Arfan Amrullah-Fitk PDF
Arfan Amrullah-Fitk PDF
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
ARFAN AMRULLAH
NIM 1111016100045
iv
ABSTRACT
v
KATA PENGANTAR
vi
8. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Alm. Supardi dan Ibunda Suryati S.Pd
serta Adinda tercinta Muhammad Taufik Kurahman yang selalu sabar
mendoakan dan memberikan semangat kepada penulis sehingga penulis
selalu termotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Gantina Raila S. Pd yang telah banyak membantu dan memberi semangat
kepada penulis.
10. Teman-teman Pendidikan Biologi Angkatan 2011 yang telah memberikan
kenyamanan, dukungan dan semangat dalam menjalani rangkaian proses
perkuliahan selama ini.
11. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Semoga Allah SWT membalas amal kebaikan dari pihak-pihak yang telah
membantu di dalam pembuatan dan penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca. Aamiin.
Penulis
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan bagi setiap manusia. Pendidikan dapat
dikatakan sebagai suatu media bagi seseorang untuk dapat memperoleh serta
mengembangkan pengetahuannya, yang menyebabkan seseorang menjadi tahu
apa yang sebelumnya tidak diketahui, menjadi mengerti apa yang sebelumnya
tidak dimengerti dan menjadi memahami apa yang sebelumnya tidak dipahami.
Pendidikan juga dapat dijadikan sebagai tolok ukur majunya suatu bangsa, yaitu
dilihat dari mutu pendidikannya. Bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki
mutu pendidikan yang tinggi, dimana bangsa tersebut dapat menghasilkan sumber
daya manusia yang berkualitas. Pendidikan di sini tentu yang berkaitan dengan
pendidikan yang bersifat formal, yang meliputi proses pembelajaran yang
melibatkan guru dan siswa di dalamnya. Mutu pendidikan yang baik tentu akan
menghasilkan prestasi belajar siswa yang baik pula.
Kenyataan saat ini, mutu pendidikan di Indonesia belum mencapai hasil
yang diharapkan, sehingga mutu pendidikan masih harus terus ditingkatkan.
Peningkatan mutu pendidikan penting untuk dilakukan, karena pendidikan
dianggap sebagai investasi yang paling berharga dalam bentuk peningkatan
kualitas sumber daya insani untuk pembangunan suatu bangsa.1
Pengetahuan yang dimiliki siswa merupakan hasil yang diperoleh melalui
proses pembelajaran dan diukur dari hasil belajar. Hasil belajar digunakan oleh
guru untuk dijadikan kriteria atau ukuran dalam mencapai suatu tujuan pendidikan
sehingga diharapkan nantinya akan menghasilkan mutu pendidikan yang baik.
Dikarenakan hasil belajar merupakan hasil yang dicapai siswa setelah proses
pembelajaran dalam waktu tertentu yang diukur menggunakan alat evaluasi
1
Nur Raina Novianti, “Kontribusi Pengelolaan Laboratorium dan Motivasi Belajar Siswa
terhadap Efektivitas Proses Pembelajaran,” Jurnal ISSN 1412-565X Edisi Khusus, No. 1 (Agustus
2011), h. 158, tersedia melalui http://jurnal.upi.edu diunduh pada tanggal 04 Februari 2016
1
2
tertentu. Oleh karena itu, rendahnya hasil belajar di sekolah saat ini sangat perlu
diperhatikan.
Permasalahan mengenai rendahnya hasil belajar ini juga ditemukan pada
sekolah menengah atas di SMAN 87 Jakarta, khususnya mengenai hasil belajar
siswa pada pembelajaran biologi. Berdasarkan wawancara penulis dengan guru
mata pelajaran biologi di sekolah tersebut menunjukkan bahwa masih banyak
siswa (lebih dari 50%) yang memiliki hasil belajar, yaitu nilai ulangan harian,
masih di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Banyak faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar, menurut
Muhibbin Syah keberhasilan proses dan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh tiga
faktor, yaitu faktor internal, faktor eksternal dan pendekatan belajar. Faktor
internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani
siswa, faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar
siswa dan pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi
strategi yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan dalam mempelajari
materi pelajaran.2
Rendahnya hasil belajar siswa salah satunya disebabkan oleh faktor
pendekatan belajar. Keberhasilan sebuah proses kegiatan pembelajaran juga tidak
terlepas dari peran seorang guru, sebagaimana tertuang dalam Undang-undang
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
menyatakan:
Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban: a) menciptakan suasana
pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis;
b) mempunyai komitmen yang profesional untuk meningkatkan mutu
pendidikan; dan c) memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga,
profesi dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan
kepadanya.3
Undang-undang tersebut menjelaskan bahwa salah satu peran seorang guru
adalah harus mampu menciptakan suasana pembelajaran yang bermakna,
menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis sehingga siswa aktif dalam proses
2
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), Cet. 15, h. 129
3
Inherent Dikti, UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, diakses
melalui www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf pada tanggal 20 Desember 2015
3
4
Lampiran 20, h. 152
4
sedikit banyak berpengaruh terhadap minat dan motivasi siswa dalam belajar yang
nantinya juga akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai oleh mereka
di sekolah.
Selain hasil belajar, masalah kepasifan dalam proses pembelajaran juga
menjadi masalah yang perlu diperhatikan di SMAN 87 Jakarta. Karena tidak dapat
dipungkiri permasalahan ini juga sedikit banyak berpengaruh terhadap hasil
belajar yang dicapai oleh siswa-siswa tersebut. Oleh sebab itu, penggunaan
metode yang tepat perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran, terutama di
sekolah SMAN 87 Jakarta ini. Selain untuk meningkatkan hasil belajar dan sikap
keaktifan siswa, pemilihan metode pembelajaran yang tepat juga diharapkan
mampu mempermudah proses pembelajaran bagi guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran secara optimal.
Terdapat berbagai macam metode pembelajaran yang dapat digunakan guru
di kelas dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. Pemilihan metode
pembelajaran yang tepat selain dapat mengatur siswa di dalam kelas, juga dapat
memberikan motivasi serta dapat mengembangkan kemampuan intelektual siswa
secara optimal, dengan demikian siswa tidak hanya menyerap informasi dari guru,
akan tetapi juga dapat memahami konsep materi secara utuh karena adanya
interaksi antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa lainnya.
Berbagai macam metode atau model pembelajaran dari tahun ke tahun telah
dikembangkan untuk meningkatkan hasil belajar. Model pembelajaran Problem
Based Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang dianggap sesuai
untuk diterapkan dalam kurikulum 2013 berdasarkan Permendikbud No. 103
tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidkan
Menengah, yang menyebutkan bahwa pendekatan pembelajaran dapat
menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual salah satunya
yaitu Problem Based Learning.5
Dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) akan terjadi
pembelajaran bermakna. Seperti yang dijelaskan oleh Panen yang dikutip oleh
5
Kemendikbud, Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, 2014, h. 4
5
6
Rusmono, Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu: Untuk
Meningkatkan Profesionalisme Guru , (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), Cet. 2, h. 74-78
6
B. Identifikasi Masalah
1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi masih rendah, yaitu lebih dari
50% siswa yang hasil belajarnya tidak mencapai KKM.
7
M. Taufik Amir, Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning: Bagaimana
Pendidik Memberdayakan Pemelajar di Era Pengetahuan, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2013), Cet. 3, h.13
7
C. Pembatasan Masalah
Agar masalah ini dapat dikaji secara lebih mendalam, maka perlu adanya
pembatasan masalah dari identifikasi masalah di atas. Adapun pembatasan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Model pembelajaran yang digunakan yaitu Problem Based Learning.
2. Hasil belajar dibatasi pada aspek kognitif siswa (C1 sampai C5).
3. Konsep yang disajikan dalam penelitian ini adalah konsep Fungi.
4. Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas X SMAN 87 Jakarta semester
genap tahun pelajaran 2015/2016.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Apakah model pembelajaran Problem Based Learning
berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep Fungi?”
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
Problem Based Learning terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep Fungi.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi guru, dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam memilih variasi
pendekatan pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar dan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
2. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan mampu mengembangkan
kemampuan dalam berpikir dan memecahkan masalah, meningkatkan keaktifan
dalam pembelajaran, serta melatih untuk bekerjasama.
3. Bagi peneliti, sebagai penambah wawasan dan pengalaman serta masukan
untuk mempersiapkan diri menjadi guru yang mampu meningkatkan kualitas
pembelajaran.
BAB II
DESKRIPSI TEORETIK,
KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretik
1. Konstruktivisme
Pandangan klasik yang selama ini berkembang adalah bahwa pengetahuan
secara utuh dipindahkan dari pikiran guru ke pikiran siswa. Namun penelitian
pendidikan sains pada tahun-tahun terakhir telah mengungkapkan bahwa
pengetahuan itu dibangun dalam pikiran seseorang. Pandangan ini yang dianut
oleh konstruktivisme.1 Sejalan dengan itu, Nur seperti yang dikutip oleh Trianto
menyatakan bahwa, “konstruktivisme merupakan suatu pandangan dimana siswa
harus menemukan sendiri dan menstranformasikan informasi kompleks,
mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila
aturan-aturan itu tidak lagi sesuai agar mereka benar-benar memahami serta dapat
menerapkan pengetahuan dengan bekerja memecahkan masalah.”2
Belajar menurut pandangan konstruktivistik berarti membangun. Siswa
membangun pengetahuan dan pemahamannya dengan cara terlibat aktif dalam
proses pembelajaran. Perolehan pengetahuan baru yang dibangun melalui
informasi dalam struktur kognitif yang telah siswa miliki sebelumnya dan
menekankan pada penemuan makna dalam proses pembelajaran. Teori belajar
konstruktivisme ini dipelopori oleh J. Piaget dan Vygotsky.3
Piaget seperti dikutip Wina Sanjaya berpendapat bahwa pada dasarnya
sejak kecil individu telah memiliki kemampuan untuk membangun
pengetahuannya sendiri. Pengetahuan yang dibangun secara mandiri oleh
1
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup,
2009), Cet. 1, h. 144
2
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif; Konsep, Landasan, dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2011), Cet. 4, h. 28
3
Zulfiani, Tonih Feronika, Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 119
8
9
dan selalu benar. Pemahaman yang didapat melalui proses konstruksi mandiri
dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan yang didapat, untuk
kemudian diharapkan mampu mereka terapkan dalam berbagai situasi nantinya.
2. Model Pembelajaran
Sebelum membahas Problem Based Learning, perlu diketahui terlebih
dahulu pengertian dari model pembelajaran itu sendiri. Menurut Zulfiani, Tonih
Feronika dan Kinkin Suartini, “model merupakan rencana atau pola yang dapat
dipakai untuk merancang mekanisme suatu pengajaran meliputi sumber belajar,
subyek pembelajar, lingkungan belajar, dan kurikulum.”6
Joyce dan Weil dikutip oleh Rusman berpendapat bahwa, “model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-
bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.”7
Arends seperti dikutip oleh Trianto menjelaskan bahwa, “model
pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan dan menyusun pembelajaran di kelas yang
mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, tujuan-tujuan
pengajaran, tahap-tahap pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan
kelas.”8
Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang
pembelajaran dan para guru dalam merancang pengajaran, salah satunya dalam
pemilihan model pembelajan yang sangat dipengaruhi oleh materi yang akan
diajarkan, tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, dan tingkat
kemampuan peserta didik.9
Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran merupakan suatu rencana, pola atau kerangka yang dapat digunakan
6
Zulfiani, op.cit, h. 117
7
Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:
Rajagrafindo Persada, 2013), Cet. 5, h. 133
8
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep,Strategi, dan Implementasinya dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), Cet. 2, h. 51
9
Ibid., h. 52
11
untuk merancang mekanisme suatu pembelajaran dari awal sampai akhir secara
sistematis dan memiliki tahapan-tahapan tertentu. Sebagaimana diketahui bahwa
proses belajar akan mempengaruhi hasil akhir dari pembelajaran, yaitu berupa
berhasil atau tidaknya tujuan pembelajaran tersebut tercapai. Oleh karena itu
pengaturan proses belajar perlu dilakukan dengan seksama agar proses belajar itu
sendiri berjalan dengan baik dan menghasilkan hasil akhir yang baik pula.
10
Matthew B. Etherington, Investigative Primary Science: A Problem-based Learning
Approach, Australian Journal of Teacher Education, Volume 36(9), 2011, h. 54
12
konsep dan prinsip yang secara simultan dipelajari dan tercakup dalam kurikulum
mata pelajaran.11
Made Wena merumuskan definisi model pembelajaran Problem Based
Learning sebagai model pembelajaran yang menjadikan permasalahan-
permasalahan praktis sebagai pijakan dalam proses belajar mengajar atau dengan
kata lain peserta didik belajar melalui permasalahan-permasalahan. Dalam hal ini,
permasalahan menjadi stimulus sementara guru bertindak sebagai fasilitator.
Untuk dapat memecahkan masalah, siswa dituntut untuk mencari informasi,
memperkaya wawasan melalui upaya aktif dan mandiri.12
Menurut Ratumanan seperti yang dikutip oleh Trianto memberikan
pengertian bahwa, “Model pembelajaran Problem Based Learning merupakan
suatu pendekatan pembelajaran yang efektif untuk mengembangkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi siswa, membantu siswa untuk membangun pengetahuan
mereka secara mandiri dengan memproses informasi-informasi yang telah ada
dalam diri siswa.”13
Dapat dipahami bahwa Problem Based Learning (PBL) merupakan
rangkaian aktivitas pembelajaran yang secara sengaja menghadapkan siswa
terhadap suatu permasalahan konteksual dunia nyata dan melalui permasalahan
tersebut siswa akan belajar untuk mendapat dan mengembangkan pengetahuan
baru dengan memanfaatkan berbagai macam pengetahuan yang dimilikinya untuk
memecahkan suatu permasalahan.
Menurut Dutch dikutip oleh Taufik Amir menjelaskan bahwa Problem
Based Learning merupakan metode instruksional yang menantang siswa agar
“belajar untuk belajar”, bekerjasama dalam kelompok untuk mencari solusi bagi
masalah yang nyata. Masalah ini digunakan untuk mengaitkan rasa keingintahuan
serta kemampuan analisis dan inisiatif atas materi pelajaran. Problem based
11
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik; Untuk Implementasi Kurikulum 2013,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 127
12
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konsep
Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. 2, h. 91
13
Trianto, op. cit., h. 92
13
learning mempersiapkan siswa untuk berpikir kritis dan analitis, dan untuk
mencari serta menggunakan sumber pelajaran yang sesuai.14
Sejalan dengan pendapat di atas, Tan seperti yang dikutip oleh Rusman
menjelaskan bahwa model pembelajaran berbasis masalah (PBM) merupakan
inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berpikir siswa betul-
betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis,
sehingga dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan
kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.15 Permasalahan menjadi
fokus, stimulus, dan pemandu proses belajar, sementara guru menjadi fasilitator
dan pembimbing. Untuk dapat memecahkan masalah, siswa mencari informasi,
memperkaya wawasan dan keterampilannya melalui berbagai upaya aktif dan
mandiri. Dengan kata lain, penggunaan PBL dapat meningkatkan pemahaman
siswa tentang apa yang mereka pelajari sehingga diharapkan mereka dapat
menerapkannya dalam kondisi nyata pada kehidupan sehari-hari.16
“Problem Based Learning has been defined as an instructional method in
which students learn through facilitated problem solving that centers on a
complex problem that does not have a single correct answer.”17 Dapat diartikan
bahwa PBL merupakan model pembelajaran instruksional yang menuntut siswa
belajar melalui pemecahan masalah yang menempatkan permasalahan kompleks
di dalamnya, yang memungkinkan lebih dari satu solusi pemecahan masalahnya.
Arends menambahkan bahwa Problem Based Learning tidak didesain untuk
membantu guru menyampaikan konsep atau informasi yang terlalu banyak kepada
siswa, melainkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan
berpikirnya, kemampuan problem-solving, dan kemampuan intelektual, belajar
14
M. Taufik Amir, Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning: Bagaimana
Pendidik Memberdayakan Pemelajar di Era Pengetahuan, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2013), Cet. 3, h. 21
15
Rusman, op.cit., h. 229
16
Ngalimun, Strategi dan Model Pembelajaran, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2016), h.
118
17
Mary C. English & Anastasia Kisantas, Supporting Student Self-Regulated Learning in
Problem- and Project-Based Learning, Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning,
Volume 7(2), Publised online 2013, h. 130
14
18
Richard I. Arends, Learning to Teach, (New York: McGraw Hill, 2007), Seventh edition,
h. 381-382
15
19
M. Taufik Amir, op.cit., h. 22
20
Paul Eggen dan Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran: Mengajarkan Konten
dan Keterampilan Berpikir, Terj. Satrio Wahono, (Jakarta: PT Indeks, 2012), h. 307.
21
Ridwan Abdullah Sani, op.cit., h. 131
16
mempunyai konteks dengan dunia nyata dan dapat menarik perhatian siswa untuk
mempelajari dan memecahkannya. PBL memiliki karakter kerjasama, siswa
saling berkolaborasi dan berdiskusi dalam kelompok kecil, berperan aktif dalam
proses belajar mengajar untuk bersama-sama merumuskan, memutuskan, serta
menindaklanjuti pemecahan masalah dari permasalahan yang mereka dapat
secara sistematis. Di samping itu, PBL melatih kemampuan siswa bagaimana
mencari solusi dari masalah yang mereka hadapi, tidak hanya satu solusi
melainkan berbagai macam solusi yang nantinya menjadikan cara berpikir mereka
lebih terbuka.
25
Ridwan Abdul Sani, op. cit., h. 129
26
Trianto, op.cit., h. 94-95
18
Problem Based Learning dapat dijelaskan pada tabel 2.1.27 Tahapan ini lebih
jelas strukturnya sehingga lebih mudah diterapkan oleh peneliti atau guru.
Tahapan ini merupakan tahapan hasil adaptasi untuk pembelajaran di Indonesia.
27
Trianto, op.cit., h. 98
19
jelas, memastikan setiap anggota memahami berbagai istilah dan konsep yang
ada dalam masalah. Kedua, merumuskan masalah, fenomena yang ada dalam
masalah menuntut penjelasan hubungan-hubungan apa yang terjadi diantara
fenomena itu. Ketiga, menganalisis masalah, anggota kelompok mengeluarkan
pengetahuan terkait apa yang sudah dimiliki tentang masalah, terjadi diskusi
yang membahas informasi yang ada dalam pikiran anggota. Keempat, menata
gagasan dan menganalisis, pada tahap ini bagian yang sudah di analisis dilihat
keterkaitanya satu sama lain, dikelompokkan mana yang saling menunjang, mana
yang bertentangan dan sebagainya. Kelima, memformulasikan tujuan
pembelajaran, pada tahap ini kelompok dapat merumuskan pembelajaran karena
kelompok sudah tahu pengetahuan mana yang masih kurang, dan mana yang
masih belum jelas. Keenam, mencari informasi tambahan dari sumber lain,
keaktifan setiap anggota harus terbukti dengan laporan yang harus disampaikan
oleh setiap individu yang bertanggung jawab atas setiap tujuan pembelajaran.
Ketujuh, mensitesa dan menguji informasi baru dan membuat laporan.
Keterampilan yang dibutuhkan adalah bagaimana meringkas, mendiskusikan, dan
meninjau ulang hasil diskusi untuk nantinya disajikan dalam bentuk makalah.28
28
M. Taufik Amir, op.cit., h. 24-25
29
Trianto, op. cit., h. 96-97
20
30
Wina Sanjaya, op.cit., h. 220-221
31
Taufik Amir, op. cit., h. 27
21
32
Ngalimun, op. cit., h. 131
22
33
Yatim Riyanto, op.cit., h. 5
34
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011), Cet. 3, h.
13
35
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), Cet. 5, h. 2
36
Yatim Riyanto, op.cit., h. 4-5
23
“validasi” atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi yang telah ia
pelajari. Ketiga, secara kualitatif (tinjauan mutu), belajar adalah proses
memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta menafsirkan dunia di
sekeliling siswa. Belajar difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan
yang berkualitas untuk memecahkan masalah yang kini dan nanti dihadapi
siswa.37
Berdasarkan pendapat para ahli tentang definisi belajar, dapat disimpulkan
bahwa belajar merupakan suatu proses aktifitas yang berlangsung dalam diri
individu sehingga mengalami perubahan-perubahan perilaku sebagai hasil dari
pembelajaran, pengalaman, ataupun interaksi dengan lingkungannya. Perubahan
yang dimaksud adalah perubahan yang terjadi secara sadar dan tertuju untuk
memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan yang terjadi di
dalam proses belajar ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan
kuantitas tingkah laku, seperti peningkatan kecakapan tingkah laku, pengetahuan,
sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, dan daya pikirnya.
37
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), Cet. 15, h. 90
38
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajagafindo Persada, 2012),
Cet. 12, h. 5
39
Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 36
24
40
Rusmono, Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu: Untuk
Meningkatkan Profesionalisme Guru , (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), Cet. 2, h. 8
41
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2005), Cet. 4, h. 155
42
Rusman, op.cit., h. 13
25
43
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), Cet. 6, h. 162-163
44
Suyono dan Haryanto, Belajar Dan Pembelajaran; Teori Dan Konsep Dasar, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2011), h. 127
45
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013), Cet. 5, h. 303
26
46
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2006), Cet. 1, h. 4
47
Ibid.
48
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), Cet. 15, h. 10
27
49
Ibid., h. 10
28
73.81. Dalam penelitian ini juga menunjukan adanya pengaruh model problem
based learning terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa. 50
Penelitian yang dilakukan oleh Bayu Asfadi, Upik Yelianti dan Retni S.
Budiarti. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif
penggunaan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning)
terhadap hasil belajar biologi siswa SMA Negeri 3 Kota Jambi baik pada ranah
kognitif, afektif, maupun psikomotorik.51
Penilitian lain juga menunjukkan hasil yang positif, seperti yang dilakukan
oleh Musriadi, Djufri dan Muhibuddin yang menunjukkan bahwa: (1)
Kemampuan hasil belajar materi jamur (fungi) menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah lebih baik dibandingkan dengan kemampuan hasil
belajar materi jamur (fungi) menggunakan model pembelajaran konvensional.
Dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah dapat menjadikan siswa
lebih kreatif, berpikir tingkat tinggi dan aktif, (2) Motivasi belajar siswa pada
belajar materi jamur (fungi) menggunakan model pembelajaran berbasis masalah
lebih baik dibandingkan dengan kemampuan hasil belajar materi jamur (fungi)
menggunakan model pembelajaran konvensional. Siswa lebih menyukai
pembelajaran berbasis masalah karena interaksi-interaksi yang muncul membuat
mereka lebih mudah dan cepat dalam memperoleh tujuan belajar. Sikap tertarik
yang ditampilkan siswa memberikan motivasi yang tinggi pada proses
pembelajaran.52
Penelitian yang dilakukan oleh Orhan and Ruhan tentang pengaruh Problem
Based Learning terhadap penguasaan konsep dan sikap siswa. Hasil penelitian ini
menyatakan, dari data yang didapatkan dan evaluasi yang dilakukan menunjukkan
50
Tomi Utomo, Dwi Wahyuni, dan Slamet Hariyadi, “Pengaruh Model Pembelajaran
Berbasis Masalah (Problem Based Learning) terhadap Pemahaman Konsep dan Kemampuan
Berpikir Kreatif Siswa (Siswa Kelas VIII Semester Gasal SMPN 1 Sumbermalang Kabupaten
Situbondo Tahun Ajaran 2012/2013”, Jurnal Edukasi Unej, Vol. 1(1), Tahun 2014
51
Bayu Asfadi, Upik Yelianti, dan Retni S. Budiarti, “Pengaruh Model Pembelajaran
Berbasis Masalah (Problem Based Learning) terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA
N 3 Kota Jambi”, Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Jambi, tidak
dipublikasikan
52
Musriadi, Djufri, dan Muhibuddin, “Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap
Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Inshafuddin Banda Aceh”, Jurnal EduBio Tropika,
Vol. 2, No. 1, April 2014
29
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori yang menghubungkan antara model pembelajaran
Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.1.
53
Orhan Akinoglu and Ruhan O. Tandogan, “The Effects of Problem-Based Active
Learning in Science Education on Student’s Academic Achievement, Attitude and Concept”,
Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, Vol. 3(1), 2007
30
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah terdapat pengaruh
penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil belajar
biologi siswa pada konsep fungi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2011), Cet. 13, h. 77
2
Ibid., h. 79
32
33
Keterangan:
O1 dan O3 : Hasil pretes
O2 dan O4 : Hasil postes
X1 : Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen
X2 : Perlakuan yang diberikan pada kelas kontrol
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu variabel bebas
(X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran Problem Based Learning. Sedangkan variabel terikat (Y) adalah
hasil belajar biologi siswa.
3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2013), Cet. 15, h. 173
4
Ibid., h. 174
5
Sugiyono, op. cit, h. 82
34
E. Prosedur Penelitian
Prosedur yang dilaksanakan dalam penilitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu:
tahap persiapan penelitian, tahap pelaksanaan penilitian, dan tahap akhir
penelitian.
1. Tahap Persiapan Penelitian
Langkah awal yang dilakukan sebelum melakukan penelitian ini adalah
pengurusan surat observasi dan surat izin penelitian dari UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Selanjutnya melakukan observasi ke sekolah yang akan dijadikan tempat
untuk melaksanakan penelitian, membuat kisi-kisi intrumen penelitian
berdasarkan indikator dan ranah kognitif yang digunakan, serta membuat
instrumen penelitian. Langkah selanjutnya adalah melakukan koordinasi dengan
wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan guru bidang studi di sekolah yang
bersangkutan untuk melakukan ujicoba instrumen, kemudian melakukan analisis
data hasil ujicoba instrumen.
6
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h.
29
36
2. Observasi
Obeservasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara
sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena. Observasi
dapat digunakan untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik, seperti
tingkah laku peserta didik pada waktu belajar, berdiskusi, mengerjakan tugas, dan
lain-lain. Observasi juga dapat digunakan untuk menilai penampilan guru dalam
mengajar, suasana kelas, hubungan sosial sesama peserta didik, hubungan sosial
antara guru dengan peserta didik dan hubungan sosial lainnya.7
G. Instrumen Penelitian
Instrumen pada suatu penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.8 Dalam penelitian ini
digunakan instrumen tes hasil belajar dan lembar observasi proses belajar.
1. Tes Tertulis
Tes tertulis digunakan untuk penilaian kognitif siswa dengan
melakukan pretes dan postes hasil belajar individu pada konsep fungi (jamur).
Adapun tes tertulis yang digunakan berupa tes objektif dalam bentuk pilihan
ganda yang berjumlah 20 soal dengan 5 pilihan jawaban. Tes ini dilakukan
sebanyak dua kali, yaitu sebelum perlakuan (pretes) dan sesudah perlakuan
(postes) yang keduanya dibuat sama untuk dua kelompok penelitian. Sebelum
instrumen digunakan, terlebih dahulu diuji-cobakan di kelas XI MIA. Hali ini
bertujuan untuk menguji apakah tes tersebut telah memenuhi syarat untuk
digunakan dalam penelitian dengan dilakukan uji validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran dan daya pembeda pada setiap soal. Untuk lebih memahami instrumen
tes pada penelitian ini, kisi-kisi instrumen dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini:
7
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013), Cet. 5, h. 153
8
Sugiyono, op. cit., h. 102
37
2. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan metode pengumpulan data secara sistematis
melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala yang tampak pada objek
penelitian. Lembar observasi ini berupa daftar cek (check list) yaitu penataan data
dilakukan dengan menggunakan sebuah daftar yang memuat nama observer
disertai jenis gejala yang diamati.10
Lembar observasi digunakan ketika proses belajar mengajar berkaitan
dengan aktivitas guru selama pembelajaran. Selain itu, lembar observasi ini
9
Lampiran 11, h. 137
10
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 158-160
38
H. Kalibrasi Instrumen
Sebelum tes digunakan sebagai instrumen, terlebih dahulu diuji-cobakan
kepada responden, dalam hal ini di luar sampel yang telah ditetapkan. Setelah itu
instrumen diukur tingkat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya
beda, sehingga dapat dipertimbangkan instrumen tersebut dapat dipakai atau
tidak.
Untuk menghitung kalibrasi intrumen dalam penelitian ini penulis
menggunakan alat bantu perhitungan analisis data yang dikembangkan oleh Drs.
Karno To, M. Pd dan Yudi Wibisono ST, yaitu program Anates.12 Adapun
langkah-langkah penggunaan program Anates yaitu: Pertama, buka program
anates versi 4.0.9. Kedua, pilih jalankan anates Pilihan Ganda. Ketiga, pilih buat
file baru kemudian mengisi jumlah subyek/siswa, jumlah butir soal dan jumlah
pilihan jawaban. Keempat, mengisi nama siswa, kunci jawaban soal dan jawaban
siswa pada kolom yang telah disediakan kemudian kembali ke menu utama.
Kelima, pilih olah semua otomatis pada kolom penyekoran. Keenam, melihat hasil
penyekoran kemudian pilih cetak ke file untuk disimpan dan dicetak.
1. Uji Validitas
Karakteristik intrumen yang baik sebagai alat evaluasi hendaknya
memenuhi persyaratan tes, yaitu memiliki validitas yang baik. Menurut Scarvia B.
Anderson yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto menyebutkan bahwa sebuah tes
disebut valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur.13
Untuk mengukur validitas tes, dapat ditentukan dengan menggunakan korelasi
Product Moment sebagai berikut:14
RXY =
√
11
Lampiran 5, h. 109
12
Karno To dan Yudi Wibisono, Anates versi 4.0.9, tersedia di www.anates.com
13
Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 65
14
Ibid., h. 72
39
Keterangan:
RXY : koefisien korelasi
N : banyaknya sampel
X : jumlah skor untuk tiap butir soal
Y : jumlah skor total
2
X : jumlah kuadrat tiap butir soal
2
Y : jumlah kuadrat skor total
XY : jumlah perkalian antara X dan Y
Perhitungan validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
program Anates.15 Berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan dari total soal
pilihan ganda sebanyak 40 soal, didapatkan 22 soal yang valid yaitu nomor 1, 2, 4,
8, 9, 10, 12, 14, 17, 19, 21, 22, 24, 25, 28, 29, 32, 35, 36, 37, 39, 40. Sedangkan
soal yang tidak valid sebanyak 18 soal. Dari jumah soal yang valid yaitu 22 butir
soal, peneliti hanya menggunakan soal sebanyak 20 butir soal dikarenakan
terdapat beberapa soal yang dapat mewakili soal lainnya dan untuk memudahkan
dalam pemberian nilai siswa.
2. Uji Reliabilitas
Suatu tes dapat dikatakan memiliki taraf kepercayaan yang tinggi jika tes
tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.16 Reliabilitas dapat diartikan sejauh
mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, stabil dan konsisten.
Untuk mengetahui reliabilitas instrumen menggunakan rumus yang
dikemukakan oleh Kuder Richardson KR-20 sebagai berikut:17
=( )( )
Keterangan:
: reliabilitas tes secara keseluruhan
n : banyaknya item
p : proporsi subjek yang menjawab item yang benar
q : proporsi subjek yang menjawab item yang salah
: jumlah perkalian antara p dan q
S : standar deviasi
15
Lampiran 7, h. 129
16
Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 86
17
Ibid., h. 100
40
3. Tingkat Kesukaran
Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal apakah soal itu tergolong sukar,
sedang, atau mudah maka soal-soal tersebut terlebih dahulu diujikan taraf
kesukarannya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:19
P =
Keterangan:
P : proporsi (tingkat kesukaran)
B : jumlah siswa yang menjawab benar
N : jumlah peserta tes
18
Lampiran 8, h. 131
19
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet. 1, h. 103
20
Lampiran 9, h. 133
41
sukar dan 3 soal dengan kriteria sangat sukar. Adapun kriteria tingkat kesukaran
dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut ini:
Tabel 3.5 Kriteria Tingkat Kesukaran
Interval Kriteria
0 – 15% Sangat Sukar
16% – 30% Sukar
31% – 70% Sedang
71% – 85% Mudah
86% – 100% Sangat Mudah
4. Daya Pembeda
Daya beda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir dalam
membedakan kelompok siswa antara kelompok siswa yang pandai dengan
kelompok siswa yang kurang pandai. Daya pembeda ini dihitung menggunakan
rumus:21
D=
Keterangan:
D : daya pembeda
Ba : jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas
Bb : jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah
N : jumlah peserta tes
21
Ahmad Sofyan, op. cit, h. 104
22
Lampiran 10, h. 135
42
1. Uji N-Gain
Setelah diperoleh data nilai pretes dan postes, kemudian dilakukan
perhitungan N-Gain untuk mengetahui peningkatan hasil belajar yang diperoleh
setelah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan rumus sebagai berikut.23
N-Gain =
23
Yanti Herlanti, “Science Education Research, Tanya Jawab Seputar Penelitian
Pendidikan Sains”, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2006, h. 71, tersedia melalui
http://dhetik.weebly.com diunduh pada tanggal 22 Desember 2015
24
Richard R. Hake, Analyzing Change/Gain Scores, 1999, h. 1 tersedia melalui
www.physics.indiana.com diunduh pada tanggal 03 Januari 2016
43
a. Uji Normalitas
Sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis, terlebih dahulu data
dilakukan uji normalitas. Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui apakah data
keadaan awal populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji nomalitas yang
digunakan adalah uji Liliefors.
Langkah-langkah uji Lilliefors adalah sebagai berikut:25
1) Pengamatan x1, x2, . . . xn dijadikan bilangan baku z1, z2, . . . zn dengan
̅
menggunakan rumus zi = (̅ dan s masing-masing merupakan rata-rata dan
S(zi) =
normal. Sebaliknya Lhitung > Ltabel, maka Ho ditolak yang berarti data tidak
berdistribusi normal.
25
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h. 466-467
44
b. Uji Homogenitas
Persyaratan uji analisis yang kedua adalah uji homogenitas. Uji
homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel penelitian
berawal dari kondisi yang sama atau homogen, yang selanjutnya untuk
menentukan statistik t yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis. Uji
homogenitas dilakukan dengan menyelidiki apakah kedua sampel mempunyai
varians yang sama atau tidak.
Untuk menguji kesamaan dua varians digunakan uji Fisher dengan rumus
sebagai berikut:26
Fhitung = =
Kriteria hipotesis uji homogenitas untuk menganalisis data dalam penelitian yaitu
jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima yang berarti varians antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol homogen. Sebaliknya, jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak yang
berarti varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak homogen.
c. Uji Hipotesis
Jika sampel berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji
parametrik dengan menguji hipotesis statistik menggunakan rumus uji-t dengan
taraf signifikan α = 0.05. Adapun rumus uji t sebagai berikut:27
–
thitung = dengan S2 =
√
Keterangan:
1 : rata-rata skor kelompok eksperimen
2 : rata-rata skor kelompok kontrol
n1 : jumlah sampel kelompok eksperimen
n2 : jumlah sampel kelompok kontrol
s1 : nilai varians kelompok eksperimen
26
Ibid., h. 249
27
Ibid., h. 239
45
J. Hipotesis Statistika
Perumusan hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Ho : µ1 ≤ µ2
Ha : µ1 > µ2
Keterangan:
Ho : tidak terdapat pengaruh dari penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning terhadap hasil belajar biologi siswa
Ha : terdapat pengaruh dari penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning terhadap hasil belajar biologi siswa
µ1 : rata-rata hasil belajar biologi siswa pada kelas eksperimen
µ2 : rata-rata hasil belajar biologi siswa pada kelas kontrol
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data yang terkumpul dari
tes hasil belajar biologi yang diberikan kepada siswa kelas X SMAN 87 Jakarta
berupa pretes dan postes yang dilakukan pada dua kelas yang berbeda, yaitu
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning pada kelas X MIPA 3 (35 siswa),
sedangkan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran dengan pendekatan
Saintific pada kelas X MIPA 4 (35 siswa). Pretes diberikan sebelum perlakuan
dilakukan yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada kedua
kelompok tersebut. Postes diberikan setelah perlakuan yang dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar biologi siswa
dalam memahami konsep fungi. Adapun instrumen yang digunakan pada pretes
dan postes dalam penelitian ini meliputi data hasil belajar biologi siswa melalui
tes kognitif sebanyak 20 soal pilihan ganda yang telah diuji coba dan dianalisis.
Berdasarkan data yang terkumpul maka akan dijelaskan gambaran umum dari
data yang diperoleh, yaitu data hasil pretes dan postes kelas eksperimen dan kelas
kontrol, pengujian hipotesis dan pembahasan dari hasil penelitian.
46
47
1
Lampiran 13, h. 144
48
2
Ibid.
49
3
Lampiran 14, h. 145
4
Ibid.
50
orang siswa memiliki nilai dengan kategori N-Gain tinggi, 14 orang siswa
kategori sedang dan tidak terdapat siswa yang memiliki nilai dengan kategori N-
Gain rendah. Sedangkan pada kelas kontrol terdapat 26 orang siswa yang
memiliki nilai dengan kategori N-Gain tinggi, 9 orang siswa yang memiliki nilai
dengan kategori N-Gain sedang dan tidak terdapat siswa yang memiliki N-Gain
dengan kategori rendah. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa peningkatan
hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.
diskusi di depan kelas. Selain itu guru juga mengamati dan memandu jalannya
presentasi serta mengatur waktu untuk kelompok yang tampil.
Tahapan terakhir dalam pembelajaran Problem Based Learning yaitu
menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru bersama siswa
melakukan analisis dan evaluasi terhadap kinerja masing-masing kelompok dalam
proses pemecahan masalah dari tahap awal sampai akhir. Kemudian guru
meminta perwakilan siswa untuk memberikan kesimpulan dari kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. Namun sebelumnya guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, uji normalitas yang
digunakan adalah uji Liliefors dengan taraf signifikansi 5% (α = 0.05). Adapun
kriteria uji normalitas yaitu jika Lo < Ltabel, berarti data berdistribusi normal.
Sedangkan, jika Lo > Ltabel, berarti data berdistribusi tidak normal.
5
Lampiran 15, h. 146
53
Pada tabel 4.6 didapatkan hasil Lo skor pretes kelas eksperimen sebesar 0.11
dan Ltabel (n=35) sebesar 0.15. Ini menunjukan bahwa skor pretes kelas
eksperimen berdistribusi normal karena telah memenuhi kriteria Lo < Ltabel (0.11 <
0.15). Sedangkan pada kelas kontrol didapatkan Lo sebesar 0.13 dan Ltabel (n=35)
sebesar 0.15. Ini juga menunjukan bahwa skor postes kelas kontrol berdistribusi
normal karena telah memenuhi kriteria Lo < Ltabel (0.13 < 0.15). Dengan demikian
kedua sampel penelitian skor pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol
berdistribusi normal.
Pada tabel 4.7 didapatkan hasil Lo skor pretes kelas eksperimen sebesar 0.14
dan Ltabel (n=35) sebesar 0.15. Ini menunjukan bahwa skor pretes kelas
eksperimen berdistribusi normal karena telah memenuhi kriteria Lo < Ltabel (0.14 <
0.15). Sedangkan pada kelas kontrol didapatkan Lo sebesar 0.14 dan Ltabel (n=35)
sebesar 0.15. Ini juga menunjukan bahwa skor postes kelas kontrol berdistribusi
normal karena telah memenuhi kriteria Lo < Ltabel (0.14 < 0.15). Dengan demikian
kedua sampel penelitian skor postes kelas eksperimen dan kelas kontrol
berdistribusi normal.
6
Lampiran 16, h. 147
54
2. Uji Homogenitas
Setelah kedua sampel dinyatakan berdistribusi normal, selanjutnya
dilakukan pengujian homogenitas. Pengujian homogenitas dilakukan untuk
mengetahui apakah data penelitian memiliki varians yang homogen atau tidak.
Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher dengan taraf signifikansi
5% (α = 0.05). Adapun kriteria kriteria uji homogenitas yaitu jika Fhitung < Ftabel,
berarti data dari kedua kelompok memiliki varians yang sama atau homogen.
Sedangkan, jika Fhitung > Ftabel, berarti data tidak homogen.
a. Uji Homogenitas Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Setelah dilakukan pengolahan data, maka diperoleh data hasil uji
homogenitas pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai berikut:
Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Skor Pretes7
Data Jumlah
N kelas eksperimen 35
N kelas kontrol 35
S2 terbesar 141.30
S2 terkecil 104.92
Fhitung 1.35
Ftabel 1.77
Berdasarkan tabel 4.8 didapatkan Fhitung sebesar 1.35. Pada taraf signifikansi
5% (α = 0.05) dengan df untuk pembilang (N1=34) dan df untuk penyebut
(N2=34) diperoleh Ftabel sebesar 1.77. Maka Fhitung < Ftabel (1.35 < 1.77), sehingga
dapat disimpulkan bahwa kedua data memiliki varians yang sama atau homogen.
7
Lampiran 17, h. 148
55
Berdasarkan tabel 4.9 didapatkan Fhitung sebesar 1.48. Pada taraf signifikansi
5% (α = 0.05) dengan df untuk pembilang (N1=34) dan df untuk penyebut
(N2=34) diperoleh Ftabel sebesar 1.77. Maka Fhitung < Ftabel (1.48 < 1.77), sehingga
dapat disimpulkan bahwa kedua data memiliki varians yang sama atau homogen.
D. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan uji prasyarat analisis data, diketahui bahwa data hasil
belajar kedua kelompok pada penelitian ini berdistribusi normal dan homogen,
sehingga pengujian data hasil belajar kedua kelompok dilanjutkan pada analisis
data selanjutnya, yaitu pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t. Pengujian
hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh terhadap hasil
belajar biologi siswa pada konsep jamur dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning. Kriteria hasil kesimpulan uji-t yaitu jika
thitung < ttabel maka Ho diterima dan jika thitung > ttabel maka Ho ditolak.
1. Pretes
Hasil perhitungan menggunakan uji-t, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.10 Hasil Uji-t Pretes9
Keterangan Nilai Rata-Rata
Kelompok Eksperimen Kontrol
X 36.14 37.29
thitung 0.43
ttabel 2.00
Kesimpulan Tidak terdapat perbedaan yang signifikan
8
Lampiran 18, h. 149
9
Lampiran 19, h. 150
56
2. Postes
Hasil perhitungan menggunakan uji-t, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.11 Hasil Uji-t Pretes10
Keterangan Nilai Rata-Rata
Kelompok Eksperimen Kontrol
X 83.29 77.43
thitung 2.99
ttabel 2.00
Kesimpulan Terdapat perbedaan yang signifikan
10
Ibid.
57
yang dilakukan oleh peneliti. Sehingga siswa dapat dengan baik mengerjakan
LKS yang disajikan mulai dari mengidentifikasi masalah sampai pada akhirnya
membuat kesimpulan dalam bentuk solusi atas permasalahan tersebut. Pada
permasalahan yang disajikan dalam LKS pada pertemuan kedua mengenai kasus
tempe bongkrek pun berkaitan dengan konsep lain, yaitu konsep Bakteri. Hal ini
disebabkan adanya kaitan antara jamur dengan nutrisinya. Selain itu selama
proses fermentasi ampas kelapa dalam pembuatan tempe bongkrek, diperkirakan
banyak jenis bakteri yang terlibat, salah satunya adalah Burkholderia gladioli atau
yang lebih dikenal sebagai Pseudomonas cocovenenans. Bakteri tersebutlah yang
akan menghasilkan asam bongkrek dan toxoflavin yang nantinya akan
menyebabkan keracunan bahkan kematian apabila terlalu banyak dikonsumsi.
Setelah proses pembelajaran selesai untuk kedua kelas, maka selanjutnya
dilakukan tes akhir berupa postes untuk mengetahui kemampuan dan pengetahuan
siswa setelah mendapatkan perlakuan yang berbeda. Berdasarkan data hasil postes
setelah dilakukan perhitungan menunjukan bahwa terdapat peningkatan hasil tes
pada kedua kelas, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Namun,
kelas eksperimen memperoleh hasil rata-rata skor akhir yang lebih baik daripada
hasil yang diperoleh kelas kontrol. Dapat dilihat pada kelas eksperimen
peningkatan hasil yang didapat yaitu sebesar 47.09, sedangkan pada kelas kontrol
yaitu sebesar 40.14. Pada kelas eksperimen terdapat 3 orang siswa yang
mendapatkan nilai maksimum yaitu 100, sedangkan pada kelas kontrol tidak ada
satu pun siswa yang mendapatkan nilai maksimum. Kemudian bila dilihat dari
rata-rata hasil postes masing-masing kelas, kelas eksperimen dengan
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sebesar 83.29, sedangkan kelas
kontrol dengan pembelajaran dengan pendekatan Saintific sebesar 77.43. Kedua
kelas memiliki hasil rata-rata postes di atas nilai kriteria ketuntasan minimal
(KKM) yaitu 75, namun rata-rata postes pada kelas eksperimen menunjukan hasil
yang lebih baik daripada kelas kontrol.
Hasil belajar yang didapat kemungkinan karena dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya guru, siswa dan model pembelajaran yang diterapkan dalam
proses pembelajaran tersebut. Model pembelajaran yang diterapkan dalam proses
59
pembelajaran cukup memiliki pengaruh yang positif terkait dengan minat dan
motivasi siswa dalam menerima pelajaran. Dan ini sedikit banyak juga berdampak
pada tinggi rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa. Selain itu faktor yang
dirasa cukup berpengaruh pada hasil belajar siswa yaitu mengenai waktu
dilaksanakannya mata pelajaran biologi pada tiap kelas. Dimana pada kelas X
MIPA 3 (kelas eksperimen), mata pelajaran biologi dilaksanakan pada jam
pertama sampai jam ketiga (pukul 07.30-09.00) dimana siswa masih segar dan
antusias dalam menerima pelajaran. Sedangkan pada kelas X MIPA 4 (kelas
kontrol), mata pelajaran biologi dilaksanakan pada jam ketiga sampai jam kelima
(pukul 08.45-10.45) dimana dalam hal ini proses pembelajaran terpotong 15 menit
untuk istirahat pada pukul 09.45-10.00. Tidak sedikit siswa yang telat masuk
setelah jam istirahat tersebut sehingga dirasa proses pembelajaran yang
dilaksanakan kurang optimal yang pada akhirnya sedikit banyak mempengaruhi
hasil belajar siswa.
Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada siswa yaitu model
pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning (PBL). Model
pembelajaran Problem Based Learning ini mampu membantu guru dan siswa
dalam proses pembelajaran biologi khususnya pada konsep jamur. Menurut
Ibrahim seperti dikutip oleh Trianto, terdapat lima tahapan pembelajaran berbasis
masalah yaitu mengorientasi siswa pada masalah, mengorganisasikan siswa dalam
belajar, membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, mengembangkan
dan mempresentasikan hasil, serta menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah.11
Tahap pertama dalam pembelajaran ini adalah mengorientasi siswa pada
masalah. Pertama-tama guru menjelaskan tujuan dan langkah-langkah dalam
pembelajaran PBL. Setelah itu guru menarik perhatian siswa dengan
menampilkan gambar atau video yang berkaitan dengan konsep yang akan
diajarkan. Kemudian guru menyajikan permasalahan kontekstual terkait konsep
yang akan dipelajari dalam bentuk lembar kerja siswa (LKS). Tahap kedua
11
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2010), Cet. 3, h. 98
60
12
Musriadi, Djufri, dan Muhibuddin, “Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap
Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Inshafuddin Banda Aceh”, Jurnal EduBio Tropika,
Vol. 2, No. 1, April 2014
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran
Problem Based Learning terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep fungi
(jamur). Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji-t yaitu thitung > ttabel (2.99 > 2.00) dengan
taraf signifikansi 5% (α = 0.05).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka penulis mengajukan
beberapa saran sebagai perbaikan di masa mendatang.
1. Guru diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning dalam proses pembelajaran biologi di sekolah. Namun juga perlu
disesuaikan dengan konsep biologi yang dianggap sesuai dengan model
pembelajaran ini.
2. Disarankan agar permasalahan yang disajikan benar-benar disesuaikan dengan
pengetahuan awal siswa.
3. Untuk penelitian lebih lanjut, diharapkan dapat menghubungkan model
pembelajaran Problem Based Learning ini dengan hasil belajar siswa pada
ranah afektif dan psikomotorik.
61
DAFTAR PUSTAKA
Eggen, Paul dan Don Kauchak. Strategi dan Model Pembelajaran: Mengajarkan
Konten dan Keterampilan Berpikir. Jakarta: PT indeks. 2012.
62
63
Suyono dan Haryanto. Belajar Dan Pembelajaran; Teori Dan Konsep Dasar.
Bandung: Remaja Rosdakarya. 2011.
Lampiran 1
4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan
dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
Indikator:
4.6.1 Melakukan pengamatan jamur mikroskopis pada jamur roti atau tempe
dan makroskopis pada jamur jenis basidiomycota dengan mengamati
morfologi tubuhnya
4.6.2 Membuat laporan hasil pengamatan pada jamur mikroskopis dan
makroskopis
4.6.3 Mengidentifikasi kasus penyakit dan keracunan yang disebabkan oleh
jamur
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan pembelajaran ini diharapkan siswa mampu:
1. Mengidentifikasi ciri umum dan struktur tubuh jamur
2. Menjelaskan cara hidup dan reproduksi jamur
3. Mengklasifikasikan jamur berdasarkan divisinya
4. Menjelaskan sismbiosis jamur dengan oraganisme lain dan peranan jamur
bagi kehidupan sehari-hari
5. Melakukan pengamatan jamur mikroskopis pada jamur roti atau tempe dan
jamur makroskopis pada jamur jenis basidiomycota dengan mengamati
morfologi tubuhnya
6. Membuat laporan hasil perngamatan pada jamur mikroskopis dan
makroskopis
7. Mengidentifikasi kasus penyakit dan keracunan yang disebabkan oleh
jamur
67
D. Materi Pembelajaran
1. Materi fakta
3. Materi Prinsip
Fungi memiliki ciri-ciri:
- Eukariotik
- Uniseluler/multiseluler
- Tidak memiliki klorofil
- Dinding sel terdiri dari zat kitin
- Bersifat heterotrof (saprofit, parasit, simbiosis)
G. Kegiatan/Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan 1
Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Kegiatan Waktu
Guru Siswa
Kegiatan Awal Mengucapkan salam dan Menjawab salam dan 15 menit
berdoa berdoa
Melakukan absensi siswa Menjawab absensi
Menjelaskan tentang Memperhatikan
pembelajaran berbasis penjelasan guru
masalah, aturan dan hal Menyimak tujuan
yang akan dilakukan siswa pembelajaran yang
Menyampaikan tujuan disampaikan
pembelajaran Membentuk
Membagi siswa ke dalam kelompok yang
kelompok yang terdiri dari terdiri dari 5-6 orang
5-6 orang
Kegiatan Inti Tahap 1 Orientasi siswa pada 15 menit
masalah
Menarik perhatian siswa Memperhatikan
dengan menampilkan gambar gambar yang
yang berkaitan dengan jamur ditampilkan
Memberikan kesempatan Bertanya kepada
pada siswa untuk bertanya guru terkait gambar
terkait gambar yang yang ditampilkan
ditampilkan Memperhatikan dan
Mengorientasi siswa pada menjawab
masalah dengan pertanyaan sesuai
menampilkan gambar roti pengetahuan awal
berjamur dan memberikan yang dimiliki
pertanyaan
69
diperlukan
Berdiskusi dengan
masing – masing
kelompok untuk
memecahkan
masalah dengan
mengumpulkan
informasi dari
berbagai literatur
Pertemuan 2
dikonsumsi dengan
jamur yang beracun?
Tahap 2 15 menit
Mengorganisasikan Siswa
dalam Belajar
Membagikan LKS berbasis Mengerjakan LKS
masalah kepada siswa untuk sesuai dengan
dikerjakan secara langkah kerja
berkelompok
Membantu siswa dalam Mencoba memahami
mendefinisikan tugas belajar dan menganalisis
yang berhubungan dengan permasalahan dari
permasalahan LKS tersebut
H. Penilaian
1. Penilaian afektif
Tanggal :
Kelompok I Kelompok II Kelompok III
+ + +
- - -
+ + +
- - -
74
Rubrik
65 : Tidak menunjukkan antusias dalam diskusi, tidak ikut mengemukaan
gagasan atau ide, tidak menghargai pendapat siswa lain tidak berupaya
sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas.
75 : Menunjukkan rasa ingin tahu, namun tidak terlalu antusias dalam
diskusi, tidak ikut mengemukaan gagasan atau ide, menghargai
pendapat siswa lain, berupaya tepat waktu dalam menyelesaikan tugas,
namun belum menunjukkan upaya terbaiknya.
85 : Menunjukkan rasa ingin tahu yang besar dalam diskusi , antusias dalam
diskusi, aktif dalam dalam kegiatan kelompok, dapat mengemukaan
gagasan atau ide, menghargai pendapat siswa lain, tekun dalam
menyelesaikan tugas dengan hasil terbaik yang bisa dilakukan,
berupaya tepat waktu.
2. Penilaian Psikomotor
Skor
No Aspek yang dinilai Rubrik maksimal
3. Penilaian kognitif
Tes hasil belajar berupa soal pilihan ganda (terlampir)
PETUNJUK UMUM
1. Berilah tanda (x) pada huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang benar
2. Gunakan waktu dengan efektif dan efisien
3. Periksalah pekerjaan Anda sebelum diserahkan kepada pengawas
4. Kerjakan soal secara jujur dan mandiri
4. Bagian tubuh jamur yang berfungsi untuk menyerap nutrisi dari sel inang
disebut....
a. hifa
b. miselium
c. stolon
d. rhizoid
e. haustorium
b. heterotrof
c. saprofit
d. parasit
e. simbiosis
13. Ketika sedang menyiram tanaman, Hasbi melihat ada sekumpulan jamur
yang hidup tak jauh dari pohon besar yang ada di pekarangan rumahnya.
Jamur tersebut memiliki tubuh buah berbentuk bulat telur, memiliki
tudung yang berbentuk seperti cawan berwarna cokelat tua keabu-abuan,
batangnya berwarna cokelat dan dilindungi oleh selubung. Dari uraian
tersebut, hipotesis yang dapat dirumuskan adalah....
a. jamur tersebut berasal dari divisi zygomycota
b. jamur tersebut berasal dari divisi ascomycota
c. jamur tersebut berasal dari divisi basidiomycota
d. jamur tersebut berasal dari divisi deuteromycota
e. jamur tersebut berasal dari divisi oomycota
15. Berikut ini yang merupakan cara reproduksi seksual dan aseksual pada
jamur divisi deuteromycota adalah....
80
17. Penyakit ini muncul sebagai infeksi sekunder pada penderita AIDS,
asma, dan gangguan paru-paru kronis yang disebabkan oleh jamur
Aspergillus sp. Penyakit yang dimaksud adalah....
a. TBC
b. Aspergillosis
c. Blastomikosis
d. Kanker paru-paru
e. Emfisema
. 18. Perhatikan tabel di bawah ini.
Jamur Peranan
1. Fusarium sp. a. untuk membuat tempe
2. Rhizopus oryzae b. untuk membuat keju
3. Auricularia polytricha c. untuk membuat kecap
4. Saccharomyces cerevisiae d. untuk membuat tapai
Hubungan jenis jamur dan peranannya yang benar pada tabel di atas
adalah....
a. 1 dan b
b. 2 dan c
c. 3 dan c
d. 4 dan a
e. 4 dan d
19. Jenis jamur yang dapat digunakan untuk menguraikan kotoran hewan
adalah....
a. Candida albicans
b. Rhodotorula sp.
c. Blastomyces brasiliensis
d. Mucor mucedo
e. Pilobolus sp.
81
KUNCI JAWABAN
1. A
2. C
3. C
4. E
5. A
6. E
7. E
8. B
9. A
10. C
11. A
12. D
13. C
14. E
15. A
16. C
17. B
18. E
19. D
20. C
82
Lampiran 2
4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan
dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
Indikator:
4.6.1 Melakukan pengamatan jamur mikroskopis pada jamur roti atau tempe
dan makroskopis pada jamur jenis basidiomycota dengan mengamati
morfologi tubuhnya
4.6.2 Membuat laporan hasil pengamatan pada jamur mikroskopis dan
makroskopis
4.6.3 Mengidentifikasi kasus penyakit dan keracunan yang disebabkan oleh
jamur
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan pembelajaran ini diharapkan siswa mampu:
1. Mengidentifikasi ciri umum dan struktur tubuh jamur
2. Menjelaskan cara hidup dan reproduksi jamur
3. Mengklasifikasikan jamur berdasarkan divisinya
4. Menjelaskan simbiosis jamur dengan organisme lain dan peranan jamur
bagi kehidupan sehari-hari
5. Melakukan pengamatan jamur mikroskopis pada jamur roti atau tempe dan
makroskopis pada jamur jenis basidiomycota dengan mengamati
morfologi tubuhnya
6. Membuat laporan hasil perngamatan pada jamur mikroskopis dan
makroskopis
7. Mengidentifikasi kasus penyakit dan keracunan yang disebabkan oleh
jamur
84
D. Materi Pembelajaran
1. Materi fakta
3. Materi Prinsip
Fungi memiliki ciri-ciri:
- Eukariotik
- Uniseluler/multiseluler
- Tidak memiliki klorofil
- Dinding sel terdiri dari zat kitin
- Bersifat heterotrof (saprofit, parasit, simbiosis)
G. Kegiatan/Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan 1
Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Kegiatan Waktu
Guru Siswa
Kegiatan Awal Mengucapkan salam dan Menjawab salam dan 10 menit
berdoa berdoa
Melakukan absensi siswa Menjawab absensi
Menyampaikan tujuan Menyimak tujuan
pembelajaran pembelajaran yang
Apersepsi dengan disampaikan
memberikan pertanyaan Menyimak dan
“Apakah kalian pernah menjawab pertanyaan
melihat jamur? Di mana yang diberikan sesuai
biasanya kalian melihat dengan pengetahuan
jamur? Apa saja ciri-ciri awal
jamur yang kalian ketahui?”
Kegiatan Inti Mengamati 15 menit
Menampilkan gambar jamur Memperhatikan
makroskopis beserta bagian- gambar yang
bagiannya ditampilkan guru
Menanya 15 menit
Memotivasi siswa untuk Menanyakan hal-hal
bertanya terkait yang seputar gambar yang
ditampilkan ditampilkan ataupun
hal lain yang
berkaitan dengan
jamur
Mengekplorasi 40 menit
Mengelompokkan siswa Berkumpul dengan
menjadi 6 kelompok dengan kelompok masing-
86
Pertemuan 2
Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Kegiatan Waktu
Guru Siswa
Kegiatan Awal Mengucapkan salam dan Menjawab salam dan 10 menit
berdoa berdoa
Melakukan absensi siswa Menjawab absensi
Menyampaikan tujuan Menyimak tujuan
pembelajaran pembelajaran yang
Apersepsi dengan disampaikan
memberikan pertanyaan Menyimak dan
“Apakah kalian pernah menjawab pertanyaan
memakan jamur? Apakah yang diberikan sesuai
semua jenis jamur dapat dengan pengetahuan
dimakan?” kemudian awal
mengaitkannya dengan
peranan jamur bagi
kehidupan
Kegiatan Inti Mengamati 15 menit
Menampilkan video tentang Memperhatikan
peranan jamur bagi video yang
kehidupan ditampilkan guru
Menanya 15 menit
Memotivasi siswa untuk Menanyakan hal-hal
bertanya terkait video yang seputar video yang
ditampilkan ditampilkan ataupun
hal lain yang
berkaitan dengan
jamur
Mengekplorasi 40 menit
Meminta siswa berkumpul Berkumpul dengan
dengan kelompok yang sudah kelompok masing-
dibuat pada pertemuan masing sesuai yang
sebelumnya ditentukan oleh
Membagikan LKS kepada guru
setiap kelompok untuk Mencari dan
didiskusikan dan dikerjakan mengumpulkan
bersama informasi yang
Meminta siswa untuk berkaitan dengan
mengumpulkan informasi tugas LKS dari
dari berbagai literatur seperti berbagai literatur
buku paket, internet, dan
sumber lain yang relevan
88
Mengasosiasi 35 menit
Membimbing siswa dalam Berdiskusi dengan
kegiatan diskusi untuk teman-teman
mengumpulkan informasi kelompok untuk
dari berbagai literatur untuk mengerjakan LKS
menjawab pertanyaan- bersama
pertanyaan yang terdapat
pada LKS
Memastikan setiap anggota
kelompok kontribusi dalam
mengerjakan LKS
Mengkomunikasi 10 menit
Meminta perwakilan tiap Perwakilan kelompok
kelompok untuk menyampaikan hasil
menyampaikan hasil diskusi diskusi sedangkan
siswa lain menyimak
dan terlibat aktif
dalam kegiatan tanya
jawab
Kegiatan Akhir Meminta perwakilan siswa Memberikan 10 menit
untuk memberikan kesimpulan berkaitan
kesimpulan dengan pembelajaran
Menutup pembelajaran dan yang telah
mengucapkan salam dilaksanakan
Siswa menjawab
salam
H. Penilaian
1. Penilaian afektif
Tanggal :
Kelompok I Kelompok II Kelompok III
+ + +
- - -
+ + +
- - -
89
Rubrik
65 : Tidak menunjukkan antusias dalam diskusi, tidak ikut mengemukaan
gagasan atau ide, tidak menghargai pendapat siswa lain tidak berupaya
sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas.
75 : Menunjukkan rasa ingin tahu, namun tidak terlalu antusias dalam
diskusi, tidak ikut mengemukaan gagasan atau ide, menghargai
pendapat siswa lain, berupaya tepat waktu dalam menyelesaikan tugas,
namun belum menunjukkan upaya terbaiknya.
85 : Menunjukkan rasa ingin tahu yang besar dalam diskusi , antusias dalam
diskusi, aktif dalam dalam kegiatan kelompok, dapat mengemukaan
gagasan atau ide, menghargai pendapat siswa lain, tekun dalam
menyelesaikan tugas dengan hasil terbaik yang bisa dilakukan,
berupaya tepat waktu.
2. Penilaian Psikomotor
Skor
No Aspek yang dinilai Rubrik maksimal
3. Penilaian kognitif
Tes hasil belajar berupa soal pilihan ganda (terlampir)
PETUNJUK UMUM
1. Berilah tanda (x) pada huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang benar
2. Gunakan waktu dengan efektif dan efisien
3. Periksalah pekerjaan Anda sebelum diserahkan kepada pengawas
4. Kerjakan soal secara jujur dan mandiri
4. Bagian tubuh jamur yang berfungsi untuk menyerap nutrisi dari sel inang
disebut....
a. hifa
b. miselium
c. stolon
d. rhizoid
e. haustorium
d. parasit
e. simbiosis
b. 5–3–4–2–1
c. 3–4–2–1–5
d. 3–2–4–1–5
e. 3–4–2–5–1
13. Ketika sedang menyiram tanaman, Hasbi melihat ada sekumpulan jamur
yang hidup tak jauh dari pohon besar yang ada di pekarangan rumahnya.
Jamur tersebut memiliki tubuh buah berbentuk bulat telur, memiliki
tudung yang berbentuk seperti cawan berwarna cokelat tua keabu-abuan,
batangnya berwarna cokelat dan dilindungi oleh selubung. Dari uraian
tersebut, hipotesis yang dapat dirumuskan adalah....
a. jamur tersebut berasal dari divisi zygomycota
b. jamur tersebut berasal dari divisi ascomycota
c. jamur tersebut berasal dari divisi basidiomycota
d. jamur tersebut berasal dari divisi deuteromycota
e. jamur tersebut berasal dari divisi oomycota
15. Berikut ini yang merupakan cara reproduksi seksual dan aseksual pada
jamur divisi deuteromycota adalah....
17. Penyakit ini muncul sebagai infeksi sekunder pada penderita AIDS,
asma, dan gangguan paru-paru kronis yang disebabkan oleh jamur
Aspergillus sp. Penyakit yang dimaksud adalah....
a. TBC
b. Aspergillosis
c. Blastomikosis
d. Kanker paru-paru
e. Emfisema
. 18. Perhatikan tabel di bawah ini.
Jamur Peranan
1. Fusarium sp. a. untuk membuat tempe
2. Rhizopus oryzae b. untuk membuat keju
3. Auricularia polytricha c. untuk membuat kecap
4. Saccharomyces cerevisiae d. untuk membuat tapai
Hubungan jenis jamur dan peranannya yang benar pada tabel di atas
adalah....
a. 1 dan b
b. 2 dan c
c. 3 dan c
d. 4 dan a
e. 4 dan d
19. Jenis jamur yang dapat digunakan untuk menguraikan kotoran hewan
adalah....
a. Candida albicans
b. Rhodotorula sp.
c. Blastomyces brasiliensis
d. Mucor mucedo
e. Pilobolus sp.
KUNCI JAWABAN
1. A
2. C
3. C
4. E
5. A
6. E
7. E
8. B
9. A
10. C
11. A
12. D
13. C
14. E
15. A
16. C
17. B
18. E
19. D
20. C
97
Lampiran 3
Hari/Tanggal : Kelompok
Kelas :
Anggota : ........................................ ................
........................................
........................................
........................................
........................................
........................................
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mengidentifikasi ciri umum dan struktur tubuh jamur
2. Siswa mampu menjelaskan cara hidup dan reproduksi jamur
3. Siswa mampu mengklasifikasikan jamur berdasarkan divisinya
Sebungkus roti yang disimpan di dalam lemari terlupakan selama satu minggu.
Ketika dibuka, roti tersebut sudah berwarna kehitaman karena tertutup oleh
jamur. Roti yang berjamur tersebut juga berbau tidak sedap, sehingga sudah tidak
layak untuk dikonsumsi. Lalu mengapa roti cepat sekali tumbuh jamur? Jamur
jenis apakah yang terdapat pada roti yang sudah kadaluarsa? Samakah jenis jamur
tersebut dengan jamur yang lainnya? Apakah ada ciri-ciri tertentu yang
membedakan antara jamur tersebut dengan jamur-jamur lainnya?
Buatlah hipotesis pada kolom di bawah ini! Kamu dapat melakukannya dengan
menjawab pertanyaan sesuai dengan masalah di atas.
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
99
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
Menguji jawaban sementara sesuai dengan data relevan dari sumber yang
kalian dapatkan. Apakah hipotesis kalian sesuai?
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
100
Tulislah kesimpulan dari kegiatan pemecahan masalah yang telah kalian diskusikan
bersama kelompok!
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
Selamat Mengerjakan
101
Hari/Tanggal : Kelompok
Kelas :
Anggota : ........................................ ................
........................................
........................................
........................................
........................................
........................................
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan sismbiosis jamur dengan organisme lain
2. Siswa mampu menjelaskan peranan jamur bagi kehidupan
3. Siswa mampu memecahkan masalah dan memberikan solusi pada kasus tempe
bongkrek
Petunjuk:
Bacalah dan pahami artikel yang telah disediakan. Temukan permasalahan dalam
artikel tersebut yang berhubungan dengan jamur. Kemudian diskusikanlah
penyelesaian dari permasalahan yang telah ditemukan!
TEMPE BONGKREK
Keracunan akibat memakan tempe bongkrek sudah seringkali kita dengar, khususnya
yang terjadi di wilayah Karesidenan Banyumas. Makanan ini merupakan makanan yang
disukai masyarakat Banyumas khususnya dan masyarakat Jawa Tengah pada
umumnya. Walaupun sebenarnya kandungan gizinya tidak seberapa dibanding
resikonya yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Namun faktor murah dan rasa yang
khas mampu memikat selera masyarakat kelas bawah pada umumnya. Pembuatan
tempe bongkrek sebenarnya telah dilarang sejak tahun 1969, namun kenyataannya
masih saja ada penduduk yang memproduksi maupun mengonsumsi makanan yang
sangat berbahaya tersebut. Tragedi paling buruk telah menewaskan 37 orang
penduduk kecamatan Lumbir, Banyumas yang terjadi pada tahun 1988.
Akan tetapi, fenomena tempe bongkrek mungkin sekarang sudah jarang sekali
ditemukan, di samping karena kemajuan teknologi dan kesejahteraan masyarakat.
Namun bukan berarti tempe bongkrek menghilang dari bumi pertiwi. Mungkin masih
ada beberapa orang di desa yang memproduksi tempe bongkrek, namun tentu
dengan pengawasan dan bimbingan intansi kesehatan terdekat.
Sumber:
http://blog.sivitas.lipi.go.id
http://www.kompasiana.com
103
Kunci Masalah
1. Apakah semua jenis jamur dapat dikonsumsi? Berbahayakah apabila jamur
dikonsumsi? Apakah ada ciri-ciri tertentu yang membedakan antara jamur
yang dapat dikonsumsi dengan jamur yang beracun?
2. Tahukah kalian tempe bongkrek? Mengapa jamur pada tempe bongkrek
dapat menyebabkan kematian bila dikonsumsi?
Buatlah hipotesis pada kolom di bawah ini! Kamu dapat melakukannya dengan
menjawab pertanyaan sesuai dengan masalah di atas.
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
104
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
Menguji jawaban sementara sesuai dengan data relevan dari sumber yang
kalian dapatkan. Apakah hipotesis kalian sesuai?
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
105
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
Selamat Mengerjakan
105
Lampiran 4
Nama/Kelompok :
Kelas :
Materi Pokok : Jamur
A. Kompetensi Dasar:
4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan
lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
B. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu mengidentifikasi ciri-ciri, cara hidup, dan klasifikasi jamur berdasarkan
cara reproduksinya
3. Jamur diklasifisikan menjadi 4 divisi berdasarkan jenis hifa dan cara reproduksinya.
Jelaskan melalui tabel di bawah ini!
Reproduksi Contoh
No Divisi Ciri-ciri Cara hidup
Seksual Aseksual spesies
(a) (b)
107
Nama/Kelompok :
Kelas :
Materi Pokok : Jamur
A. Kompetensi Dasar:
4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan
lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
B. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu menjelaskan simbiosis jamur dengan organisme lain dan peranan jamur
bagi kehidupan sehari-hari
2 Trichordema sp.
3 Sarcoscypha coccinea
4 Rhizopus oryzae
5 Saccharomyces
cerevisiae
6 Penicillium notatum
7 Penicillium camemberti
108
8 Neurospora sp.
9 Aspergillus wentii
10 Candida albicans
11 Volvariella volvaceae
12 Ustilago maydis
13 Aspergillus fumigatus
14 Epidermophyton
floccosum
15 Malassezia furfur
4. Dari beberapa pertanyaan dan diskusi yang telah anda lakukan bersama teman kelompok,
buatlah kesimpulan berkaitan dengan peranan jamur bagi kehidupan!
109
Lampiran 5
110
111
112
113
Lampiran 6
Jenjang No.
Indikator Indikator Soal Soal
Kognitif Soal
Mengidentifikasi ciri Menyebutkan ciri-ciri C2 Di bawah ini merupakan ciri-ciri jamur, kecuali.... 1
umum dan struktur jamur a. memiliki klorofil
tubuh jamur b. eukariotik
c. bersifat heterotrof
d. cara hidupnya saprofit dan parasit
e. uniseluler dan multiseluler
Menjelaskan cara hidup Menyebutkan tempat C1 Tempat yang optimal untuk pertumbuhan jamur pada 7
dan reproduksi jamur yang optimal untuk daerah....
pertumbuhan jamur a. lembab
b. kering
c. basah
d. berair
e. dingin
Menyebutkan bagian C1 Bagian tubuh jamur yang berfungsi untuk menyerap nutrisi 8
tubuh jamur yang dari sel inang disebut....
berfungsi untuk meyerap a. hifa
116
nutrisi b. miselium
c. stolon
d. rhizoid
e. haustorium
Memilih cara jamur C1 Di bawah ini yang bukan merupakan cara jamur 9
memperoleh makanan memperoleh makanan adalah....
a. fotosintesis
b. heterotrof
c. saprofit
d. parasit
e. simbiosis
Menyebutkan cara jamur C1 Jamur yang mendapatkan nutrisi dengan cara menguraikan 10
memperoleh makanan organisme yang sudah mati disebut....
a. autrotof
b. heterotrof
c. epifit
d. parasit
e. saprofit
Menentukan spora C3 Di bawah ini yang bukan merupakan spora seksual pada 11
seksual jamur jamur adalah....
a. zygospora
117
b. askospora
c. basidiospora
d. konidiospora
e. semua salah
Mengklasifikasikan Mengidentifiaksi jamur C2 Jamur yang belum diketahui fase reproduksi seksualnya 13
jamur berdasarkan berdasarkan ciri dikelompokkan ke dalam....
divisinya seksualnya a. zygomycota
b. ascomycota
c. basidiomycota
d. deuteromycota
e. oomycota
d. basidiospora
e. sporangiospora
Menyebutkan jenis jamur C2 Roti yang sudah kadaluarsa dan mengandung jamur 20
yang mengandung toksin sebaiknya dibuang saja karena mengandung toksin. Jenis
pada roti jamur tersebut adalah....
a. Amanita
b. Fusarium
c. Penicillium
d. Rhizopus
121
e. Neurospora
c. 3 – 4 – 2 – 1 – 5
d. 3 – 2 – 4 – 1 – 5
e. 3 – 4 – 2 – 5 – 1
Menentukan reproduksi C2 Berikut ini yang merupakan reproduksi seksual dan aseksual 27
seksual dan aseksual pada jamur divisi basidiomycota adalah....
124
Menentukan reproduksi C2 Berikut ini yang merupakan cara reproduksi seksual dan 29
125
Menjelaskan simbiosis Menganalisis simbion C4 Pernyataan yang benar mengenai simbion pembentuk liken 31
jamur dengan organisme pembentuk liken adalah....
lain dan peranan jamur a. golongan lumut yang tidak memiliki klorofil
bagi kehidupan sehari- b. lumut yang hidup secara saprofit pada kayu mati
hari c. lumut penyebab lapuknya kayu dan batuan
d. simbiosis antara alga dan fungi tertentu
e. simbiosis antara lumut dengan alga
126
Menentukan fungsi C3 Berikut ini pernyataan yang tidak benar mengenai fungsi 33
mikoriza dari mikoriza adalah....
a. meningkatkan absorpsi hara dari dalam tanah
b. menjadi penghalang biologi terhadap infeksi patogen
akar
c. meningkatkan ketahanan terhadap kekeringan dan
kelembaban
d. meningkatkan produksi hormon pertumbuhan dan
zat pengatur tumbuhan
e. memindahkan nutrisi dari tanaman satu ke
tanaman lain
Menentukan penyakit C3 Penyakit ini muncul sebagai infeksi sekunder pada penderita 35
127
yang disebabkan oleh AIDS, asma, dan gangguan paru-paru kronis yang
jamur Aspergillus sp. disebabkan oleh jamur Aspergillus sp. Penyakit yang
dimaksud adalah....
a. TBC
b. Aspergillosis
c. Blastomikosis
d. Kanker paru-paru
e. Emfisema
d. 4 dan a
e. 4 dan d
Menentukan jenis jamur C3 Di bawah ini merupakan jenis jamur yang dapat dimakan 38
yang dapat dimakan oleh oleh manusia, kecuali....
manusia a. Amanita muscaria
b. Volvariella volvaceae
c. Auricularia polytricha
d. Pleurotus sp.
e. Rhizopus sp.
Memilih jenis jamur C1 Jenis jamur yang dapat digunakan untuk menguraikan 39
yang dapat digunakan kotoran hewan adalah....
untuk menguraikan a. Candida albicans
kotoran hewan b. Rhodotorula sp.
c. Blastomyces brasiliensis
d. Mucor mucedo
e. Pilobolus sp.
Lampiran 7
=====================
Rata2= 23,89
KorelasiXY= 0,66
Butir Soal= 40
Jumlah Subyek= 35
Lampiran 8
RELIABILITAS TES
================
Rata2= 23,89
KorelasiXY= 0,66
No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1 5 Amrita Dyah L. 14 18 32
2 10 Dalul Faishal K. 15 16 31
3 15 Fazria 14 17 31
4 3 Ahmad Marul J. 15 15 30
6 11 Devanti A. 13 17 30
8 20 Lusiana Nur A. 13 16 29
9 27 Nurhasanah 14 15 29
10 1 Achmad Cahyadi 14 14 28
11 21 Mela Salsabilah 12 16 28
12 6 Ardya Fadilah A. 14 13 27
13 25 Nabila Aninda... 12 15 27
14 2 Agustine S. 11 15 26
15 7 Arum Yuliani 12 14 26
16 18 Ikhsan H. 12 14 26
17 23 Muhammad Fath... 13 13 26
19 24 Musdalifa 13 12 25
20 28 Okka Irvan R. 12 12 24
21 17 Helina Dinda A. 12 11 23
132
22 32 Salsabila Ann... 11 12 23
23 35 Yenni N. 10 12 22
24 33 Sholeh F. 11 10 21
25 34 Sulfi Andriani 8 13 21
26 19 Leo Gunawan 11 9 20
28 31 Rifqiani Lara... 9 10 19
29 14 Erlin Alpatikah 9 9 18
30 8 Bobby Daffa H. 11 6 17
31 30 Raizar M. 8 9 17
32 12 Dhela Ningrum... 10 6 16
33 22 Mozan Hafiz M. 6 9 15
34 29 Prima W. 7 8 15
35 4 Alzena Amanda... 7 4 11
133
Lampiran 9
TINGKAT KESUKARAN
=================
Jumlah Subyek= 35
Butir Soal= 40
1 1 19 54,29 Sedang
2 2 17 48,57 Sedang
4 4 24 68,57 Sedang
6 6 8 22,86 Sukar
8 8 19 54,29 Sedang
9 9 17 48,57 Sedang
10 10 20 57,14 Sedang
12 12 23 65,71 Sedang
14 14 24 68,57 Sedang
17 17 24 68,57 Sedang
18 18 29 82,86 Mudah
19 19 23 65,71 Sedang
20 20 15 42,86 Sedang
21 21 21 60,00 Sedang
22 22 23 65,71 Sedang
23 23 10 28,57 Sukar
134
24 24 24 68,57 Sedang
25 25 22 62,86 Sedang
26 26 29 82,86 Mudah
27 27 16 45,71 Sedang
28 28 23 65,71 Sedang
29 29 21 60,00 Sedang
30 30 12 34,29 Sedang
31 31 26 74,29 Mudah
32 32 23 65,71 Sedang
34 34 22 62,86 Sedang
35 35 21 60,00 Sedang
36 36 28 80,00 Mudah
37 37 23 65,71 Sedang
38 38 22 62,86 Sedang
39 39 19 54,29 Sedang
40 40 18 51,43 Sedang
135
Lampiran 10
DAYA PEMBEDA
============
Jumlah Subyek= 35
Klp atas/bawah(n)= 9
Butir Soal= 40
No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%)
1 1 8 2 6 66,67
2 2 7 1 6 66,67
3 3 0 0 0 0,00
4 4 9 2 7 77,78
5 5 9 7 2 22,22
6 6 2 2 0 0,00
7 7 9 9 0 0,00
8 8 7 2 5 55,56
9 9 8 0 8 88,89
10 10 7 2 5 55,56
11 11 2 1 1 11,11
12 12 8 2 6 66,67
13 13 9 9 0 0,00
14 14 7 3 4 44,44
15 15 9 8 1 11,11
16 16 9 9 0 0,00
17 17 8 2 6 66,67
18 18 8 7 1 11,11
19 19 7 3 4 44,44
20 20 4 3 1 11,11
21 21 8 3 5 55,56
22 22 8 3 5 55,56
136
23 23 1 4 -3 -33,33
24 24 7 3 4 44,44
25 25 7 3 4 44,44
26 26 8 8 0 0,00
27 27 4 5 -1 -11,11
28 28 8 2 6 66,67
29 29 7 3 4 44,44
30 30 6 2 4 44,44
31 31 8 6 2 22,22
32 32 9 4 5 55,56
33 33 0 0 0 0,00
34 34 8 4 4 44,44
35 35 8 3 5 55,56
36 36 8 4 4 44,44
37 37 8 3 5 55,56
38 38 7 7 0 0,00
39 39 7 2 5 55,56
40 40 7 4 3 33,33
137
Lampiran 11
Aspek Kognitif ∑
Indikator
C1 C2 C3 C4 C5 Soal
3.6.1 3*,4,5* 1,2,6* 6
Mengidentifikasi
ciri umum dan
struktur tubuh
jamur
3.6.2 7*,8,9, 12 11* 6
Menjelaskan 10
cara hidup dan
reproduksi
jamur
3.6.3 16*,26* 13*,15* 18, 19, 14, 31* 21 21
Mengklasifikasi 30* 17, 20*, 23*, 22,
kan jamur 25, 27*, 24, 33*
berdasarkan 28, 29
divisinya
3.6.4 34*, 39, 32 35, 36, 37 7
Menjelaskan 40 38*
peranan jamur
bagi kehidupan
sehari-hari
Total 13 13 10 3 1 40
Keterangan:
*) : soal yang tidak valid
138
Lampiran 12
PETUNJUK UMUM
1. Berilah tanda (x) pada huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang benar
2. Gunakan waktu dengan efektif dan efisien
3. Periksalah pekerjaan Anda sebelum diserahkan kepada pengawas
4. Kerjakan soal secara jujur dan mandiri
4. Bagian tubuh jamur yang berfungsi untuk menyerap nutrisi dari sel inang
disebut....
a. hifa
b. miselium
c. stolon
d. rhizoid
e. haustorium
139
e. oomycota
a. 1–2–3–4–5
b. 5–3–4–2–1
c. 3–4–2–1–5
d. 3–2–4–1–5
e. 3–4–2–5–1
13. Ketika sedang menyiram tanaman, Hasbi melihat ada sekumpulan jamur
yang hidup tak jauh dari pohon besar yang ada di pekarangan rumahnya.
Jamur tersebut memiliki tubuh buah berbentuk bulat telur, memiliki
tudung yang berbentuk seperti cawan berwarna cokelat tua keabu-abuan,
batangnya berwarna cokelat dan dilindungi oleh selubung. Dari uraian
tersebut, hipotesis yang dapat dirumuskan adalah....
a. jamur tersebut berasal dari divisi zygomycota
b. jamur tersebut berasal dari divisi ascomycota
c. jamur tersebut berasal dari divisi basidiomycota
d. jamur tersebut berasal dari divisi deuteromycota
e. jamur tersebut berasal dari divisi oomycota
15. Berikut ini yang merupakan cara reproduksi seksual dan aseksual pada
jamur divisi deuteromycota adalah....
a. belum diketahui dan konidiospora
b. konidiospora dan belum diketahui
142
17. Penyakit ini muncul sebagai infeksi sekunder pada penderita AIDS,
asma, dan gangguan paru-paru kronis yang disebabkan oleh jamur
Aspergillus sp. Penyakit yang dimaksud adalah....
a. TBC
b. Aspergillosis
c. Blastomikosis
d. Kanker paru-paru
e. Emfisema
. 18. Perhatikan tabel di bawah ini.
Jamur Peranan
1. Fusarium sp. a. untuk membuat tempe
2. Rhizopus oryzae b. untuk membuat keju
3. Auricularia polytricha c. untuk membuat kecap
4. Saccharomyces cerevisiae d. untuk membuat tapai
Hubungan jenis jamur dan peranannya yang benar pada tabel di atas
adalah....
a. 1 dan b
b. 2 dan c
c. 3 dan c
d. 4 dan a
e. 4 dan d
19. Jenis jamur yang dapat digunakan untuk menguraikan kotoran hewan
adalah....
a. Candida albicans
b. Rhodotorula sp.
c. Blastomyces brasiliensis
d. Mucor mucedo
e. Pilobolus sp.
143
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lhitung = 0.113
Ltabel = 0.886/√ = 0.150
Lhitung < Ltabel = 0.113 < 0.150, maka data berdistribusi normal.
Lhitung = 0.142
Ltabel = 0.886/√ = 0.150
Lhitung < Ltabel = 0.142 < 0.150, maka data berdistribusi normal.
147
Lampiran 16
Lhitung = 0.138
Ltabel = 0.886/√ = 0.150
Lhitung < Ltabel = 0.138 < 0.150, maka data berdistribusi normal.
Lhitung = 0.144
Ltabel = 0.886/√ = 0.150
Lhitung < Ltabel = 0.144 < 0.150, maka data berdistribusi normal.
148
Lampiran 17
Pretes
N kelas eksperimen 35
N kelas kontrol 35
S2 terbesar 141.30
S2 terkecil 104.92
1. Fhitung = =
= 1.35
Db penyebut =n–1
= 35 – 1
= 34
Ftabel adalah 1.77
Fhitung < Ftabel = 1.35 < 1.77, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua data
memiliki populasi varians yang homogen.
149
Lampiran 18
Postes
N kelas eksperimen 35
N kelas kontrol 35
S2 terbesar 79.33
S2 terkecil 53.49
1. Fhitung = =
= 1.48
Db penyebut =n–1
= 35 – 1
= 34
Ftabel adalah 1.77
Fhitung < Ftabel = 1.48 < 1.77, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua data
memiliki populasi varians yang homogen.
150
Lampiran 19
( )( ) ( )( )
=√
=√ =√ =√
S = 11.09
Mencari thitung
=
√
= = = =
√ ( )
√
thitung = 0.43
( )( ) ( )( )
=√
=√ =√ =√
S = 8.15
Mencari thitung
=
√
= = = =
√ ( )
√
thitung = 2.99
Lampiran 20
Lampiran 21
155
156
157
158
159
160
161
162
Lampiran 22
163
164