Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

DEPARTEMEN MATERNITAS

CLINICAL STUDY II

KELUARGA BERENCANA/KONTRASEPSI

Oleh:

Muhammad Putra Ramadhan

125070200111013

Kelompok 5 (5A)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2016
1. Definisi Keluarga Berencana (KB) atau Kontrasepsi
Bobak (2006) menjelaskan bahwa Keluarga Berencana (KB) adalah suatu evaluasi
alami gaya hidup kontemporer yang berorientasi pada upaya untuk menciptkan
kesejahteraan. Keluarga Berencana (KB) disebut juga sebagai kontrasepsi. Kontrasepsi
berasal dari kata kontra berarti ‘mencegah’ atau ‘melawan’ dan konsepsi yang berarti
pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan.
Jadi, kontrasepsi upaya untuk menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.

2. Tujuan Keluarga Berencana (KB) atau Kontrasepsi


Tujuan Keluarga Berencana (KB)/Kontrasepsi menurut Bobak (2006), adalah
sebagai berikut:
a. Mengatur interval kehamilan
b. Mengontrol waktu saat kehmailan
c. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan
d. Menentukan jumlah anak dalam keluarga

3. Syarat Keluarga Berencana (KB) atau Kontrasepsi


Syarat Keluarga Berencana (KB)/Kontrasepsi yang boleh digunakan oleh pasangan
suami istri adalah sebagai berikut:
a. Aman untuk digunakan
b. 100% efektif
c. Bebas efek samping, dimana individu yang menggunakan KB akan beradaptasi
dengan efek samping kontrasepsi yang digunakan tersebut
d. Mudah diperoleh
e. Biaya terjangkau
f. Mudah cara penggunaannya dan diterima oleh user serta patner
g. Dapat diterima orang banyak
h. Pemakaian jangka panjang
i. Tidak ada efek pada kehamilan selanjutnya

4. Faktor-faktor dalam pemilihan Keluarga Berencana (KB) atau Kontrasepsi


1. Pasangan
Pada faktor psangan ini yang harus diperhatikan umur, gaya hidup, frekuensi,
senggama, jumlah keluarga, pengalaman masa lalu, sikap kepribadian, dan
motivasi.
2. Faktor kesehatan
a. Kontra Indikasi Absolute Dan Relative
Hal yang harus diperhatiakn antara lain adalah status kesehatan, riwayat haid,
riwayat keluarga, pemeriksaan fisik.
b. Metode kontrasepsi, penerimaan, dan pemakaian berkesinambungan
Hal yang harus diperhatikan dalam hal ini antara lain adalah efektivitas
penggunaan KB akan berbeda setiap individu, efek samping, kerugian,
komplikasi-komplikasi potensial, serta biaya.
c. Dalam memilih kontrasepsi perlu juga memandang, pihak calon aseptor ,
dimana hal ini akan berhubungan dengan efektivitas dan keamanan, pihak
medis, kerjasama antara suami dan istri.

5. Jenis Keluarga Berencana (KB) atau Kontrasepsi


Secara umum jenis KB dapat dibedakan menjadi 2, yaitu cara sederhana dan cara
modern. Berikut adalah penjelasan dari kedua cara tersebut:
a. Cara Kontrasepsi Sederhana
Kontrasepsi sederhana terbagi atas kontrasepsi tanpa alat dan kontrasepsi
dengan alat/obat. Kontarsepsi sederhana tanpa alat dapat dilakukan dengan cara
senggama terputus dan pantang berkala. Sedangkan kontarsepsi dengan alat/obat
dapat dilakukan dengan menggunakan kondom, diafragma atau cup, cream, jelly, atau
tablet berbusa (vaginal tablet) (Janes, 2002).
b. Cara Kontrasepsi Modern/Metode Efektif
Cara kontrasepsi Modern dibedakan atas kontrasepsi permanen dan tidak
permanen. Kontrasepsi permanen dapat dilakukan dengan pil, AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim) atau IUD (Intrauterine Device), suntikan, dan norplant. Sedangkan cara
kontrasepsi permanen dapat dilakukan dengan operasi tubektomi yaitu sterilisasi pada
wanita dan vasektomi atau sterilisasi pada pria (Janes, 2002).

6. Metode Keluarga Berencana (KB) atau Kontrasepsi


a. Metode Kontrasepsi Sederhana (Tanpa Alat)
1) Metode Kalender / Pantang Berkala
Mekanisme
Menghitung masa subur dan masa tidak subur
kerjanya
Tidak cocok untuk wanita dengan siklus menstruasi tidak
Kelemahannya
teratur dan butuh kerjasama suami dan istri
Keunggulannya Tanpa efek samping (kecuali kadang stress)dan tanpa biaya
Angka
+ 14%
kegagalan
Keterangan:
• Siklus teratur : Ovulasi terjadi 14 hari sebelum menstruasi berikutnya
• Siklus tidak teratur : 6 siklus menstruasi
- Siklus terpendek dikurangi 18 (sehingga hari pertama masa subur)
- Siklus terpanjang dikurangi 11 (sehingga hari terakhir masa subur)
(Puspitasari, 2008)

2) Metode Suhu Basal (Basal Body Temperature/BBT)


Mekanisme
Menentukan saat ovulasi dengan mengukur suhu tubuh
kerjanya
Butuh kecermatan dan bila sakit dan aktivitas sehari-
Kelemahannya hari karena dapat meningkatkan suhu tubuh, serta
butuh kerjasama suami istri
Keunggulannya Tanpa efek samping (kecuali kadang stress)
Angka
+ 1%
kegagalan
Pengukuran dilakukan beberpa bulan sebelumnya agar diketahui ada
tidaknya perubahan pada suhu basal. Berikut ini adalah beberapa hal yang
harus diketahui jika menggunakan metode suhu basal
– Menjelang ovulasi BBT turun 0.5 F
– Saat ovulasi BBT naik sampai masa menstruasi
– Suhu naik-turun antara masa subur
Sementara itu, pengukuran BBT dilakukan pada :
– Urine pagi hari sebelum melakukan aktifitas
– Jika shift malam, tidur jam 9 pagi bangun jam 12 siang. Maka pengukuruan
BBT dilakukan pada waktu urine jam 12 siang
– Dilakukan setiap bulan saat menstruasi bersih (Puspitasari, 2008).

3) Metode Pengamatan Lendir Serviks (Metode Billing)


Mekanisme Menentukan masa subur dengan mengukur tingkat
kerjanya keenceran lendir serviks
Kelemahannya Keterbatasan mata
Keunggulannya Tanpa efek samping
Angka
Tidak diketahui
kegagalan
Adapun beberapa hal yang harus diketahui jika menggunakan metode
lendir mukus, yaitu sebagai berikut:
a. Sebelum ovulasi mucus kental, tidak meregang jika dipegang antara ibu jari &
jari telunjuk
b. Mendekati ovulasi sekresi mucus akan meningkat
c. Pada saat ovulasi (the peak day) mucus meningkat, tipis, berair dan
transparan. Pada saat ini hindari sexual intercourse tiga hari sebelum dan
setelah the peak day, dengan demikian ini akan berfugnsi sebagai
kontrasepsi. Alasan mengapa tiga hari sebelum dan sesudah karena tidak
diketahui secara pasti kapan terjadinya ovulasi, sel sperma dapat bertahan
hidup selama 3 hari setelah masuk ke reproduksi wanita dan sel ovum dapat
bertahan hidup selama 4 hari setelah lepas dari ovarium (Puspitasari, 2008).

4) Sanggama Terputus (Coitus Iinteruptus)


Mekanisme
Mengeluarkan penis dari vagina sebelum ejakulasi
kerjanya
Butuh kerjasama suami istri, stress, tidak dijamin tidak
Kelemahannya
ada spermatozoa yg sudah masuk dalam uterus
Dapat dilakukan kapan saja tanpa menghitung masa
Keunggulannya
subur dan tidak subur
Angka
Tidak diketahui
kegagalan

5) Menyusui (Laktasi)
- Interval menyusui < 4 jam, atau minimal bayi
menyusu 6 kali sehari masing-masing payudara
kanan dan kiri secara bergantian.
- Bayi hanya mendapat ASI atau sebagian besar
Mekanisme ASI.
kerjanya - Tidak diperkenankan ada jeda waktu berhenti
menyusui sejak bayi lahir sampai enam bulan
berikutnya.
- Tidak ada perdarahan pervaginal sejak selesainya
masa nifas.
Bayi malas menyusu, ibu malas menyusui, ibu bekerja,
Kelemahannya
ASI tidak keluar
Keunggulannya Dapat dilakukan kapan saja, tanpa biaya
Angka
+ 1%
kegagalan

6) Abstinence
Metode ini adalah metode dengan tidak melakukan sexual intercourse.
Namun, metode ini tidak efektif untuk mencegah kehamilan (failure rate 85%
pada orang yang tidak menggunakan kontrasepsi) tetapi paling efektif untuk
mencegah STIs (Sexually Transmitted Infection) (Puspitasari, 2008).

7) Natural Family Planing


Natural Family Paling merupakan metode yang tidak ada penggunaan
bahan kimia dan alat yang dimasukkan ke tubuh. Efektifitas tergantung
bagaimana kemampuan pasangan untuk menghindari sexual intercourse pada
masa subur (tidak berhubungan sexual pada saat istri masa subur). Failure rate
metode ini sebesar 25% (Puspitasari, 2008).

a. Metode Kontrasepsi Modern


1) Oral Contraception
a) COC (Combination Oral Contraceptive)
- Berisi kombinasi estrogen dan progesteron.
- Diminum pada hari pertama menstruasi sampai 21 hari diikuti 7 hari
tanpa pil.
- Terdapat dua kemasan yaitu kemasan 21 (murni hormon) dan 28 butir
(21 hormon dan 7 plasebo/vitamin).
- Ibu yang tidak ingin menyusui bayinya → Minum pil pada post partum
hari ke 21.
b) POP (Progesteron-only Pill) / Mini-Pil
- Berisi progesteron
- Cocok untuk ibu menyusui
- Diminum pada hari ke 21 post partum
- Efektifitas : 99,7%
- Kembalinya kesuburan setelah 1-2 bln/ 6-8 bulan post withdrawal
tergantung kondisi individu
Efek samping pengunaan COC dan POP antara lain adalah mual, peningkatan
berat badan, sakit kepala, payudara menegang, spotting diluar siklus
menstruasi, monilial vaginal infections, mild hypertension, dan depresi.
Kontraindikasi penggunaan COC dan POP adalah sebagai berikut:
- Breast feeding dan sebelum 6 minggu post partum
- Usia 35 tahun/ebih dan merokok 15 batang/lebih per hari
- Multiple risk factors untuk arterial cardiovascular disease
- Peningkatan tekanan darah 160mmHg /lebih untuk sistolik, 100 mmHg/lebih
untuk diastolik
- Riwayat adanya trombosis vena atau emboli pulmonal
- Pembedahan yang memerlukan immobilisasi lama
- Riwayat ischemic heart disease
- Stroke dan Breast cancer
- Complicated vasvular heart disease
- Migraine dengan focal neurologic symptoms
- Migraine tanpa focal neurologic symptoms dan usia 35 tahun/lebih
- Diabetes dengan nephropathy, retinopathy, neuropathy,vascular disease
- Severe cirrhosis dan liver tumors.

2) Estrogen/Progesteron Patch
- Transdermal patches yang memiliki sifat lambat tapi berkelanjutan memberi
kombinasi efek estrogen dan progesteron.
- Dipasang sekali seminggu, selama 3 minggu pada minggu ke 4 tidak
dipasang → Mens terjadi.
- 1 patch untuk 1 minggu, persediaan jumlah patch yaitu 4 patch dimana 3
dipakai dan 1 cadangan.
- Area pemasangan : Lengan atas luar, upper torso (depan atau belakang,
kecuali payudara), abdomen, pantat. Hindari area yang memakai make-up,
lotion, cream, Kulit merah, iritasi atau lesi terbuka.
- Kelebihan : Mudah unutk dipatuhi dan Letak patches tersembunyi.
- Kurang efektif jika individu yang menggunakan pacth memiliki BB > 90kg.

3) Vaginal Rings
Vaginal ring berupa lingkaran silikon yang mengelilingi cerviks dan
dapat mengeluarkan estrogen dan progesteron. Hormon estrogen dan
progesteron dikeluarkan langsung diserap oleh membran mucosa vagina, tidak
melalui “first pass” di liver sehingga aman untuk penderita liver disease.
Sementra itu, fertility kembali segera setelah ring dilepas. Pemasangan
dilakukan selama 3 minggu dan dilepas 1 minggu karena mens terjadi. Efektifitas
: 99,7%
Vaginal Ring

4) Emergency Psotcoital Contraception


a. “Morning-after Pills”
- Berisi estrogen dosis tinggi yang mempengaruhi kerja progesteron (dapat
mematikan sperma dan ovum)
- Diminum 72 jam setelah unprotected sexual intercourse, 12 jam kemudian
minum 2 butir pil llagi.
- Efek samping : mual, muntah
- Butuh pretreatment antiemetic
- Efektifitas : 75-85%

b. IUCD
- Dipasang 5 hari post unprotected intercourse (jarang dipakai)
- Kontrasepsi ini dilakukan karena tidak ada proteksi pada saat hbungan
sexual.

5) Subcutanous Implant
Norplant berupa 6 batang nonbiodegradable silastic implant yang berisi
levonorgestrel (sintetis progesteron). Dipasang di subcutan lengan atas bagidan
dalam dengan ketentuan:
a. Dipasang ditangan nondominan ibu, karena tangan yang dipasang tidak
boleh digunakan untuk mengangkat benda berat.
b. Pemasangan harus dicek karena bisa bergeser dari tempat semula dan
menimbulkan nyeri serta edema Batang implant harus segera dilepas
Masa aktif norplant yaitu 5 tahun dengan mekanisme kerja yaitu mengeluarkan
hormon, menekan ovulasi, mengentalkan cervical mucus, membuat
endometrium tidak siap untuk implantasi.
- Saat menstruasi atau < 7 hari siklus menstruasi
Waktu Pasang - Segera setelah abortus
- 6 minggu post partum
- Peningkatan BB
- Siklus menstruasi tidak teratur
Efek samping - Rambut rontok
- Depresi
- Scar pada tempat insersi
- Wanita hamil
Kontraindikasi - Jarak ingin hamil lagi antara 1-2 tahun
- Tidak terdeteksinya perdarahan uterus

6) Intramuscular Injections
Terdapat 2 jenis yaitu:
a. Depo-Provera (medroxyprogesteron acetate) tiap 12 minggu
- Merupakan progesteron tersintesis
- Boleh unutk ibu menyusui
b. Cyclofem (sintetis estrogen-progesteron) tiap 30 hari
Mekanisme kerja keduanya adalah dengan menekan ovulasi, mengubah
endometrium, dan cervical mucus. Efektifitas metode ini yaitu 100% dengan efek
samping siklus mens tidak teratur, sakit kepala, peningkatan BB, dan depresi
Adapun kelemahan :dari metode ini yaitu:
- Mempengaruhi toleransi glukosa sehinnga tidakdiperuntukkan bagi diabetes
- Resiko osteoporosis → Diet calcium > 1,200mg/hr dan latihan beban
- Mengharuskan ke health provider untuk mendapatkan suntik berikutnya
- Fertility kembali 6-12 bulan

7) Intra Uterine Device (IUD)


IUD (Intra Uterine Device) merupakan objek plastic kecil yang dimasukan
ke dalam uterus melalui vagina. Bagi banyak kaum wanita merupakan alat
kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap hari
seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, penggunaan IUD tidak akan
mempengaruhi isi, kelancaran ataupun kadar air susu ibu (ASI).
Adapun jenis IUD yang digunakan yaitu Copper T380 (Nova T, aktif 8-10
tahun), Progestasert (berisi progesteron, aktif 1 tahun) ditarik dari peredaran,
Mirena (Levonorgestrel-Releasing Intrauterine), System/ LNG-IUS (aktif 5-7
tahun).
a. Mekanisme kerja IUD
- Awal : Benda asing mempengaruhi kemampuan ovum untuk berkembang
terkait bentuk tuba fallopii
- Sekarang : Mencegah fertilisasi dan menciptakan kondisi sterile
inflammatory mencegah implantasi copper mempengaruhi gerak sperma
dan menurunkan kemampuan sperma untuk melewati ruangan uterus dan
mencapai ovum.
b. Pemasangan IUD
- IUD dipasang segera setelah menstruasi sebelum sexual intercourse
terjadi atau segera setelah partus.
- Ibu diukur uterusnya dengan dipasang cocor bebek kemudian IUD
dimasukkan
- Pemasangan saat menstruasi ketika darah masih sedikit, karena:
 Ibu tidak hamil
 Diketahui jika ada perdarahan akibat pemasangan
 Terlihat jelas serviksnya (tidak ada darah)
c. Kelebihan
- Sekali proses insersi
- Tidak keluar biaya berkelanjutan
- Cocok utk wanita yg resiko memakai COC atau kontrasepsi hormonal lain
- Pelvic examination setahun sekali atau jika ada keluhan
d. Efek Samping :
- Kram uterus atau spotting 2-3 minggu pertama
- Darah menstruasi yang hebat 2-3 bulan pertama dan sering dysmenorrhea
- Resiko PID
- Toxic Shock Syndrome, contohnya infeksi staphylococcus karena
penggunaan tampon
e. Kontraindikasi
Belum pernah hamil, bentuk uterus yang mengalami distorsi,
dysmenorrhea hebat, menorrhagia, kehamilan ektopik, vascular heart
disease, dan penderita anemia.

8) Barier Method
a. Spermicidal
- Mematikan spermatozoa sebelumdapat memasuki cerviks dengan cara
meng-asam-kan pH vagina
- Kelebihan : Dibeli tanpa resep, Biaya murah, Menambah efektifitas
kontrasepsi lain jika digunakan bersama-sama, dan Banyak jenisnya

b. Diaphragma
- Circular rubber disk yang ditempatkan menutupi cerviks.
- Tujuan untuk mem-blok masuknya spermatozoa.
- Menggunakan resep dan pemasangan pertama dipasang tenaga
kesehatan.
- Bentuk cerviks dapat berubah karena hamil, abortus, bedah cerviks,
terapeutik aborsi sehinnga dilakukan 2 kali fitting
- Dilakukan 6-12 jam post intercourse.

c. Male Condom
Failure rate : 2-15%

d. Female Condom
Failuer rate : 5-21%
Kerugian Kondom:
Dapat disimpan sampai 5 tahun, tetapi dapat rusak lebih cepat kalau
disimpan di tempat yang panas, terkena sinar matahari, atau lembab dan
akan mudah sobek kalau sudah rusak atau diperlakukan kasar
Pemakaiannya dirasakan mengganggu kegiatan sanggama
Beberapa pemakainya mengatakan dapat mengurangi kenikmatan seksual.

Kontra indikasi Kondom:


Setiap pria dapat memakai kondom kecuali dia atau pasangannya rentan
(alergi /sensitif) terhadap lateks.

9) Surgical Method
a. Vasectomy
Incisi di scrotum kanan-kiri, kemudian vas deferens dipotong dan diikat
atau di cauter, untuk mem-blok keluarnya spermatozoa. Meskipun demikian
seminal fluid tetap diproduksi, ejakulasi tetap terjadi. Reanastomosis bisa
dilakukan tapi kualitas sperma tidak bisa kembali maksimal seperti keadaan
awal.
Setelah dilakukan vasektomi perlu berhati-hati ketika melakukan
coitus. hal ini karena spermatozoa bisa disimpan (frozen) dan spermatozoa
masih tersisa dalam vas deferens 10-20 ejakulasi setelah dilakukan
masektomi.
Adapun syarat vasectomy, yaitu sebagai berikut:
- Usia tidak boleh kurang dari 30 tahun
- Usia istri 20-45 tahun
- Anak paling sedikit 2 orang, anak terkecil usia 5 tahun dan disetujui istri.
b. Tubal Ligation
Dilakukan dengan Laparoscopy kemudian dilakukan incisi 1 cm
dibawah umbilicus. Prosedur ini dilakukan setelahmens sebelum ovulasi
terjadi, 4-6 jam post partum atau post abortus (biasa dilakukan 12-24 jam
PP). Komplikasi yang dapat terjadi yaitu perforasi bowel, perdarahan, efek
general anesthesia. Kontraindikasi tubal ligation yatu umbilical hernia,
extensive obesity.
Adapun syarat tubal ligation, antara lain yaitu:
- Anak paling sedikit 2, usia anak terkecil 5 tahun
- Usia ibu x jumlah anak = 100
- Disetujui suami
10) Metode Kontrasepsi Kimiawi (Spermatizide)
Bahan terdiri dari spermaticide dan bahan tempat mengandung
spematicide tersebut, biasanya gelatine atau minyak. Khasiat kontrasepsinya
disebabkan oleh sifat kimiawinya, tetapi juga karena sifat fisiknya menyulitkan
pergerakan sperma karena kental.
Zat yang paling dulu dipergunakan sebagai spermaticide adalah kinin,
tetapi kemudian dipakai juga acidum boricum, ac lacticum, chinosol, hexyl
resorcinol, ac ricinoleicum dan formaldehyde.
Kontrasepsi kimiawi dapat berbentuk suppositoria, jelly, cream, tissue
atau busa. Sekarang diusahakan supaya mengandung juga germaticide untuk
mencegah infeksi. Jelly, cream dan pasta sering dipergunakan bersama dengan
diafragma atau kondom.
Metode kimiawi mempunyai toleransi yang baik, jarang menyebabkan
iritasi pada vagina, tetapi banyak wanita tidak menyukainya karena terlalu
basah.
a. Tissue kb
Tissue KB adalah alat kontrasepsi kimiawi yang berbentuk seperti
lembaran kertas tissue, namun akan larut bila bercampur dengan cairan
vagina atau lendir serviks.
Cara pemakaiannya adalah dengan meelipat-lipat tissue tersebut
hingga berbentuk bulatan kecil kemudian dimasukkan ke dalam liang
sanggama dan ditunggu beberapa menit hingga melarut baru kemudian
melakukan hubungan seksual.
Cara kerja tissue KB adalah mengentalkan lendir serviks sehingga
menghambat gerakan spermatozoa, serta membunuh spermatozoa.

b. Jelly
Wahananya adalah gelatin yang larut air dan mencair dengan mudah
dalam badan. Baik dipakai oleh wanita yang kering vaginanya.

c. Tablet Berbusa
Tablet ini dimasukkan ke dalam vagina, akan berbusa dan busa ini
akan masuk ke celah-celah yang kecil yang mungkin mengandung
spermatozoa. Namun angka kegagalannya tinggi yaitu sekitas 22,5
kehamilan / 100 wanita / tahun. Walaupun tingkat kegagalannya cukup
tinggi, namun karena alat kontrasepsi ini mudah diterima, aman dan
sederhana, oleh sebabitu masih ditawarkan dinegara-negara yang sedang
berkembang, karena bagaimana pun juga lebih baik mempergunakan salah
satu cara kontrasepsi yang sederhana daripada tidak menggunakan sama
sekali.

d. Suppositoria Kimiawi
Mudah dipakai tetapi kurang dapat dipercaya efektifitasnya untuk
mencegah kehamilan. Bila melakukan coitus beberapa kali maka
suppositoria harus dimasukkan ke vagina beberapa kali pula.
Terdiri dari gelatin atau mentega cacao yang mencair dngan cepat
pada suhu badan. Yang diragukan adalah apakah cairan ini akan menyebar
merata pada seluruh vagina.

7. Efek Samping Penggunaan Keluarga Berencana (KB) atau Kontrasepsi


Penggunaan KB atau kontrasepsi memiliki dampak bagi para penggunanya.
Dampak ini dapat dilihat dari komponen KB atau kontrasepsi yang digunakan. Berikut
adalah komponen beserta dampak yang ditimbulkan:
- Berat badan bertambah
- Nyeri kepala
- Perdarahan banyak saat menstruasi
Komponen Esterogen - Peningkatan pengeluaran leukorhea
- Perlunakan servik
- Retensi air dan garam
- Mudah tersinggung dan tegang
- Kulit dan rambut kering
- Menstruasi berkurang
- Kaki dan tangan sering keram
Komponen Progesteron
- Liang senggama menjadi kering
- Acne
- Payudara tegang
DAFTAR PUSTAKA

Nunik Puspitasari. 2008. Metode Kontrasepsi.Departemen Biostatistika Dan Kependudukan


Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya
Bobak, J. 2005. Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC
Imavike. 2014. Konsep Kehamilan.Materi kuliah blok reproduksi PSIK UB 2014.
Manuaba IBG. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB Untuk Pendidikan
Bidan. Edisi 2. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai