idealnya barang yang telah dibeli didrop terlebih
dahulu ke dalam gudang, dilakukan pendaftaran/register dari barang tersebut, setelah itu
dilakukan pelabelan untuk menentukan first in dan first out barang. Akan tetapi hal ini
pemindahan barang dari satu tempat ke tempat lainnya. Barang yang ada di dalam gudang
didistribusikan ke unit-unit pada waktu yang telah ditentukan oleh petugas logistik dengan
menyertakan berita acara serah terima barang. Dalam melakukan pendistribusian barang
pemeliharaan barang. Kategori barang yang masuk daftar pemeliharaan adalah Alat-alat
pengecekan inventaris.
1. Alat kesehatan di pelihara melalui pengontrolan oleh unit UPSRS dan sterilisasi
2. ATK dipelihara melalui pengecekan berkala oleh setiap unit di rumah sakit yang
3. Hardware, alat elektronik digital dan yang berhubungan dengan jaringan (CCTV,
jam digital mushalla, mesin fotocopy, jaringan internet, jaringan televisi) dan
4. Barang Elektronik (TV, AC, kulkas, lampu, jam, soundsystem, dll) dipelihara oleh
UPSRS.
jawaban sesuai peraturan yang berlaku. Kriteria barang yang masuk kategori penghapusan
ialah semua barang yang sudah tidak layak pakai dan semua barang yang telah habis masa
pakainya yaitu secara ekonomis dan teknis sudah tergolong usang atau rusak. Pada fungsi
ini sebaiknya di buatkan SPO agar penghapusan barang memiliki alur yang baik.
1. Pemanfaatan kembali, barang tersebut dapat digunakan kembali tetapi tidak untuk
fungsi awalnya.
2. Penjualan atau pelelangan barang kepada karyawan atau ke tempat barang bekas.
dan pemeriksaan terhadap tahapan manajemen logistik yang sedang atau telah
berlangsung.
Mekanisme manajemen logistik harus berjalan dengan baik agar perencanaan hingga
data sekunder mealui file-file logistik yang ada. Saat ini di RSIA Sayang Ibu Batusangkar
belum memiliki Standar Operasional Prosedur yang baku sehingga alur pelaksanaan
membutuhkan waktu yang cukup panjang, pendistribusian barang yang masih belum
maksimal hingga pengelolaan barang-barang yang sudah tidak digunakan lagi dapat
direduce dan dikelola dengan adanya perencanaan yang baik. Perwujudan dari perencanaan
yang baik apabila terdapat standar operasional prosedur kerja yang tertulis.
15
setujui oleh Direktur. Alur pemesanan barang dapat dilihat dalam lampiran 1.
karena harus dilakukan uji fungsi terlebih dahulu. Alur pendistribusian barang dapat
alat elektronik dan linen. Barang-barang tersebut telah habis umur ekonomis dan umur
Penghapusan yang diketahui oleh Direktur dan disetujui oleh Direktur Utama. Alur
diperlukan tentang ketersediaan barang-barang yang dimiliki dan diurus, baik yang
hibah untuk diadministrasikan sebagaimana mestinya menurut ketentuan dan cara yang
Kategori inventaris RSIA Sayang ibu batusangkar ialah semua barang-barang yang
tersedia disetiap unit kecuali barang habis pakai. Setiap petugas diberikan tanggung
jawab untuk mengecek dan ricek barang-barang di ruangan yang menjadi tanggung
16
jawab nya. Hal ini diputuskan melalui SK Direktur. Alur pengontrolan inventaris dapat
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka penulis menyimpulkan
beberapa hal yang merupakan gambaran singkat mengenai hasil penelitian yang telah
1. Pemesanan Barang
Direktur RSIA Sayang Ibu dan Direktur Utama PT. Sayang Ibu Batusangkar.
2. Pendistribusian Barang
Pendistribusian barang harian dilakukan apabila ada permintaan dari unit dengan
3. Penghapusan Barang
4. Pengontrolan Inventaris
kali perminggu.
5.2 Saran
1. Untuk sumber daya manusia di bagian Logistik sebaiknya mendapat pelatihan
permintaan yang akan dibutuhkan mulai dari jenis, jumlah, dan ukuran agar tidak
18
terjadi konflik seperti salah pembelian barang logitik non medis yang bisa
DAFTAR PUSTAKA
1. Arraniry, Benazir. Analisis Perencanaan Logistik Non Medik di Sub Bagian Rumah
2. Kalasuat, Yonas, Widodo dan Rosyidah. Sistem Pengelolaan Logistik Barang Non
Medis di Rumah Sakit Panti Nugroho Kabupaten Sleman. Yogyakarta : FKM UAD.