Anda di halaman 1dari 69

MATERI PERTEMUAN

126 - 130
AUDIO KE 126-130
GELOMBANG N03

MATERI:
KITAB SHIFATU SHOLATIN NABIYYI
SHALLALLOHU ‘ALAIHI WA SALLAM
MINATTAKBIRI ILATTASLIM KA-ANNAKA
TAROHA (SIFAT SHALAT NABI MULAI DARI
TAKBIR SAMPAI SALAMNYA
SEAKAN-AKAN ANDA MELIHATNYA)
KARYA ASY SYEKH AL-ALBANI
RAHIMAHULLAH

PEMATERI
USTADZ DR. MUSYAFFA AD
DARINY, M.A.

KANTOR PUSAT GiS, HTJ FOUNDATION &


GBS (SUNNAH STORE, SAYAROH)
Jl. Curug Raya No.12. RT.01 / RW.02.Pondok
Kelapa. Duren Sawit.
Jakarta Timur 13450
KATA PENGANTAR
╭────────── • ༄༂ • ──────────╮
Ahlan wa Sahlan wa Marhaban
Di
Gʀuᴘ ιsʟᴀм Suɴɴᴀн
╰────────── • ༄༂ • ──────────╯

Pembina:
👤 Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah M.A. ‫حفظه هللا تعال‬

َّ ‫الر ْح َمن‬ ‫ه‬ ْ


‫الر ِح ْيم‬ ِ
َّ ‫اّلل‬
ِ ‫ـم‬
ِ ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫بس‬

ُ ُ َ َ َ َ ‫َ َّ َ ُ َ َ ْ ُ ْ َ َ ْ َ ُ ه‬
‫اّلل وبركاته‬ِ ‫السالم عليكم ورحمة‬

Segala puji bagi Allāh 'Azza wa Jalla, shalawat dan salam


semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasūlullāh ‫ﷺ‬.

1
Di Grup WhatsApp GiS ini in syaa Allāh kita akan
mendapatkan materi berupa:
● Audio
● Teks
● Poster Dakwah
yang akan disampaikan oleh para Asatidzah Ahlusunnah
wal Jama'ah pembina dan pembimbing Grup Islam
Sunnah | GiS di antaranya:

◢ Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A.


◢ Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny, M.A.
◢ Ustadz Abdullah Taslim, M.A.
◢ Ustadz Azhar Khalid bin Seff, M.A.
◢ Ustadz Ahmad Zaenuddin, Lc.
◢ Ustadz Yudi Kurnia, Lc.
◢ Ustadz Zainuddin Khuzairi, Lc.
◢ Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc.
◢ dan Asatidzah lainnya.

2
Materi yang disampaikan meliputi pembahasan tentang
Aqidah, Manhaj, Fiqih Ibadah, Adab, Akhlaq, Muamalah
dan hal lain yang wajib diketahui dan diyakini oleh
seorang Muslim.

Disampaikan secara ringkas, terstruktur dan in syaa Allāh


mudah dipahami oleh semua kalangan.

Sistem grup materi ini dibuat satu arah, di mana hanya


admin yang dapat memposting materi. In syaa Allāh
materi akan dibagikan setiap hari Senin - Jumat dalam
rentang waktu pukul 06.00 - 12.00 WIB dengan
pembahasan kitab yang telah dipilih oleh para Asatidzah
Grup Islam Sunnah | GiS.

Materi yang dibagikan di grup ini kami arsip pula pada


link berikut:
🌐 https://grupislamsunnah.com/

3
Sehingga memudahkan para Sobat GiS untuk
memuraja'ah materi yang telah disampaikan tanpa
khawatir memori HP menjadi penuh.
Semoga dengan kemudahan yang diberikan ini dapat
membuat semangat kita dalam menuntut ilmu semakin
bertambah dan kita dapat amalkan sebaik-baiknya.

Saat ini, anggota yang telah bergabung belajar bersama


dengan GiS Angkatan 1 dan Angkatan 2 lebih dari tujuh
puluh ribu (70.000) Sobat GiS Ikhwan & Akhwat yang
tersebar di dalam dan luar negeri. in syaa Allāh nantinya
akan terus bertambah dengan dibukanya pendaftaran
baru setiap periodenya biidznillah.

Selamat menyimak dan semoga bermanfaat In syaa


Allāhu Ta’āla.

‫خيا وبارك هللا فيكم‬


‫جزاكم هللا ر‬.

4
༺Grüp ïsläm Sünnäh༻

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════

📣 Official Account Grup Islam Sunnah

🌏 WebsiteGIS: https://grupislamsunnah.com/
📱 Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
📷 Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
🌐 WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
📧 Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
🎥 YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................. 6

PERTEMUAN 126
Pembahasan tentang Rasulullah Membuka
Rakaat Kedua dengan Hamdallah Tidak Diam
Seperti Rakaat Pertama ............................................ 8

PERTEMUAN 127
Pembahasan tentang Kewajiban Membaca
Al-Fatihah di setiap Rakaat ..................................... 18

PERTEMUAN 128
Pembahasan tentang Tasyahud Awwal .................. 32

6
PERTEMUAN 129
Pembahasan tentang Tasyahud Awwal Bag 02 ...... 47

PERTEMUAN 130
Pembahasan tentang Tasyahud Awwal Bag 03 ...... 55

7
PERTEMUAN 126
Senin, 07 Sya'ban 1444 H / 27 Februari 2023 M

Audio ke-126: Pembahasan tentang Rasulullah


Membuka Rakaat Kedua dengan Hamdallah Tidak
Diam seperti Rakaat Pertama

══════════════════

ُ ُ َ ‫َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا ُ ه ا ا ا‬
‫اّٰلل وبركاته‬
ِ ‫السَلم عليكم ورحمة‬.

ْ ‫ا ا‬ ْ ‫ا ا‬ َ‫ه ا ا‬ ْ ُ ‫ا‬ َ ‫ا َّ ا ُ ا َّ ا ُ ا‬ ُ ْ ‫ْ ا‬
‫ وعَل ِآل ِه وصح ِب ِه ومن‬،‫اّٰلل‬
ِ ‫ّٰلل والصَلة والسَلم عَل رسو ِل‬ِ ِ ‫الحمد‬
ُ ‫ا ا ُ ا‬
‫ت ِبع هداه‬.

8
Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai
karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam
Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah
Subhanahu wa Ta'ala.

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan


bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus
kitab yang ditulis oleh Asy Syekh Muhammad
Nashiruddin Al-Albani rahimahullahu Ta'ala. Kitab
tersebut adalah kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana
judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi
wa Sallam Minattakbiri Ilattaslim Ka-annaka Taraha
(Sifat Shalat Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam mulai dari
Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).

▫️

Jamaah sekalian rahimani wa rahimakumullah.

9
Syaikh Albani rahimahullahu Ta'ala mengatakan,

‫ْ اْا ا‬ ‫ا‬ َّ ‫ا‬ ْ َّ ‫ا‬ ‫ا اا‬ ‫ا َ ا‬


‫ استفتح‬،‫و ❲ كان ﷺ ِإذا نهض ِ يف الركع ِة الث ِانية‬

ْ ُ ْ ‫اَْ ا‬ ُ ْ ‫ْ ا‬
ِ ِ ‫❲ ِبـ { الحمد‬
‫ّٰلل } ولم يسكت‬

"Dan dahulu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam


apabila Beliau telah bangkit ke rakaat keduanya, Beliau
membuka rakaat tersebut dengan membaca
"alhamdulillah" dan Beliau tidak diam."

Maksudnya tidak diam di sini, tidak diam seperti di


‫ا َ ا ُ اْا‬
rakaat pertama; diam yang sebentar ( ‫) سكت هنيها‬
sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah. Diam
sebentarnya di rakaat pertama adalah untuk membaca
doa istiftah.

10
ْ ُ ْ ‫اَْ ا‬
Ketika dikatakan di sini [ ‫] ولم يسكت‬, Beliau tidak diam
berarti maksudnya Beliau tidak membaca doa istiftah.
Maksudnya Beliau tidak membaca doa istiftah lagi di
rakaat keduanya, tapi Beliau langsung membaca
"alhamdulillah". Dan ini tidak menafikan disunahkannya
taawudz, tidak menafikan juga disunahkannya
"bismillahirrahmanirrahim" dengan sirr.

Kenapa?

Karena ketika kita membaca taawudz dan membaca


"bismillahirrahmanirrahim", setelah itu baru
"alhamdulillah", itu sangat sebentar sekali. Sangat
sebentar sekali. Sebagian ulama mengatakan, ini
menunjukkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wasallam dahulu tidak doa istiftah dan tidak taawudz;
langsung membaca basmallah.

11
Namun saya melihat ini kurang kuat dari sisi tidak ada
nash yang menunjukkan bahwa taawudz tidak
disunahkan di rakaat kedua. Tidak ada nash yang
menunjukkan ini. Kalau hanya berpedoman dengan
hadits ini, maka membaca taawudz sangat sebentar
sekali.

َّ ‫ا َّ ْ ا‬ ُ ْ َُ
‫يم‬
ِ ‫ان الر ِج‬
ِ ‫اهلل ِمن الشيط‬
ِ ‫أعوذ ِب‬

َّ ‫الر ْح ٰمن‬
‫الر ِح ْي ِم‬ َّ ‫هللا‬
ِ ‫م‬ ْ‫ب‬
‫س‬
ِ ِ ِ

Langsung membaca "alhamdulillah". Sangat sebentar


sekali. Berbeda dengan baca doa istiftah.

ْ ‫ا ْ ا‬ ْْ ‫َّ ُ َّ ا ْ ا ْ ا ا ْ ا ا ا ا ا َ ا ا ا ْ ا ا ْ ا ْ ا‬
، ‫ش ِق والمغ ِر ِب‬
ِ ‫اللهم ب ِاعد بي ِ ين وبي خطاياي كما باعدت بي الم‬
‫َّ ْ ُ ْ ا ْ ا ُ ا َّ ا‬ َّّ ‫ا ا ا ا َ ا ُ ا‬ ِّ ‫َّ ُ َّ ا‬
‫س‬
ِ ‫ اللهم نق ِ ين ِمن خطاياي كما ينَق الثوب اْلبيض ِمن الدن‬..

sampai akhir

12
‫ا‬ ‫ا‬ ْ ‫ْ ا ا ا ا ْ ا ا َّ ْ ا‬ ْ ْ َّ ُ َّ
( ‫)اللهم اغ ِسل ِ ين ِمن خطاياي ِبالم ِاء والثل ِج وال َب ِد‬

Doa istiftah lebih lama dari itu, apalagi kalau kita melihat
keumuman perintah taawudz ketika akan membaca Al-
Qur'an.

َّ ‫ا َّ ْ ا‬ ْ ‫ا ا ااْ ا ُْ ْ ا ا ْ ا‬
{ ‫يم‬
ِ ‫ان الر ِج‬
ِ ‫اهلل ِمن الشيط‬
ِ ‫} ف ِإذا قرأت القرآن فاست ِعذ ِب‬

"Apabila engkau hendak membaca Al-Qur'an maka ber-


istiadzah-lah (berlindunglah) kepada Allah Subhanahu
wa Ta'ala dari syaithan yang terkutuk."
(QS. An-Nahl: 98)

Dan ini di rakaat kedua seseorang akan membaca Al-


Qur'an, maka dia disunahkan untuk membaca taawudz
sebagaimana disebutkan oleh ayat tersebut. Ayatnya
umum dan ini yang dipilih oleh Syaikh Albani
rahimahullahu Ta'ala dan beberapa ulama. Di rakaat
kedua pun kita disunahkan untuk membaca taawudz,
kemudian basmallah secara sirr, kemudian baru

13
‫ا‬ ْ َ ‫ا ِّ ْ ا‬ ُ ْ ‫ْ ا‬
{ ‫ّٰلل رب العال ِمي‬
ِ ِ ‫} الحمد‬

Wallahu Ta'ala A'lam.

Thayyib.

َ ُْْ ُ ‫ْ ا ا ا ْ ا‬ ‫ا‬ َ َّ ٰ ْ ُ ‫اَ ا ا ْ ا‬


،‫وكان يصنع ِ يف ه ِذ ِه الركع ِة ِمثل ما يصنع ِ يف اْلوَل‬

"Dan dahulu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam di


rakaat ini melakukan hal-hal yang Beliau lakukan di
rakaat pertamanya."

Jadi yang dilakukan di rakaat kedua sama dengan yang


dilakukan di rakaat pertama.

َ ْ ُ ْ ‫َّ َ َّ ُ َ ا ا ْ ا ُ ا َ ْ ا ُ ا‬
‫إَّل أنه كان يجعلها أقَص ِمن اْلوَل‬.ِ

Hanya saja Beliau menjadikan rakaat kedua ini lebih


pendek dari rakaat pertamanya.

14
Beliau menjadikan rakaat keduanya lebih pendek
daripada rakaat pertamanya.
Ini termasuk di antara perbedaan yang disunahkan
antara rakaat pertama dengan rakaat kedua. Jadi kita
berusaha untuk menjadikan rakaat pertama lebih
panjang daripada rakaat kedua, karena di rakaat
pertama ada doa istiftah.

Kemudian kalau kita membaca surat, pilih surat yang


lebih panjang. Untuk rakaat pertamanya pilih surat yang
lebih panjang. Kalau kita baca potongan ayat misalnya,
maka kita jadikan rakaat pertamanya potongan ayatnya
lebih banyak atau lebih panjang; sedangkan rakaat
kedua kita pilih yang lebih pendek. Ini sunnah.

Kemudian di antara yang membedakan antara rakaat


pertama dengan rakaat kedua: di rakaat pertama ada
doa istiftah, di rakaat kedua tidak ada.

15
Kemudian di antara perbedaannya lagi sebagaimana
disebutkan oleh Ibnul Qayyim rahimahullahu Ta'ala: di
rakaat pertama ada takbiratul ihram, sedangkan di
rakaat kedua tidak ada, yang ada takbiratul intiqal.

▫️

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini.


Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi
oleh Allah Jalla wa 'Alaa.

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang


akan datang.

ُ ُ َ ‫ا َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا ُ ه ا َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا ُ ه ا ا ا‬
‫اّٰلل وبركاته‬
ِ ‫اّٰلل والسَلم عليكم ورحمة‬ ِ ‫والسَلم عليكم ورحمة‬
ُ ُ َ‫ااا‬
‫وبركاته‬

16
17
‫‪PERTEMUAN 127‬‬
‫‪Selasa, 08 Sya'ban 1444 H / 28 Februari 2023 M‬‬

‫‪Audio ke-127: Pembahasan tentang‬‬ ‫‪Kewajiban‬‬


‫‪Membaca Al-Fatihah di setiap Rakaat‬‬

‫══════════════════‬

‫َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا ُ ه ا ا ا َ ُ ُ‬
‫اّٰلل وبركاته‬
‫‪.‬السَلم عليكم ورحمة ِ‬

‫ا ا ْ‬ ‫ا ا ْ‬ ‫ه ا اَ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ا‬ ‫ا َّ ا ُ ا َّ ا ُ ا َ‬ ‫ْ ا ْ ُ‬


‫اّٰلل‪ ،‬وعَل ِآل ِه وصح ِب ِه ومن‬
‫ّٰلل والصَلة والسَلم عَل رسو ِل ِ‬‫الحمد ِ ِ‬
‫ا ا ُ ا ُ‬
‫‪.‬ت ِبع هداه‬

‫‪18‬‬
Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai
karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam
Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh
Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan


bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat
bagus kitab yang ditulis oleh Asy Syekh Muhammad
Nashiruddin Al-Albani rahimahullahu Ta'ala. Kitab
tersebut adalah kitab Sifat Shalat Nabi atau
sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Minattakbiri Ilattaslim Ka-
annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi Shallallahu 'alaihi
wasallam mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-
akan Anda Melihatnya).

▫️

Jamaah sekalian rahimani wa rahimakumullah.


Syaikh Albani rahimahullahu Ta'ala mengatakan,

19
‫ْ ُ ِّ ا ْ‬ ‫ْا ا‬ ‫ُ ُ‬
‫] ُوج ْوب ِق ار ااء ِة { الف ِاتح ِة } ِ يف كل ركعة [‬
‫ا‬

‫‪- Wajibnya Membaca Al-Fatihah di setiap Rakaat Shalat‬‬

‫ا‬ ‫ْ ُ ِّ ا ْ‬ ‫ْا ا‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ا اْ َاا ْ ُ ْ ا ا ا ا ُ‬


‫سء صَلته ❳ ِب ِقراء ِة { الف ِاتح ِة } ِ يف كل ركعة‪،‬‬ ‫وقد أمر ❲ الم ِ ي‬

‫‪Dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam telah‬‬


‫‪memerintahkan kepada orang yang tidak benar‬‬
‫‪shalatnya dengan bacaan Al-Fatihah pada setiap‬‬
‫‪rakaatnya.‬‬

‫َّ ْ ا ْ ُ ْ َ‬ ‫ا ْ ُ ا ا َ ُ اْ ا َ ْ َاا ُ ا ا ا‬
‫‪ :‬حيث قال له بعد أن أمره ِب ِقرائ ِتها ِ يف الركع ِة اْلوَل‬

‫ا‬ ‫ُ ِّ ا ْ‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ا ا ا ُ ِّ‬ ‫ا‬ ‫ٰ‬ ‫ْ‬ ‫ا‬ ‫ُ َّ ْ‬
‫‪ ❲ ❲.‬ثم افعل ذ ِلك ِ يف صَل ِتك كلها ❳ ( و ِ يف ِرواية ‪ ِ ❲ :‬يف كل ركعة‬

‫ا‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ْ ُ ِّ ا ْ‬ ‫ا‬ ‫ا ا‬


‫‪.‬وقال ‪ ِ ❲ :‬يف كل ركعة ِقراءة ❳‬

‫‪20‬‬
Dahulu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam
memerintahkan kepada orang yang tidak benar
shalatnya. Setelah memerintahkannya untuk membaca
Al-Fatihah di rakaat pertamanya, Beliau mengatakan:
"Kemudian lakukanlah hal tersebut di semua shalatmu."
Dalam riwayat lain redaksinya: "Dalam setiap rakaat
shalatmu."

Dan Beliau juga mengatakan:

ْ ُ ْ
❳ ‫ف ك ِّل ارك اعة ِق ار ااءة‬
‫❲ ِي‬

"Setiap rakaat itu ada qiraahnya"

Yang dimaksud dengan qiraah ini: Al-Fatihah. Yang


dimaksud dengan qiraah, maksudnya adalah Al-Fatihah.
Di setiap rakaat kita diperintahkan untuk membaca Al-
Fatihah. Ini hadits umum ya.

21
Ustadz, bagaimana dengan makmum, apakah setiap
rakaatnya membaca Al-Fatihah?

Maka ada dalil yang mengkhususkan masalah itu, yaitu


firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

‫ا ا ُ ا ْ ُ ْ ا ُ ا ْ ا ُ ۟ َ ُ ا َ ُ ۟ َ ا َّ ُ ْ ُ ْ ا ُ ا‬
{ ‫نصتوا لعلكم ترحمون‬ ِ ‫} و ِإذا ق ِرئ ٱلقرءان فٱست ِمعوا لهۥ وأ‬

"Apabila Al-Qur’an dibaca maka dengarkanlah dan


diam"

Apabila Al-Qur’an dibaca maka dengarkanlah dan diam.

‫َ ا َّ ُ ْ ُ ْ ا ُ ا‬
{ ‫} لعلكم ترحمون‬

"Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan


rahmat-Nya kepada kalian" (QS. Al-A'raf: 204)

22
Jadi kalau misalnya kita menjadi makmum dan imam
membaca Al-Fatihah untuk kita, membaca surat untuk
kita, dengarkan. Karena Allah mengatakan demikian.
"Apabila Al-Qur’an dibaca untuk kalian, maka dengarkan
۟ ُ َ‫ا‬
dan diam" {‫نصتوا‬
ِ ‫} وأ‬, diam.

Dan ini pendapat yang lebih kuat. Memang ada yang


mengatakan,

‫ا ا ا ا ا ْ َ ْ اْ اْ ا ا ْ ا‬
‫اب‬
ِ ‫َّل صَلة ِلمن لم يقرأ ِبف ِاتح ِة ال ِكت‬

"Tidak ada/tidak sah shalat orang yang tidak membaca


Al-Fatihah dalam shalatnya."

Tapi ini hadits umum. Ini umum. Ayatnya lebih khusus,


dan itu pendapatnya Imam Syafi'i rahimahullahu Ta’ala
dalam mazhab beliau yang qadim (lama, -ed) dan di
sebagian kitab beliau dalam mazhab beliau yang jadid
(baru, -ed).

23
Jadi Imam Syafi'i rahimahullahu Ta’ala, beliau
mengarang kitab ketika di Irak. Beliau juga mengarang
kitab ketika di Mesir. Kitab beliau yang di Irak, beliau
berpendapat bahwa makmum itu mendengarkan
imamnya ketika imamnya mengeraskan bacaan. Semua
kitab beliau yang dikarang di Irak berpendapat
demikian.

Kemudian beliau berpindah ke Mesir. Itulah mazhab


yang baru, beliau mulai ketika hidupnya di Mesir. Ketika
di Mesir beliau mengarang beberapa kitab. Di sebagian
kitab yang beliau tulis di Mesir beliau mengatakan,
"Sebagaimana pendapat yang dulu."

Tapi di sebagian kitab yang lainnya yang beliau tulis di


Mesir, beliau mengatakan, "Diwajibkan untuk membaca
Al-Fatihah walaupun dia menjadi makmum dan
imamnya mengeraskan bacaannya."

24
Dan saya melihat pendapat beliau (pendapat Imam
Syafi'i) dalam mazhab beliau yang qadim dan di
sebagian kitab yang beliau karang ketika di Mesir, itu
lebih kuat, Wallahu Ta’ala A'lam. Dan beliau
menyandarkan pendapat ini dengan firman Allah tadi,

‫ا ا ُ ا ْ ُ ْ ا ُ ا ْ ا ُ ۟ َ ُ ا َ ُ ۟ َ ا َّ ُ ْ ُ ْ ا ُ ا‬
{ ‫نصتوا لعلكم ترحمون‬ ِ ‫} و ِإذا ق ِرئ ٱلقرءان فٱست ِمعوا لهۥ وأ‬

"Apabila Al-Qur’an dibaca untuk kalian maka dengarkan


dan diamlah, mudah-mudahan kalian dirahmati oleh
Allah Subhanahu wa Ta’ala."

Di antara yang melemahkan pendapat yang mewajibkan


Al-Fatihah di setiap rakaat walaupun dia sebagai
makmum dan imam mengeraskan bacaannya, adalah
tidak adanya penjelasan, tidak adanya penjelasan kapan
makmum membaca Al-Fatihah ketika imam
mengeraskan bacaannya. Tidak ada penjelasan tentang
itu.

25
Kalau makmum membaca Al-Fatihah setelah imam
membaca Al-Fatihah, ada bacaan Al-Qur’an lagi di sana.
Sehingga tidak ada bedanya antara Al-Fatihah dengan
Al-Qur’an yang lainnya. Dari sisi ini harus didengarkan.
Kenapa dibeda-bedakan.

Ada yang mengatakan, kalau membacanya di potongan-


potongan Fatihahnya imam,

‫ا‬ َ ‫ا ِّ ْ ا‬ ُ ْ ‫ْ ا‬
{ ‫ّٰلل رب العال ِمي‬
ِ ِ ‫} الحمد‬

{ ‫يم‬ ‫ح‬ َّ ‫ٱلر ْح ام ٰ ن‬


‫ٱلر‬ َّ }
ِ ِ ِ

Ketika berhenti itu, kita membaca:

‫ا‬ َ ‫ا ِّ ْ ا‬ ُ ْ ‫ْ ا‬
{ ‫ّٰلل رب العال ِمي‬
ِ ِ ‫} الحمد‬

{ ‫يم‬ ‫ح‬ َّ ‫ٱلر ْح ام ٰ ن‬


‫ٱلر‬ َّ }
ِ ِ ِ

Berhenti lagi, kita membaca:

26
{ ‫يم‬ ‫ح‬ َّ ‫ٱلر ْح ام ٰ ن‬
‫ٱلر‬ َّ }
ِ ِ ِ

di sela-sela potongannya imam.

Kita katakan, iya kalau imamnya tartil membacanya.


Kalau membacanya cepat, bagaimana? Bagaimana
kalau dia tidak memotong-motong ayat. Kapan
bacanya?

Ini termasuk di antara alasan yang melemahkan


pendapat tersebut.

Kemudian kalau kita membaca Al-Fatihah di belakang


imam juga, dan imam mengeraskan bacaannya, kita
tidak khusyuk ketika membaca Al-Fatihah itu. Kita baca,
kita ingin selesai cepat-cepat. Kita tidak bisa konsentrasi
karena ada suara.

27
Makanya yang lebih kuat adalah pendapat ini. Pendapat
ini dipilih oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
rahimahullahu Ta’ala, dipilih oleh Syaikh Albani
rahimahullahu Ta’ala dan Imam Syafi'i rahimahullahu
Ta’ala.

▫️

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini.


Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi
oleh Allah Jalla wa 'Alaa.

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang


akan datang.

ُ ُ َ ‫ا َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا ُ ه ا ا ا‬
‫اّٰلل وبركاته‬
ِ ‫والسَلم عليكم ورحمة‬

28
29
30
31
PERTEMUAN 128
Rabu, 09 Sya'ban 1444 H / 01 Maret 2023 M
Audio ke-128: Pembahasan tentang Tasyahud Awwal

══════════════════

ُ ُ َ ‫َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا ُ ه ا ا ا‬
‫اّٰلل وبركاته‬
ِ ‫السَلم عليكم ورحمة‬.

ْ ‫ا ا‬ ْ ‫ا ا‬ َ‫ه ا ا‬ ْ ُ ‫ا‬ َ ‫ا َّ ا ُ ا َّ ا ُ ا‬ ُ ْ ‫ْ ا‬
‫ وعَل ِآل ِه وصح ِب ِه ومن‬،‫اّٰلل‬
ِ ‫ّٰلل والصَلة والسَلم عَل رسو ِل‬ِ ِ ‫الحمد‬
ُ ‫ا ا ُ ا‬
‫ت ِبع هداه‬.

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai


karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam
Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh
Allah Subhanahu wa Ta'ala.

32
Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan
bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat
bagus kitab yang ditulis oleh Asy Syekh Muhammad
Nashiruddin Al-Albani rahimahullahu Ta'ala. Kitab
tersebut adalah kitab Sifat Shalat Nabi atau
sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Minattakbiri Ilattaslim Ka-
annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi Shallallahu 'alaihi
wasallam mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-
akan Anda Melihatnya).

▫️

ُ َّ ‫َّ ا ُّ ُ ْ ا‬
[ ‫] التشهد اْلول‬

- Tasyahud yang Pertama -

ُ ُّ ‫ْ ا ُ َّ ا‬
« ‫» ِجلسة التشهد‬

Bentuk Duduk Tasyahud yang Pertama/

33
Duduk atau Tata Cara Duduk Tasyahud

‫ا‬ َّ ‫ا‬ ْ َّ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ا ْ ُ َّ ا ُّ ا ْ ا ْ ا‬ ‫ُ َّ َ ا‬


، ‫ثم كان ﷺ يج ِلس ِللتشه ِد بعد الفر ِاغ ِمن الركع ِة الث ِاني ِة‬

"Kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam


dahulu duduk untuk tasyahudnya setelah selesai dari
rakaat kedua."
Maksudnya di rakaat keduanya Beliau duduk tasyahud.

‫َ ا َ ا‬
ُ‫ان اي ْجلس‬ ‫ا َ ا ُ ْ ّا‬ ْ ُّ َ ْ ‫َّ ا ا ْ ا ا‬ ‫ا ا َ ا‬
ِ ‫ كما ك‬، ❳ ‫ي كالصب ِح ❲ جلس مف ِبشا‬ ِ ‫ف ِإذا كان ِت الصَل ِة ركعت‬
َ َّ ‫ا ُّ ا‬ َّ ‫َّ ا ُّ ْ ا‬ ُ ‫ او َك ٰذ ل اك ❲ اي ْجل‬،‫الس ْج اد ات ْي‬
َّ ‫ي‬‫اب ْ ا‬
‫س ِ يف التشه ِد اْلو ِل ❳ ِمن الثَل ِثي ِة أ ِو‬ ِ ِ ِ
‫ُّ ا‬
‫الرب ِاع َّي ِة‬.

"Apabila shalat tersebut dua rakaat seperti shalat Subuh


maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam duduk
tasyahudnya dengan cara iftirasy. Duduk iftirasy ini
seperti duduk di antara dua sujud. Beliau juga duduk

34
iftirasy ketika tasyahud awal di shalat-shalat yang
rakaatnya tiga dan empat."
Seperti Maghrib dan Isya, kemudian Dzuhur, kemudian
Ashar.

Di shalat-shalat yang tiga dan empat jumlah rakaatnya


maka duduk tasyahud awalnya dengan cara iftirasy. Ini
diperselisihkan oleh para ulama juga. Ketika shalat
Subuh kita duduknya iftirasy atau tawarruk, ini
diperselisihkan oleh para ulama. Dan setiap mazhab
punya pendapat sendiri dalam masalah ini. Jadi, empat
mazhab semuanya berbeda. Semua mazhab yang empat
(yang saya maksud semua ini hanya empat saja).

Jadi mazhab Hanafiah: mazhab Hanafi mengatakan


bahwa duduk yang ada di semua shalat itu iftirasy. Tidak
ada duduk tawarruk. Duduk tawarruk tidak disyariatkan.
Ini mazhabnya Hanafi. Antum mau tasyahudnya satu
atau dua, rakaatnya dua atau empat, atau tiga,
semuanya iftirasy.

35
Pendapatnya Malikiyyah kebalikan. Duduk tasyahud
semuanya tawarruk. Tasyahud pertama, tasyahud
kedua, rakaatnya berjumlah dua, atau tiga atau empat,
semuanya tawarruk. Kebalikan dari mazhab Hanafi.

Mazhab Syafi'i berusaha untuk mengkompromikan dua


mazhab ini. Sebenarnya bukan mengkompromikan dua
mazhab, (tapi, -ed) mengkompromikan dalil-dalil yang
dipakai oleh dua mazhab itu.

Imam Syafi'i rahimahullahu Ta'ala mengatakan, setiap


duduk yang ada salamnya maka duduknya tawarruk.
Semua duduk yang ada salamnya maka duduknya
tawarruk. Kebalikannya, setiap duduk yang tidak ada
salamnya maka iftirasy. Karena di dalam sebuah hadits
dikatakan, ketika Beliau duduk yang di situ ada
salamnya, Beliau duduk tawarruk. Makanya beliau
mengatakan, setiap duduk yang ada salamnya berarti
duduknya tawarruk. Selain duduk itu, duduknya iftirasy
semua. Ini pendapatnya Syafi'iyyah.

36
Pendapatnya Hanabilah, mereka berusaha
mengkompromikan dalil-dalil yang ada tapi hasilnya
berbeda. Mereka mengatakan, semua duduk di dalam
shalat itu iftirasy kecuali duduk di tasyahud kedua.
Semua duduk di dalam shalat itu iftirasy kecuali duduk
di tasyahud yang kedua. Ini mazhabnya Hanabilah. Jadi
misalnya shalat Maghrib, shalat Isya, shalat Dzuhur,
shalat Ashar, ini di tasyahud keduanya duduk tawarruk.
Tasyahud yang pertamanya, duduknya iftirasy. Adapun
shalat Subuh, shalat sunah, yang dua rakaat dua rakaat
itu, maka mereka mengatakan duduknya iftirasy.

Semua mazhab ini berbeda.


• Mazhab Hanafi, semua duduk tasyahud dalam shalat
itu iftirasy.
• Mazhab Maliki mengatakan, semua duduk tasyahud
dalam shalat itu tawarruk.
• Mazhab Syafi'i, mereka mengatakan semua tasyahud
yang ada salamnya tawarruk.

37
• Kemudian Mazhab Hambali, semua tasyahud itu
iftirasy, kecuali tasyahud kedua.
Dan inilah pendapat-pendapat dari empat mazhab.

Dan dalam masalah yang seperti ini kita harus saling


menghormati. Kita harus saling menghormati pendapat
masing-masing. Kita pilih pendapat yang menurut kita
lebih kuat dalilnya dan hormati pendapat lain. Jangan
dijadikan sebagai sebab perpecahan, sebab
permusuhan, sebab saling memboikot, meng-hajr,
tidak.

Para ulama, dari dulu, dari dulu mereka berbeda


pendapat. Para imam, yang berbeda pendapat ini para
imam, dan tidak ada permusuhan di antara mereka.
Mereka saling menghormati, saling menjaga kemuliaan
masing-masing, karena mereka para ulama.

Kita juga demikian. Kita contoh adab mereka dalam


berbeda pendapat, karena setiap pendapat yang

38
mereka kemukakan, mereka sudah berusaha, berijtihad
untuk mengikuti dalil. Hanya saja karena pemahaman
yang berbeda-beda; tingkat pengetahuan dari sisi hadits
berbeda; tingkat perbedaan sumber hukum juga ada
perbedaannya; sumber-sumber hukumnya ada
perbedaannya; sehingga celah untuk khilaf, celah untuk
berbeda pendapat itu sangat lebar dan mereka saling
memahami.

Tidak mungkin di antara mereka memaksakan


pendapatnya agar dipilih oleh orang lain, karena setiap
orang itu diwajibkan untuk mengikuti dalil yang
menurut dia lebih kuat. Dan dalil yang menurut
seseorang lebih kuat itu bisa berbeda antara satu orang
dengan orang yang lainnya. Tidak bisa kita memaksakan
pendapat kita kepada orang lain.

Ketika saya mengatakan ini yang rajih, bukan berarti ana


memaksa antum. Ana menyampaikan apa yang
menurut saya kuat. Antum silakan melihat. Silakan

39
melihat, dan kalau misalnya antum cocok dengan
pendapat ana, silakan dilakukan, tidak ada masalah.
Kalau tidak cocok ya silakan berbeda pendapat, tidak
ada masalah sama sekali. Yang penting jangan ikuti
hawa nafsu. Jangan ikuti hawa nafsu. "Saya senang yang
seperti ini", jangan seperti itu dalam memilih pendapat.
Kita tidak dibebaskan untuk berpendapat, tapi kita
diwajibkan untuk mengikuti dalil.

Makanya ketika kita memilih sebuah pendapat, kita


memilihnya berdasarkan dalil, bukan berdasarkan
kesenangan kita. Sebagian orang mengatakan para
ulama berbeda pendapat, silakan memilih. Ini
maksudnya bukan silakan memilih sesuai dengan hawa
nafsu. Maksudnya: silakan memilih berdasarkan dalil
yang menurut kita lebih kuat. Itu maksudnya.

Thayyib.
Saya lebih menguatkan pendapatnya Hanabilah di sini.
Saya pernah berpendapat dengan pendapatnya

40
Syafi'iyyah dalam waktu yang sangat lama, tapi akhirnya
saya beralih ke pendapatnya Hanabillah. Wallahu Ta'ala
A'lam.

Ustadz, kenapa mereka berbeda pendapat seperti ini?


Karena tidak ada dalil khusus.

Dalilnya Imam Syafi'i rahimahullahu Ta'ala yang


mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wasallam di duduk tasyahud yang ada salamnya, maka
Beliau tawarruk, ini kelihatannya sangat kuat.

Dan saya dulu berpegangan teguh dengan dalil ini


sangat lama. Ketika diteliti, ternyata hadits tersebut
menjelaskan tentang shalat empat rakaat. Sekarang
yang dibahas adalah shalat dua rakaat.

Kalau shalat Subuh shalatnya dua rakaat. Sehingga


hadits tersebut kurang kuat untuk dibawa ke shalat yang
dua rakaat. Padahal di dalam hadits lain disebutkan,

41
bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam di setiap
dua rakaatnya Beliau duduk dengan duduk iftirasy.

Seperti ini ya ada celah untuk berbeda pendapat,


memang.
Yang satu mengatakan, di setiap dua rakaat Rasulullah
duduk dengan cara iftirasy; yang satu mengatakan,
ketika Beliau duduk tasyahud yang ada salamnya, Beliau
duduknya tawarruk.

Makanya ketika diterapkan di shalat Subuh, dua hadits


ini terlihat bertentangan. Sehingga pendapat yang kuat
itu, dua pendapat terakhir itu; antara pendapat mazhab
Syafi'i dengan mazhab Hambali. Ini pendapat, dua-
duanya sama-sama kuat, namun saya lebih condong
sekarang ke pendapatnya Hanabilah.
Wallahu Ta'ala A'lam.

▫️

42
Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini.
Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi
oleh Allah Jalla wa 'Alaa.

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang


akan datang.

ُ ُ َ ‫ا َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا ُ ه ا ا ا‬
‫اّٰلل وبركاته‬
ِ ‫والسَلم عليكم ورحمة‬

43
44
45
46
‫‪PERTEMUAN 129‬‬

‫‪Kamis, 10 Sya'ban 1444 H / 02 Maret 2023 M‬‬

‫‪Audio ke-129: Pembahasan tentang Tasyahud Awwal‬‬


‫‪Bag 02‬‬

‫══════════════════‬

‫َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا ُ ه ا ا ا َ ُ ُ‬
‫اّٰلل وبركاته‬
‫‪.‬السَلم عليكم ورحمة ِ‬

‫ا ا ْ‬ ‫ا ا ْ‬ ‫ه ا اَ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ا‬ ‫ا َّ ا ُ ا َّ ا ُ ا َ‬ ‫ْ ا ْ ُ‬


‫اّٰلل‪ ،‬وعَل ِآل ِه وصح ِب ِه ومن‬
‫ّٰلل والصَلة والسَلم عَل رسو ِل ِ‬‫الحمد ِ ِ‬
‫ا ا ُ ا ُ‬
‫‪.‬ت ِبع هداه‬

‫‪47‬‬
Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai
karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam
Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh
Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan


bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat
bagus kitab yang ditulis oleh Asy Syekh Muhammad
Nashiruddin Al-Albani rahimahullahu Ta'ala. Kitab
tersebut adalah kitab Sifat Shalat Nabi atau
sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Minattakbiri Ilattaslim Ka-
annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi Shallallahu 'alaihi
wasallam mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-
akan Anda Melihatnya).

▫️

Jamaah sekalian rahimani wa rahimakumullah,


Syaikh Al-Albani rahimahullahu Ta'ala mengatakan,

48
‫َّ ا‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ا ا ا َ ْ ا‬ ُ َ ‫ُْ ْ ا ا ا ا ُ اا ا‬ ‫ا‬ ‫ا‬ َ‫ا‬
،‫ ❲ ف ِإذا جلست ِ يف وس ِط الصَل ِة‬: ‫سء صَلته ❳ فقال له‬
ْ
‫وأمر ِب ِه ❲ الم ِ ي‬
ْ ‫ا‬ ْ ‫ا‬
❳ ‫فاطم ِي‬

"Dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam


memerintahkan hal tersebut kepada orang yang tidak
benar shalatnya, dan Beliau mengatakan kepadanya:
'Apabila engkau duduk di tengah-tengah shalatmu, [
ْ ‫ا‬
ْ‫اط امي‬
ِ ‫ ] ف‬maka tumakninahlah'."

ْ َّ ‫ُ َّ ا ا‬ ‫ا‬ ْ ُ ْ ‫ا ْ ّا ْ ا ا ا‬
❳ ‫ ثم تشهد‬،‫❲ واف ِبش ف ِخذك اليشى‬

"Dan hamparkan (bentangkan) paha kirimu kemudian


bertasyahudlah."

ُ ْ ‫ا ا ا َُ ْ ُ ا ْ ا ا ا ا ُ ا‬
‫ض هللا عنه‬
‫ وقال أبو هريرة ر ِ ي‬:

Dan sahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu


mengatakan:

49
‫َ ا‬ ْ ‫ا‬ ْ ‫ا‬ ‫ا‬ َْ ْ ‫ا ْ ْ ا َ ْ ا‬ ْ ‫ااا ْ ا‬
‫ ❲ كان‬: ‫ و ِ يف ح ِديث آخر‬، ❳ ‫ان خ ِلي ِ يَل ﷺ عن ِإقعاء ك ِإقع ِاء الكل ِب‬
ْ ْ
‫❲ ونه ِ ي‬
‫َّ ْ ا‬ ‫ا‬ ْ ُ ْ ‫اْ ا ا‬
❳ ‫ان‬
ِ ‫ينه عن عقب ِة الشيط‬

"Kholilku (kekasihku, orang yang sangat aku cintai yaitu


Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam) telah
melarangku duduk dengan cara iq'a, seperti cara iq'a-
nya anjing. Dan Beliau melarang duduk seperti cara
duduk nongkrongnya syaitan."

Kita sudah membahas tentang iq'a yang disunahkan,


yaitu yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wasallam (kadang-kadang di duduk di antara dua
sujudnya).

Ini ada iq'a yang dilarang. "Ada iq'a yang dilarang". Iq'a
yang dilarang ini ada dua penafsiran. Penafsiran yang
pertama yang lebih kuat yang disebutkan oleh Syaikh

50
Albani rahimahullaahu Ta'ala dalam catatan kaki. Di
catatan kakinya beliau mengatakan,

ْ ‫ا ا َ ُ ْ ُ ا ْ ا ا ا ا ْ ُ ُ ُ ا َ ْ ُ ْ ا َّ ُ ُ ْ ا ا ْ ْ ا‬
ِ ‫ هو أن يل ِزق الرجل ِإليتي ِه ِباْلر‬: ‫قال أبو عبيدة وغبه‬
‫ض‬

"Yaitu dengan seseorang menyentuhkan pantatnya ke


tanah,"

ْ ‫ااْ ا ا ا‬
،‫وين ِصب ساقي ِه‬

"menjadikan dua betisnya dalam keadaan berdiri,"

ْ ‫اا ا ا اا ْ ْا‬
‫ض‬
ِ ‫ ويضع يدي ِه ِباْلر‬.

"dan meletakkan kedua tangannya ke tanah."

Ini penafsiran yang pertama. Iq'a ini dilarang di dalam


shalat. Di sini disebutkan iq'a-nya adalah dengan cara
menjadikan betis ini berdiri, kemudian meletakkan
pantat di tanah dan meletakkan kedua tangan di tanah.

51
Ini iq'a-nya anjing. Katanya anjing kalau duduk atau
jongkok seperti ini. Kakinya kelihatan diberdirikan
seperti ini, kemudian pantatnya di tanah dan tangannya
di tanah juga.

Ini kalau dilarang di dalam shalat, ini juga dilarang di luar


shalat. Kalau ini dilarang di dalam shalat, maka ini juga
dilarang di luar shalat, karena ini seperti bentuk atau
posisi hewan dan kita diperintahkan untuk tidak
melakukan yang demikian. Ini iq'a yang pertama.
Penafsiran ini penafsiran yang paling kuat, disebutkan
oleh banyak ulama bahasa.

Ada penafsiran yang kedua tentang iq'a yaitu dengan


cara meletakkan (ini agak sulit untuk orang yang gemuk
ya, untuk orang yang kurus mudah) jadi meletakkan
pantat kita ke tanah dengan keadaan dua kaki berada di
sampingnya. Ini iq'a, ini juga dilarang. Ini penjelasan
yang kedua tentang maksud dari iq'a yang dilarang. Ini
susah untuk orang yang gemuk.

52
Tapi penafsiran yang pertama, penafsiran lebih kuat.
Tapi dua-duanya kita berusaha untuk meninggalkannya.

▫️

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini.


Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi
oleh Allah Jalla wa 'Alaa.

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang


akan datang.

ُ ُ َ ‫ا َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا ُ ه ا ا ا‬
‫اّٰلل وبركاته‬
ِ ‫والسَلم عليكم ورحمة‬

53
54
‫‪PERTEMUAN 130‬‬

‫‪Jum’at, 11 Sya'ban 1444 H / 03 Maret 2023 M‬‬

‫‪Audio ke-130: Pembahasan tentang Tasyahud Awwal‬‬


‫‪Bag 03‬‬

‫══════════════════‬

‫َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا ُ ه ا ا ا َ ُ ُ‬
‫اّٰلل وبركاته‬
‫‪.‬السَلم عليكم ورحمة ِ‬

‫ا ا ْ‬ ‫ا ا ْ‬ ‫ه ا اَ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ا‬ ‫ا َّ ا ُ ا َّ ا ُ ا َ‬ ‫ْ ا ْ ُ‬


‫اّٰلل‪ ،‬وعَل ِآل ِه وصح ِب ِه ومن‬
‫ّٰلل والصَلة والسَلم عَل رسو ِل ِ‬‫الحمد ِ ِ‬
‫ا ا ُ ا ُ‬
‫‪.‬ت ِبع هداه‬

‫‪55‬‬
Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai
karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam
Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh
Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan


bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat
bagus kitab yang ditulis oleh Asy Syekh Muhammad
Nashiruddin Al-Albani rahimahullahu Ta'ala. Kitab
tersebut adalah kitab Sifat Shalat Nabi atau
sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Minattakbiri Ilattaslim Ka-
annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi Shallallahu 'alaihi
wasallam mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-
akan Anda Melihatnya).

▫️

Jamaah sekalian rahimani wa rahimakumullah,

56
Pembahasan kita masih mengenai Rukun Tasyahud. Dan
kita sudah sampai pada "Bentuk Duduk Tasyahud".

Kemarin kita sudah sampai pada duduk iq'a yang


dilarang di dalam shalat, karena Rasulullah Shallallahu
'alaihi wasallam menyebutnya sebagai duduknya
syaitan.

Kemudian Syaikh Albani rahimahullahu Ta'ala


menjelaskan tentang bagaimana detailnya atau sifat-
sifat lain dari duduknya Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wasallam dalam tasyahud.

Beliau mengatakan,

‫ُْ ْ ا‬ ‫َّ ا ُّ ا ا ا َ َّ ُ ْ ُ ْ ا ا َ ا‬ ‫ا َ ا ا ا ا ا‬
، ❳ ‫ وضع كفه اليمن عَل ف ِخ ِذ ِه اليمن‬،‫و ❲ كان ِإذا قعد ِ يف التشه ِد‬

‫اَ ُْا ُْْ ا‬


(dalam riwayat lain: ‫) عَل ركب ِت ِه اليمن‬

57
"Dan dahulu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam
apabila Beliau duduk untuk tasyahud, Beliau
meletakkan telapak tangan kanannya di atas paha
kanannya (di dalam riwayat lain: di atas lutut
kanannya)"

‫ا‬ ْ ُْ ‫ا ا ا ا َ َّ ُ ْ ُ ْ ا ا َ ا‬
❳ ‫ووضع كفه اليشى عَل ف ِخ ِذ ِه اليشى‬

‫ا‬ ْ ُْ ‫اَ ُ ْا‬


(dalam riwayat lain: ‫) عَل ركب ِت ِه اليشى‬

‫ا ا ا اَْا‬
] ‫اصطها عليها‬ِ ‫❲ [ ب‬.

"dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam meletakkan


telapak tangan kirinya di atas paha kirinya (dalam
riwayat lain: di atas lutut kirinya) 'dengan/dalam
keadaan terbuka'."

Di dalam potongan kata ini, kita bisa memahami bahwa


Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dahulu ketika

58
duduk tasyahud meletakkan telapak tangannya di atas
paha atau di atas lutut.

Ada dua riwayat dalam masalah ini dan dua-duanya


sahih. Sehingga tidak masalah apabila kita kadang-
kadang meletakkannya di atas paha, atau kita
meletakkannya di atas lutut. Ini memang ada dua
riwayatnya sehingga kita boleh melakukan yang ini,
boleh melakukan yang itu.

‫ُْ ْ ا‬ ‫ْ اْ ا ا َ ا‬ ‫ا ا ُ ا َّ ْ ا‬ ‫َ ا‬
❳ ‫ او ❲ كان ﷺ يضع حد ِمرف ِق ِه اْليم ِن عَل ف ِخ ِذ ِه اليمن‬.

"Dan dahulu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam


meletakkan sikunya di atas paha kanannya."

Maksudnya sikunya tidak dijauhkan dari sisi tubuh.


Kalau kita sujud, kita menjauhkan siku kita dari sisi
tubuh sebisa mungkin. Ketika di samping kita ada orang
ya sebisa mungkin, tapi kalau tidak ada orang maka lebih
lebar lagi.

59
Dalam duduk tasyahud tidak demikian. Benar-benar siku
ini dan pergelangan benar-benar di atas paha, tidak kita
jauhkan dari sisi-sisi tubuh kita.

‫ا‬ ‫َّ ا ا ا‬ ‫ا‬ ْ ُ ْ ‫ا‬ َ‫ا‬ ‫ُ ْا‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ُ ‫ا‬ ً ُ ‫ا ا ا ا‬


( : ‫و ❲ نه رجَل وهو ج ِالس معت ِمد عَل ي ِد ِه اليشى ِ يف الصَل ِة فقال‬
ْ ُ ‫َّ ا ا ا ُ ْ ا‬
، ❳ ) ‫ِإنها صَلة اليهو ِد‬

"Dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam telah


melarang seseorang ketika dia duduk di dalam shalatnya
dalam keadaan dia bertumpu kepada tangan kirinya
(bertumpu dengan tangan kirinya) dan Beliau
mengatakan: 'Sesungguhnya itu adalah shalatnya orang
Yahudi',"

Sesungguhnya itu adalah shalatnya orang Yahudi.

‫ا ا ْ ْ ٰ َا‬ َْ ْ ‫ا‬
، ❳ ‫ ❲ َّل تج ِلس هكذا‬: ‫و ِ يف لفظ‬

"di dalam riwayat lain redaksinya: 'Jangan sampai duduk


seperti ini',"
60
‫ْ ا ُ َّ ْ ا ُ ا َّ ُ ْ ا‬ ٰ ‫َّ ا‬
❳ ‫ ❲ ِإنما ه ِذ ِه ِجلسة ال ِذين يعذبون‬،

"karena itu adalah bentuk duduknya orang yang diazab"

‫ا‬ ْ ‫ا‬
‫ او ِ يف ح ِديث آخ ُر‬:

dalam redaksi yang lain:

ْ ْ َ‫ا‬ ْ ُ ْ ‫ا ْ ا ُ ْ ا‬
❳ ‫ه ِقعدة المغضو ِب علي ِهم‬ ‫❲ ِ ي‬.

"itu adalah bentuk duduknya orang yang dimurkai."

Ada yang mengatakan orang yang dimurkai di sini


adalah orang Yahudi. Ini sesuai dengan riwayat yang
tadi,

ْ ُ ‫َّ ا ا ا ُ ْ ا‬
( ‫) ِإنها صَلة اليهو ِد‬

"Itu adalah shalatnya orang Yahudi."

61
Ada yang mengatakan, yang dimaksud dengan [
ْ‫ ] ْال ام ْغ ُض ْوب اع َل ْيهم‬di dalam hadits ini (orang yang dimurkai)
ِ ِ
adalah semua orang kafir. Semua orang kafir dimurkai
oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Dua penafsiran dari para ulama, dua-duanya


menunjukkan bahwa duduk yang seperti itu dimurkai
oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Bagaimana dengan duduk yang disebutkan oleh Syaikh


Albani bahwa itu adalah duduk yang dimurkai oleh Allah
Subhanahu wa Ta'ala?

Duduk yang dimurkai di sini: jadi bertumpu dengan


tangan kiri. Ini duduknya orang yang dimurkai;
duduknya orang yang diazab oleh Allah Subhanahu wa
Ta'ala. Seperti ini: pakai tangan kiri. Dan duduk seperti
ini juga dilarang di luar shalat sebagaimana dilarang di
dalam shalat.

62
Jadi semua yang dilarang di dalam shalat, itu biasanya
juga dilarang di luar shalat. Apalagi 'illah-nya atau sebab
larangan tersebut bermakna umum. Ini duduknya orang
yang diazab oleh Allah, berarti maknanya umum, baik di
dalam shalat maupun di luar shalat. Ini duduknya orang
Yahudi; ini duduknya orang yang dimurkai. Ini 'illah-'illah
atau alasan-alasan yang umum baik di dalam shalat
maupun di luar shalat, sehingga duduk seperti ini
dilarang.

Ada yang mengatakan larangan ini makruh; ada yang


mengatakan larangan ini haram. Tapi yang lebih kuat
adalah pendapat yang mengatakan bahwa larangan ini
adalah larangan yang mengharamkan.

Kenapa ini lebih kuat?


Karena alasannya adalah:
- Ini duduknya orang yang diazab oleh Allah; dan kita
dilarang untuk menyerupai mereka.

63
- Ini duduknya orang Yahudi; dan kita dilarang
menyerupai mereka.

ْ ُ ْ ‫ا ْ ا ا َّ ا ا ْ ا ُ ا‬
[ ‫] من تشبه ِبقوم فهو ِمنهم‬

ُ ‫ا ا‬
- Ini duduknya orang yang dimurkai oleh Allah. - ‫صَلة‬
ُ ْ ُ‫ْا‬
‫ اليهود‬- itu shalatnya orang Yahudi.
Maka ini alasan-alasan yang mengharamkan, bukan
alasan-alasan yang memakruhkan.

Kalau tangan kanan, tidak masuk dalam larangan.


Karena disebutkan di situ tafsirannya adalah bertumpu
dengan tangan kiri. Kata Syaikh Utsaimin rahimahullah
demikian. Kalau tangannya tangan kanan, berarti tidak
masuk dalam larangan ini.

Atau dua tangan. Ini juga kata Syaikh Utsaimin


rahimallahu Ta'ala tidak masuk dalam larangan, karena
sudah berbeda dengan yang dimaksud dalam hadits.

64
Yang ada dalam hadits adalah tangan kiri saja. Ini
penjelasan dari Syaikh Utsaimin rahimahullahu Ta'ala.
Wallahu Ta'ala A'lam.

▫️

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini.


Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi
oleh Allah Jalla wa 'Alaa.

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang


akan datang.

ُ ُ َ ‫ا َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا ُ ه ا ا ا‬
‫اّٰلل وبركاته‬
ِ ‫والسَلم عليكم ورحمة‬

65
66
67
KANTOR PUSAT GiS, HTJ FOUNDATION &
GBS (SUNNAH STORE, SAYAROH)
Jl. Curug Raya No. 12. RT. 01 / RW. 02.
Pondok Kelapa. Duren Sawit.
Jakarta Timur 13450

Official Account Grup Islam Sunnah


WebsiteGIS: https://grupislamsunnah.com/
Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
YouTube: bit.ly/grupislamsunnah
68

Anda mungkin juga menyukai