GEOMETRI TRANSFORMASI
Tentang
Setengah Putaran
Oleh
KELOMPOK III
Dosen Pembimbing :
Hutomo Atman Maulana, M.Si
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat-Nya Allah SWT yang senantiasa
memberikan kekuatan dan kesehatan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan
makalahGeometri Transformasi tentang Setengah Putaran dengan baik dan lancar.
Terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah membimbing kami dalam
pembuatan makalah ini.
Kami menyadari makalah yang kami buat ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi isi maupun teknik penulisan. Oleh karena itu, pada
kesempatan kali ini kami mengharapkan sumbang saran ataupun kritikan demi
membangun dari perbaikan untuk masa yang akan datang.
Kelompok III
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB. I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan................................................................................................................................1
BAB. II PEMBAHASAN........................................................................................................2
A. Kesimpulan...................................................................................................................10
B. Saran..............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada pertemuan sebelumnya telah dipelajari materi tentang
Pencerminan. Sedangkan untuk pertemuan kali ini materi yang akan dibahas
ialah tentang Setengah Putaran.
Setengah putaran juga dinamakan pencerminan pada suatu titik atau
refleksi pada suatu titik, karena suatu setengah putaran mencerminkan setiap
titik bidang pada sebuah titik tertentu. Setengah putaran merupakan bekal
dalam mempelajari Dilatasi.
Setengah Putaran merupakan bagian dari Geometri Transformasi dan
merupakan salah satu bekal dalam mengajar matematika di SMP dan SMA/K.
Dalam mempelajari setengah putaran, kita harus mengetahui defenisi,rumus
sifat-sifat dan hasil kali setengah putaran. Oleh karena itu, kami dari
kelompok 3 akan memaparkan materi tentang setengah putaran.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah defenisi setengah putaran?
2. Apa rumus dari setengah putaran?
3. Apa saja sifat-sifat setengah putaran?
4. Bagaimanakah hasil kali setengah putaran?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi setengah putaran
2. Untuk mengetahui rumus setengah putaran
3. Untuk mengetahui sifat-sifat setengah putaran
4. Untuk mengetahui hasil kali setengah putaran
1
BAB II
PEMBAHASAN
SA(Q)
Q′
A
P′
Contoh Soal:
Diberikan A,B dan C adalah titik-titik pada bidang ecluid V dan A adalah
titik tengah, lukislah :
a. Titik D sehingga D = SA(B)
Penyelesaian :
B
E C
A
D
Menurut definisi B ≠ A, maka SA(B) = D, dimana D diperoleh perpanjangan BA sepanjang AB sehingga A titik tengah .
2
B. Rumus Setengah Putaran
Teorema 7.4
Jika A = (a,b) dan P = (x,y) maka S (P) = (2 − , 2 − )
P(x,y)
g
A(a,b)
P’( 0, 0)
Gambar 7.4
Misalkan P’( 0, 0) adalah S (P) maka A pertengahan / titik tengah ′.
Maka :
+0 +0
( , )⇒ = =
2 2
2 = +0 2 = +0
2 − =0
2 − =0
Maka :
Jadi
′
(2 − , 2 − )
: S ( ) = (2 − , 2 − )
3
Contoh Soal :
Apabila A = (2,3), tentukanlah :
a) SA(C)apabila C = (2,3)
b) SA(P)apabila P = (x, y)
Penyelesaian :
a) Diketahui : A = (2,3)
C=(2,3)
Ditanya : SA(C) … . ?
Jawab :
SA(C) = (2 − x, 2b − y)
= (2,3) = ( , )
= (2,3) = ( , )
SA(C) = (2(2) − 2,2(3) − 3)
= (4−2,6−3)
= (2,3)
Jadi, SA(C) = (2,3)
b)
Jawab :
SA(P) = (2a − x, 2b − y)
= (2(2) − , 2(3)
=(4− 2,2− 2)
=( 2−4, 2−6)
4
C. Sifat-Sifat Setengah Putaran
1. Teorema 7.1 : Andaikan A sebuah titik dan g dan h dua buah garis tegak lurus yang berpotongan di A. Maka SA = M Mh
a) Kasus I : P ≠ A
Bukti : Oleh karena g ⊥ h, maka kita dapat membuat sebuah sistem sumbu ortogonal
dengan g sebagai sumbu X dan h sebagai sumbu Y. A dipakai sebagai titik asal (gambar
7.1)
Y
P’ (-x,y)
P (x,y)
g X
A
P’’ (-x,-y)
Gambar 7.1
Ditunjukkan bahwa untuk setiap P berlaku SA( ) = MgMh(P).
Andaikan P(x,y) ≠ A dan SA( ) = ′′( 1, 1)
Karena SA( ) = ′′ maka A titik tengah ′ sehingga
+ _ + _
(0,0) = ( 1 2 ,1 2 )
M Mh( ) = M [Mℎ]
= M (− , )
= (− , − )
(2)
ArtinyaM Mh( ) = (− , − )..............
5
Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh SA( ) = M Mh( )
Jadi SA = M Mh
b) Kasus II : P = A
Menurut defenisi, SA( ) = .............................(1) M Mh( ) = M ( ) = ....................................(2)
Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh SA( ) = M Mh( )
Jadi, SA( ) = M Mh( )
Contoh :
Diketahui titik-titik A,B,C yang tak segaris. Lukislah garis-garis g dan
h sehingga M ( ) = dan SA = M Mh
Penyelesaian : h
B
B’
g x
A
B’’ C
y
2. Teorema 7.2
Jika g dan h dua garis yang tegak lurus maka M Mh = MℎMg Bukti :
6
Jadi M Mh = SA
Sehingga diperoleh M Mh = MℎMg
Bukti :
Andaikan g dan h dua gris yang tegak lurus maka M Mh = S dengan A titik potong antara g dan h.
Jadi (M M )−1 =M −1M −1 =S −1
h h
Dimana misalkan :
−1
(M M )−1=M −1 M −1 =S
h h
Teorema 6.3
M=M
Mh−1 = Mh
S −1 = (M Mh)−1
= Mh−1M −1 Teorema 6.4 [( ο S)
−1
=
−1
ο
−1
]
= MℎMg
Teorema 6.3 −1 −1
= Mh}
{M
= M , Mh
= M Mg
Teorema 7.2 {MℎMg = M Mh}
Jadi, S −1
=MM =S
h
Maka:
=( ℎ )( )
= [( ℎ ) ]
= [ ℎ( )]
7
= ℎ= ( ℎ )
= ( lihat gambar
ℎ 7.6)
∟ ∟
h k
Gambar 7.6
[( ℎ ℎ) ( )] = ℎ( )
( )= ℎ( )
( )= ℎ( )
Andaikan ( )= 1
Andaikan ≠ 1. Dalam hal ini h dan k adalah sumbu dari ruas garis 1. Oleh karena itu garis hanya
memiliki satu sumbu, maka h=k.Ini tentunya tak mungkin sebab A ≠ B.
Andaikan = 1 maka ( ) = ℎ( ). Jadi X∈ k dan X∈ h yang berarti bahwa h dan k berpotongan di X. Ini tak mungkin sebab h // k.
Bagaimanapun tidak mungkin ada sebuah titik X sehingga ( ) = ℎ( ) atau ( ) = . Jadi hasil kali tidak memiliki titik tetap. Contoh soal :
Buktikan :
a) Apabila ∕∕ ℎ maka ( ∘ ℎ) tidak memiliki titk invarian.
8
Jawab:
a) Ambil garis k tegak lurus dengan dan ℎ, misalkan k ∩ g = {A}
k ∩ h = {B}
∘ℎ= ∘∘ℎ
= ∘( ∘ )∘ ℎ
=( ∘ )∘( ∘ ℎ)
=SA∘SB
Bahwa SA ∘ SB tidak memiliki titik invarian maka ∘ ℎ , juga tidak memiliki titik invarian.
⟺ (X) = SA(X)
Misalkan ̅̅
(X) = SA(X) = Y maka
A titik
̅̅
tengah ……………………….(1)
g sumbu …………………………......(2)
dari (1) dan (2) dapat disimpulkan A∈ g . terjadi kontradiksi dengan yang diketahui bahwa A∉ g. akibatnya
pengandaian X titik invarian dari SA ∘ bernilai salah .berdasarkan hal ini disimpulkan SA ∘ tidak memiliki titik
invarian.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebuah setengah putaran pada titik A adalah suatu padanan SA yang didefinisikan untuk setiap titik pada bidang yang apabila P ≠ A maka
SA(P) = P′ sehingga A dititik tengah ruas garis ′danSA(A) = A.
Setengah putaran memiliki sifat-sifat : Andaikan A sebuah titik dan g dan h dua buah garis tegak
−1
lurus yang berpotongan di A. Maka SA = M Mh, Jika S setengah putaran, maka S = S .Jika A = (a,b) dan P =
(x,y) maka S (P) = (2 − , 2 − ). Hasil kali dua setengah putaran dengan pusat-pusat yang berbeda, tidak
memiliki titik tetap.
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
baik dari isi maupun teknik penulisan. Oleh karena itu, pada kesempatan kali
ini kami mengharapkan sumbang saran atau kritikan demi membangun dari
perbaikan dimasa yang akan datang.
10
DAFTAR PUSTAKA
11