Anda di halaman 1dari 71

MATERI

PERTEMUAN
26-30

AUDIO
KE 26-30
Kitab Shifatu Sholatin
Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi
Wa Sallam Minattakbiri
ilattaslim ka-annaka
Taroha (Sifat Shalat Nabi
mulai dari Takbir sampai
Salamnya seakan-akan
Anda Melihatnya) karya
Asy Syekh Al-Albani -
Rahimahullah.

GRUP ISLAM SUNNAH | GiS

PEMATERI KANTOR PUSAT GiS, HTJ FOUNDATION &

Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny M.A GBS (SUNNAH STORE, SAYAROH)


Jl. Curug Raya No.12. RT.01 / RW.02.
Hafidzahullahu Ta’ala
Pondok Kelapa. Duren Sawit.
Jakarta Timur 13450
1
KATA PENGANTAR
╭────────── • ༄༂ • ──────────╮
Ahlan wa Sahlan wa Marhaban
Di
Gʀuᴘ ιsʟᴀм Suɴɴᴀн
╰────────── • ༄༂ • ──────────╯

Pembina:
👤 Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah M.A. ‫حفظه هللا تعال‬

َّ ‫الر ْح َمن‬ ‫ه‬ ْ


‫الر ِح ْيم‬ ِ
َّ ‫اّلل‬
ِ ‫ـم‬
ِ ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫بس‬

ُ ُ َ َ َ َ ‫َ َّ َ ُ َ َ ْ ُ ْ َ َ ْ َ ُ ه‬
‫اّلل وبركاته‬ِ ‫السالم عليكم ورحمة‬

Segala puji bagi Allāh 'Azza wa Jalla, shalawat dan salam


semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasūlullāh ‫ﷺ‬.

2
Di Grup WhatsApp GiS ini in syaa Allāh kita akan
mendapatkan materi berupa:
● Audio
● Teks
● Poster Dakwah
yang akan disampaikan oleh para Asatidzah Ahlusunnah
wal Jama'ah pembina dan pembimbing Grup Islam
Sunnah | GiS di antaranya:

◢ Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A.


◢ Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny, M.A.
◢ Ustadz Abdullah Taslim, M.A.
◢ Ustadz Azhar Khalid bin Seff, M.A.
◢ Ustadz Ahmad Zaenuddin, Lc.
◢ Ustadz Yudi Kurnia, Lc.
◢ Ustadz Zainuddin Khuzairi, Lc.
◢ Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc.
◢ dan Asatidzah lainnya.

3
Materi yang disampaikan meliputi pembahasan tentang
Aqidah, Manhaj, Fiqih Ibadah, Adab, Akhlaq, Muamalah
dan hal lain yang wajib diketahui dan diyakini oleh
seorang Muslim.

Disampaikan secara ringkas, terstruktur dan in syaa Allāh


mudah dipahami oleh semua kalangan.

Sistem grup materi ini dibuat satu arah, di mana hanya


admin yang dapat memposting materi. In syaa Allāh
materi akan dibagikan setiap hari Senin - Jumat dalam
rentang waktu pukul 06.00 - 12.00 WIB dengan
pembahasan kitab yang telah dipilih oleh para Asatidzah
Grup Islam Sunnah | GiS.

Materi yang dibagikan di grup ini kami arsip pula pada


link berikut:
🌐 https://grupislamsunnah.com/

4
Sehingga memudahkan para Sobat GiS untuk
memuraja'ah materi yang telah disampaikan tanpa
khawatir memori HP menjadi penuh.
Semoga dengan kemudahan yang diberikan ini dapat
membuat semangat kita dalam menuntut ilmu semakin
bertambah dan kita dapat amalkan sebaik-baiknya.

Saat ini, anggota yang telah bergabung belajar bersama


dengan GiS Angkatan 1 dan Angkatan 2 lebih dari tujuh
puluh ribu (70.000) Sobat GiS Ikhwan & Akhwat yang
tersebar di dalam dan luar negeri. in syaa Allāh nantinya
akan terus bertambah dengan dibukanya pendaftaran
baru setiap periodenya biidznillah.

Selamat menyimak dan semoga bermanfaat In syaa


Allāhu Ta’āla.

‫خيا وبارك هللا فيكم‬


‫جزاكم هللا ر‬.

5
༺Grüp ïsläm Sünnäh༻

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════

📣 Official Account Grup Islam Sunnah

🌏 WebsiteGIS: https://grupislamsunnah.com/
📱 Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
📷 Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
🌐 WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
📧 Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
🎥 YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................. 7

PERTEMUAN 26
Pembahasan Shalat di Atas Mimbar .......................... 9

PERTEMUAN 27
Pembahasan Sutrah dalam Shalat Bag 01 ............... 23

PERTEMUAN 28
Pembahasan Sutrah dalam Shalat Bag 02 ............... 37

7
PERTEMUAN 29
Pembahasan Sutrah dalam Shalat Bag 03 ............... 49

PERTEMUAN 30
Pembahasan Sutrah dalam Shalat Bag 04 ............... 58

8
PERTEMUAN 26
Senin, 15 Rabi'ul Awwal 1444 H / 10 Oktober 2022 M

Audio ke-26: Pembahasan Shalat di Atas Mimbar

══════════════

ُ ُ َ ‫َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا ُ ه ا ا ا‬
‫اّٰلل وبركاته‬
ِ ‫السَلم عليكم ورحمة‬

ْ ‫ا ا‬ ْ ‫ا ا‬ َ‫ا ا‬ ‫ه‬ ْ ُ ‫ا‬ َ ‫ا َّ ا ُ ا َّ ا ُ ا‬ ُ ْ ‫ْ ا‬


‫ وعَل ِآل ِه وصح ِب ِه ومن‬، ‫اّٰلل‬
ِ ‫ والصَلة والسَلم عَل رسو ِل‬، ‫ّٰلل‬
ِ ِ ‫الحمد‬
ُ ‫ا ا ُ ا‬
‫ت ِبع هداه‬

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai


karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah-
yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah
Subhanahu wa Ta'ala.
9
Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-
sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus yang
ditulis oleh Asy Syekh Al-Albani rahimahullah, yakni kitab
Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu
Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam
Minattakbiri Ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat
Nabi mulai dari Takbir sampai Salamnya seakan-akan
Anda Melihatnya).

▫️

Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang:

‫ا‬ ْ ُ
- Shalat di Atas Mimbar - [ ‫المن رب‬ِ ‫] الصالة عَل‬

Shalat di atas mimbar ini pernah dilakukan oleh Nabi


Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Dan ini
dibolehkan, terutama untuk tujuan memberikan
pengajaran kepada kaum muslimin sebagaimana hal

10
tersebut dilakukan oleh Nabi Muhammad Shallallahu
'Alaihi wa Sallam.

Disebutkan oleh Syaikh Albani rahimahullah:

‫ا‬ ْ ْ َ ‫ا َّ ً ا‬ َ ‫ا ا‬
❳ ‫ عَل ال ِمن رب‬- ‫ مرة‬- ‫و ❲ صَل ﷺ‬

"Dan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pernah


sekali waktu (sekali saja) shalat di atas mimbar"

Jadi, Rasulullah naik ke atas mimbar kemudian shalat.

‫اا ا‬ ‫ا ْ ا ا َ َّ ُ ُ ْ ا ا‬
ٍ ‫ أنه ذو ثَل ِث درج‬: ‫) و ِ يف ررواي ٍة‬
( ‫ات‬

"dan di dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa mimbar


tersebut memiliki tiga anak tangga"

Ini menunjukkan bahwa mimbarnya Rasulullah


Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dahulu memiliki tiga anak
tangga. Apakah tiga anak tangga ini sunah ataukah

11
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam atau para
sahabatnya membuat tangga tersebut memang karena
seperti itulah kebutuhannya waktu itu?

Ada yang mengatakan, itulah yang disunahkan (dengan


tiga anak tangga).
Ada yang mengatakan, hal tersebut bukan dimaksudkan
oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam,
hanya saja kebutuhannya waktu itu memang seperti itu.

Namun, keluar dari permasalahan ini, apabila ada


seseorang yang membuat mimbar tujuannya ingin
seperti mimbarnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam, maka orang yang demikian mendapatkan pahala
karena semangatnya meniru yang Rasulullah Shallallahu
'Alaihi wa Sallam lakukan. Sehingga tidak ada keharusan
mimbar harus sama dengan mimbarnya Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Karena memang keadaan
bisa sangat berbeda antara zamannya Nabi Muhammad
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dengan zaman setelahnya.

12
Apalagi di zaman ini, yang kadang-kadang jemaah kaum
muslimin jumlahnya sangat besar sekali. Apabila mimbar
dibatasi dengan bentuk mimbar di zaman Nabi
Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, akan sangat
memberatkan kaum muslimin. Orang yang di belakang
bisa jadi tidak melihat saking banyaknya jemaah.
Sehingga tidak mengapa, misalnya di sebuah masjid
mimbarnya ditinggikan agar semua jemaah bisa melihat
seorang imam atau seorang khatib ketika sedang
berkhotbah.

ْ َ‫ا ا ا ا‬
] ‫فـ [ قم علي ِه‬

"maka Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam berdiri di


atasnya (di atas mimbar)"

‫ا‬ ْ ْ َ ‫ا َ َّ ا ا َ َّ ا َّ ُ ا ا ا ُ ا ُ ا ا‬
[ ‫] فكب وكب الناس وراءه وهو عَل ال ِمن رب‬

13
"kemudian Beliau bertakbir, dan para jemaah di
belakangnya mengikuti takbir Beliau dan ketika itu Beliau
posisinya masih di atas mimbar"

ْ َ ‫ُ َّ ا َ ا ا ُ ا ا‬
[ ‫] ثم ركع وهو علي ِه‬

“kemudian Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam rukuk


dan Beliau posisinya masih di atas mimbar"

‫ا‬ ‫ُ َّ ا ا‬
، ‫ثم رفع‬

"kemudian Beliau mengangkat kepalanya (dari posisi


rukuk menjadi i'tidal)"

‫ا ا ا ا ا ْ ا ا ا ََّ ا ا ا‬
‫فبل القهقرى حّت سجد‬

"ketika Beliau akan sujud, Beliau mundur"

14
Mundur, turun dengan keadaan mundur. Asalnya di atas
mimbar, sekarang Beliau turun. Karena sujud di atas
mimbar tidak bisa, akhirnya Beliau turun mundur.

‫ا ا‬ َّ ‫ا‬
‫ح َّت اسجد‬
Akhirnya Beliau sujudnya di atas tanah.

‫ا‬ ْ ْ ْ َ ‫ا ََّ ا ا ا‬
ْ ‫حّت سجد‬
، ‫ف أص ِل ال ِمن رب‬‫ِي‬

"sampai Beliau akhirnya sujud di kaki mimbar"

‫ُ َّ ا ا‬
، ‫ثم عاد‬

"kemudian Beliau kembali lagi ke mimbar (setelah selesai


sujud)."
Jadi, sujud kemudian duduk, sujud lagi, kemudian berdiri
lagi. Berdiri kemudian naik ke atas mimbar lagi. Di sini
ada banyak gerakan: gerakan untuk turun dari mimbar,
gerakan untuk naik ke mimbar.

15
Apakah seperti ini tidak membatalkan shalat, Ustadz?
Kita katakan, kalau gerakan tersebut karena suatu
hajat/suatu kebutuhan yang mendesak, maka tidak
membatalkan shalat dan tidak mengganggu shalat
seseorang, karena memang gerakan tersebut untuk
kebutuhan yang mendesak.

Seperti Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, gerakan-


gerakan ini -turun dari mimbar kemudian naik ke
mimbar- ini adalah tujuannya untuk mengajari kaum
muslimin, memberikan pengajaran kepada umatnya.
Maka hal yang seperti ini tidak mempengaruhi shalat
seseorang.

Kalau tidak ada kebutuhan untuk itu, baru ini hendaknya


ditinggalkan seperti ini, kalau memang tidak ada
kebutuhan. Kalau ada kebutuhan sebagaimana
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam lakukan, maka
tidak mengapa untuk dilakukan.

16
Jangan sampai berkesimpulan bahwa shalat di mimbar
itu sunah, akhirnya setiap shalat melakukannya di atas
mimbar. Bukan seperti ini cara menyimpulkan hukum
dari sebuah dalil. Melihat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
wa Sallam pernah shalat sekali saja, kemudian shalat
seperti itu terus, agar dilihat aneh -misalnya- cari sensasi;
tidak seperti ini. Rasulullah melakukan hal ini karena
ingin memberikan pengajaran kepada kaum muslimin.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam di rakaat yang


kedua, ketika posisi dalam keadaan berdiri, Beliau naik
lagi ke atas mimbar.

َ ْ ُ ْ ‫َّ ْ ا‬ ‫ا‬ ‫ا ا ا ا ْا َ ا ا ا‬
[ ‫] فصنع ِفيها كما صنع ِ يف الركع ِة اْلول‬

"Kemudian Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam di


rakaat yang kedua ini, melakukan gerakan-gerakan
sebagaimana yang Beliau lakukan di rakaat pertama"

17
Jadi, Beliau rukuk di atas mimbar, kemudian i'tidal di atas
mimbar. Ketika mau sujud Beliau turun lagi dan sujud di
kaki mimbar. Kemudian duduk, sujud, begitu sampai
akhir shalat Beliau.

‫ا ا‬ ْ ‫ا ََّ ا ا ا‬
‫آخ رر صَل ِت ِه‬
ِ ‫حّت فرغ ِمن‬

"sampai Beliau menyelesaikan shalatnya"

َّ َ ‫ُ َّ َ ْ ا ا ا‬
‫اس‬
‫ثم أقبل عَل الن ر‬

"kemudian Beliau menghadap kepada para jemaah"

ُ َّ ‫ا َ ُّ ا‬ ‫ا‬ ‫اا‬
) ! ‫ ( يا أيها الناس‬: ‫فقال‬

dan Beliau mengatakan, "yaa ayyuhannaas"

Ini yang menunjukkan bahwa Beliau melakukan hal


tersebut karena tujuan tertentu. Bukan seperti itu
seterusnya, atau sering Beliau lakukan. Tapi ketika itu

18
Beliau membutuhkan untuk melakukan shalat di atas
mimbar.

ْ ْ ُّ ‫ا َ ُّ ا َّ ُ ِ ْ ا ا ْ ُ ا ا ا ْ ا‬
( ، ‫)يا أيها الناس! ِإ ين صنعت هذا ِلتأتموا ِ ين‬

"Wahai manusia, sesungguhnya aku melakukan hal ini


agar kalian bermakmum kepadaku"

ْ َ ‫ا ااَ ُ ْ ا ا‬
( ‫) و ِلتعلموا صَل ِ ين‬

"dan agar kalian belajar shalat dariku."

Inilah tujuan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa


Sallam ketika itu melakukan hal ini.

Sehingga, apabila ada seorang guru/seorang ustadz ingin


memberikan pengajaran sebagaimana yang Rasulullah
inginkan ketika itu, maka boleh bagi dia untuk melakukan
hal ini agar murid semakin jelas melihat bagaimana

19
gerakan-gerakan di dalam shalat, karena makmumnya
bisa melihat semuanya.

Berbeda kalau antara imam dan makmum sejajar;


makmum yang belakang tidak bisa melihat gerakan
imam. Berbeda kalau imamnya berada di atas mimbar;
kelihatan walaupun oleh makmum-makmum yang di shaf
kedua dan shaf yang seterusnya.

Makanya di dalam awal pembahasan, Syaikh Albani


rahimahullah menjelaskan:

ً َّ ‫ا‬ َ ‫ا ا‬
❳ ‫ مرة‬- ‫ وصَل ﷺ‬- ❲

"Pernah sekali waktu Beliau shalat"

‫ا‬ ْ ْ َ‫ا‬
❳ ‫❲ عَل ال ِمن رب‬

"di atas mimbar"

20
Jadi ini harus dibatasi dengan sekali waktu. Sekali-kali
melakukan hal tersebut karena kebutuhan yang sama
dengan kebutuhan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi
wa Sallam.

▫️

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini


semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi
oleh Allah Jalla wa 'Ala.

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang


akan datang.

ُ ُ َ‫ااا‬ ُ ‫ا َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا‬
‫هللا وبركاته‬
ِ ‫و السالم عليكم ورحمة‬

21
22
PERTEMUAN 27

Selasa, 16 Rabi'ul Awwal 1444 H / 11 Oktober 2022 M

Audio ke-27: Pembahasan Sutrah dalam Shalat Bag 01

══════════════

ُ ُ َ ‫َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا ُ ه ا ا ا‬
‫اّٰلل وبركاته‬
ِ ‫السَلم عليكم ورحمة‬

ْ ‫ا ا‬ ْ ‫ا ا‬ َ‫ا ا‬ ‫ه‬ ْ ُ ‫ا‬ َ ‫ا َّ ا ُ ا َّ ا ُ ا‬ ُ ْ ‫ْ ا‬


‫ وعَل ِآل ِه وصح ِب ِه ومن‬، ‫اّٰلل‬
ِ ‫ والصَلة والسَلم عَل رسو ِل‬، ‫ّٰلل‬
ِ ِ ‫الحمد‬
ُ ‫ا ا ُ ا‬
‫ت ِبع هداه‬

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai


karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah-
yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah
Subhanahu wa Ta'ala.
23
Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-
sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus yang
ditulis oleh Asy Syekh Al-Albani rahimahullah, yakni kitab
Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu
Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam
Minattakbiri Ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat
Nabi mulai dari Takbir sampai Salamnya seakan-akan
Anda Melihatnya).

▫️

Baiklah, kita lanjutkan kajian kita.

Pada kesempatan kali ini adalah pembahasan tentang


masalah Sutrah.

Sutrah dalam bahasa berarti "pembatas". Dan sutrah


yang dimaksud dalam pembahasan shalat adalah
pembatas yang diletakkan oleh seorang yang shalat di
depannya sebagai pembatas antara orang tersebut

24
dengan tempat sujudnya. Sehingga apabila ada orang
yang butuh untuk berjalan di depannya orang shalat, dia
berjalan di (area) setelah pembatas itu.

Pembatas itu berguna untuk batasan jarak yang bisa


dilalui oleh orang-orang yang ingin berjalan di depan
orang yang sedang shalat.

Beliau mengatakan,

‫ُّ َْ ا ُ ا ُ ُ ْ ُ ا‬
[ ‫] السبة ووجوب ـها‬

Pembahasan tentang:

- Masalah Sutrah dan Wajibnya Shalat Menghadap


Sutrah -

Ini pendapat Syaikh Albani rahimahullah, dan ini juga


pendapat sebagian ulama di zaman dahulu bahwa sutrah
itu wajib. Karena memang banyaknya dalil yang

25
memerintahkan masalah sutrah ini, sehingga sebagian
ulama berkesimpulan bahwa sutrah itu wajib. Dan dalam
perintah-perintah tersebut terdapat penekanan-
penekanan (dalam perintah-perintah untuk membuat
sutrah di dalam shalat).

Namun, mayoritas ulama mengatakan bahwa sutrah itu


sunnah muakkadah, tidak sampai pada derajat wajib.
Dan ini pendapat mayoritas ulama, sampai-sampai ada
yang mengatakan bahwa para ulama ber-ijma' tentang
sunahnya sutrah.

Di antara yang menyebutkan adanya ijma' dalam


masalah sutrah adalah seorang ulama dari mazhab Maliki
yang bernama Ibnu Rusyd. Beliau mengatakan bahwa
sutrah itu sunah menurut kesepakatan para ulama
(menurut ijma' para ulama). Para ulama menurut beliau,
sudah ber-ijma' tentang sunahnya sutrah.

26
Memang ijma' ini mudah dipatahkan. Maksudnya,
pernyataan bahwa ulama telah ber-ijma' dalam masalah
sunahnya sutrah ini mudah untuk dijawab. Ternyata dari
dulu para ulama berbeda pendapat.

Namun demikian, paling tidak penyebutan ijma' ini


menunjukkan bahwa mayoritas ulama berpendapat
tentang sutrah ini, bahwa sutrah adalah sesuatu yang
disunahkan.

Dan memang dari zaman dulu sampai sekarang,


mayoritas ulama mengatakan bahwa sutrah itu tidak
wajib, tidak sampai pada derajat wajib, tapi dia adalah
sunnah muakkadah, sunah yang dikuatkan (ditekankan).
Maka tidak seyogyanya (tidak sepantasnya) kita
meninggalkan sutrah ketika kita akan shalat.

Semua imam mazhab yang 4 (empat), semuanya


mengatakan bahwa sutrah itu sunah. Begitu pula ulama-
ulama di zaman ini mayoritas mengatakan sunah. Seperti

27
Syaikh Muhammad Ibn Shalih Utsaimin, beliau
mengatakan bahwa sutrah itu sunnah muakkadah.
Begitu pula Syaikh Abdul Aziz ibn Baz rahimahullah,
beliau juga mengatakan bahwa sutrah itu sunah. Dan
para masyaikh yang lainnya, Syaikh Shalih Fauzan, beliau
juga mengatakan bahwa sutrah itu sunah.

Di antara dalilnya, walaupun dalil-dalil tersebut memang


banyak jawabannya, tapi disebutkan oleh para ulama
tersebut, di antara dalilnya, misalnya:

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam tidak


memerintahkan kepada orang yang tidak baik shalatnya
(orang yang ketika datang ke masjid Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, tidak bisa shalat -orang
Badui-). Di situ tidak ada perintah untuk membuat sutrah
atau mengambil sutrah. Padahal yang diperintahkan oleh
Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam kepada
orang tersebut adalah perintah-perintah yang sangat
mendasar di dalam shalat. Ketika Rasulullah Shallallahu

28
'Alaihi wa Sallam tidak memerintahkan orang tersebut
untuk mengambil sutrah, maka ini menunjukkan bahwa
sutrah bukan sesuatu yang sangat mendasar di dalam
shalat.

Begitu pula ada sebuah hadits yang sanadnya


diperselisihkan, hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu
Dawud, menyebutkan bahwa pernah Rasulullah suatu
ketika shalat dan di depannya tidak ada sutrahnya. Tapi
hadits ini dilemahkan oleh Syaikh Albani rahimahullah,
namun dipakai mayoritas sebagai dalil bahwa sutrah itu
bukan sesuatu yang sampai pada derajat wajib.

Syaikh Albani rahimahullah menyebutkan:

‫ا‬ َْ ُّ ‫ا ُ ا ْ ً ا‬ ‫ا َ ا‬
❳ ‫و ❲ كان ﷺ ي ِقف ق رريبا ِمن السب ِة‬

"Dahulu Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam berdiri


dekat dengan sutrahnya"

29
ُ َْ ُ ‫ا َ ا اْا ُ ا اْ ا ْ ا ُ اا ا‬
❳ ‫❲ فكان بينه وبي ال ِجدار ثَلثة أذرع‬

"dan dulu jarak antara Beliau dan tembok (dinding) yang


dijadikan oleh Beliau sebagai sutrah hanya 3 (tiga) hasta"

‫ُ ُ ْ ا ْ ا ُ ا ا ُّ ا‬ ‫او ❲ اب ْ ا‬
❳ ‫ي ام ْو ِض رع سجو ِد ِه وال ِجدار ممر ش ٍاة‬

"dan jarak antara tempat sujud Beliau dan tembok


(dinding) hanya cukup untuk tempat lewat seekor
kambing."

‫ا‬ َْ ُ َ َّ ِ ‫ا ُ ا‬ ُ ْ ُ‫اَ ا ا‬
❳ ‫وكان يقول ❲ ل تصل ِإل ِإل سب ٍة‬
:

"Janganlah kalian shalat kecuali menghadap sutrah"

‫ا ا ا ا ْ َ ا ً ا ُ ُّ ا ْ ا ا ا ْ ا‬
❳ ‫❲ ول تدع أحدا يمر بي يديك‬

"dan jangan sampai engkau meninggalkan/membiarkan


seseorang berjalan di depanmu,"

30
ُ ْ ‫ا ْ َا اُْ ا‬
❳ ‫❲ ف ِإن أن فلتق ِاتله ؛‬

"jika dia sudah engkau stop/larang untuk berjalan di


depanmu, maka hendaklah engkau mendorongnya
dengan kuat"

ُ ْ ‫ا َّ ا ا ُ ْ ا‬
❳ ‫❲ ف ِإن معه الق ررين‬

"karena ketika itu dia sedang bersama Qarin (setan yang


bersama dengan dia)."

Hadits ini menunjukkan akan perintah untuk shalat


menghadap sutrah. Dan perintah ini terdapat penekanan
di sini. Penekanannya adalah pembatasan shalat
seseorang kecuali menghadap sutrah.

‫ا‬ َْ ُ َ َّ ِ ‫ا ُ ا‬
[ ‫] ل تصل ِإل ِإل سب ٍة‬

"Janganlah kalian shalat kecuali dengan menghadap


sutrah."
31
Ini menunjukkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam memberikan penekanan pada orang yang shalat
untuk mengambil sutrah. Dan Beliau mengatakan,
"Jangan sampai engkau membiarkan seseorang berjalan
di depanmu." Ini perintah juga, kepada orang yang shalat
agar menghalangi orang yang ingin berjalan di depannya.

Kalau misalnya orang tersebut sangat butuh untuk


keluar, misalnya, berjalan di depan kita, maka kita yang
berjalan ke depan untuk mendekat kepada sutrah-nya,
dan biarkan orang tersebut berjalan di belakang kita. Ini
solusinya kalau misalnya dia sangat membutuhkan untuk
berjalan atau keluar.

Misalnya kita sedang berada di tempat yang sangat


sempit, sehingga kalau kita seperti itu terus, akan
mengganggu orang itu, padahal dia butuh untuk keluar
misalnya. Maka kita yang mendekat ke sutrah kita,
misalnya mendekat ke dinding. Kemudian setelah itu kita

32
kembali lagi seperti semula. Ini solusi yang diberikan oleh
syariat bagi mereka yang keadaannya demikian.

Apabila orang tersebut masih memaksa untuk berjalan di


depan kita, maka kita juga menguatkan usaha kita untuk
menghalangi dia dengan mendorongnya dengan kuat.

Yang pertama, ini bermanfaat bagi shalat kita. Yang


kedua, bermanfaat bagi dia. Karena kalau dia berjalan di
depan orang yang shalat, maka dia mendapatkan dosa.
Agar dia tidak mendapatkan dosa, maka kita cegah,
jangan sampai dia terjatuh ke dalam dosa, dan agar
shalat kita juga sempurna.

Ada dua maslahat yang besar, maslahat bagi orang yang


shalat, juga maslahat bagi orang yang ingin berjalan di
depan orang yang sedang shalat.

▫️

33
Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini
semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi
oleh Allah Jalla wa 'Ala.

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang


akan datang.

ُ ُ َ‫ااا‬ ُ ‫ا َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا‬
‫هللا وبركاته‬
ِ ‫و السالم عليكم ورحمة‬

34
35
36
PERTEMUAN 28

Rabu, 17 Rabi'ul Awwal 1444 H / 12 Oktober 2022 M

Audio ke-28: Pembahasan Sutrah dalam Shalat Bag 02

══════════════

ُ ُ َ ‫َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا ُ ه ا ا ا‬
‫اّٰلل وبركاته‬
ِ ‫السَلم عليكم ورحمة‬

ْ ‫ا ا‬ َ‫ا ا‬ ‫ه‬ ْ ُ ‫ا‬ َ ‫ا َّ ا ُ ا َّ ا ُ ا‬ ُ ْ ‫ْ ا‬


‫ وعَل ِآل ِه وصح ِب ِه‬، ‫اّٰلل‬
ِ ‫ والصَلة والسَلم عَل رسو ِل‬، ‫ّٰلل‬
ِ ِ ‫الحمد‬
ُ ‫ا ا ْ ا ا ُ ا‬
‫ومن ت ِبع هداه‬

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai


karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam
Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh
Allah Subhanahu wa Ta'ala.

37
Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan
bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat
bagus yang ditulis oleh Asy Syekh Al-Albani
rahimahullah, yakni kitab Sifat Shalat Nabi atau
sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Minattakbiri Ilattaslim Ka-
annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi mulai dari Takbir
sampai Salamnya seakan-akan Anda Melihatnya).

▫️

Baiklah, kita lanjutkan kajian kita.

Pada kesempatan kali ini adalah pembahasan tentang


masalah Sutrah.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dahulu juga


bersabda:

38
‫اْاْ ُ ْا‬ ‫ا‬ َْ ُ َ ْ ُ ُ ‫ا ا َ َ ا‬
❳ ‫❲ ِإذا صَل أحدكم ِإل سب ِة ؛ فليدن ِمنها‬

"Apabila salah seorang dari kalian shalat menghadap


sutrah, maka hendaklah dia mendekat kepadanya
(mendekat kepada sutrah)"

ُ ‫ا ا ْ ا ُ َّ ْ ا ا ا َ ْ ا ا ا‬
❳ ‫❲ ل يقطع الشيطان علي ِه صَلته‬

"jangan sampai setan memotong shalatnya."

Jangan sampai setan memotong shalatnya;


"memotong" di sini bisa berarti mengacaukan
(mengacaukan shalatnya).

Ini juga perintah dari Nabi Muhammad Shallallahu


'Alaihi wa Sallam.

ْ ‫ا‬ َ َ ُ ‫َّ ا ا ْ ا ْ ْ ا ا‬ َّ ‫ا َ ا َ ْ ا ً اا ا‬
❳ ‫اْلس ِطوانة ال ِ يّت ِ يف مس ِج ِد ِه‬
ِ ‫ يتحرى الصَلة ِعند‬- ‫ أحيانا‬- ‫و ❲ كان‬

39
"Dan Beliau terkadang berusaha shalat di dekat tiang
yang ada di dalam masjid Beliau."

Jadi pembatas tidak harus terbuat dari sesuatu yang


berdiri sendiri. Tapi setiap pembatas/setiap sesuatu
yang tinggi (yang ada ketinggiannya) bisa dijadikan
sebagai sutrah, misalnya dinding, sebagaimana
dilakukan oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam.

ُ‫ُْ ْ ُ ا ا‬
"usthuwanah" [ ‫ ] اْلسطوانة‬di sini disebutkan "tiang".
Bisa tiang, bisa dinding, bisa orang, bisa barang; ini bisa
dijadikan sebagai sutrah. Intinya: sutrah adalah sesuatu
yang membatasi, sesuatu yang menjadikan sebagai
pembatas antara orang yang shalat dengan (batas)
tempat sujudnya.

ُ َ ‫ا ا َْ ا ْ ا ْ ا ْ ا‬ َ ‫ا َ ا ا ا‬
❳ ‫شء يست ِب ِب ِه ] ؛‬ ‫و ❲ كان ِإذا صَل [ ِ يف فض ٍاء ليس ِفي ِه ي‬

40
"Dan jika Beliau shalat di tempat yang terbuka, tidak ada
sesuatu untuk dijadikan sebagai sutrah,"

ُ ‫ْ ا ا ا َ َ ْ ا ا َّ ُ ا ا ا‬ ْ ‫ا ا ا اْ ا ا ا‬
❳ ‫ فصَل إليها والناس وراءه‬،‫ي يدي ِه ِحربة‬ ‫❲ غرز ب‬

"maka Beliau menancapkan tombak di hadapan Beliau,


kemudian Beliau shalat menghadapnya dan manusia
(para jemaah) shalat di belakangnya"

‫اَ ْ ا ً َ ا ُاِ ُ ا َا ُ اُ ا ّ َْا‬


، ❳ ‫احلته فيص يَل ِإليها‬
ِ ‫وأحيانا ❲ كان يعرض ر‬

"dan terkadang Beliau melintangkan untanya di


hadapannya, lalu shalat menghadapnya,"

ْ ‫َْ ا‬ ‫ا ا ا ا ُ َّ ا‬
‫ان ِاْل ِب ِل ؛‬
ِ ‫وهذا ِخَلف الصَل ِة ِ يف أعط‬

"dan ini berbeda dengan shalat di tempat penambatan


unta"

41
‫ا َّ ُ ا ا ا ْ ا‬
، ❳ ‫ف ِإنه ❲ نه عنها‬

"karena Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam


melarang shalat di tempat penambatan unta"

Ketika Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam


menjadikan untanya sebagai sutrah (sebagai pembatas)
antara Beliau dengan tempat sujudnya, bukan berarti
kita boleh untuk shalat di tempat penambatan unta
sebagaimana dilarang oleh Beliau dalam hadits yang
lainnya. Karena kita dilarang untuk shalat di tempat
penambatan unta (kandang unta).

Dan masalah menjadikan unta sebagai sutrah di dalam


shalat, ini berbeda dengan masalah larangan untuk
shalat di tempat penambatan unta (tempat
kandangnya).

‫ا‬ َ ّ ‫ا َ ْ ا ً َ ا ا ْ ُ ُ َّ ْ ا ا ُ ا ِ َ ُ ا ُ ا‬
❳ ‫آخرِت ِه‬ِ ‫ فيص يَل ِإل‬،‫وأحيانا ❲ كان يأخذ الرحل فيعد له‬

42
"dan terkadang Beliau mengambil pelana (yang ada di
atas untanya) dan menegakkannya di depan Beliau,
setelah itu Beliau shalat menghadap pelana tadi/pada
ujung pelana tersebut."

(Beliau) menghadap ke pelana tadi. Beliau tidak


menghadap ke untanya, tapi Beliau ambil pelananya
kemudian ditaruh di depannya.

ْ َّ ‫ ا ا ا ا َ ا ُ ُ ْ ا ْ ا ا ا ْ ْ ا ُ ْ ا َ ْ ُ ا َّ ا‬: ُ ْ ُ ‫ا َ ا ا‬
‫و كان يقول ❲ ِإذا وضع أحدكم بي يدي ِه ِمثل مو ِخر ِة أو مؤخر ِة الرح ِل‬

ِ ‫ا‬ ُ ْ‫ا‬
❳ ‫؛ فليصل‬

Dan Beliau pernah mengatakan: "Jika salah seorang di


antara kalian telah meletakkan di hadapannya benda
seperti kayu pada ujung pelana,"

‫ا ْ ُ ا ِ ا ا ُ ا ا ْ ا َّ ا ا ا ا ا‬
❳ ‫ال من مر وراء ذ ِالك‬
‫❲ فليصل ول يب ِ ي‬

43
"maka hendaklah dia shalat dan jangan menghiraukan
lagi orang yang lewat di balik benda itu."

Ini perintah dari Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa


Sallam untuk shalat menghadap sutrah. Ketika dia sudah
shalat menghadap sutrah maka tidak mengapa orang
lain berjalan di tempat setelah sutrah tersebut.

‫ا‬ ‫ا َّ ً َ ا ا‬ َ ‫ا ا‬
، ❳ ‫ ِإل شجر ٍة‬- ‫ مرة‬- ‫و ❲ صَل‬

"Suatu ketika Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam


pernah shalat menghadap ke pohon."

Ini menunjukkan bahwa sutrah bisa dengan apapun.


Yang penting menjadi pembatas antara dia dengan
orang lain yang ingin berjalan di depannya.

‫ا‬ ‫َّ ْ ا ا ا ُ ا ا ُ ا ْ ا ُ ْ ا‬ َ ّ ‫ا َ ا َ ْ ا ً ُ ا‬
‫ض هللا عنها مضط ِجعة‬ ‫الَّسي رر وع ِائشة ر ِ ي‬
‫ر‬ ‫ يص يَل ِإل‬- ‫ أحيانا‬- ‫و ❲ كان‬

‫ا ْ َا ا ْ ا ا‬ ْ َ‫ا‬
❳ ] ‫علي ِه [ تحّت ق ِطيف ِتها‬

44
"Beliau terkadang shalat menghadap ranjang saat
Aisyah radhiyallahu anha berbaring di atasnya, tertutup
kain beludrunya."

Ini juga tidak menjadi masalah.

‫ا‬ َْ ُّ ‫ا ا ا ُ ا ْ ً ا ُ ُّ ا ْ ا ُ ا ا ْ ا‬ ‫اَ ا‬
، ‫وكان ﷺ ل يدع شيئا يمر بينه وبي السب ِة‬

"Dan dahulu Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa


Sallam tidak membiarkan apa pun lewat di depan Beliau
antara Beliau dengan sutrahnya (selalu Beliau halangi)."

ْ ‫ْ ا ا ْ ا ا ْ ا اْ ا ا ا‬ ّ ‫اا ْ َ ا ُ ا‬
❳ ‫فقد ❲ كان يص يَل ؛ ِإذ جاءت شاة تسع بي يدي ِه ؛‬

"Suatu ketika Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam


pernah shalat dan ada kambing yang berjalan di depan
Beliau (bukan orang yang mukallaf, bukan manusia)"

‫ا ا ا ا ا ََّ َ ْ ا ا ا ْ ا ُ ْ ا‬
❳ ‫❲ فساعاها حّت ألزق بطنه ِبالح ِائ ِط‬

45
"maka Beliau mendahuluinya dan berdiri menempelkan
perut Beliau ke dinding"

Ini solusi tadi, karena kambing tidak tahu dia dihalangi,


tetap saja ingin berjalan di depan Beliau. Akhirnya
Beliau menempelkan tubuh Beliau ke dinding,
menempelkan perut Beliau ke dinding.

ْ ْ
[ ‫] او ام َّرت ِمن او ار ِآئ ِه‬

"sehingga kambing tersebut bisa lewat dari belakang


Beliau."

Kalau kambing saja dibegitukan, apalagi dengan anak


kecil, walaupun belum baligh. Anak kecil juga, kalau bisa
dihalangi ketika berjalan di depan orang yang shalat.
Orang yang shalat kalau bisa menghalangi anak kecil
tersebut.

▫️

46
Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini
semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi
oleh Allah Jalla wa 'Ala.

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang


akan datang.

ُ ُ َ‫ااا‬ ُ ‫ا َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا‬
‫هللا وبركاته‬
ِ ‫و السالم عليكم ورحمة‬

47
48
PERTEMUAN 29

Kamis, 18 Rabi'ul Awwal 1444 H / 13 Oktober 2022 M

Audio ke-29: Pembahasan Sutrah dalam Shalat Bag 03

══════════════

ُ ُ َ ‫َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا ُ ه ا ا ا‬
‫اّٰلل وبركاته‬
ِ ‫السَلم عليكم ورحمة‬

ْ ‫ا ا‬ َ‫ا ا‬ ‫ه‬ ْ ُ ‫ا‬ َ ‫ا َّ ا ُ ا َّ ا ُ ا‬ ُ ْ ‫ْ ا‬


‫ وعَل ِآل ِه وصح ِب ِه‬، ‫اّٰلل‬
ِ ‫ والصَلة والسَلم عَل رسو ِل‬، ‫ّٰلل‬
ِ ِ ‫الحمد‬
ُ ‫ا ا ْ ا ا ُ ا‬
‫ومن ت ِبع هداه‬

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai


karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam
Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh
Allah Subhanahu wa Ta'ala.

49
Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan
bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat
bagus yang ditulis oleh Asy Syekh Al-Albani
rahimahullah, yakni kitab Sifat Shalat Nabi atau
sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Minattakbiri Ilattaslim Ka-
annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi mulai dari Takbir
sampai Salamnya seakan-akan Anda Melihatnya).

▫️

Baiklah, kita lanjutkan kajian kita.

Pada kesempatan kali ini adalah pembahasan tentang


masalah Sutrah.
ُ ‫ا ا َ ا ا ً ا ْ ُ ْ ا ً ا ا َّ ا ا‬
❳ ‫و ❲ صَل صَلة مكتوبة فضم يده‬

"Dan pernah Beliau shalat fardhu, lalu menggenggam


tangan Beliau (Beliau menggenggamkan tangannya)"

50
‫َّ ا ا‬ ‫َ ا ا ا‬ ‫ا‬ ْ ُ ‫ا‬ ‫ا‬ ْ ُ ‫ا َ َّ ا َ ا‬
❳ ‫شء؟‬
ْ ِ ‫ يا رسول‬: ‫❲ فلما صَل قالوا‬
‫هللا ! أحدث ِ يف الصَل ِة ي‬

Ketika Beliau selesai shalat, para sahabat bertanya


(karena melihat Rasulullah menggenggam di dalam
shalatnya).

Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah


terjadi sesuatu ketika engkau sedang shalat?"

Mungkin itu syariat. Para sahabat, apapun gerak-gerik


Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mereka
perhatikan. Ketika Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam melakukan gerakan genggaman, para sahabat
bertanya apakah itu sunah ataukah ada sesuatu.

Maka Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menjawab


‫ا‬
[ ‫( ] ل‬tidak ada sesuatu).

ْ ‫َّ َ َّ َّ ْ ا ا َ ا ا َ ْ ا ُ َّ ا ْ ا ا ا‬
( ‫) ِإل أن الشيطان أراد أن يمر بي يدي ِه‬

51
“hanya saja tadi ada setan yang kulihat mau berjalan
di depanku (berjalan di depan Rasulullah Shallallahu
'Alaihi wa Sallam)"

Rasulullah kadang-kadang melihat makhluk gaib. Ketika


Allah Subhanahu wa Ta'ala menghendaki Beliau, atau
membuka tabir alam gaib, maka Beliau melihatnya.
Dan ini tidak seterusnya, tidak terus menerus seperti itu.
Tidak. Karena Rasulullah juga manusia, tidak bisa
melihat alam gaib kecuali ketika Allah izinkan. Ketika
Allah kehendaki, Beliau baru bisa melihat hal-hal yang
gaib tersebut. Tidak selamanya seperti ini.

Ketika peristiwa ini, Rasulullah melihat ada setan yang


ingin berjalan di depan Rasulullah ketika Beliau sedang
shalat.

ْ ‫اَ ا‬ ‫ا‬ ‫ا ا ا ْ ُ ُ ا ََّ ا ا ْ ُ ا ْ ا‬


( ‫) فخنقته حّت وجدت برد ِلس ِان ِه عَل ي ِدي‬

52
"Maka aku mencekiknya (mencekik setan) hingga aku
merasakan dinginnya lidah setan di tanganku"

ْ ‫ا ُْ ا َ ا ا‬ ‫ا‬ ْ َ ُ ْ َ َْ ْ ‫َْا ا ا اا‬ ُ َْ ‫ا‬


( ‫ان ؛ لرت ِبط ِإل س راري ٍة ِمن‬
ِ ‫خ سليم‬ ‫هللا لول ما سبق ِ يّت ِإلي ِه أ ِ ي‬
ِ ‫وأيم‬
ْ ‫ا‬ ْ ‫ا ا‬
‫) سو رار المس ِج ِد‬

“Demi Allah, seandainya saja saudaraku Nabi Sulaiman


tidak mendahuluiku.."

Maksudnya tidak mendahului Rasulullah dengan doa


yang diucapkan oleh Nabi Sulaiman:

ْ ‫ْ ا‬ ‫ا ِْ ا ْ ْ ُْ ً ا اْا ْ ا ا‬
[ ‫ع ِْلح ٍد ِمن بع ِد‬
‫] ر ين هب ِ يَل ملكا ل ينب ِ ي‬

/Rabbi hablii mulkan laa yanbaghii li ahadin min ba'di/

"Wahai Rabb-ku, berikanlah kepadaku kekuasaan yang


tidak pantas dimiliki oleh orang setelahku."

53
Ini doanya Nabi Sulaiman. Ini yang dimaksudkan oleh
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam di sini. Kalau saja
Nabi Sulaiman tidak berdoa dengan doa ini, maka
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam akan
menangkap setan ini, terus.. sampai diikat di salah satu
dari tiang masjid.

Rasulullah mengatakan, "Demi Allah, seandainya saja


saudaraku Sulaiman tidak mendahuluiku dengan
doanya itu".

Maksudnya "mendahului" di sini adalah Nabi Sulaiman


mendahului Rasulullah dengan doanya, sehingga tidak
pantas Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam memiliki
kekuasaan seperti kekuasaannya Nabi Sulaiman yang
menguasai manusia juga menguasai alam jin. Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam tidak ingin mendapatkan
kekuasaan di alam jin karena Nabi Sulaiman sudah
mendahuluinya dengan doa tersebut.

54
"..pastilah setan tersebut telah ditambat di salah satu
tiang dari tiang-tiang masjid ini"

‫ْا ُ َ ْ ْ ا ْا‬ ‫) اح ََّّت ُيط ْي ا‬


( ‫ف ِب ِه رولدان أه ِل الم ِدين ِة‬ ِ

"sehingga setan tersebut akan dikerumuni oleh anak-


anak kecil dari penduduk Madinah."

ْ ‫ا‬ ْ‫اْا‬ ‫ا ا ْ ْ ا ا ا َ ْ ا ا ُ ْ ا اْا ُ ا اْ ا ْ َْ َ ا‬


[ ‫] فمن استطاع أن ل يحول بينه وبي ال ِقبل ِة أحد ؛ فليفعل‬

"Maka siapa yang mampu untuk berusaha agar tak


seorang pun menghalangi antara dirinya dengan kiblat,
maka lakukanlah."

Ini menunjukkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa


Sallam berusaha sekuat tenaga agar tidak ada apa pun
yang berjalan di depan Beliau ketika Beliau sedang
shalat.

55
Disebutkan ada kambing, kemudian di sini disebutkan
ada setan; kemudian kalau ada orang yang ingin
berjalan, maka halangilah. Kalau dia memaksa,
doronglah.

Ini menunjukkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa


Sallam berusaha semaksimal mungkin agar tidak ada
apapun yang berjalan di depan Beliau ketika Beliau
sedang shalat.

▫️

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini


semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi
oleh Allah Jalla wa 'Ala.

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang


akan datang.

ُ ُ َ‫ااا‬ ُ ‫ا َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا‬
‫هللا وبركاته‬
ِ ‫و السالم عليكم ورحمة‬

56
57
PERTEMUAN 30

Jum’at, 18 Rabi'ul Awwal 1444 H / 13 Oktober 2022 M

Audio ke-30: Pembahasan Sutrah dalam Shalat Bag 04

══════════════

ُ ُ َ ‫َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا ُ ه ا ا ا‬
‫اّٰلل وبركاته‬
ِ ‫السَلم عليكم ورحمة‬

ْ ‫ا ا‬ َ‫ا ا‬ ‫ه‬ ْ ُ ‫ا‬ َ ‫ا َّ ا ُ ا َّ ا ُ ا‬ ُ ْ ‫ْ ا‬


‫ وعَل ِآل ِه وصح ِب ِه‬، ‫اّٰلل‬
ِ ‫ والصَلة والسَلم عَل رسو ِل‬، ‫ّٰلل‬
ِ ِ ‫الحمد‬
ُ ‫ا ا ْ ا ا ُ ا‬
‫ومن ت ِبع هداه‬

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai


karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam
Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh
Allah Subhanahu wa Ta'ala.

58
Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan
bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat
bagus yang ditulis oleh Asy Syekh Al-Albani
rahimahullah, yakni kitab Sifat Shalat Nabi atau
sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Minattakbiri Ilattaslim Ka-
annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi mulai dari Takbir
sampai Salamnya seakan-akan Anda Melihatnya).

▫️

Baiklah, kita lanjutkan kajian kita.

Pada kesempatan kali ini adalah pembahasan tentang


masalah Sutrah.

Beliau juga pernah bersabda tentang masalah sutrah ini.


Dan ini menunjukkan bahwa orang yang berjalan di
depan orang yang shalat, maka dia berdosa.

59
Rasulullah bersabda,

‫ا‬ ْ ‫َ ْ ا ْ َ ُ ْ ا ُّ ا ْ ا ا ا ْ ُ ا ّ ا ا ا َ ْ َ َ ا َ ْ ا ا َ ْ ا‬
❳ ‫ي المص يَل ماذا علي ِه ؛ لكان أن ي ِقف أرب ِعي‬
‫لو يعلم المار بي يد ر‬
ْ ‫ا ْ ً َ ُ ْ َ ْ ا ُ َّ ا ْ ا ا ا‬
‫❲ خبا له ِمن أن يمر بي يدي ِه‬

"Seandainya orang yang berjalan di depan orang yang


shalat tahu dosanya, maka dia lebih memilih untuk
berhenti selama 40 (ada riwayat yang mengatakan 40
tahun) daripada dia harus berjalan di depan orang yang
shalat."

Ini menunjukkan bahwa berjalan di depan orang yang


shalat itu perbuatan dosa. Oleh karenanya, kalau dia
tahu bahwa hal tersebut dosa dan dosanya besar, maka
harusnya dia lebih memilih berhenti -walaupun sampai
40 tahun- daripada dia harus berjalan di depan orang
yang shalat.

60
Ustadz, kalau keadaan darurat bagaimana Ustadz?
Sudah kebelet. Kalau tidak, maka akan ada mudhorat
yang lebih besar, masjidnya jadi najis.

Kalau demikian, kita perintahkan orang yang shalat


untuk maju ke depan.

Kalau dia tidak mau, bagaimana Ustadz?

Belum sampai ilmunya; dorong saja ke depan, didorong


ke depan kemudian kita lewat.

Bagaimana dengan sutrah-sutrah yang dibuat di masjid-


masjid sekarang? Ada beberapa masjid yang
memberikan atau membuat sutrah-sutrah agar dipakai
untuk orang-orang yang ingin mengambil sutrah di
dalam shalatnya.

Ada beberapa fatwa dari para Masyaikh yang


membid'ahkan hal tersebut. Bahwa perbuatan

61
membuat sutrah atau menyediakan sutrah di masjid, itu
adalah perbuatan bid'ah. Dengan alasan bahwa di
zaman-zaman dahulu tidak ditemukan praktek-praktek
seperti itu. Dan ini masalah ibadah, sehingga apabila di
zaman dahulu tidak ada dan sekarang ada, maka itu
adalah bid'ah. Dan ini merupakan tindakan takalluf
(memberat-beratkan diri dalam masalah ibadah).
Namun ada sebagian ulama yang mengatakan itu bukan
bid'ah. Dan ini pendapat yang saya lihat lebih kuat.

Pendapat yang mengatakan bahwa pembuatan sutrah-


sutrah tersebut di masjid-masjid bukanlah bid'ah,
karena pembuatan sutrah tersebut adalah usaha untuk
menyediakan sarana bagi orang yang ingin menjalankan
sunah.

Dan ini banyak terjadi pada selain sutrah, dan sama


sekali bukan takalluf (memberat-beratkan diri). Karena
hal tersebut sangat mudah bagi orang sekarang. Hal ini

62
seperti adanya banyak mikrofon di dalam masjid. Di
zaman dahulu tidak ada, dan di zaman sekarang banyak.
Walaupun bisa dijawab: "Di zaman dahulu 'kan tidak
bisa Ustadz, orang bikin mikrofon."

Kita katakan lagi, "Kalau seperti itu berarti bisa


disamakan dengan rak-rak untuk tempat (misalnya)
mushaf. Di zaman dahulu tidak ada rak-rak tersebut."

Ustadz, di zaman dulu mungkin ada.

Kita katakan, masih ada banyak hal-hal yang demikian.


Seperti misalnya kotak amal. Kotak amal di dalam masjid
di zaman dahulu kita tidak lihat; tapi di zaman sekarang
banyak. Kalau ditanya misalnya, di zaman Nabi adakah
kotak amal? Orang akan mengatakan tidak ada. Di
zaman para sahabat juga demikian. Tapi sekarang ada.
Kotak amal ini juga sarana untuk beramal. Pembuatan
sarana agar kaum muslimin lebih mudah ketika ingin

63
berinfak untuk masjid. Sehingga pembuatan sarana
seperti ini bukanlah bid'ah.

Ini bukan bid'ah, ini sarana untuk melakukan amalan-


amalan yang mulia yang disunahkan oleh Nabi
Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Dan ini tidak
takalluf.

Seperti misalnya pembuatan meja-meja untuk orang-


orang yang ingin ngaji di masjid. Di zaman dahulu juga
tidak kita temukan. Sekarang banyak meja-meja kecil
yang (digunakan) untuk kita membaca Al-Qur'an. Ini
juga sarana. Padahal membaca juga bisa dengan tangan,
tapi disediakan meja-meja seperti itu. Ada yang
bentuknya silang sehingga mudah untuk dilipat; ada
yang benar-benar bentuknya seperti meja dan bisa
dilipat juga. Di zaman dahulu juga jarang ada, di zaman
sekarang banyak terjadi. Dan ini sarana untuk
memudahkan seseorang dalam beribadah, sehingga
tidak masuk dalam kategori bid'ah.

64
Bahkan di zaman dahulu, banyak orang yang tidak tahu
masalah sutrah ini sama sekali. Tahunya ketika ada
sutrah-sutrah yang dibuat tersebut. Sehingga kurang
tepat apabila sutrah ini dikategorikan sebagai bid'ah.
Dan juga kurang tepat apabila sutrah dimasukkan dalam
bab takalluf (memberat beratkan diri dalam melakukan
amalan ibadah).

Ini tidak berat sama sekali. Siapa yang merasa keberatan


untuk membuat sutrah? Orang-orang sekarang sangat
mudah membuat sutrah. Yang lebih berat dari sutrah
saja mereka buat dan tidak dikatakan takalluf sama
sekali. Seperti membuat meja untuk membaca Al-
Qur'an, ini lebih berat, lebih susah dibuat daripada
membuat sutrah, tapi tidak dikatakan takalluf.

Kotak amal, yang berkeliling di masjid-masjid sekarang,


ini lebih susah membuatnya daripada sutrah. Tapi tidak
dikatakan takalluf, karena itu memang sarana yang
diberikan oleh sebagian kaum muslimin untuk

65
melakukan amalan-amalan ibadah; tindakan untuk
memudahkan seseorang untuk beribadah.

Dan biasanya bid'ah itu memberatkan, bukan malah


memudahkan. Bid'ah itu biasanya memberatkan, kalau
ini malah memudahkan, sehingga saya lebih condong
pendapat sebagian ulama yang mengatakan bahwa
pembuatan sutrah tersebut bukanlah bid'ah.

▫️

Demikian yang bisa ana sampaikan pada kesempatan


kali ini. Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita
semuanya.

Mudah-mudahan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa


Ta’ala dan mudah-mudahan bisa kita terapkan dalam
kehidupan kita.

66
ْ‫هللا ات اع َال َأ ْع َلم‬
ُ ‫او‬

ْ ‫ا ا‬ ْ ‫ا ا‬ َ ‫ُ ا ا َ ا ُ ا ا ا ا َ ا ِ ا ُ ا َّ ا ا‬ َ ‫ا ا‬
‫وصَل هللا وسلم مبارك عَل ن ِبينا محم ٍد وعَل ِآل ِه وصح ِب ِه ومن‬
ْ ِ ْ ‫َ ا‬ ‫ا‬ ْ ْ ُ‫ا ا‬
‫ان ِإل يو ِم الدي رن‬
ٍ ‫ت ِبعهم ِب ِإحس‬

‫او ْال اح ْم ُد هّٰلل ار ِب ْال اع َالم ْيا‬


ِ ِ ِ

Allah Ta'ala yang lebih Mengetahui. Semoga shalawat


dan salam dan keberkahan terlimpahkan kepada Nabi
Muhammad dan kepada keluarga, sahabat, dan
pengikut setia Beliau yang ihsan/lurus sampai hari
kiamat. Dan segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.

67
68
69
70
KANTOR PUSAT GiS, HTJ FOUNDATION &
GBS (SUNNAH STORE, SAYAROH)
Jl. Curug Raya No. 12. RT. 01 / RW. 02.
Pondok Kelapa. Duren Sawit.
Jakarta Timur 13450

Official Account Grup Islam Sunnah


WebsiteGIS: https://grupislamsunnah.com/
Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

71

Anda mungkin juga menyukai