Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
lain yang membacanya.
Terlepas dari semua itu, karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami,
kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ......................................................................................................... 1
Daftar Isi ............................................................................................................................ 2
Bab I : Pendahuluan ...........................................................................................................
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. ........... 3
1.3 Tujuan ............................................................................................................... 3
Bab II : Pembahasan ...........................................................................................................
2.1 Konsep Pembangunan ...................................................................................... 4
2.2 Konsep Pembangunan Ekonomi ...................................................................... 4
2.3 Konsep Pembangunan Kesehatan .................................................................... 4
2.4 Hubungan Antara Ekonomi Dan Kesehatan Dalam Konsep Pembangunan... .. 6
2.5 Interaksi Antara Ekonomi Dan Kesehatan ....................................................... 7
2.6 Aspek Ekonomi Kesehatan Dari Pelayanan Kesehatan ................................... 7
2.7 Kesehatan Dan Pelayanan Kesehatan Sebagai Komoditi Ekonomi............... .. 8
2.8 Dasar Teori Utiliti ............................................................................................ 8
2.9 Karakteristik Komoditi Kesehatan ................................................................... 9
Bab III : Penutup ................................................................................................................
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 10
3.2 Saran ................................................................................................................ 10
Daftar Pustaka ................................................................................................................ ... 11

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan dasar pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan yang berkaitan
dengan kualitas hidup masyarakat. Pembangunan sering dikaitkan oleh pertumbuhan
ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia. Berdasarkan United National
Development Program, terdapat 3 (tiga) indikator pembangunan manusia yaitu dengan
mengukur kesehatan, pendidikan dan kemampuan ekonomi. (UNDP, 2003-2006)
Pertumbuhan ekonomi dapat mempengaruhi pembangunan di sektor kesehatan dan
pendidikan. Pendidikan juga dapat mempengaruhi kesehatan, semakin tinggi taraf
pendidikan seseorang maka tingkat kesadaran akan kesehatan meningkat. Pada saat ini,
pemerintah fokus dalam permasalahan kesehatan karena rendahnya permasalahan
kesehatan mendorong terciptanya manusia produktif sehingga dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi.
Demikian pula dengan pembangunan kesehatan, sesuai dengan program
pemerintah yang ingin menciptakan Indonesia sehat sebagai salah satu pendorong yang
bersinergi dengan pembangunan ekonomi maka banyak dilakukan perubahan – perubahan
baik di ruang lingkup skala daerah dan nasional. Pembangunan kesehatan lebih terfokus ke
preventive serta mengedepankan pendekatan persuasif. Serta adanya perbaikan –
perbaikan sistem kesehatan yang ada di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang yang dijelaskan diatas, permasalahan yang penyusun
ingin ketahui, yaitu :
1. Apa itu konsep pembangunan?
2. Apa itu konsep pembangunan ekonomi?
3. Apa itu konsep pembangunan kesehatan?
4. Apa hubungan pembangunan kesehatan dengan pembangunan ekonomi?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui konsep pembangunan.
2. Untuk mengetahui konsep pembangunan ekonomi.
3. Untuk mengetahui konsep pembangunan kesehatan.
4. Untuk mengetahui hubungan antara ekonomi dan kesehatan dalam konsep
pembangunan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Pembangunan


Pengertian pembangunan menurut Siagian (1994) suatu usaha atau rangkaian usaha
pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu
bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa
(nation building).
Pengertian pembangunan menurut Ginanjar Kartasasmita (1994) yaitu suatu proses
perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana.
Deddy T. Tikson (2005) menyatakan bahwa pembangunan nasional dapat pula diartikan
sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan
strategi menuju arah yang diinginkan.
Dengan demikian, pembangunan adalah proses perubahan yang terencana dalam segi
pertumbuhan ekonomi, sosial, dan budaya untuk dapat meningkatkan kesejahteraan
manusia yang lebih baik. Manusia merupakan pelaku terciptanya pertumbuhan ekonomi
diukur dari pertumbuhan pendapatan penduduk per kapita yang akan menentukan
pembangunan dalam meningkatkan kualitas hidup manusia tersebut. Kegagalan dalam
sistem pembangunan terjadi dilihat dari tingginya angka pengangguran, kesenjangan social
dan meningkatnya kemiskinan.

2.2 Konsep Pembangunan Ekonomi


Pembangunan ekonomi bukan merupakan proses yang harmonis atau gradual, tetapi
merupakan perubahan yang spontan dan tidak terputus-putus. Pembangunan ekonomi
disebabkan oleh perubahan terutama dalam lapangan industri dan perdagangan.
Pembangunan ekonomi berkaitan dengan pendapatan perkapita dan pendapatan nasional.
Menurut Adam Smith (Suryana, 2000), pembangunan ekonomi merupakan proses
perpaduan antara pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi. Profesor Simon
Kuznets (Jhingan, 2000), pembangunan ekonomi adalah kenaikan jangka panjang dalam
kemampuan (teknologi) suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-
barang ekonomi kepada penduduknya. Profesor Meier (Adisasmita, 2005) mendefinisikan
pembangunan ekonomi sebagai proses kenaikan pendapatan riil perkapita dalam suatu
jangka waktu yang panjang.
Pembangunan ekonomi (Sirojuzilam: 2005) dipandang sebagai suatu proses yang
menyebabkan naiknya pendapatan per kapita masyarakat dalam suatau masyarakat untuk
jangka panjang, maka pembangunan ekonomi mempunyai 3 sifat penting yaitu :
1. Suatu proses, yang berarti terjadinya perubahan secara teru menerus.
2. Adanya usaha untuk menaikkan pendapatan perkapita masyarakat.
3. Kenaikan pendapatan masyarakat tersebut terjadi dalam jangka waktu yang panjang.

Maka pembangunan ekonomi adalah proses pertumbuhan ekonomi di ikuti dengan


perubahan-perubahan pada kegiatan ekonomi (pendapatan perkapita dan pendapatan
nasional) dengan memanfaatkan sumber daya (alam dan manusia) dan kemajuan teknologi.
Salah satu faktor pertumbuhan ekonomi yaitu kemajuan teknologi yang dibagi menjadi dua
bentuk, yaitu inovasi produk dan inovasi proses. Inovasi produk berkaitan dengan produk-
produk baru yang sebelumnya tidak ada atau pengembangan produk-produk sebelumnya
sedangkan inovasi proses merupakan penggunaan teknik-teknik baru yang lebih murah
dalam memproduksi produk-produk yang telah ada.

2.3 Konsep Pembangunan Kesehatan


Tjiptoherijanto (1993) menyatakan bahwa kesehatan dapat mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi melalui beberapa cara, seperti perbaikan kesehatan seseorang akan menyebabkan
pertambahan dalam partisipasi tenaga kerja, perbaikan kesehatan dapat pula membawa
perbaikan dalam tingkat pendidikan yang kemudian menyumbang terhadap pertumbuhan
ekonomi, ataupun perbaikan kesehatan menyebabkan bertambahnya penduduk yang akan
membawa tingkat partisipasi angkatan kerja.
Mills dan Gillson (1999) mendefinisikan ekonomi kesehatan sebagai penerapan teori,
konsep dan teknik ilmu ekonomi dalam sektor kesehatan.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang menyatakan bahwa setiap
warga negara mempunyai hak yang sama dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu, dan terjangkau.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tujuan pembangunan kesehatan
adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan yang tinggi. Salah satu program pemerintah dalam
mewujudkan derajat kesehatan bagi seluruh penduduk adalah peningkatan pelayanan
kesehatan yang didukung oleh sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di tiap
daerah.
Penyediaan pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan yang disampaikan kepada pasien
oleh kombinasi antara tenaga pelayanan kesehatan dan fasilitas kesehatan (rumah sakit,
klinik dan laboratorium klinis). Beberapa faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan,
yaitu:
1. Sumber daya manusia seperti dokter (umum atau spesialis), bidan, perawat dan
sebagainya.
2. Biaya yang muncul dalam penyediaan seperti biaya operasional dan lain-lain.
3. Logistik pelayanan kesehatan seperti obat, alat suntik dan sebagainya.
4. Standar operasional pada fasilitas pelayanan kesehatan seperti tindakan medis.
5. Peralatan yang digunakan dalam penyediaan layanan kesehatan seperti peralatan
medis dan lain-lain.
6. Wilayah pelayanan kesehatan
7. Teknologi yang digunakan dalam pelayanan kesehatan
8. Waktu yang digunakan dalam memberikan pelayanan kesehatan
9. Informasi terkait pelayanan kesehatan seperti internet atau famplet.

Maka pembangunan kesehatan adalah kesehatan yang dapat mempengaruhi proses


pertumbuhan ekonomi karena manusia yang sehat menciptakan manusia yang produktif dan
mampu meningkatkan derajat kesehatan dirinya sendiri. Setiap manusia memiliki hak yang
sama untuk mendapatkan kesehatan, pemerintah membuat program untuk pembangunan
kesehatan seperti Millennium Development Goals (MDGs). Millennium Development Goals
(MDGs) bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang memiliki tujuan yang
terbatas dan target terukur. Terdapat 8 (delapan) tujuan Millennium Development Goals
(MDGs), yaitu :
1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan.
2. Mencapai pendidikan dasar untuk semua.
3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
4. Menurunkan kematian anak.
5. Meningkatkan kesehatan ibu.
6. Mengendalikan hiv dan aids, malaria dan penyakit menular lainnya (tb).
7. Menjamin kelestarian lingkungan hidup.
8. Mengembangkan kemitraan pembangunan di tingkat global.

Kebijakan umum untuk pembangunan kesehatan dikelompokkan menjadi, sebagai berikut :


1. Peningkatan Kerjasama Lintas Sektor.
Untuk optimalisasi hasil pembangunan berwawasan kesehatan, kerjasama lintas sektor
berupa sosialisasi masalah-masalah kesehatan pada sektor lain perlu dilakukan secara
intensif dan berkala. Kerjasama lintas sektor harus mencakup tahap perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian serta melandaskan pembangunan kesehatan.
2. Peningkatan perilaku, Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan Swasta.
Masyarakat berperan aktif dalam penyelenggaraan upaya kesehatan melalui berbagai
kegiatan penyuluhan dan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran dan
kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
3. Peningkatan Kesehatan Lingkungan.
Kualitas lingkungan yang sehat mewujudkan keadaan lingkungan yang bebas dari bahaya
resiko dan keselamatan.
4. Peningkatan Upaya Kesehatannya.
Penyelenggaraan upaya kesehatan dilakukan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan, melalui upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pennyembuhan penyakit dan peyuluhan kesehatan serta upaya khusus melalui pelayanan
kemanusiaan dan darurat atau kritis.
Pemerintah bertanggung jawab terhadap biaya pelayanan kesehatan untuk masyarakat
miskin pada sektor ekonomi. Status kesehatan masyarakat ditingkatkan melalui pencegahan
dan panganguran morbiditas, mortalitas, dan kecacatan dalam masyarakat terutama pada
bayi, anak balita, dan wanita hamil, melahirkan dan masa nifas, melalui upaya peningkatan
(promosi) hidup sehat, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta pengobatan
penyakit dan rehabilitas..
5. Peningkatan Sumber Daya Kesehatan
Pengembangan sumber daya kesehatan (tenaga kesehatan) bertujuan untuk meningkatkan
pemberdayaan atau daya guna tenaga dan penyediaan jumlah serta mutu tenaga kesehatan
dari masyarakat dan pemerintah yang mampu melaksanakan pembangunan kesehatan.
6. Peningkatan Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan.
Kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan perlu makin ditingkatkan terutama
melalui peningkatan secara strategis dalam kerjasama antara sektor kesehatan dan sektor
lain yang yang terkait, dan antara berbagai program kesehatan serta antara para pelaku
dalam pembangunan kesehatan sendiri.
7. Peningkatan Ilmu Pengetahuan dan teknologi Kesehatan.
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan, gizi, penyalahgunaan obat dan pemberatasan penyakit dan perbaikan
lingkungan. Penelitian yang berkaitan dengan ekonomi kesehatan dikembangkan untuk
mengoptimalkan pemanfaatan pembiayaan kesehatan dari pemerintah dan swasta.
Penelitian bidang sosial budaya dan perilaku sehat dilakukan untuk mengembangkan gaya
hidup sehat dan mengurangi masalah kesehatan masyarakat yang ada.
8. Peningkatan Lingkungan Sosial Budaya.
Selain berpengaruh positif, globalisasi juga menimbulkan perubahan lingkungan sosial dan
budaya masyarakat yang dapat berpengaruh negatif terhadap pembangunan kesehatan.
Misalnya perubahan gaya hidup yang tidak sehat akan timbul penyakit degeneratif seperti
hipertensi atau diabetes.

2.4 Hubungan Antara Ekonomi Dan Kesehatan Dalam Konsep Pembangunan


Aspek ekonomi seperti pendapatan merupakan syarat utama untuk dapat menikmati fasilitas
kesehatan dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat. Faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat kesehatan antara lain, tersedianya sarana kesehatan, keadaan
lingkungan yang memadai dan mutu makanan yang di konsumsi. Penanganan faktor
tersebut harus dilakukan terarah dan terpadu dengan memperhatikan kondisi sosial ekonomi
yang berkaitan (Rahmi, 2008).
Keadaan faktor sosial ekonomi juga berpengaruh dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang tersedia, seperti pendidikan, pekerjaan dan tingkat pendapatan yang diperoleh oleh
rumah tangga (Yulia, 2009).

Hubungan antara kesehatan dan pembangunan ekonomi berdasarkan tingkat, yaitu :


a. Pada tingkat mikro yaitu tingkat individual dan keluarga, kesehatan adalah dasar bagi
produktivitas kerja dan kapasitas untuk mendapatkan pendidikan. Tenaga kerja yang sehat
secara fisik dan mental akan lebih produktif dan mendapatkan penghasilan yang tinggi.
b. Pada tingkat makro yaitu penduduk dengan tingkat kesehatan yang baik merupakan
masukan (input) penting untuk menurunkan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan
pembangunan ekonomi jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yang cepat didukung oleh
terobosan penting di bidang kesehatan masyarakat, pemberantasan penyakit dan
peningkatan gizi.
Pada tingkat makro ekonomi menjelaskan bahwa kondisi kesehatan dan pendidikan yang
rendah, mengalami tantangan dalam mencapai pertumbuhan berkelanjutan jika
dibandingkan dengan kesehatan dan pendidikan yang tinggi. Angka harapan hidup yang
tinggi dapat meningkatan kesejahteraan ekonomi.

Cesario, Simon dan Kinne 1980 (dalam Tjiptoherijanto, 1993) menjelaskan hubungan antara
program gizi dan pertumbuhan ekonomi, menyatakan bahwa :
a. Perbaikan di dalam status gizi akan menurunkan tingkat kematian dan kesakitan,
khususnya bagi penduduk usia kerja, sehingga dapat meningkatkan partisipasi bagi yang
belum kerja dan meningkatkan hari kerja bagi yang sedang melakukan kegiatan kerja.
b. Perbaikan dalam status gizi dan kesehatan tenaga kerja akan meningkatkan efisiensi
kerja melalui peningkatan kemampuan individualnya. Pengaruh dari program kesehatan
serta gizi terhadap penduduk usia muda akan terlihat pada peningkatan GNP( Gross
National Product) melalui pertumbuhan ekonomi, yakni dengan bertambahnya tingkat
partisipasi angkatan kerja dan secara tidak langsung melalui tingkat partisipasi dalam dunia
pendidikan.
Pendapatan perkapita penduduk juga dapat mempengaruhi status gizi karena jika
pendapatan yang tinggi maka status gizi menjadi baik sehingga menurunkan angka
kesakitan dan kematian. Sebaliknya. pendapatan yang rendah akan menimbulkan status gizi
yang buruk sehingga meningkatnya angka kesakitan dan kematian biasanya hal ini terjadi
pada penduduk miskin.
Kemiskinan merupakan salah satu faktor yang menghambat dalam pembangunan ekonomi
dan kesehatan. Penduduk miskin memiliki beban penyakit yang tinggi karena terbatasnya
akses terhadap air bersih dan sanitasi serta kecukupan gizi. Selain itu biaya yang cukup
tinggi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan membuat penduduk miskin lebih memilih
pengobatan alternatif serta rendahnya pendidikan membuat keterbatasan pengetahuan
dalam menghadapi suatu penyakit. Komunikasi kesehatan adalah suatu cara yang dilakukan
pelayanan kesehatan untuk mengajak penduduk miskin untuk merubah perilaku dan
memperbaiki kesehatan mereka.

2.5 Interaksi Antara Ekonomi Dan Kesehatan


Kesehatan hanya memiliki value in use dan bukannya value in exchange (Mills :
1909).Berarti kesehatan bukanlah suatu komoditi sedangkan pelayanan kesehatan adalah
suatu komoditi. Dari sudut pandang supply (persediaan) produksi yang terpenting dari
pelayanan kesehatan adalah kesehatan dan sekaligus akan menghasilkan output lainnya.
Dari sudut pandangdemand (permintaan) masyarakat ingin memperbaiki status
kesehatannya, sehingga perlu pelayanan kesehatan sebagai salah satu cara untuk
mencapai status kesehatan yang lebih tinggi karena adanya keinginan untuk dapat
menikmati hidup sebaik mungkin dibandingkan bila mengalami gangguan kesehatan.
Demand diukur dengan tingkat keterpakaian tempat tidur, jumlah kunjungan, jumlah tes
diagnostik, dan sebagainya. Demand terhadap pelayanan kesehatan secara dominan
sangat dipengaruhi beberapa faktor yaitu harga, penghasilan pasien dan preferensi pasien.
Need (kebutuhan) adalah kuantitas barang atau pelayanan yang secara objektif dipandang
terbaik untuk digunakan memperbaiki kondisi kesehatan pasien. Need biasanya ditentukan
oleh dokter, tetapi kualitas pertimbangan dokter tergantung pendidikan, peralatan, dan
kompetensi dokter.
Wants (keinginan) adalah pelayanaan yang diinginkan pasien dianggap terbaik bagi mereka
(misalnya, obat yang bekerja cepat). Wants bisa sama atau berbeda dengan need.

2.6 Aspek Ekonomi Kesehatan Dari Pelayanan Kesehatan


Dalam bab ini difokuskan tentang persoalan ekonomi komoditi kesehatan, utamanya
akan memberikan definisi dan penjelasan tentang pelayanan kesehatan akan tetapi tidak
berarti pembahasannya dapat dipisahkan dengan komoditi yang mempunyai pengaruh
merusak kesehatan. Selain itu hubungan antara kesehatan dan pelayanan kesehatan
menggunakan terminology ekonomi, menguraikan prinsip dasar teori expected utility.
2.7 Kesehatan Dan Pelayanan Kesehatan Sebagai Komoditi Ekonomi
Pada bagian sub bab ini lebih diarahkan tentang pelayanan kesehatannya, Dari sudut
padang ilmu ekonomi hal ini dianggap penting karena ilmu ekonomi akan selalu mengarah
kepada demand, distribusi komodity, dimana komoditynya adalah pelayanan kesehatan
bukan kesehatannya sendiri. Kesehatan tidak dapat
diperjual belikan oleh karena itu kesehatan merupakan ciri komoditi. Pada umumnya
ekonomi nonklasik mengasumsikan bahwa property right atau kepuasan komsumsi masih
berada di tangan konsumen.

2.8 Dasar Teori Utiliti


Prinsip dasar teori expected utility yang menjadi teori permintaan non klasik mengacu
kepada situasi dan kondisi dimana seorang pelaku ekonomi dihadapkan dengan sejumlah
kemungkinan dengan kondisi uncertainty. Secara tradisional hal seperti ini didasarkan pada
beberapa aksioma:
1. aksioma tentang completeness
2.aksioma tentang transifity
3. aksioma tentang sekeksi
Persoalan resiko dimaksukkan dalam pembahasan dengan pertimbangan bahwa berbagai
kemungkinan bisa saja terjadi. Yang akan dikaitkan dengan masalah probabilitas utility. hasil
dari probabilitas utility kemudian dijulahkan untuk memperoleh keseluruhan expected utility.
Dengan menggunakan formulasi hey (1979)
U(Cj) = IpiU(Aij) i=1
Ket: di mana U (Cj) : adalah expected utility dari poemilihan C yang dilakukan oleh individu
Aij : hasil/ concequencess yang diperoleh ketika alternative Cj dipilih
pada kondisi terjadinya kemungkinan i.
U(Aij) : adalah utility dari Aij
Pi : probabilitas terjadinya lemungkinan i
I : jumlah kemungkinan yang dapat terjadi
2.9 Karakteristik Komoditi Kesehatan
Dalam konsumsi pelayanan kesehatan apa yang diasumsian oleh expected utility banyak
yang gagal. Dalam pelayanan kesehatan distribusi property right dalam pengambilan
keputusan sering kali beda dengan yang diasumsikan dengan analisis ekonomi. Pelayanan
kesehatan merupakan komoditi yang heterogen. Komoditi ini juga merupakan intermediate
commodity yang dalam pengertian komoditi ini tidak dikonsumsi karena komoditinya sendiri.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Pembangunan adalah proses perubahan yang terencana dalam segi pertumbuhan


ekonomi, sosial, dan budaya untuk dapat meningkatkan kesejahteraan manusia yang lebih
baik. Pertumbuhan pendapatan penduduk per kapita yang akan menentukan pembangunan
dalam meningkatkan kualitas hidup manusia tersebut.
2. Pembangunan ekonomi adalah proses pertumbuhan ekonomi di ikuti dengan
perubahan-perubahan pada kegiatan ekonomi (pendapatan perkapita dan pendapatan
nasional) dengan memanfaatkan sumber daya (alam dan manusia) dan kemajuan teknologi.
3. Pembangunan kesehatan adalah kesehatan yang dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan ekonomi karena manusia yang sehat menciptakan manusia yang produktif dan
mampu meningkatkan derajat kesehatan dirinya sendiri, program pembangunan kesehatan
yaitu Millennium Development Goals (MDGs).
4. Hubungan antara ekonomi dan kesehatan berkaitan dengan pendapatan penduduk,
status gizi, tingkat kemingkinan, dan pendidikan.
5. Interaksi antara ekonomi dan kesehatan berawal dari keinginan untuk meningkatkan
derajat kesehatan, kebutuhan akan pelayanan kesehatan dan permintaan untuk sembuh
dari penyakit.
6. Aspek ekonomi kesehatan dari pelayanan kesehatan adalah tentang soal ekonomi
komoditi kesehatan, memberikan arti beserta penjelasan tentang pelayanan kesehatan,
tetapi bukan berarti pembahasannya akan dipisahkan dengan komoditi yang mempengaruhi
sehingga marusak kesehatan.
7. Kesehatan dan pelayanan kesehatan sebagai komoditi ekonomi lebih diarahkan
kepada pelayanan kesehatannya.
8. Dasar teori utiliti mengacu pada situasi dan kondisi dimana seorang pelaku ekonomi
diperhadapkan dengan sejumlah kemungkinan dengan kondisi uncertainty.
9. Karakteristik komoditi kesehatan komoditi ini juga merupakan intermediate commodity
yang dalam pengertian komoditi ini tidak dikonsumsi karena komoditinya sendiri,

3.2 Saran

Diperlukan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat dalam pembangunan


ekonomi dan kesehatan. Pemerintah menjamin ketersediaan fasilitas dan pelayanan
kesehatan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Selain itu, untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat dapat dilakukan penyuluhan yang mengutamakan
kegiatan preventive dengan menggunakan pendekatan persuasif.

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita. H.R., 2005. Dasar-dasar Ekonomi Wilayah. Jakarta: Graha Ilmu

Jhingan, 2000. Ekonomi Pembangunan dan Perencana, Penerjemah Guritno, Jakarta : PT


Raja Grafindo Persada. Diunduh dari http://repository.usu.ac.id tanggal 13 September 2015

Kartasasmita, Ginanjar. 1994. Manajemen Pembangunan Untuk Negara Berkembang.


Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama. Diunduh dari http://ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id tanggal
13 September 2015

Mills, Anne. (1990). Ekonomi Kesehatan untuk Negara-negara Sedang berkembang.


Jakarta: Dian Rakyat

Mills, JS. 1909. Principles of Political Economy. Longman, Green and Co : London
Diunduh dari www.journal.unitas-pdg.ac.id tanggal 13 September 2015
Sirojuzilam. 2005. Beberapa Aspek Pembangunan Regional. Diunduh dari
http://repository.usu.ac.idtanggal 13 September 2015

Suryana, 2000. Ekonomi Pembangunan: Problematika dan Pendekatan. Edisi Pertama,


Jakarta: Salemba Empat. Diunduh dari http://digilib.its.ac.id tanggal 13 September 2015

Tjiptoherijanto, Prijono. (1994). Ekonomi Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.


Undang – Undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Pembangunan Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai