Anda di halaman 1dari 63

MATERI

PERTEMUAN
16-20

AUDIO
KE 16-20
Kitab Shifatu Sholatin
Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi
Wa Sallam Minattakbiri
ilattaslim ka-annaka
Taroha (Sifat Shalat Nabi
mulai dari Takbir sampai
Salamnya seakan-akan
Anda Melihatnya) karya
Asy Syekh Al-Albani -
Rahimahullah.

GRUP ISLAM SUNNAH | GiS

PEMATERI KANTOR PUSAT GiS, HTJ FOUNDATION &

Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny M.A GBS (SUNNAH STORE, SAYAROH)


Jl. Curug Raya No.12. RT.01 / RW.02.
Hafidzahullahu Ta’ala
Pondok Kelapa. Duren Sawit.
Jakarta Timur 13450
1
KATA PENGANTAR
╭────────── • ༄༂ • ──────────╮
Ahlan wa Sahlan wa Marhaban
Di
Gʀuᴘ ιsʟᴀм Suɴɴᴀн
╰────────── • ༄༂ • ──────────╯

Pembina:
👤 Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah M.A. ‫حفظه هللا تعال‬

َّ ‫الر ْح َمن‬ ‫ه‬ ْ


‫الر ِح ْيم‬ ِ
َّ ‫اّلل‬
ِ ‫ـم‬
ِ ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫بس‬

ُ ُ َ َ َ َ ‫َ َّ َ ُ َ َ ْ ُ ْ َ َ ْ َ ُ ه‬
‫اّلل وبركاته‬ِ ‫السالم عليكم ورحمة‬

Segala puji bagi Allāh 'Azza wa Jalla, shalawat dan salam


semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasūlullāh ‫ﷺ‬.

2
Di Grup WhatsApp GiS ini in syaa Allāh kita akan
mendapatkan materi berupa:
● Audio
● Teks
● Poster Dakwah
yang akan disampaikan oleh para Asatidzah Ahlusunnah
wal Jama'ah pembina dan pembimbing Grup Islam
Sunnah | GiS di antaranya:

◢ Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A.


◢ Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny, M.A.
◢ Ustadz Abdullah Taslim, M.A.
◢ Ustadz Azhar Khalid bin Seff, M.A.
◢ Ustadz Ahmad Zaenuddin, Lc.
◢ Ustadz Yudi Kurnia, Lc.
◢ Ustadz Zainuddin Khuzairi, Lc.
◢ Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc.
◢ dan Asatidzah lainnya.

3
Materi yang disampaikan meliputi pembahasan tentang
Aqidah, Manhaj, Fiqih Ibadah, Adab, Akhlaq, Muamalah
dan hal lain yang wajib diketahui dan diyakini oleh
seorang Muslim.

Disampaikan secara ringkas, terstruktur dan in syaa Allāh


mudah dipahami oleh semua kalangan.

Sistem grup materi ini dibuat satu arah, di mana hanya


admin yang dapat memposting materi. In syaa Allāh
materi akan dibagikan setiap hari Senin - Jumat dalam
rentang waktu pukul 06.00 - 12.00 WIB dengan
pembahasan kitab yang telah dipilih oleh para Asatidzah
Grup Islam Sunnah | GiS.

Materi yang dibagikan di grup ini kami arsip pula pada


link berikut:
🌐 https://grupislamsunnah.com/

4
Sehingga memudahkan para Sobat GiS untuk
memuraja'ah materi yang telah disampaikan tanpa
khawatir memori HP menjadi penuh.
Semoga dengan kemudahan yang diberikan ini dapat
membuat semangat kita dalam menuntut ilmu semakin
bertambah dan kita dapat amalkan sebaik-baiknya.

Saat ini, anggota yang telah bergabung belajar bersama


dengan GiS Angkatan 1 dan Angkatan 2 lebih dari tujuh
puluh ribu (70.000) Sobat GiS Ikhwan & Akhwat yang
tersebar di dalam dan luar negeri. in syaa Allāh nantinya
akan terus bertambah dengan dibukanya pendaftaran
baru setiap periodenya biidznillah.

Selamat menyimak dan semoga bermanfaat In syaa


Allāhu Ta’āla.

‫خيا وبارك هللا فيكم‬


‫جزاكم هللا ر‬.

5
༺Grüp ïsläm Sünnäh༻

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════

📣 Official Account Grup Islam Sunnah

🌏 WebsiteGIS: https://grupislamsunnah.com/
📱 Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
📷 Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
🌐 WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
📧 Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
🎥 YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................. 7

PERTEMUAN 16
Pembahasan Berdiri Dalam Shalat Wajib dan
Shalat Sunnah ............................................................ 9

PERTEMUAN 17
Pembahasan Melaksanakan Shalat Dalam
Keadaan Berdiri Dan Berjalan Ketika
Suasana Mencekam ................................................. 19

7
PERTEMUAN 18
Pembahasan Melaksanakan Shalat Wajib
Dengan Duduk Disebabkan Sakit ............................ 31

PERTEMUAN 19
Pembahasan Imam Shalat Yang Sakit
Sehingga Tidak Bisa Berdiri ...................................... 43

PERTEMUAN 20
Pembahasan Melaksanakan Shalat Sunnah
Dengan Duduk Disebabkan Sakit ............................ 51

8
‫‪PERTEMUAN 16‬‬
‫‪Senin, 30 Shafar 1444 H / 26 September 2022 M‬‬

‫‪Audio ke-16: Pembahasan Berdiri dalam Shalat Wajib‬‬


‫‪dan Shalat Sunnah‬‬

‫══════════════‬

‫َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا ُ ٰ ا ا ا َ ُ ُ‬
‫اّلل وبركاته‬‫السَلم عليكم ورحمة ه‬

‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫اَ‬ ‫ٰ‬


‫اّلل ‪ ،‬اوعَل هآل هه او اصح هب هه او امن‬ ‫ل‬‫و‬‫الس اَل ُم اع ََل ار ُس ْ‬ ‫ْال اح ْم ُد ّلل ‪ ،‬او َّ‬
‫الص اَل ُة او َّ‬
‫ه ه‬ ‫ه ه‬
‫ا ا ُ ا ُ‬
‫ت هبع هداه‬

‫‪9‬‬
Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai
karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam
Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah
Subhanahu wa Ta'ala.

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan


bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus
yang ditulis oleh Asy Syekh Al-Albani rahimahullah, yakni
kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya
Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam
Minattakbiri Ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat
Nabi mulai dari Takbir sampai Salamnya seakan-akan
Anda Melihatnya).

▫️

Baiklah, kita lanjutkan kajian kita.

Syaikh Albani rahimahullah mengatakan,

10
[ ‫الق اي ُام‬
‫ ] ه‬- Al-Qiyamu -

"Berdiri"
Dan berdiri ini merupakan rukun di dalam shalat. Apabila
seseorang mampu untuk berdiri kemudian dia tidak
melakukannya, maka shalatnya batal; apabila shalat
tersebut adalah shalat wajib. Adapun di dalam shalat
sunnah maka dibolehkan duduk walaupun mampu untuk
berdiri. Sehingga berdiri di sini menjadi rukun shalat
dalam shalat wajib saja. Adapun dalam shalat sunnah
maka ini bukan termasuk rukun shalat. Kenapa
demikian?

Dalilnya adalah karena Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa


Sallam dahulu tidak pernah shalat wajib dalam keadaan
duduk selama Beliau mampu untuk berdiri. Dan Allah
Subhanahu wa Ta’ala juga memerintahkan orang yang
shalat untuk shalat dalam keadaan berdiri. Dan perintah
pada asalnya menunjukkan suatu kewajiban.

11
Sehingga apabila ditinggalkan maka orang yang
meninggalkannya (berarti) melakukan sesuatu yang
tidak sesuai dengan tuntunan, sehingga shalatnya
menjadi batal.

Makanya Syaikh Albani rahimahullah di sini mengatakan:

ُّ ‫ا َّ ا‬ ْ ‫ْا‬ ً ‫ا ُ ْا ا‬ ‫اَ ا‬
‫ض والتطو ِع ؛‬ ِ ‫ر‬ ‫ف‬‫ال‬ ‫ف‬ ‫ا‬‫م‬
‫ه هي‬ ‫ائ‬‫ق‬ ‫ا‬‫ه‬‫ي‬ ‫ف‬
‫ه‬ ‫ف‬ ‫ق‬
‫ه‬ ‫ي‬ ‫ﷺ‬ ‫ان‬‫وك‬

"Dahulu Beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam berdiri di


dalam shalat, baik dalam shalat fardhu maupun dalam
shalat sunnah"

‫ا‬ ٰ ‫ا‬ ۟ ُ ُ ‫ا‬ َ ‫ْ ا ً ا ْ اا‬


} ‫ّلل قـ هن هتی‬ :
‫ هإئ هتمارا هبقو هل هه تعاَل { وقوموا ه ه‬.

"sebagai bentuk pelaksanaan perintah Allah Subhanahu


wa Ta’ala: 'Berdirilah kalian untuk Allah di dalam shalat
dengan khusyuk'."

12
Terjemahannya: "Dan laksanakanlah shalat" karena
memang menukil penerjemahan dari Al-Qur’an.

Tapi ada makna yang tidak disebutkan di dalam


۟ ُ ُ ‫ا‬
terjemahan tersebut karena arti ‫ وقوموا‬/wa quumu/
artinya adalah "berdirilah". Walaupun maknanya juga
"laksanakanlah" tapi ada makna "berdiri" yang tidak
disebutkan dalam terjemahan tersebut.

Kalau tidak disebutkan kata "berdiri" maka tidak bisa


dijadikan sebagai dalil wajibnya berdiri. Padahal di sini
Syaikh Albani rahimahullah menginginkan makna berdiri
sehingga harusnya diterjemahkan:

‫ا‬ ٰ ‫ا‬ ۟ ُ ُ ‫ا‬


) 238 : ‫ّلل قـ هن هتی } ( سورة البقرة‬
‫{ وقوموا ه ه‬

"Laksanakanlah shalat dengan cara berdiri dan dengan


khusyuk."
(QS. Al Baqarah: 238)

13
Di sini Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kaum
muslimin ketika shalat, mereka melakukannya dengan
cara berdiri. Dan perintah menunjukkan kewajiban.
Sehingga kalau ada orang mampu berdiri tapi dia duduk,
maka shalatnya tidak sah (di dalam shalat wajib).

Dan ini di sebagian tempat ada yang melakukannya. Jadi,


dia kalau berdiri agak berat, tapi masih mampu berdiri;
sehingga dia shalat membukanya dengan cara berdiri,
kemudian setelah itu duduk; kemudian rukuk seperti
rukuknya orang duduk; kemudian sujud juga demikian.
Ini kalau dia masih mampu berdiri tapi melakukan
seperti ini, shalatnya tidak sah.

Kenapa demikian? Karena berdiri menjadi rukun shalat,


wajib selama orang mampu. Dia berjalan dari belakang
menuju ke shaf, kemudian meletakkan kursi di
belakangnya. Ini menunjukkan bahwa dia mampu untuk
berdiri. Sehingga tidak boleh dia takbir kemudian setelah

14
itu duduk. Kalau itu dalam shalat wajib, tidak boleh.
Kecuali kalau dia berdiri dalam waktu yang lama, benar-
benar tidak mampu untuk berdiri, maka ketika itu dia
boleh duduk.

Tapi banyak yang bermudah-mudahan dalam hal ini. Dan


kita sering melihat hal ini di Masjidil Haram dan di Masjid
Nabawi. Saya sering melihat orang-orang yang demikian.
Di sana disediakan kursi-kursi untuk orang-orang yang
tidak mampu berdiri sehingga banyak orang yang
bermudah-mudahan. Melihat orang lain duduk di atas
kursi ketika shalat fardhu, dia ikut-ikutan. Padahal hal ini
menjadikan shalatnya tidak sah.
Selama orang mampu untuk berdiri, maka dia wajib
berdiri di dalam shalat wajib.

ُ َ َّ َ ‫ا َ ا ُ ا ِ ْ اَ ا‬ ‫َّ ا‬ َّ َ‫ا‬
‫احل هت هه الن هافلة‬
‫ وأما ه يف السف ِر ؛ فكان يص يَل عَل ر ه‬.

15
“Sedangkan di dalam keadaan safar, Beliau Shallallahu
'Alaihi wa Sallam shalat sunnah di atas tunggangan
Beliau."

Ini menunjukkan bahwa shalat sunnah tidak diwajibkan


untuk berdiri walaupun orang bisa melakukannya dalam
keadaan berdiri.

▫️

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini


semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi
oleh Allah Jalla wa 'Ala.

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang


akan datang.

ُ ُ َ‫ااا‬ ُ ‫ا َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا‬
‫هللا وبركاته‬
‫و السالم عليكم ورحمة ه‬

16
17
18
PERTEMUAN 17
Selasa, 01 Rabi'ul Awwal 1444 H / 27 September 2022 M

Audio ke-17: Pembahasan Melaksanakan Shalat dalam


Keadaan Berdiri dan Berjalan ketika Suasana
Mencekam

══════════════

ُ ُ َ ‫َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا ُ ٰ ا ا ا‬
‫اّلل وبركاته‬‫السَلم عليكم ورحمة ه‬

ْ ‫ا ا‬ َ‫ا ا‬ ٰ ْ ُ ‫ا‬ َ ‫ا َّ ا ُ ا َّ ا ُ ا‬ ُ ْ ‫ْ ا‬
‫ وعَل هآل هه وصح هب هه‬، ‫اّلل‬
‫ والصَلة والسَلم عَل رسو هل ه‬، ‫ّلل‬
‫الحمد ه ه‬
ُ ‫ا ا ْ ا ا ُ ا‬
‫ومن ت هبع هداه‬

19
Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai
karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam
Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh
Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan


bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat
bagus yang ditulis oleh Asy Syekh Al-Albani
rahimahullah, yakni kitab Sifat Shalat Nabi atau
sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Minattakbiri Ilattaslim Ka-
annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi mulai dari Takbir
sampai Salamnya seakan-akan Anda Melihatnya).

▫️

Baiklah, kita lanjutkan kajian kita.

Syaikh Albani Rahimahullah mengatakan,

20
َّ ُ َّ ‫ا ا‬
‫وسن هِلم هت هه‬

"Beliau juga mensyariatkan (menganjurkan) bagi umat


Beliau"

‫ا‬ َّ ‫ْ َ ْ ُ ْ ا ً َ ا ا ا‬ ‫َّ ْ ا َ َ ْ ا‬ ْ ‫َ ْ ُ ا ُّ ْ ْ ْ ا‬
، ‫ أو ركبانا كما تقدم‬، ‫أن يصلوا ه يف الخو هف الش هدي هد عَل أقد هام ههم‬

"agar umatnya shalat ketika keadaan mencekam


dengan cara berjalan kaki atau berkendaraan"

Apabila seseorang di dalam keadaan perang, dan di


dalam keadaan perang tersebut menjadikan dia tidak
mampu untuk shalat dalam keadaan berdiri/diam di
suatu tempat, dia harus sambil berjalan atau harus naik
kendaraan, maka dia tidak mengapa shalat dalam
keadaan demikian walaupun shalatnya shalat fardhu.

21
Karena apa? Karena keadaan yang sangat mencekam
sehingga Allah Subhanahu wa Ta’ala menggugurkan
kewajiban berdiri (dalam keadaan diam) untuk shalat
wajibnya.

Karena,

ُ ْ ْ َّ ُ ْ ‫ْ ا ا َّ ُ ا‬
[ ‫] المشقة تج هلب التي هسي‬

Kaidah fiqih mengatakan:


"Sesuatu yang berat bisa mendatangkan kemudahan."

‫ر‬ ً ۡ ُ ۡ ُ ۡ ‫ا َّ ا ا‬
)5 : ‫س يسا } ( سورة السح‬ ِ ‫{ ف هإن مع ٱلع‬

"Sesungguhnya pada setiap kesulitan akan ada


kemudahan yang menyertainya."
(QS. Al-Insyirah: 5)

22
Ketika shalat dalam keadaan berdiri sulit dilakukan
karena keadaan yang sangat mencekam, maka orang
boleh shalat wajib dalam keadaan berkendaraan atau
dalam keadaan berjalan. Sebagaimana ditegaskan oleh
Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam QS. Al-Baqarah ayat
238-239:

‫ا‬ ٰ ‫ا‬ ْ ُ ُ ‫ا َّ َ ٰ ۡ ُ ۡ ا ٰ ا‬ ‫ٱلص َل ا‬ ْ ُ ٰ ‫ا‬


َّ ‫وا اع ََل‬
{ ‫ّلل قـ هن هتی‬
‫ه ه‬ ‫وا‬ ‫وم‬‫ق‬‫و‬ ‫ط‬ ‫س‬ ‫و‬ ‫ٱل‬ ‫ة‬
‫ه‬ ‫و‬‫ل‬ ‫ٱلص‬‫و‬ ‫ت‬‫ه‬ ٰ
‫و‬ ‫ } حـ هفظ‬.

"Peliharalah semua shalat dan shalat wustha"

Maksud shalat Wustha di sini adalah shalat Ashar.

"Peliharalah semua shalat wajib dan shalat Ashar."

Kenapa shalat Ashar disebutkan padahal sudah masuk


dalam semua shalat (semua shalat yang wajib)? Karena
shalat Ashar kedudukannya sangat tinggi. Shalat Ashar
lebih mulia daripada shalat-shalat yang lainnya

23
walaupun semuanya mulia di sisi Allah Subhanahu wa
Ta’ala.

Kenapa demikian? Karena berat shalat Ashar ini.


Menjaga shalat Ashar di waktunya itu berat, karena
biasanya orang sibuk dengan pekerjaannya. Makanya
menjaganya dengan sempurna itu susah. Ketika susah,
Allah Subhanahu wa Ta’ala memuliakannya. Semakin
susah suatu pekerjaan, maka semakin besar pahalanya.

Di antara sebabnya juga karena waktu Ashar ini adalah


waktu yang lebih mulia daripada waktu yang lainnya.
Semua agama memuliakan waktu Ashar. Makanya
orang-orang dahulu kalau disuruh untuk bersumpah di
waktu Ashar, mereka sangat takut karena mereka
sangat memuliakan waktu Ashar.

24
Makanya doa yang mustajab di hari Jum'at itu (adalah)
doa yang dipanjatkan antara Ashar sampai Maghrib
karena memang waktu Ashar ini waktu yang sangat
dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Shalat Ashar juga mendapatkan kemuliaan ini karena


dilakukan di waktu yang sangat dimuliakan oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala.

"Dan laksanakanlah shalat karena Allah dengan berdiri,


khusyu."

ً ‫ا ۡ ُۡ ۡ ا ا ا َۡ ُ ۡا‬
{ ‫} ف هإن هخفتم ف ِرجاًل أو ركبانا‬

"Jika kalian takut ada bahaya, shalatlah sambil berjalan


kaki atau berkendaraan."

25
‫ا ا ٓ َ ُ ۡ ا ۡ ُ ُ ْ ا َ ا ا َّ ا ُ َّ َ ۡ ا ُ ُ ْ ا ۡ َ ُ ا‬
‫{ ف هإذا أ همنتم فٱذكروا ٱلل كما علمكم ما لم تكونوا تعلمون } ( سورة‬

) ٢٣٩ : ‫البقرة‬

“Kemudian apabila telah aman maka ingatlah Allah,


shalatlah sebagaimana Dia mengajarkan kepada kalian
apa yang tidak kalian ketahui.”
(QS. Al-Baqarah: 239)

Di sini Allah Subhanahu wa Ta’ala:


• Pertama, memerintahkan kaum muslimin untuk shalat
dalam keadaan berdiri. Dan yang dimaksud di sini
adalah shalat wajib. Shalat wajib diwajibkan berdiri.
• Kemudian, apabila keadaan mencekam, dibolehkan
untuk shalat dalam keadaan berjalan atau
berkendaraan.

26
• Apabila aman kembali, maka shalat dengan cara yang
semula, yaitu dengan berdiri lagi. Dan ini semuanya
perintah dan perintah menunjukkan kewajiban.

▫️

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini


semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi
oleh Allah Jalla wa 'Ala.

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang


akan datang.

ُ ُ َ‫ااا‬ ُ ‫ا َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا‬
‫هللا وبركاته‬
‫و السالم عليكم ورحمة ه‬

27
28
29
30
‫‪PERTEMUAN 18‬‬

‫‪Rabu, 02 Rabi'ul Awwal 1444 H / 28 September 2022 M‬‬

‫‪Audio ke-18: Pembahasan Melaksanakan Shalat Wajib‬‬


‫‪dengan Duduk Disebabkan Sakit‬‬

‫══════════════‬

‫َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا ُ ٰ ا ا ا َ ُ ُ‬
‫اّلل وبركاته‬‫السَلم عليكم ورحمة ه‬

‫ا ا ْ‬ ‫ا اَ‬ ‫ٰ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ا‬ ‫ا َّ ا ُ ا َّ ا ُ ا َ‬ ‫ْ ا ْ ُ‬


‫اّلل ‪ ،‬وعَل هآل هه وصح هب هه‬
‫ّلل ‪ ،‬والصَلة والسَلم عَل رسو هل ه‬
‫الحمد ه ه‬
‫ا ا ْ ا ا ُ ا ُ‬
‫ومن ت هبع هداه‬

‫‪31‬‬
Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai
karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam
Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh
Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan


bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat
bagus yang ditulis oleh Asy Syekh Al-Albani
rahimahullah, yakni kitab Sifat Shalat Nabi atau
sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Minattakbiri Ilattaslim Ka-
annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi mulai dari Takbir
sampai Salamnya seakan-akan Anda Melihatnya).

▫️

Baiklah, kita lanjutkan kajian kita.

32
Syaikh Albani rahimahullah mengatakan:

‫ا‬
❳ ‫ض ام ْو هت هه ج هال ًسا‬ ‫ر‬ ْ ‫ او ❲ اص ََّل ﷺ‬.
‫ف ام ا‬
ِ ‫هي‬

Ini keadaan lain. Apabila seseorang tidak mampu untuk


berdiri karena sakit, maka dibolehkan bagi dia untuk
shalat wajib dalam keadaan duduk sebagaimana
dituntunkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi
wa Sallam.

"Dan Beliau dahulu Shallallahu 'Alaihi wa Sallam shalat


saat Beliau sakit yang menyebabkan wafatnya sambil
duduk."

Beliau sakit di akhir hayat Beliau, yang dengan sakit


tersebut Beliau wafat. Beliau shalatnya dalam keadaan
duduk.

33
Pernah suatu ketika Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam tidak mampu untuk shalat di masjid. Akhirnya
sahabat Abu Bakar radhiyallahu 'anhu maju ke depan
untuk menjadi imam kaum muslimin. Kemudian
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam merasa sehat, di
tengah-tengah sahabat Abu Bakar menjadi menjadi
imam. Akhirnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam
ingin shalat bersama kaum muslimin. Rasulullah dibawa
oleh dua orang -kiri kanan- untuk shalat di depan. Ketika
itu sahabat Abu Bakar ingin ke belakang karena
Rasulullah datang. Ini dalam keadaan shalat semua.

Di tengah-tengah shalat, Rasulullah datang. Sahabat


Abu Bakar ingin mundur, tetapi diperintahkan oleh Nabi
Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam untuk tetap di
depan. Kemudian Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam duduk di belakang sahabat Abu Bakar. Sehingga
Rasullullah di sini, Beliau shalat di belakang Abu Bakar,
kaum muslimin shalat di belakang Rasulullah Shallallahu

34
'Alaihi wa Sallam, dan Beliau shalatnya dalam keadaan
duduk.

Ini menunjukkan bolehnya orang yang tidak mampu


untuk berdiri karena sakit, dibolehkan bagi dia untuk
shalat wajib dalam keadaan duduk, karena Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dahulu pernah melakukan
demikian.

ٰ ‫ا ا َّ ا َ ٰ ا ا َّ ا ُ ْ ا ا ْ ا‬
‫وصَلها كذ هلك مرة أخرى قبل ه هذ هه‬

"Beliau juga pernah melakukan hal yang serupa pada


kesempatan yang lain sebelum itu, ketika Beliau
mengeluh sakit."

ْ ُ ْ َ ْ ْ َ ‫ْ ا َ ا ا َّ َّ ُ ا ا ا ُ ا ً ا َ ا ا‬ ‫حْ ا‬
، ‫ وصَل الناس وراءه هقياما ؛ فأشار هإلي ههم أ هن اج هلسوا‬، ‫ی ❲ اشتك‬ ‫ه‬

ْ ُ َ ‫ا ا‬
❳، ‫فجلسوا‬

35
"Pada kesempatan yang lain sebelum itu, Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pernah mengeluh sakit
sehingga Beliau shalat dalam keadaan duduk.
Sementara orang-orang, kaum muslimin para sahabat
Beliau, shalat di belakang Beliau sambil berdiri. Lantas
Beliau mengisyaratkan kepada mereka agar duduk.
Maka mereka pun akhirnya shalat dalam keadaan
duduk."

Jadi para sahabat kadang belum tahu hukum, belum


tahu cara shalat bersama orang yang duduk ketika jadi
imam. Jadi Beliau shalat dalam keadaan duduk karena
sakit. Para sahabat shalat dalam keadaan berdiri. Di
tengah-tengah shalat itu Rasulullah mengisyaratkan
kepada mereka untuk duduk; memberikan isyarat untuk
duduk. Akhirnya mereka di dalam shalat tersebut
mengubah keadaan mereka menjadi duduk semua.

36
‫ا‬ ‫ا َّ ا ْ ا ا ا ا‬
❳ ‫ فلما انصف قال‬: ❲

Maka setelah shalat Beliau menyabdakan:

ْ ُّ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ْ ْ ُْ ً َاْ اُْ ا ْ ا ا‬


( ‫) هإن هكدتم هآنفا لتفعلون هفعل ف ِارس والرو هم ؛‬

"Tadi kalian hampir saja melakukan perbuatan seperti


orang-orang Persia dan Romawi."

ْ ُ‫اا اْ اُْ اُ ْ ُ ْ ا اَ ُُْ ْ ا ُ ْ ُ ُ ْ ٌ اا اْ ا‬


) ، ‫ فَل تفعلوا‬، ‫فَل تفعلوا ( يقومون عَل ملو هك ههم وهم قعود‬

"Mereka (orang-orang Persia dan Romawi) kebiasaan


mereka adalah berdiri untuk menghormati raja-raja
mereka, sedangkan para raja itu tetap duduk."

Ini bentuk penghormatan orang-orang Persia dan


orang-orang Romawi. Mereka berdiri di depan raja-raja
mereka. Makanya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam tidak senang apabila Beliau datang, kemudian

37
para sahabatnya berdiri semuanya. Ini tidak disenangi
oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam,
karena ini menyerupai kebiasaan kaum Persia dan kaum
Romawi.

Kalau misalnya berdirinya untuk menyalami tamu maka


tidak mengapa, karena tidak etis kalau tamu menyalami
orang yang duduk semuanya. Tapi orang yang ingin
menyalami tamu, dia yang menuju ke tamu tersebut;
berdirinya kalau untuk menyalami tamu, ini tidak
mengapa. Tapi berdirinya kalau untuk menghormati
saja, maka ini dimakruhkan. Ini makruh, tidak disenangi,
karena itu menyerupai tindakan kaum Persia dan kaum
Romawi dalam menghomati raja-raja mereka.

Dan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dahulu juga


membenci hal tersebut.

38
ْ ُ‫اا اْ ا‬
( ‫) فَل تفعلوا‬

"Janganlah kalian lakukan hal tersebut."

َّ ‫َّ ا ُ ا ْ ا ُ ُ ْ ا‬
( ‫اْلمام هليؤتم هب هه ؛‬‫ه)إنما ج هعل ه‬

"Sesungguhnya imam ditunjuk sebagai imam hanyalah


untuk diikuti;"

ْ ُ َْ ‫ا ا اَ ا ا‬
( ، ‫)ف هإذا ركع فاركعوا‬

"apabila imam rukuk maka rukuklah,"

ْ ُ ‫ا ا ا ا ا ا ْ ا‬
( ، ‫)و هإذا رفع فارفعوا‬

"dan jika dia mengangkat kepalanya maka angkatlah


kepala kalian,"

39
‫ا ا ا َّ ا ً ا ا ُّ ْ ُ ُ ْ ً َ ْ ا ُ ْ ا‬
( ] ‫ ) و هإذا صَل ج هالسا فصلوا جلوسا [ أجمعون‬.

"apabila imam shalat dalam keadaan duduk, maka


shalatlah kalian dalam keadaan duduk 'semuanya'."

Ini menunjukkan bahwa apabila imam tidak mampu


untuk berdiri, maka imam shalat dalam keadan duduk
dan makmumnya juga shalat dalam keadaan duduk.

Ustadz, makmumnya masih bisa berdiri semuanya.

Kita katakan, walaupun demikian, sebagaimana yang


dilakukan oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam, sebagaimana diperintahkan oleh Beliau; ketika
itu para sahabatnya diperintahkan untuk shalat dalam
keadaan duduk, sehingga itu yang kita lakukan
sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.

40
▫️

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini


semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi
oleh Allah Jalla wa 'Ala.

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang


akan datang.

ُ ُ َ‫ااا‬ ُ ‫ا َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا‬
‫هللا وبركاته‬
‫و السالم عليكم ورحمة ه‬

41
42
‫‪PERTEMUAN 19‬‬

‫‪Kamis, 03 Rabi'ul Awwal 1444 H / 29 September 2022 M‬‬

‫‪Audio ke-19: Pembahasan Imam Shalat yang Sakit‬‬


‫‪Sehingga Tidak Bisa Berdiri‬‬

‫══════════════‬

‫َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا ُ ٰ ا ا ا َ ُ ُ‬
‫اّلل وبركاته‬‫السَلم عليكم ورحمة ه‬

‫ا ا ْ‬ ‫ا اَ‬ ‫ٰ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ا‬ ‫ا َّ ا ُ ا َّ ا ُ ا َ‬ ‫ْ ا ْ ُ‬


‫اّلل ‪ ،‬وعَل هآل هه وصح هب هه‬
‫ّلل ‪ ،‬والصَلة والسَلم عَل رسو هل ه‬
‫الحمد ه ه‬
‫ا ا ْ ا ا ُ ا ُ‬
‫ومن ت هبع هداه‬

‫‪43‬‬
Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai
karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam
Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh
Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan


bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat
bagus yang ditulis oleh Asy Syekh Al-Albani
rahimahullah, yakni kitab Sifat Shalat Nabi atau
sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Minattakbiri Ilattaslim Ka-
annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi mulai dari Takbir
sampai Salamnya seakan-akan Anda Melihatnya).

▫️

Baiklah, kita lanjutkan kajian kita.

44
Kalau ada yang bertanya,
"Ustadz, kalau ada orang yang tidak mampu berdiri dan
dia memang biasanya menjadi imam, (lalu) ada orang
lain yang mampu berdiri dan dia bisa jadi imam, mana
yang lebih afdal?"

Yang lebih afdal adalah orang yang bisa berdiri untuk


menjadi imam. Makanya, kalau ada imam yang sakit -
misalnya, sehingga sakitnya menjadikan dia tidak bisa
mengimami shalat dalam keadaan berdiri, maka
sebaiknya meminta orang lain untuk menggantikannya.
Kenapa demikian? Karena para ulama khilaf.

Ada perbedaan pendapat di kalangan para ulama:


Apabila imam shalat dalam keadaan duduk, apakah
makmumnya shalat dalam keadaan duduk ataukah
berdiri? Ada khilaf.
Ada yang mengatakan tetap berdiri.
Ada yang mengatakan tetap duduk.

45
Yang mengatakan tetap duduk, berdalil dengan hadits
yang tadi; di awal Islam, kalau tidak salah, ini
kejadiannya ketika Perang Uhud. Setelah Perang Uhud
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, karena terluka,
Beliau tidak mampu untuk shalat berdiri. Akhirnya
Beliau memerintahkan makmumnya dari para sahabat
Beliau untuk shalat dalam keadaan duduk.

Imam Syafi’i rahimahullah berpendapat bahwa


walaupun imam dalam keadaan duduk, makmumnya
tetap diperintahkan untuk berdiri.

Dalil Imam Syafi’i rahimahullah adalah kejadian di akhir


hayat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Kejadian
yang tadi saya ceritakan, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
wa Sallam datang dalam keadaan kaum muslimin sudah
mulai shalat wajib bersama sahabat Abu Bakar.
Kemudian Rasulullah masuk menjadi imam, tapi di
samping Beliau ada sahabat Abu Bakar. Dan ketika itu

46
kaum muslimin tetap shalat dalam keadaan berdiri,
padahal mereka shalat di belakangnya Rasulullah yang
shalat dalam keadaan duduk. Sehingga Imam Syafi’i
mengatakan ini yang paling akhir dan ini menggantikan
perintah untuk shalat dalam keadaan duduk ketika
imamnya duduk.

Ada khilaf di antara ulama dalam masalah ini, sehingga


sebaiknya untuk keluar dari khilaf ini. Apabila imam
tidak mampu untuk berdiri, maka memerintahkan orang
lain yang masih mampu untuk berdiri untuk menjadi
imam selama bacaannya bagus.

Kenapa demikian? Agar makmum tidak berbeda


pendapat. Kalau nanti makmum menjadi berbeda, maka
shalatnya akan menjadi tidak enak dilihat. Ada yang
berdiri, ada yang duduk. Maka untuk menghindari
keadaan seperti ini, sebaiknya imam yang demikian
memerintahkan orang lain untuk menggantikannya.

47
Kalau misalnya sakitnya masih dimungkinkan untuk
sembuh, maka ketika sembuh dia mengimami lagi. Kalau
tidak dimungkinkan untuk sembuh dan dia harus shalat
dalam keadaan duduk terus, maka diganti dengan yang
lain sehingga dia harus mengundurkan diri menjadi
imam.

Inilah rahmat Islam.

Islam adalah agama yang penuh dengan rahmat. Ada


keringanan-keringanan yang diberikan oleh Islam.
Keringanan-keringanan tersebut diberikan oleh Islam
karena memang kebutuhan yang sangat mendesak bagi
sebagian orang karena sakitnya dia atau memang
karena keadaan dia seperti itu.

Ada orang yang lumpuh. Dari dilahirkan dia lumpuh.


Tidak mampu, bahkan untuk berbaring saja tidak
mampu. Untuk tidur miring saja tidak mampu. Maka

48
kewajiban dia, dengan melakukan shalat dalam keadaan
tidur secara terlentang. Ini kewajiban dia. Dia tidak
mampu lagi melakukan yang lain, dan Islam
memberikan keringanan tersebut.

▫️

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini


semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi
oleh Allah Jalla wa 'Ala.

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang


akan datang.

ُ ُ َ‫ااا‬ ُ ‫ا َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا‬
‫هللا وبركاته‬
‫و السالم عليكم ورحمة ه‬

49
50
PERTEMUAN 20

Jum’at, 04 Rabi'ul Awwal 1444 H / 30 September 2022


M

Audio ke-20: Pembahasan Melaksanakan Shalat


Sunnah dengan Keadaan Duduk Disebabkan Sakit

══════════════

ُ ُ َ ‫َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا ُ ٰ ا ا ا‬
‫اّلل وبركاته‬‫السَلم عليكم ورحمة ه‬

ْ ‫ا ا‬ َ‫ا ا‬ ٰ ْ ُ ‫ا‬ َ ‫ا َّ ا ُ ا َّ ا ُ ا‬ ُ ْ ‫ْ ا‬
‫ وعَل هآل هه وصح هب هه‬، ‫اّلل‬
‫ والصَلة والسَلم عَل رسو هل ه‬، ‫ّلل‬
‫الحمد ه ه‬
ُ ‫ا ا ْ ا ا ُ ا‬
‫ومن ت هبع هداه‬

51
Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai
karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam
Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh
Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan


bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat
bagus yang ditulis oleh Asy Syekh Al-Albani
rahimahullah, yakni kitab Sifat Shalat Nabi atau
sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Minattakbiri Ilattaslim Ka-
annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi mulai dari Takbir
sampai Salamnya seakan-akan Anda Melihatnya).

▫️

Baiklah, kita lanjutkan kajian kita.

Syaikh Albani rahimahullah mengatakan:

52
ٌ ‫َّ ُ ا ُ ا ا‬ ‫ا ْ ا ا‬ ُ ُ َْ ‫ ا‬: ً َْ ‫ا ا ا‬
❳ ‫وقال أيضا ❲ سألته ﷺ عن صَل هة الرج هل وهو ق هاعد ؟‬

Sahabat Imran ibn Hushain juga mengatakan: "Aku


pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
wa Sallam tentang shalatnya seseorang dalam keadaan
duduk"

‫ اف اقالا‬:

maka Beliau menjawab:

ُ ‫ا ْ ا َّ ا ً ا ُ ا َ ْ ا‬
( ، ‫)من صَل ق هائما فهو أفضل‬

"Barangsiapa yang shalat dalam keadaan berdiri maka


itu lebih afdal,"

‫ا ا ْ ا َّ ا ً ا َ ُ ْ ُ َ ْ ْ ا‬
( ، ‫)ومن صَل ق هاعدا فله هنصف أج ِر الق هائ هم‬

53
"barangsiapa yang shalat dalam keadaan duduk maka
baginya setengah pahala orang yang shalat dalam
keadaan berdiri,"

‫ُ ْ ا ً اَ ُ ْ ُ َ ْ ْا‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ْ ‫ا‬ ً ‫ا ا ْ ا َّ ا‬


( ‫ مضط هجعا) فله هنصف أج ِر الق هاع هد‬: ‫ ) ومن صَل ن هائما (و ه يف ِرواي ٍة‬.

"barangsiapa yang shalat dalam keadaan tidur/dalam


posisi tidur, (di dalam riwayat lain: dalam keadaan
berbaring/dalam posisi berbaring), maka dia
mendapatkan separuh pahala shalatnya orang yang
sambil duduk."

Jadi seperempat; kalau dia shalatnya sambil berbaring,


mendapatkan pahala seperempatnya orang yang shalat
dalam keadaan berdiri. Ini yang dimaksud adalah shalat
sunnah, shalat yang tidak wajib berdiri.

54
Makanya di sini ada pilihan-pilihan. Memang di dalam
shalat sunnah kita dibolehkan memilih tapi ada
konsekuensinya. Konsekuensinya, pahalanya lebih
sedikit.

ُ ْ ‫ْ ا‬ ُ ‫ا ْ ُا‬
، ‫والمراد هب هه الم ِريض‬

“Yang dimaksud di sini adalah orang yang sakit.”

ُ ْ ‫ا ا ا ا َا ُ ا ا ُ ا‬
‫ض هللا عنه‬
‫ فقد قال أنس ر ه ي‬:
‫ا‬ ‫اا‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ْ ً ْ ُ ُ ‫ا ُ ْ ُ ا ُّ ْ ا‬ ‫اَ ا‬ ُ ْ ُ ‫ا‬ ‫ا ا ا‬
❳ ‫ فقال‬،‫ض‬
: ٍ ‫اس وهم يصلون قعودا همن مر‬ ٍ ‫هللا ﷺ عَل ن‬
‫خرج رسول ه‬
‫ْ ا ا ْا‬ ْ َ‫ا‬ ‫َّ ا ا ا ْ ا‬
‫ ❲ ( هإن صَلة الق هاع هد عَل هنص ه‬.
) ‫ف همن صَل هة الق هائ ٍم‬

Bahwa "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pernah


keluar menemui sekelompok sahabatnya yang sedang
shalat sambil duduk karena sakit, dan Beliau

55
mengatakan bahwa: 'Pahala shalat orang yang duduk
adalah separuh pahala shalat orang yang berdiri'."

‫اَ ا ا ا‬ ‫ا ا‬ َ‫ا ْ ً ااُٰ ُ ا ِ ا‬ ‫ا ا‬


❳ ‫ فأخذها‬، ‫او ❲ عاد ﷺ م ِريضا فرأه يص يَل عَل ِوساد ٍة‬

"Dan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pernah


menjenguk orang yang sakit dan melihatnya shalat di
atas bantal"

‫اَ ا ا ا اا ا ا‬
❳ ، ‫❲فأخذها فرَم هبها‬

"maka Beliau mengambil bantal tersebut dan


membuangnya,"

‫ا‬ ‫ا ا‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫اَ ا ا ُ ْ ً ُ ا ِ اَْ اَ ا ا ُ ا‬


❳ ‫ وقال‬,‫ فأخذه فرَم هب هه‬،‫ فأخذ عودا هليص يَل علي هه‬: ❲

"lantas orang tersebut mengambil ‘uud untuk shalat di


atasnya"

56
Yang dimaksud dengan ‘uud adalah batang kayu.
Sahabat tersebut mengambil batang kayu untuk shalat
di atasnya.

"maka Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam


mengambilnya dan membuangnya, dan Beliau
mengatakan"

‫ْ ا ا ْ ا‬ ْ ‫ا ِّ ا َ ْ ا‬
( ‫ض هإ هن استطعت‬
ِ ‫) صل عَل اِلر‬

"Shalatlah di atas tanah jika kamu mampu"

‫ا‬ ‫ا‬ ْ ْ َ ‫ا َّ ا‬
( ، ‫)و هإًل فأو هم هإيماء‬

“jika tidak, maka berilah isyarat”

‫ا ْ ا ْ ُ ُ ْ ا ا َ ْ ا ا ْ ُُْ ا‬
( ‫ ) واجعل سجودك أخفض همن ركو هعك‬.

57
"dan jadikanlah gerakan sujudmu lebih rendah daripada
gerakan rukukmu."

Inilah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Shallallahu


'Alaihi wa Sallam ketika melihat ada sebagian
sahabatnya yang shalat dalam keadaan tidur. Ketika
shalat di atas bantal, Beliau ambil bantalnya. Kemudian
orang tersebut mengganti bantalnya dengan batang
kayu untuk duduk. Kemudian Beliau pun tidak mau
demikian dan memerintahkan sahabatnya untuk shalat
dengan apa adanya; shalat di atas tanah/di atas lantai,
apabila mampu.

Kalau tidak mampu, sudah, shalatlah dengan isyarat dan


menjadikan sujud lebih rendah daripada gerakan
rukuknya.

▫️

58
Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini
semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi
oleh Allah Jalla wa 'Ala.

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang


akan datang.

ُ ُ َ‫ااا‬ ُ ‫ا َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا‬
‫هللا وبركاته‬
‫و السالم عليكم ورحمة ه‬

59
60
61
KANTOR PUSAT GiS, HTJ FOUNDATION &
GBS (SUNNAH STORE, SAYAROH)
Jl. Curug Raya No. 12. RT. 01 / RW. 02.
Pondok Kelapa. Duren Sawit.
Jakarta Timur 13450

Official Account Grup Islam Sunnah


WebsiteGIS: https://grupislamsunnah.com/
Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
YouTube: bit.ly/grupislamsunnah
62

Anda mungkin juga menyukai